Print this page

Islamophobia di Barat (55)

Rate this item
(1 Vote)
Islamophobia di Barat (55)

 

Islamophobia dan sentimen anti-Islam di Barat menyentuh berbagai aspek kehidupan. Kelompok-kelompok anti-Islam memanfaatkan semua sarana untuk menampilkan gambaran bias, tidak rasional, dan ekstrem tentang Islam.

Salah satu instrumen penting mereka adalah menggunakan seni khususnya sinema, animasi, dan game komputer. Pop Culture Collaborative di Amerika Serikat dalam sebuah laporan tentang 100 tahun praktik Islamophobia di Hollywood menemukan bahwa film-film yang diproduksi Hollywood memuat konten orientalisme, anti-kulit hitam, rasisme, anti-Muslim, patriarki, dan imperialisme.

Seorang seniman dan cendekiawan Muslim, Dr. Maytha Alhassen menilai pencitraan negatif tentang Islam dan orang-orang Muslim ada hubungannya dengan kebijakan represif AS terhadap komunitas Muslim domestik dan negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Dia juga menyoroti kemajuan terbaru dalam reklamasi naratif komunitas Muslim Amerika di Hollywood dan yakin bahwa industri perfilman dapat membuat perubahan.

Peneliti Muslim ini menganggap salah satu cara untuk mengubah pendekatan bias dalam produk-produk Hollywood adalah mendukung para sutradara Muslim. Program dan proyek-proyek untuk mendukung para seniman dan penulis naskah Muslim dapat efektif dalam mengubah keadaan sekarang. Tentu saja, saran Dr. Alhassen kepada Hollywood sangat menjanjikan untuk mengubah pendekatan saat ini.

Menyudutkan ajaran Islam di Hollywood merupakan sebuah program dan aksi terencana. Para seniman anti-Islam di Hollywood tidak bergerak sendiri dalam memproduksi film-film anti-Islam dan Muslim.

Industri perfilman Amerika dan secara khusus korporasi-korporasi seperti, Walt Disney – yang punya catatan panjang dalam memusuhi Muslim dan dunia Islam – secara sengaja memperkenalkan kaum Muslim sebagai kaku, berwatak keras, terbelakang, haus perang, lemah, dan penindas perempuan.

Sangat sedikit warga Amerika dan Eropa yang memiliki penilaian yang objektif dan bebas fanatisme tentang komunitas Muslim. Persepsi mereka tentang Muslim biasanya bersumber dari penggambaran yang salah, yang disajikan oleh media-media arus utama di negara mereka.

Penggambaran bias ini sudah tentu sejalan dengan kepentingan internasional Amerika dan sekutunya. Industri perfilman Amerika memiliki catatan panjang dalam merusak citra Islam dan mereka memakai cara yang paling halus untuk menyerang Islam. Mereka memperkenalkan Muslim sebagai komunitas terbelakang dan berbahaya.

Gelombang Islamophobia meningkat tajam di Amerika sejak Donald Trump berkuasa.
Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Islam di London, Massoud Shadjareh mengatakan, "Faktanya situasi sedang bergerak ke arah yang lebih buruk. Kebijakan menyatukan dan memberikan identitas yang kuat kepada mayoritas dengan cara menargetkan minoritas merupakan sebuah pekerjaan yang sama persis seperti yang dilakukan Adolf Hitler dan Nazi. Kebijakan ini tentu kontraproduktif dan dampaknya tidak hanya terhadap minoritas yang menjadi target, tetapi juga bagi seluruh masyarakat."

Anggota Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), Ibrahim Hooper menuturkan, "Bahkan setelah 11 September kita tidak menyaksikan peningkatan gelombang Islamohobia dan sentimen anti-Islam di media-media massa dan masyarakat Barat seperti hari ini."

Di film-film Hollywood, orang-orang Muslim diperkenalkan sebagai sosok yang kejam, bengis, pendukung kekerasan, agresif, penyebar kebencian, fanatik, ekstrem, nasionalis, penindas perempuan, miskin, dan tidak punya harga diri. Di film-film itu, sama sekali tidak ditemukan nilai-nilai kemanusiaan atau rasa empati di tengah masyarakat Muslim.

Mantan pemimpin rezim Zionis, Shimon Peres dalam kunjungannya ke studio DreamWork Animation's Valley mengatakan, "Hubungan vital antara Hollywood dan dunia pendidikan tidak boleh diabaikan. Anak-anak lebih percaya pada aktor daripada politisi. Anda mungkin berpikir bahwa ini adalah pekerjaan Anda, tetapi anak-anak menganggap ini adalah tugas Anda. Anda menghadirkan mimpi, harapan, sebuah dunia yang asing, dan sebuah janji."

Oleh karena itu, para investor utama Hollywood terutama Zionis adalah pemilik korporasi besar animasi, mereka mengucurkan dana besar-besaran di dunia animasi.

Hollywood telah memproduksi ratusan film anti-Islam sehingga sentimen anti-Muslim tumbuh sejak dini di benak anak-anak Amerika. Di samping animasi, serangan besar-besaran juga sedang terjadi terhadap Islam.

Film Zero Dark Thirty yang bercerita tentang pelacakan dan penangkapan Pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden, mungkin dapat dianggap sebagai film Hollywood yang habis-habisan menyerang Islam. Orang Muslim dicitrakan sebagai penjahat dan teroris yang membawa misi menghancurkan AS dan menyembunyikan Bin Laden. Tentu saja tentara Amerika selalu menjadi pemenang di setiap film setelah melakukan cara-cara brutal.

Zero Dark Thirty membawa dua pesan penting: pertama, terorisme harus diselesaikan dengan cara kekerasan dan penyiksaan. Dan kedua, Barat mengarahkan opini publik dalam memandang Islam dan Arab sesuai dengan kepentingannya.

Dari film ini dapat dipahami sejauh mana kampanye Islamophobia telah meracuni pikiran masyarakat Amerika dan seberapa besar peran Hollywood di dalamnya. Dalam film Zero Dark Thirty, kebencian terhadap Muslim, penyiksaan, dan operasi militer terhadap lokasi persembunyian Bin Laden, bukan hanya sesuatu yang harus dilakukan, tetapi juga pantas mendapat penghargaan.

Islam adalah agama penyeru keadilan dan perdamaian. Gambaran Hollywood tentang kaum Muslim benar-benar bertentangan dengan realitas ajaran Islam. Di dunia Islam, pihak yang menyebarkan kekerasan dan ekstremisme adalah Al Saud yang berkuasa di Arab Saudi dan mereka memiliki kedekatan khusus dengan negara-negara Barat. Al Saud kerap mendapat pujian dari AS dan negara-negara Eropa.

Pembunuhan wartawan, Jamal Khashoggi merupakan satu contoh dari ratusan kasus tindakan anti-kemanusiaan yang dilakukan Al Saud. 1,5 miliar warga Muslim dunia sama sekali tidak ada hubungannya dengan Wahabi yang berkuasa di Arab Saudi.

Ilustrasi surat Rahbar untuk para pemuda Eropa dan Amerika Utara.
Propaganda dan pendekatan bias Barat telah mendorong Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk berbicara dengan para pemuda Eropa dan Amerika Utara melalui surat terbuka.

Rahbar menulis, "Saya berbicara kepada kalian (para pemuda), bukan berarti saya mengabaikan orang tua kalian, melainkan karena masa depan bangsa dan negara kalian berada di tangan kalian sendiri; dan juga saya menemukan bahwa rasa untuk mencari kebenaran di hati kalian lebih hidup, kuat dan waspada. Saya juga tidak berbicara kepada para politisi dan negarawan kalian dalam pesan ini, karena saya yakin mereka telah dengan sadar memisahkan jalur politik dari jalan kejujuran dan kebenaran.

Pembicaraan saya dengan kalian adalah tentang Islam, khususnya gambaran dan wajah yang ditampilkan kepada kalian tentang Islam. Sejak dua dekade lalu, kira-kira setelah kehancuran Uni Soviet, banyak upaya telah dilakukan untuk menempatkan agama besar ini di posisi sebagai musuh yang menyeramkan. Provokasi rasa takut, kebencian dan pemanfaatannya, sayangnya memiliki catatan panjang dalam sejarah politik Barat.

Di sini, saya tidak akan membahas mengenai berbagai phobia yang hingga kini diindoktrinasi kepada bangsa-bangsa Barat. Dengan tinjauan sepintas studi kritis terbaru tentang sejarah, kalian akan melihat fakta bahwa dalam penulisan sejarah baru, perilaku-perilaku tidak jujur dan munafik pemerintah-pemerintah Barat terhadap bangsa-bangsa dan budaya lain di dunia telah dikecam."

Di bagian lain, Ayatullah Khamenei menambahkan, "Kalian mengetahui dengan baik bahwa penghinaan, dan penyebaran kebencian dan ketakutan ilusi dari “orang lain” telah menjadi dasar umum bagi semua pencari keuntungan dan penindas. Sekarang, saya ingin kalian bertanya pada diri kalian sendiri, mengapa kebijakan lama dari penyebaran “phobia” dan kebencian menargetkan Islam dan Muslim dengan intensitas belum pernah terjadi sebelumnya?"

"Saya tidak memaksa bahwa kalian harus menerima penafsiran saya atau interpretasi lain tentang Islam. Namun yang ingin saya katakan adalah jangan biarkan realitas-realitas yang dinamis dan efektif di dunia saat ini diperkenalkan kepada kalian dengan kepentingan dan tujuan-tujuan yang telah terkontaminasi. Kalian jangan biarkan orang-orang munafik menggunakan para teroris yang mereka rekrut sebagai wakil Islam untuk memperkenalkan agama ini kepada kalian," imbuhnya. 

Read 495 times