Print this page

Nasib Musuh Imam Husein as: Hajjar bin Abjar

Rate this item
(0 votes)

Hajjar bin Abjar

Hajjar bin Abjar merupakan tokoh masyarakat kota Kufah dan musuh Imam Husein as. Dalam peristiwa kebangkitan Imam Husein as, ia bersama sejumlah warga Kufah ikut menulis surat kepad Imam dan mengajak beliau ke Kufah. Hajjar mengalami masa Nabi Muhammad Saw dan waktu itu ayahnya seorang Kristen. Ibnu ad-Duraid dalam Akbar al-Mansyur membawakan sebuah hadis dimana Hajjar berkata kepada ayahnya yang Kristen, "Bukankah engkau menyaksikan bagaimana setiap orang yang memeluk agama ini dikemudian hari menjadi orang besar. Saya juga ingin memeluk agama ini." Ayahnya berkata, "Bersabarlah dan kita pergi menemui Umar bin al-Khatthab agar memberi kita kebanggaan itu. Engkau hanya boleh menerima sebagai pejabat tinggi. Setelah itu mereka menemui Umar bin Khatthab dan dihadapannya Hajjar mengucapkan dua kalimat syahadat. Umar bin Khatthab berkata kepada ayahnya, "Mengapa engkau tidak ikut mengucapkan syahadat?" Ayah Hajjar menjawab, "Biarkan saya demikian menjadi tamu hari ini dan besok." Ia meninggal sebelum syahadah Imam Ali as dalam kondisi beragama Kristen. (al-Ishabah)

 

Pada tahun 60 HQ setelah kematian Muawiyah, Khalifah Pertama Bani Umayah, anaknya Yazid diangkat menjadi khalifah. Guna mengokohkan pemerintahannya, ia memerintahkan kaki tangannya untuk mengambil baiat dari beberapa orang termasuk Husein bin Ali bin Abi Thalib as. Tapi dalam prosesnya, Husein bin Ali as tidak berbaiat kepadanya dan bahkan menentangnya. Penduduk Kufah mendapat kabar mengenai sikap Imam Husein as ini dan kesiapan beliau untuk melawan kezaliman Yazid. Untuk itu mereka mengirim surat kepada beliau dan mengajaknya ke Kufah. Mereka berjanji bila beliau ke Kufah, mereka dapat mengusir Bani Umayah dan segala bentuk dukungan akan diberikan kepadanya. Hajjar bin Abjar termasuk tokoh warga Kufah dan dalam peristiwa ini bersama Syabts bin Rab'i, Yazid bin Harits dan lain-lain menulis surat kepada Imam Husein as dan mengirimkannya ke Mekah. Teks surat mereka seperti berikut ini, "Amma Ba'du. Kebun telah menghijau, buah telah matang dan pepohonan berdaun rimbun. Bila engkau ingin datang kepada kami, pasukan besar telah siap untuk membantumu dan siang malam mereka menanti kedatanganmu. Wassalam.

 

Menurut penukilan sebagian sejarah, ketika para utusan yang membawa surat sampai kepada Imam Husein as, beliau berkata, "Katakan kepadaku, siapa saja yang menulis surat ini?" Mereka menjawab, "Syabats bin Rab'i, Hajjar bin Abjar, Yazid bin Harits dan lain-lain." Mendengar jawab mereka, Imam Husein as langsung berdiri dan melaksanakan shalat dua rakaat di antara Rukun dan Maqam Ibrahim as. Dalam shalatnya beliau meminta kebaikan dari Allah. Pada tahun 61 HQ di hari Asyura, ketika pasukan musuh, Umar bin Saad berhadap-hadapan dengan pasukan Imam Husein as. Waktu itu Imam Husein as mencoba mengingatkan mereka. Setelah mengucapkan pujian dan memperkenalkan dirinya kepada mereka yang hadir lalu mengucapkan, "Syabats bin Rab'i, Hajjar bin Abjar, Yazid bin Harits dan lain-lain, apakah bukan kalian yang menulis surat kepadaku yang isinya ‘Kebun telah menghijau, buah telah matang dan pepohonan berdaun rimbun. Bila engkau ingin datang kepada kami, pasukan besar telah siap untuk membantumu dan siang malam mereka menanti kedatanganmu." Hajjar bin Abjar dan sebagian orang Kufah berbohong dan mengatakan, "Tidak. Kami tidak memahami apa yang engkau katakan! Kami tidak menuliskan yang demikian." Imam Husein as berkata, "Subhanallah. Demi Allah kalian telah menuliskannya." Dengan demikian, Hajjar bin Abjar bergabung bersama pasukan musuh, menjadi seorang komandan pasukan Umar bin Saad melawan pasukan Imam Husein as. Namanya juga diperselisihkan ada yang menyebutnya Hajjar bin al-Hard, Hajjar bin Habrad, Hajjad bin al-Murr dan Hajjar bin al-Hurr. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber:

1. Tarikh Imam Husein as mengutip dari Tarikh at-Thabari.

2. Ma'arif wa Ma'ariif.

3. Nafas al-Mahmum.

4. Sokhanan Husein bin Ali az Madinah ta Karbala.

Read 1804 times