Print this page

Pendeta Yang Masuk Islam

Rate this item
(1 Vote)
Pendeta Yang Masuk Islam

Imam Musa bin Jakfar as masuk ke sebuah goa di salah satu desa di Syam secara tidak dikenal dan di sana ada seorang pendeta yang setiap tahun memberi wejangan kepada masyarakat. Pendeta itu merasa ketakutan saat melihat Imam yang penuh dengan keagungan dan kewibawaan.

Kemudian dia bertanya kepada Imam, “Anda orang asing?”

Imam menjawab, “Iya.”

Dia berkata, “Anda bagian dari kami ataukah musuh kami?”

Imam menjawab, “Saya bukan bagian dari Anda.”

Dia berkata, “Anda termasuk umat yang mendapatkan rahmat?”

Imam menjawab, “Iya.”

Dia berkata, “Anda termasuk ulamanya ataukah orang bodohnya?”

Imam menjawab, “Saya bukan dari orang-orang bodohnya.”

Dia berkata, “Bagaimana mungkin menurut keyakinan kami, pohon tuba akarnya ada di rumah Isa as dan menurut Anda di rumah Muhammad, sementara cabangnya ada di semua rumah-rumah surga?”

Imam menjawab, “Sebagaimana matahari, cahayanya sampai ke semua tempat, dan menerangi setiap tempat, padahal aslinya ada di langit.”

Pendeta itu berkata, “Bagaimana mungkin makanan surga tidak bisa habis dan dimakan seberapa banyakpun tidak akan berkurang.”

Imam menjawab, “Sebagaimana lampu di dunia, seberapa banyakpun dia memberikan cahaya, tidak akan berkurang darinya.”

Pendeta berkata, “Di surga, naungannya memanjang, yang manakah contohnya di dunia?

Imam menjawab, “Sebelum terbitnya matahari naungan memanjang.”

Pendeta berkata, “Bagaimana mungkin di surga ada makan dan minum tapi tidak ada kencing dan buang air besar?”

Imam menjawab, “Sebagaimana janin yang ada di dalam rahim ibunya, dia makan dan minum tapi tidak kencing dan tidak buang air besar.”

Pendeta berkata, “Bagaimana mungkin penghuni surga memiliki pembantu yang mengambilkan segala yang diinginkan tanpa harus diperintahkan?”

Imam menjawab, “Sebagaimana setiap kali manusia memerlukan sesuatu, anggota badannya memahaminya dan mengerjakan apa yang diinginkannya tanpa perintahnya.”

Pendeta berkata, “Kunci surga dari emas ataukah perak?”

Imam menjawab, “Kunci surga adalah lisan hamba yang mengatakan “La Ilaha Illallah”

Pendeta berkata, “Anda benar.” Akhirnya dia menerima Islam bersama orang-orang yang bersamanya.

Read 1679 times