Print this page

Mutiara Kenabian Dan Wilayah

Rate this item
(0 votes)
Mutiara Kenabian Dan Wilayah

Fathimah Zahra as di tengah-tengah semua keluarga yang agung ini adalah mulia dan ini sangat berharga.

Pada hakikatnya, hari kelahiran beliau yang merupakan mutiara kenabian dan wilayah, merupakan hari raya bagi para pengikutnya, pecintanya, anak-anak spiritual dan jasmaninya. (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait as dalam rangka hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 17/5/1383)

Pancaran Matahari Imamah, Wilayah Dan Nubuwah Dari Fajar Terang Fathimah as

Bila kepribadian Fathimah Zahra as bagi pikiran sederhana dan mata kita yang bisa melihat dari dekat ini bisa jelas, maka kita juga akan membenarkannya bahwa Fathimah Zahra as adalah penghulu wanita seluruh alam. Wanita yang di usia yang masih muda dan umurnya yang pendek telah mencapai kedudukan spiritual, keilmuan, makrifat dan derajat yang setingkat dengan kenabian dan para wali. Pada hakikatnya Fathimah Zahra as adalah fajar yang terang yang darinya memancar matahari imamah, wilayah dan nubuwah; langit yang tinggi menjulang yang dari pangkuannya terdapat bintang-bintang terang wilayah. Semua para imam maksum as menghormati dan menghargai ibunya dan jarang ada orang yang dihormati dan dihargai oleh para imam maksum as sedemikian rupa. (Dalam seminar besar para wanita dalam rangka perayaan kelahiran Fathimah Zahra as, 30/7/1376)

Jelmaan Malakuti Sayidah Fathimah as

Bagi Amirul Mukminin as juga demikian. Ada riwayat, “Summiyat Fathimah, Zahra” “Fathimah disebut sebagai Zahra” karena  dalam sehari beliau memancar di depan mata Imam Ali as. Bila seorang istri sebagai pendukung suaminya di segala kancah, maka kekuatan seorang suami akan menjadi berkali-kali lipat. Wanita bijak ini, wanita alim ini, wanita muhaddits ini, wanita yang memiliki hubungan dengan alam gaib ini, wanita yang malaikat berbincang-bincang dengannya ini, wanita yang hatinya seperti hati Ali dan Rasulullah Saw, bisa melihat alam mulk dan malakut, dengan segala kapasitasnya, dengan segala kedudukannya yang tinggi, di semua tahapan kehidupan, selama masih hidup, beliau bak gunung berdiri kokoh di belakang Amirul Mukminin as. (dalam pertemuan dengan para wanita, 25/9/1371)

Fathimah Zahra as Puncak Spiritual Dan Kesempurnaan Manusia

Kita tidak akan masuk pada pembahasan mengenalkan kedudukan spiritual beliau dan memang kita tidak mampu memahami kedudukan spiritual Fathimah Athhar as. Pada hakikatnya beliau berada di puncak spiritual dan kesempurnaan manusia. Hanya Allah yang bisa mengenalnya dan orang-orang yang sejajar dengannya dan melihat kedudukannya. Oleh karena itu Amirul Mukminin as dan ayahnya dan anak-anaknya yang maksum saja yang bisa mengenalnya. Masyarakat zaman itu dan zaman selanjutnya dan kita yang berada di zaman ini tidak bisa melihat pancaran spiritual beliau. cahaya terang spiritual tidak akan bisa tampak dilihat oleh mata setiap orang dan mata kita yang melihat dari dekat dan lemah ini tidak mampu melihat jelmaan kemanusiaan beliau. Kita tidak akan masuk ke dalam pembahasan mengenalkan spiritual Fathimah Zahra as. (dalam pertemuan dengan badan pengawas dan pelaksana pemilu, 22/9/1368)

Keajaiban Kesempurnaan Sipiritual Dan Materi Sayidah Fathimah Dan Ajarannya

Semakin manusia berpikir tentang Zahra Athhar dan kondisinya, maka dia akan merasa takjub. Ketakjuban manusia bukan hanya karena bagaimana seorang manusia di usia muda bisa mencapai derajat kesempurnaan spiritual dan materi [tentunya hal ini dengan sendirinya juga merupakan sebuah hakikat keajaiban]. Bahkan yang lebih menakjubkan adalah bagaimana Islam dengan kekuatannya yang ajaib bisa menyampaikan pendidikannya yang tinggi ini sehingga seorang wanita di usia muda dalam kondisi sulit bisa mencapai kedudukan yang tinggi. Selain wujud manusia yang agung ini menakjubkan, keagungan ajarannya yang bisa mewujudkan manusia yang agung dengan posisinya yang tinggi ini juga menakjubkan.   

Mendalami Samudera Cahaya Dengan Bantuan Hadis

Sebenarnya, bidang kecintaan kepada Ahlul Bait, adalah kancah yang layak untuk menampilkan seni. Di antara himpunan cahaya ini, kecintaan kepada Fathimah Zahra as adalah tempat untuk menyampaikan seni, menyampaikan bakat dan kehalusan karakter, di sinilah sebenarnya. Fathimah Zahra as adalah kalimat Allah yang penuh kandungan. Bagaikan sebuah lautan yang dalam. Semakin pemikiran manusia, bakat manusia, kehalusan pemilik karakter digali di bidang ini, dan semakin berpikir, maka semakin banyak permata yang didapatkan. Tentunya pesan kami adalah mendalami samudera cahaya ini harus dengan bantuan hadis-hadis Ahlul Bait. Sebagaimana dalam syair yang dibaca oleh bapak-bapak, kandungannya adalah makrifat keluarga ini juga ada pada keluarga ini sendiri. Kita harus belajar dari mereka. Kita jadikan mereka sebagai makrifat mereka sendiri. Kita pikirkan, kita teliti, sehingga kita bisa memahami kata-kata dan makna ini secara mendalam. Para penyair kita, para pembaca kidung kita, para pemuji Ahlul Bait yang memiliki kebanggaan ini, hendaknya merujuk kepada kata-kata dan riwayat-riwayat Ahlul Bait as, memikirkannya, meminta bantuan dari orang-orang yang ahli bashirat dan makrifat [orang-orang peka hatinya dan penuh makrifat] untuk mendalaminya, maka pada saat itu gunakanlah bakat, karakter yang halus, perhatian dan ketetelitian, suara yang bagus, dan tenggorokan yang kuat untuk mengabdi. Ini adalah salah satu pekerjaan yang paling bagus dan paling mulia.

---

Gunakan kandungan yang bisa dimanfaatkan oleh para audiens, dengan manakib yang bisa dipahami, dengan sebuah keutamaan yang membangkitkan dari Ahlul Bait yang bisa mengokohkan keyakinan dan keimanan manusia. Kalian lihat, para pembaca kidung Ahlul Bait as di masa hidupnya para imam maksum, bersandar pada apa saja? Syairnya Da’bal, Syairnya Kummit, syairnya Farazdak; ini adalah syair-syair yang didukung oleh Ahlul Bait as. Mereka bersandar pada apa saja? Kalian lihat, kandungan dari syair-sayair ini membuktikan tentang kebenaran Ahlul Bait dengan dalil, dengan argumentasi. Argumentasi yang dibungkus dengan indah dan halus dalam bentuk syair.

Lihatlah syair Da’bal; kalau tidak menjelaskan menjelaskan tentang keutamaan Ahlul Bait; sebagaimana yang dibaca berkali-kali oleh para penyair kita sekarang, menyinggung tentang Hal Ata, mengisyaratkan tentang kejadian Mubahalah. Mengisyaratkan tentang kata-kata Rasulullah Saw tentang Fathimah Zahra as, ya menjelaskan tentang pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan para maksum as dan contohnya yang benar-benar indah dan dekat dengan zaman kita adalah syair-syair di masa revolusi -  masa-masa puncaknya kebangkitan tahun 56 dan 57 -  di bulan Muharram, pawai tepuk dada [acara duka], yang ditunjukkan atas inisiatif para pembaca kidung sendiri, para pembaca puisi. Pawai tepuk dada di pasar, di jalan-jalan menepuk dada, membaca syair duka, setiap orang mendengarnya, dia akan tahu apa yang harus dilakukannya saat ini, saat ini harus bergerak ke arah mana? (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait, 4/4/1387) 

Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Uzhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami.

Read 1397 times