Print this page

Pandangan Rahbar Mengenai Keakraban dengan al-Quran

Rate this item
(0 votes)
Pandangan Rahbar Mengenai Keakraban dengan al-Quran

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-36 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran mengusung slogan "One Book, One Nation". Musabaqah ini diselenggarakan untuk menciptakan iklim keakraban di antara umat Islam, memperkuat persatuan bangsa-bangsa Muslim dan menjadi landasan untuk menciptakan identitas Islam yang satu di bawah naungan ajaran-ajaran al-Quran.

Event besar yang diselenggarakan di Mushalla Besar Imam Khomeini ra ini pada 10-14 April 2019 ini dihadiri oleh para ulama besar, ustad, peneliti al-Quran dan diikuti oleh para qari dan qariah, dan hafiz dan hafizah internasional dari 83 negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Musabaqah terbagi dalam kategori dewasa, perempuan, siswa dan tunanetra.

Pada akhir MTQ internasional ini, mereka bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini ra Tehran pada hari Senin, 15 April 2019. Pertemuan tersebut dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran oleh Qari Ustad Salman Amrillah dari Indonesia yang meraih juara pertama kategori Qari untuk Dewasa Pria MTQ Internasional ke-36. Dia melantunkan tilawah yang sangat indah sehingga memukau semua tamu yang hadir dalam acara tersebut.


Para ulama menilai pembacaan ayat-ayat al-Quran sebagai mukadimah penting untuk memahami al-Quran guna mencapai makrifat atas firman Allah Swt ini, dan juga meningkatkan spiritualitas dalam hati dan pikiran manusia. Menurut Rahbar, jika bacaan dan pelafalan ayat-ayat al-Quran ini dilakukan dengan benar, maka akan membawa dua manfaat yang penting bagi kita. Pertama, untuk memperdalam ruh spiritualitas kita yang tenggelam dalam urusan materi. Dan kedua, jika kita menjadi akrab dengan al-Quran, maka banyak konsep kehidupan akan menjadi tersingkap jelas bagi kita. Penyimpangan, kesalahpahaman, keputusasaan, pengkhianatan dan permusuhan manusia satu sama lainnya, dan kehinaan manusia, semuanya ini disebabkan jauhnya manusia dari al-Quran.

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya di hadapan peserta MTQ Internasional ke-36, ulama, ustad dan peneliti al-Quran serta masyarakat Republik Islam Iran yang hadir dalam acara ini, mengapresiasi kinerja penyelenggara perhelatan akbar ini. Dia menyebut al-Quran sebagai penjamin kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat dengan syarat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Kitab Suci ini.


Menurut Rahbar, mengamalkan al-Quran merupakan landasan untuk mencapai kemuliaan, martabat, kesejahteraan dan kemakmuran, kemajuan, kekuatan, solidaritas, gaya hidup yang benar dan indah di dunia, dan menjadi penjamin kebahagiaan di akhirat. Atas dasar ini, dan berkat karunia Allah Swt, hari ini, sambutan masyarakat, khususnya para pemuda terhadap ajaran-ajaran al-Quran dan pengamalannya kian hari meningkat di Republik Islam Iran.

Berpegang teguh pada al-Quran akan membawa kepada kebahagian, kekuatan, martabat dan kemuliaan bagi pemerintahan Islam. Ayatullah Khamenei menyinggung surat al-Fath ayat 29:

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّـهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka."


Rahbar mengatakan, sebagian dari kita melupakan أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ (keras terhadap orang-orang kafir). Contohnya adalah sejumlah penguasa di negara Muslim yang justru bekerja sama dan dekat dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Mereka menginjak-injak darah rakyat Palestina dan mengabaikan hak-haknya. Mereka melupakan أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ sehingga mereka menjadi pelayan orang-orang kafir dan mengikutinya.

Kelompok lainnya, lanjut Ayatullah Khamenei, adalah orang-orang yang melupakan رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ(berkasih sayang sesama mereka). Mereka menciptakan perpecahan dan konflik di antara umat Islam. Jika رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ dilupakan, maka yang terjadi adalah konflik dan perang internal di negara-negara Muslim. Hal ini bisa dilihat di Suriah dan Yaman. Selama lebih dari empat tahun, Yaman dibombardir. Pelaku penyerangan ini siapa? Apakah pelaku pengeboman tersebut kafir? Tidak. Pelakunya adalah Muslim. Secara lahiriah, pelaku adalah Muslim namun dia tidak berkasih sayang terhadap terhadap sesamanya.

Menurut Ayatullah Khamenei, pentingnya untuk mengamalkan al-Quran adalah agar selalu mengingat Allah Swt dan menjadikan ketakwaan kepada-Nya sebagai kriteria bagi pekerjaan manusia. Dengan demikian, bimbingan al-Quran akan meliputi diri kita. 


Rahbar menyebut takwa sebagai penjagaan diri. Dia mengatakan, takwa dalam riwayat diumpakan sedang berjalan di daerah yang penuh duri. Kita diperingatkan untuk hati-hati agar pakaian dan diri kita tidak terjebak dalam duri ini. Begitu juga dengan kaki kita, agar kita tidak menginjak duri sehingga duri masuk ke kaki kita.

Takwa digambarkan seperti itu. Lalu bagaimana kita berhati-hati dan menjaga diri kita? Kita harus berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam "kawasan berduri" dari alam materi ini, di mana duri-duri ini mengelilingi manusia. Namun takwa juga memiliki tingkatan, dan level tingginya adalah milik orang-orang yang mengorbankan nyawa mereka di jalan Allah Swt. Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada syuhada yang telah mengajarkan kepada kita bahwa jika kita bisa melewati "kawat berduri" dalam diri kita, maka kita akan mampu melewati "kawat berduri" musuh.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menyinggung fenomena unik bantuan dan pertolongan masyarakat kepada para korban banjir di berbagai wilayah Iran seperti di Golestan, Mazandaran, Ilan, Lorestan dan Khuzestan. Ayatullah Khamenei menilai tindakan tersebut sebagai langkah yang mencontoh perilaku syuhada dan mirip dengan gerakan yang dilakukan para pemuda Iran di masa perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun).


Rahbar menuturkan, gerakan masyarakat yang kita lihat dalam beberapa hari ini seperti semangat pengorbanan dan antusias para pemuda Iran pada dekade 60-an (Hijriah Syamsiah). Para pemuda yang saya cintai, mayoritas kalian adalah para pemuda yang tidak melihat hari-hari pada dekade 60-an di masa Pertahanan Suci, di mana para pemuda di masa itu bergerak dengan penuh semangat dan mengorbankan diri mereka. Sebagian dari mereka gugur syahid dan sebagian lainnya pulang dengan selamat. Mereka yang pulang dengan selamat selalu berusaha menjaga diri mereka. Ini adalah pelajaran al-Quran, di mana mereka masuk ke medan tersebut dan menggerakkan manusia-manusia Mukmin.

Ayatullah Khamenei menilai semangat  para pemuda seperti itu sebagai hasil dari ajaran-ajaran al-Quran. Rahbar juga menyingung permusuhan musuh seperti AS terhadap Republik Islam Iran dan peningkatan tindakan permusuhan mereka. Rahbar menuturkan, meskipun langkah permusuhan tampaknya meningkat dari sebelumnya, namun langah dan konspirasi ini adalah nafas terakhir permusuhan musuh terhadap Republik Islam Iran.

Ayatullah Khamenei menegaskan, meskipun musuh meningkatkan tindakan permusuhan mereka terhadap rakyat Republik Islam Iran dan marah atas komitmen bangsa negara ini terhadap ajaran-ajaran al-Quran, namun sebaliknya, bangsa Iran akan lebih kuat dan meningkatkan kepatuhan mereka kepada al-Quran. Semakin kita komitmen dengan ajaran-ajaran al-Quran, maka kemarahan musuh akan bertambah. Sebab, berpegang teguh pada al-AQuran adalah sumber kebahagiaan kita, sumber kekuatan kita dan sumber kemuliaan kita. Kita berdoa kepada Allah Swt agar keteguhan kita ini kian hari meningkat sehingga kita sampai kepada tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh al-Quran.


Al-Quran adalah mukjizat besar Nabi Agung Muhammad Saw dan sumber paling utama agama, akidah, akhlak dan amaliyah Islam. Ajaran yang disajikan al-Quran di bidang kosmologi dan antropologi dan program untuk kebahagiaan manusia sesuai dengan kriteria akal dan ilmiah serta sesuai dengan kebutuhan fitrah manusia. Oleh karena itu, ajaran tersebut tidak khusus untuk masa tertentu, tetapi untuk sepanjang masa.

Ayatullah Khamenei berpesan agar kita lebih akrab dengan al-Quran. Beliau menyinggng surat al-Baqarah ayat 2, "Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," dan juga surat al-Ra'd ayat 27 "….Katakanlah: Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya."  Petunjuk adalah milik orang-orang yang saleh. Semakin takwa seseorang meningkat, maka petunjuk akan semakin jelas, dan ini yang harus dikejar. 

Read 1194 times