Print this page

Shalawat yang Sempurna Menurut Pandangan Syiah

Rate this item
(4 votes)
Shalawat yang Sempurna Menurut Pandangan Syiah

Shalawat yang Sempurna Menurut Pandangan Syiah

Tanya : Dalam surat Ahzab ayat 56 Allah swt memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Kenapa orang-orang Syiah menambahkan keluarga Nabi dalam shalawat mereka?

Jawab : Pertama, ayat ini tidak melarang untuk menyampaikan shalawat kepada yang lainnya, namun hanya perintah untuk bershalawat kepada Nabi saw dalam firman-Nya “… Hai Orang-orang yang beriman sampaikanlah shalawat kepada Nabi…”

              Kedua, Allah swt dalam Surat Ash-Shoffat ayat 103 berfirman : “Salam sejahtera atas Aali Yaasin.” Ini merupakan salah satu keutamaan Ahlul Bayt (keluarga) Nabi Muhammad saw dimana kita temukan di dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang memberikan salam khusus kepada para Nabi as. Seperti Firman-Nya “salam sejahtera atas Nuh, salam sejahtera atas Ibrahim, salam sejahtera atas Musa dan Harun…” Namun sama sekali tidak terdapat dalam ayat yang menujukkan salam tersebut kepada keturunan mereka kecuali kepada keluarga Nabi Islam saw. yang dalam Firman-Nya : “Salam sejahtera atas Aali Yaasiin.” Yaasin merupakan salah satu nama dari Rasulullah saw Penutup para Nabi as. Allah swt menyebutkan 5 nama dari 12 nama nabi Muhammad saw untuk memberikan pencerahan lebih kepada umatnya. Nama-nama tersebut adalah Muhammad, Ahmad, ‘Abdulloh, Nun dan Yaasin.

              “Yaasiin, demi al-Quran yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari Rasul-Rasul,”

              Dalam ayat ini, lafadz “yaa” merupakan huruf nida dan “siin” adalah nama mulia dari Nabi Muhammad saw dan sebagai isyarat kepada hakikat dzohir dan bathin beliau. Jadi makna salam sejahtera kepada aali yaasiin adalah salam sejah tera kepada keluarga Muhammad saw.

Dalil-dalil dalam Riwayat

1.      Ibn Abbas ra berkata bahwa yang dimaksud dengan Aali Yaasiin adalah Ahlul Bayt atau keluarga Nabi Muhammad saw. (Ibn Hajar Makki dalam kitab Showa’iq al-Muhriqoh menjelaskannya dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan Ahlul Bayt as.)

2.      Imam Fakhru Raazi berkata :

Sesungguhnya keluarga Nabi Muhammad saw menyamai beliau dalam 5 perkara. 1. Dalam salam, dalam firman-Nya alah menyampaikan salam kepada Nabi dan juga kepada keluarganya, 2. Dalam shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya di dalam Tasyahud, 3. Dalam kesucian, Allah berfirman : “Taahaa” maksudanya adalah wahai manusia suci, begitu pula untuk keluarga Nabi dalam ayat tathir, 4. Dalam keharaman menerima shodaqoh, 5. Dalam kecintaan kepada mereka, dimana Allah swt berfirman : “Katakanlah! Jika kamu mencintai Tuhan mu, maka ikutilah Aku maka Tuhanmu akan mencintaimu.” Dan tentan Ahlul Bayt Nabi, Rasululloh bersabda : “Katakanlah! Aku tidak meminta upah sepeserpun dari kalian kecuali kecintaan kepada kerabat ku (Ahlul Bayt).” (Ibn Hajar Makki dalam Showa’iqul Muhriqoh, Imam Muhammad Fakhru Rozi dalam tafsirnya ‘Tafsir Kabir’ Jilid 7 Hal. 163)

3.      Rosululloh saw bersabda : “Jangan pisahkan antara diriku dan Ahlul Baytku dalam sholawat kalian.” (Bukhori dan Muslim dalam Shahihnya)

4.      Ka’ab bin Ujzah meriwayatkan : Ketika turun ayat “sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi…” Kami bertanya kepada Nabi : “wahai Rasululloh bagaimana kami bersholawat kepadamu?” Rosululloh menjawab : “Ucapkanlah seperti ini Allohumma Shlli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad” dan dalam riwayat yang lain ditambahkan “Kama shollaita ‘alaa Ibrohim wa alaa Aali Ibrohim innaka Hamidun Majid.” (Shahih Bukhori jilid 33, Shahih Muslim jilid 1, Sulaiman Balkhi Hanafi dalam Yanaabi’ul Mawaddah, Ibn Hajar dalam Showa’iqul Muhriqoh)

5.      Rasululloh saw ditanya : “Bagaimana kami mengucapkan shalawat kepadamu?” Beliau bersabda : “Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad kama sholayta ‘alaa Ibrohim wa ‘alaa Aali Ibrohim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa Aali Muhammad kama baarokta ‘alaa Ibrohim wa ‘alaa Aali Ibrohim innaka Hamidun Majiid.” (Tafsir Kabir hal. 797 Imam Fakhru Rozi, Shabha-e-pishavar hal. 181)

6.      Rosululloh saw bersabda : “janganlah kalian bersholawat padaku dengan shalawat yang terputus.” Sahabat ra bertanya : “Wahai Rosululloh apakah yang dimaksud shalawat yang terputus itu?” Rosululloh menjawab : “Yaitu kalian hanya mengucapkan Allohumma sholli ‘alaa Muhammad dan selesai, tapi ucapkanlah Allohumma Sholli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad.” (Ibnu Hajar dala Showa’iqul Muhriqoh)

7.      Rosululloh saw bersabda : “Doa seseorang akan terhalang sampai dia bershalawat kepada Muhammad dan Keluarganya.” (Ibn Hajar dalam Showa’iqul Muhriqoh, Shabha-e-Pishavar hal. 182, Sayyid Abi Bakr Shihabuddin ‘Alawiy dalam kitab Rusyfatu Shadi Bab 2 hal. 29 – 35 tentang penjelasan wajibnya bershalawat kepada Nabi dan Ahlul Baitnya)

 

Read 16198 times