Print this page

Allamah Bahraini

Rate this item
(0 votes)
Allamah Bahraini

 

Sayid Hashim Bahrani, putra Sayid Sulaiman Husaini Bahrani dan dikenal dengan sebutan Allamah Bahrain termasuk ulama besar Syiah dan pakar ilmu hadist serta memiliki karya berharga di cabang ilmu Islam ini.

Allamah Bahrani dilahirkan di Desa Katkan, kota Tubli. Tubli saat itu dikenal sebagai pusat keilmuan dan politik Bahrain. Tidak ada catatan detail dan pasti kelahiran ulama besar ini, tapi sejarawan memprediksikan kelahirannya antara tahun 1030 hingga 1040 H.

Silsilah nasab Allamah Bahrani sampai kepada Imam Musa bin Jakfar as, Imam ketujuh Syiah. Kota Tubli yang menjadi pusat kota dan tempat tinggal para penguasa di zaman itu sangat terkenal karena menjadi pusat politik dan ilmu. Di zaman itu, Sheikh Mohammad bin Majid bin Masud Bahrani menjadi marja’ dan pemimpin spiritual di daerah tersebut.

Sayid Hashim Bahrani menimbal ilmu-ilmu dasar di tanah airnya, Bahrain. Tidak ada catatan detail mengenai kehidupan ilmiah Allamah Bahrani di masa kecilnya tersebut. Namun demikian posisi sosial Allamah di Bahrain sangat penting. Sayid Bahrani setelah menimba ilmu dan mengajar di tempat kelahirannya, akhirnya melanjutkan pelajarannya di kota Najaf, Irak serta belajar dari para ulama terkenal di zaman tersebut. Setelah beberapa tahun, Sayid Bahraini akhirnya lulus menjadi marja besar saat itu.

Makam Ulama Besar Syiah Bahrain, Allamah Bahraini
Meski tidak ada catatan pasti mengenai tahun kedatangan Allamah Bahrani ke kota Najaf, tapi berbagai bukti sejarah menunjukkan bahwa ia menjadi murid Guru besar Najaf, Fakhruddin Turaihi tahuan 1063 H. Setelah beberapa waktu belajar dan mengajar di Hauzah Ilmuah Najaf, Allamah Bahrani kembali ke tanah airnya, Bahrain dan setelah meninggalnya Sheikh Mohammad bin Majid Bahrani, ia menjadi marja dan pemimpin spiritual Syiah. Wilayah marjaiyah Allamah Bahrani tidak terbatas di Bahrain dan ia memiliki pengikut serta muqallid (orang yang bertaklid kepadanya) di berbagai wilayah Islam lainnya.

Selain mengajar, menulis, dan marja’ agama dan fiqih, Allamah Bahrani juga menanggani urusan sosial, termasuk mengadili dan menangani urusan orang miskin dan tertindas. Selain itu, keberanian dan ketangguhannya dalam menghadapi para sultan dan penguasa Bahrain serta kegigihannya dalam amar ma'ruf nahi munkar telah meningkatkan minat dan ketaqwaan masyarakat kepadanya dan menjadikan Allamah dicintai di hati masyarakat Bahrain. Dia adalah salah satu orang saleh yang sangat keras kepada gubernur dan penguasa dan membela hak-hak rakyat dan memberi perlindungan kepada mereka.

Allamah Bahrani mengabdikan hidupnya untuk mengumpulkan, mengoreksi dan menyusun hadits dan tidak pernah berhenti mencari buku-buku hadits dan mengumpulkan salinan buku-buku hadits dan mengoreksi, menyusun dan mengatur hadits untuk memanfaatkan narasi dengan lebih baik. Dia meninggalkan karya-karya berharga tentang berbagai mata pelajaran ilmu-ilmu Islam, termasuk tafsir Al-Qur'an, prinsip-prinsip akidah dan sejarah Islam, yang berjumlah 75 karya.

Karya-karya ulama ini merupakan ensiklopedia yang lengkap dan bermanfaat bagi para pencari kebenaran. Sebagian besar karyanya adalah tentang membuktikan Imamah dan karakteristik dan keutamaan maksum dan hadits mereka.

Allamah Bahrani memiliki metode tersendiri dan khusus dalam menyusun kitab-kitab riwayat dan hadits. Dia menggunakan riwayat Sunni untuk membuktikan Imamah Imam Ali (as) dan Imam maksum lainnya, dan dia telah mengutip hadits Imamah melalui seratus sanad dari ulama Sunni, menyebutkan nama kitab dan bukti mereka. Hadits Imamah adalah hadis terkenal di kalangan ulama Islam di mana Rasulullah Saw memperkenalkan kedudukan Ali (as) di sisinya seperti kedudukan status Harun di sisi Musa, kecuali bahwa tidak ada nabi setelahnya. Syiah percaya bahwa selain dua atribut kenabian dan persaudaraan relatif, atribut lain Harun untuk Musa, Ali juga memilikinya termasuk keharusan untuk ditaati, pelayanan dan dukungan, dan popularitas dan keunggulan atas orang lain.

Keistimewaan lain dari tulisan-tulisan Allamah Bahrani adalah penggunaan beberapa versi dan frase yang berbeda dari sebuah hadits untuk memperjelas arti dari hadits tersebut. Dia juga memberikan perhatian khusus pada sanad hadits dan perawinya dan dengan memeriksa dan meneliti secara mendalam sanad riwayat yang dikutip dalam buku-buku hadits, dia mengidentifikasi kesalahan dalam rangkaian perawi. Misalnya, ia meninjau dan meneliti buku Tahzib Syekh Tusi dan mengidentifikasi banyak kesalahan dalam rijal dan sanad hadist dan menerbitkan hasil penelitiannya dalam sebuah buku berjudul "Tanbihat al-Arib fi rijal al-Tahzib". Para ulama besar dan penulis biografi percaya bahwa karena upaya rajin dari ulama yang kuat ini dalam sejarah Syi'ah, tidak ada yang terlihat seperti diirinya kecuali Allamah Majlisi. Bahkan dalam beberapa kasus, seperti meneliti dokumen hadits dan mengoreksinya, ia memiliki kelebihan yang unik dalam jenisnya.

Salah satu karya penting Allamah Bahrani adalah tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Arab yang disebut "Al-Burhan Fi Tafsir Al-Quran" di mana ia telah mengumpulkan banyak hadits dari Ahlul Bait as dalam penafsiran ayat . Sebelum Allamah Bahrani, metode seperti itu tidak umum dalam penafsiran Al-Qur'an. Dalam pengantar buku, penulis saat menjelaskan tentang motivasinya untuk menulis tafsir ini menyatakan: Semua orang sepakat akan kehormatan dan keagungan Al-Qur’an dan sepakat bahwa keselamatan adalah dengan berpengang teguh kepada kitab suci ini. Belajar, membaca dan merenungkan ayat-ayatnya akan menghidupka hati-hati yang mati dan serta belajar dan mengamalkannya akan membuat manusia terbebas dari berbagai kesulitan. Saya menyaksikan para mufasir dan ulama cenderung kepada pendapat dari selain Ahlul Bait as, padahal kita harus berhenti memahami misteri dan kebenaran Al-Qur'an hingga kita mengetahui takwil dan tafsir dari Ahlul Bait as. Dengan demikian saya mulai mengumpulkan riwayat dan hadist untuk untuk mengetahui dan memahami interpretasi (penafsiran) Al-Qur'an oleh pada Ahlul Bait as.”

Allamah Bahrani saat menjelaskan karakteristik karyanya ini menulis, “Kitab ini mencakup banyak riwayat tafsir dari Ahlul Bait as dan juga mencakup banyak keutamaan mereka serta ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan kedudukan dan hak mereka. Tak hanya itu, kitab ini juga berisi banyak hukum, kisah para nabi dan ilmu lain yang tidak akan ditemukan di kitab lain.”

Metode penulisan tafsir ini oleh Allamah adalah sebagai berikut. Ia pertama-tama menyebutkan nama surat dan tempat penurunannya, keutamaan surat dan jumlah ayatnya. Kemudian ia menyebutkan ayat yang memiliki riwayat penafsirannya, ia menukil riwayat untuk setiap ayat. Menurut para peneliti, meski sisi ilmiah di kitab ini dijaga ketat, tapi masih ditemukan juga hadist lemah (dhaif). Namun demikian hal ini tidak mengurangi urgensitas karya dan jerih payah Allamah Bahrani. Karya ulama ini juga mempermudah upaya para tafsir para Imam Maksum as. Dengan demikian Al-Burhan termasuk tafsir riwa’i penting Syiah.

Bahrain termasuk negara yang dikenal dengan sebutan Mutiara Teluk Persia dan terletak di tepi selatan Teluk Persia. Negara ini sepanjang sejarah Islam, senantiasa menjadi benteng kuat Muslim, khususnya Syiah dan melahirkan banyak ulama dan pakar fikir. Faktanya setelah Irak dan Iran, Bahrain termasuk Hauzah Ilmiah Syiah ketiga dan terbesar di dunia Islam.

Posisi penting budaya, politik dan geografi Bahrain menggoda para agresor dan kekuatan besar dunia untuk menguasai negara ini. Dengan demikian rakyat wilayah ini telah memberi pengorbanan harta dan nyawa yang besar akibat serangan berulang para agresor. Serangan ini mempersulit kondisi ulama dan mendorong mereka berhijrah ke negara tetangga, khususnya Iran dan Irak.

Anak-anak Allamah Bahrani termasuk mereka yang berhijrah ke Iran akibat serangan musuh. Mereka di Iran tinggal di kota Isfahan. Sayid Muhsen, putra Allamah Bahrani berhasil membawa sebagian besar karya ayahnya ke Iran dan menyelamatkannya dari kehancuran. Namun demikian tidak menutup kemungkinan ada karya ulama besar ini yang hilang atau musnah selama proses tersebut dan kondisi kacau saat itu.

Akhirnya ulama besar Syiah ini, Allamah Sayid Hashim Bahrani menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1107 H di Bahrain dan jenazahnya kemudian dikebumikan di Tubli di samping masjid terkenal di zaman itu. Makam Allamah Bahrani saat ini menjadi tempat ziarah umat Islam dan sangat dihormati. Semoga Allah Swt mengumpulkan Allamah dengan para Maksumin as.

Read 618 times