Print this page

Mengenang Kepergian Bapak Pendiri Republik Islam Iran

Rate this item
(0 votes)
Mengenang Kepergian Bapak Pendiri Republik Islam Iran

 

Dengan hati yang tenang, hati yang percaya diri, dan jiwa yang bahagia dan ikhlas, mengharap rahmat Tuhan, saya akan dibebaskan dari pelayanan saudara-saudara saya, dan saya akan melakukan perjalanan ke tempat yang abadi. Dan saya sangat membutuhkan doa-doa baik Anda. Dan saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, untuk menerima permintaan maaf saya atas kurangnya pelayanan, kelalaian dan kesalahan saya.

Ini adalah kata-kata terakhir Imam Khomeini dengan umat Muslim. Di puncak kekuasaan, kehormatan dan ketenarannya, dia tidak hanya menyebut orang-orang Iran tetapi semua Muslim sebagai saudara dan saudarinya, dan menganggap dirinya membutuhkan doa-doa baik mereka, meskipun dia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk memenuhi tujuan-tujuan agama dan menyelamatkan umat Islam dan kaum tertindas, dia meminta maaf jika melakukan kesalahan. Ini adalah salah satu tanda agung manusia, mereka yang tidak mabuk oleh kesenangan dunia, juga tidak menderita oleh penderitaan mereka.


Hari-hari pertengahan bulan Khordad tahun 1368 Hs (1989) bagi rakyat Iran dan seluruh pecintah Khomeini mengingatkan hari-hari yang sangat sulit. Di hari-hari sulit tersebut, ketika berita sakitnya Imam Khomeini, kesedihan luas dan mendalam menyelimuti setiap jiwa, mayoritas sahabat dan pecinta pemimpin besar ini mendoakan keselamatan dan kesehatannya di masjid, huseiniyah, dan bahkan di rumah-rumah mereka. Mereka berharap "Kurangi usia kami dan tambahkan ke usia Imam kami" tapi sangat disesalkan bahwa ajal dan kematian sesuatu yang pasti dan tiba saatnya tidak dapat diundur.

Takdir Tuhan adalah Ruhullah Khomeini memenuhi panggilan Kekasihnya pada 13 Khordad malam. Benar, di malam itu Imam Khomeini dengan tenang dan hati gembira serta penuh harapan memenuhi panggilan-Nya.

یَا أَیَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ / ارْجِعِی إِلَى رَبِّکِ رَاضِیَةً مَرْضِیَّةً /

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (al-Fajr 27-28)

Kini telah berlalu 33 tahun dari kepergian Bapak Pendiri Republik Islam Iran ini, dan para pecinta Khomeini setiap tahun di hari seperti ini berkumpul di makamnya dan memperbaruhi baiat mereka. Benar, dia tidak berada di antara kita saat ini, tapi cita-cita dan harapannya senantiasa hidup di hati anak-anaknya. Ia seorang bapak dari banyak perempuan dan laki-laki kita. Maksud saya dari "Kami" bukan hanya bangsa Iran. Ia bapak dari banyak perempuan dan pria umat Islam. Umat yang tidak mengenal batas.

Ketika manusia meninggalkan dunia ini, seiring dengan berlalunya waktu, gambarnya akan semakin buram, namun di antara orang-orang ini ada orang yang gambarnya semakin terang dan jelas ketika semakin jauh dari waktu kematiannya. Orang seperti ini disebut sebagai unsur pemberi kehidupan, memberi cahaya dan kehangatan kepada bangsa dan masyarakat. Imam Khomeini termasuk orang-orang seperti ini. Kini bertahun-tahun dari kepergian manusia besar ini, tapi nama, ideologi dan keyakinannya masih menjadi penuntun dan pendorong manusia-manusia pencari kebenaran dan pejuang.

Salah satu karakteristik penting Sekolah (ajaran) Imam Khomeini adalah melawan pengaruh kekuatan asing dan tidak berdamai dengan kekuatan adidaya.


Tentu saja, sepanjang sejarah, ada banyak orang yang bangkit untuk melawan penindasan, tetapi mereka sendiri akhirnya menjadi penindas, tetapi di sekolah Khomeini, anti-penindasan disertai dengan kerendahan hati dan penyerahan diri kepada Tuhan dan perjuangan melawan hawa nafsu. Imam Khomeini tidak pernah memisahkan kedua medan perang tersebut. Di kancah sosial dan politik, ia melawan kekuatan arogansi dan memerangi hawa nafsunya. Inilah mengapa mencapai  posisi pemimpin masyarakat Islam tidak pernah menularinya dengan pencarian kekuasaan dan keduniawian.

Dia dan murid-muridnya selalu bergerak dalam nama Tuhan, untuk Tuhan dan menuju Tuhan. Salah satu siswa alirannya ini adalah pemikir syahid, Profesor Morteza Muthahhari. "Saya memahami hal-hal dari semangat Imam yang tidak hanya menambah keterkejutan saya, tetapi juga iman saya," katanya. Menurut Muthahhari, ada beberapa hal yang membuat Imam Khomeini berbeda: Pertama,; Imam percaya pada tujuannya; Jika seluruh dunia berkumpul, mereka tidak bisa menghentikannya dari tujuannya. Kedua, ia teguh dalam meraih tujuan yang telah ia pilih; Tidak ada yang bisa menghalangi dia dari ini, dan di atas segalanya, karena imannya kepada Tuhannya sangat kuat, dia melihat kekuasaan Tuhan dengan jelas dalam segala hal.

Salah satu keinginan terbesar Imam Khomeini adalah agar tidak hanya bangsa Iran, tetapi semua bangsa Muslim kembali ke asalnya dan mengetahui budaya progresif mereka yang dipengaruhi oleh Islam dan memperkenalkannya kepada orang lain dan dengan demikian menghilangkan ketergantungan intelektual mereka pada Barat. Dengan literatur revolusionernya, dia menanam benih kepercayaan diri di dalam hati, dan sebenarnya dia menanam dan mengolah benih ini dengan baik.

Tanda percaya diri adalah seseorang menganggap dirinya memiliki kepribadian dan identitas, percaya pada kemampuannya dan tidak menemukan arah aspirasinya di pangkuan orang lain. Imam Khomeini (semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian) berkata: "Hal utama adalah mempersiapkan pikiran orang-orang muda ini dan bahkan orang tua dan intelektual bahwa kita adalah manusia dan tidak demikian bahwa kita mengulurkan tangan kepada orang lain di segala hal. Jika Anda percaya bahwa kami adalah manusia dan kami memiliki kekuatan untuk berpikir, Anda akan sukses."


Imam Khomeini (ra) menganggap konfrontasi serius dengan dua budaya merosot Timur dan Barat dan perjuangan melawan kebijakan ekonomi kapitalis dan sosialis sebagai tugas setiap Muslim, terutama ulama, dan menekankan kebangkitan dan kewaspadaan bangsa-bangsa. Hari ini, Revolusi Islam Iran adalah satu-satunya revolusi independen yang muncul dengan otoritas di antara negara-negara di dunia sebagai manifestasi perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan, dan itulah sebabnya semua orang yang ingin melawan sistem dominasi dengan cara tertentu mengikuti revolusi ini. Inilah yang menjadi alasan kemarahan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu mereka.

Imam adalah contoh nyata dari fakta bahwa hamba-hamba Tuhan tidak takut kepada siapa pun selain kepada-Nya. Dengan kebijaksanaannya, dia mengarahkan peristiwa ke arah yang diinginkan dan mempertimbangkan semua kondisi, tetapi dia tidak menunggu semua kondisi muncul dengan sendirinya, tetapi dia mencoba menyediakan kondisinya sendiri.

Imam Khomeini, dalam wasiatnya yang komprehensif, telah menggambar jalan yang menyampaikan manusia ke tujuannya. Pertama-tama Imam Khomeini menjelaskan hadis Tsaqalain yang diakui sebagai hadis shahih oleh mayoritas umat Islam. Dari sudut pandang Imam Khomeini, yang membawa pertumbuhan dan kebahagiaan bagi bangsa-bangsa dan membawa dunia meraih keadilan adalah memanfaatkan ajaran Alquran dan menyerahkan pemerintahan kepada orang-orang yang bertakwa dan layak.

Sebuah pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai spiritual dan agama secara inheren menentang penindasan, korupsi dan agresi, dan akan membahayakan kepentingan penguasa, tentu pemerintahan seperti itu akan menghadapi banyak tantangan dan hambatan dari musuh-musuh konspirator. Tetapi mereka yang mengikuti jalan Tuhan dan bertekun di jalan ini, akan mendapat manfaat dari pertolongan Tuhan dan kemenangan akan datang dari mereka. Dalam wasiatnya, Imam Khomeini menginstruksikan semua orang: "Dengan mengingat Allah Swt, bergeraklah menuju pengetahuan diri, kemandirian dan independensi dalam semua dimensi, yang tidak diragukan lagi bahwa Tuhan bersama Anda."


Imam Khomeini adalah kebenaran yang selalu hidup, dan melanjutkan jalannya akan memberimanusia kehidupan yang berlandaskan kemandirian, kebebasan dan kebenaran. Murid dan penerusnya yang layak, Ayatullah Khamenei, mengatakan tentang karakter Imam: "Dia menghidupkan dan menggerakkan kami, dan dengan bantuannya, kami dapat menyadari nilai historis dan geografis negara kami, dan juga menyadari kebenaran budaya masa lalu bangsa kami, dan kebenaran Alquran."

Salam kepada Khomeini, sang pembaharu yang sadar dan bertakwa. Salam kepadanya yang memori kepemimpinan solidnya, pro kebebasan dan kebenaran membuat namanya semerbak harum di setiap jiwa. Salam kepadanya yang membuat Islam kembali dikenal di dunia dan dunia menyadari kebenaran, spiritualisme dan kebebasan sejati.

Read 413 times