Print this page

Filosofi Hukum dalam Islam (21)

Rate this item
(0 votes)
Filosofi Hukum dalam Islam (21)

 

Hari ini 21 Ramadhan bertepatan dengan hari syahadah Imam Ali bin Abi Thalib as. Imam Ali di akhir khutbah Jumat bulan Ramadhan terakhir bertanya kepada Rasulullah Saw, apa amal perbuatan terbaik di bulan suci Ramadhan? Rasul menjawab, Wahai Abul Hasan! Sebaik-baiknya amal perbuatan di bulan ini adalah wara', takwa dan menghindari hal-hal yang diharamkan Tuhan...

...Kemudian Rasul menangis. Imam Ali bertanya mengapa Rasul menangis. Nabi menjawab, "...Aku melihat ketika kamu tengah khusu' menjalankan shalat dan berdoa kepada Tuhanmu, orang paling celaka memukulkan pedangnya ke kepalamu dan jenggotmu berlumuran darah." Imam Ali berkata, Wahai Rasulullah, apakah ketika aku syahid, agamaku selamat? Rasul menjawab, agamamu tetap selamat.

Rasul menambahkan, Wahai Ali siapa saja yang membunuhmu, ia sama halnya dengan membunuhku dan siapa saja yang membuat kamu marah, maka ia juga membuat Aku murka serta siapa saja yang menghinamu, maka ia juga menghinaku. Karena kamu adalah bagian dari jiwaku, ruh dan jiwamu dari ruhku dan tanahmu (penciptaan) adalah dari tanahku juga. Sungguh, Tuhan Yang Mahakuasa menciptakan aku bersamamu, memilihku bersamamu, dan memilihku menjadi nabi, dan memilihmu sebagai imam. Siapa saja yang mengingkari imamahmu, i ajuga mengingkari kenabianku. Perintahmu adalah perintahku dan laranganmu adalah laranganku. Saya bersumpah demi Tuhan yang memilih saya sebagai nabi dan menjadikan saya yang terbaik dari umatnya, kamu setia pada kebenaran, hujjah-Nya dan Kamu bisa dipercaya atas rahasia dan misteri-Nya, dan Anda adalah khalifah atas hamba-hamba-Nya. (Iqbalul A'mal: 15/19- Uyunul Akhbar al-Ridha: 1/295)

Hari ini kami akan mengkaji filsafat haji. Mengingat ahri ini bertepatan dengan peringatan hari gugur syahidnya Imam Ali bin Abi Thalib as, maka perlu dicatat bahwa Imam Ali meninggalkan wasiat komprehensif dan berharga di mana sebagiannya berkenaan dengan ibadah haji. Di wasiat ini disebutkan, ...Jagalah keagungan Baitullah dan selama kalian hidup jangan tinggalkan tempat suci ini, karena jika kalian lalai maka kalian akan terhina. (Nahjul Balaghah: surat ke 46)

Dari ucapan singkat ini ada sejumlah poin mendasar terkait filsafat haji. Pertama, pesan untuk menjaga posisi dan keagungan Baitullah. Tak diragukan tujuan dari ucapan ini bukan zhahir Ka'bah, tapi spirit Baitullah yang Tuhan bersumpah dengannya dan menyebutnya sebagai tanah yang aman (Surah at-Tin: 3) serta menjadikannya sebagai kiblat Nabi Saw dan seluruh pengikutnya serta berfirman,  Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqara: 149)

Di awal ayat 150 Surah al-Baqara, Allah Swt memerintahkan semua orang untuk memalingkah wajahnya ke arah Masjid al-Haram demi menjelaskan urgensitas Ka'bah dan kemudian menjelaskan filosofi perintah ini dengan berfirman, ... agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.( Al-Baqara: 150)

Di kelanjutan wasiatnya, Imam Ali berkata, Selama kalian hidup jangan membuat Ka'bah sepi. Dari ucapan ini dapat ditemukan filosofi lain ibadah haji adalah selama hidup dan mampu, umat Islam jangan meninggalkan Ka'bah dan membuatnya sepi. Dan setiap tahun mereka memamerkan keagungan Ka'bah, persatuan dan kekuatannya melalui ritual haji. Ini adalah epik yang membuat pemimpin kafir dan syirik sangat khawatir.

Gladstone, politikus Inggris mengatakan, "Selama umat Muslim membaca al-Quran dan tawaf di sekitar Ka'bah serta nama Muhammad pagi dan malam dikumandangkan para muazain di masjid, maka Kristen dalam bahaya besar. Kalian harus berusaha membakar al-Quran, menghancurkan Ka'bah dan menghapus nama Muhammad dari azan. (Tasir Nemoneh: 4/437)

Namun berbeda dengan tujuan busuk musuh Islam yang ingin menghancurkan Ka'bah dan dengan beragam konspirasi atau bahkan pembantaian massal para peziarah, berusaha menghancurkan keagungan ibadah haji. Allah Swt di al-Quran berkata kepada Nabi Ibrahim as, " Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.... supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka...(al-Hajj: 27-28)

Imam Ali di akhir wasiatnya memperingatkan, "Jika kalian lalai dan membiarkan Baitullah sepi maka kalian akan dipermalukan, dan sejumlah pensyarah Nahjul Balaghah mengatakan bahwa maksud dari dipermalukan adalah kalian akan mendapat azab Ilahi.

Peringatan ini dapat menjelaskan filosofi haji lainnya yakni jika kehormatan Ka'bah tidak dijaga dengan kehadiran luas Muslim maka dunia Islam akan kehilangan kekuatan dan kesolidannya serta terpaksa menelan kehinaan dan juga dimurkai Tuhan. Oleh karena itu, menurut al-Quran yang berkata, berbondong-bondonglah menuju Ka'bah baik berjalan kaki maupun berkendaraan supaya kalian menyaksikan manfaat besar di seluruh bidang maknawi dan materi, budaya dan politik. Kita harus berusaha melindungi keagungan Ka'bah dan menjaga kehormatan dunia Islam serta menghidupkan dan menyemarakkan Baitullah dengan kehadiran kita.

Read 986 times