Print this page

Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 255-259

Rate this item
(5 votes)

Ayat ke 255

Artinya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Ayat ini mengandung kata "Kursi" sehingga ayat ini masyhur dengan ayat "Kursi" yang menunjukkan keesaan Tuhan dalam zat dan sifat-Nya. Tauhid adalah pesan paling utama semua agama samawi. Tauhid menyebabkan terselamatkannya manusia dari penghambaan berhala-berhala dan tuhan-tuhan palsu. Tauhid adalah jalan kemerdekaan dan kebebasan, kebebasan dari penghambaan taghut dan penguasa zalim dan jalan untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan.

Kalimat "La ilaa ha illallah" merupakan kalimat yang dikenali dan tak asing, senantiasa memberikan kedamaian kepada sang bayi ketika baru lahir, dimana kalimat azan dikumandangkan untuk setiap bayi Muslim dan kian hari kalimat itu semakin mantap dengan dikumandangkan setiap hari di menara-menara masjid sebagai panggilan shalat. Artinya selain Dia (Allah), tidak ada yang layak disembah, kamal (kesempurnaan) dan jamal (keindahan) hanya milik-Nya, dan selain-Nya, siapa pun dan apa pun tidak memiliki kesempurnaan sehingga layak kita sembah dan cintai.

Kehidupan yang sejati adalah milik-Nya yang tidak mengenal fana' (kebinasaan) dan semua selain-Nya fana' dan sirna. Hanya Dia-lah yang tidak bergantung kepada orang lain dan selain-Nya pasti memerlukan-Nya. Dia tidak mengalami ngantuk, kelemahan dan tidur. Jika sekiranya Dia membiarkan alam sedetik saja tanpa pengendalian-Nya, maka tidak ada satu pun yang tertinggal. Dia-lah pemilik alam semesta dan semuanya adalah milik-Nya. Kenapa seorang hamba harus menyembah hamba yang serupa dengannya? Kenapa kita tidak meyembah pencipta dan pemilik kita, dan kita cari sesembahan selain Dia? Kendati orang-orang Musyrik menerima Tuhan sebagai pencipta alam, namun mereka melihat berhala-berhala sebagai pemberi syafaat.

Ayat ini menyatakan, tinggalkanlah perlindungan buatan dan palsu yang kalian buat sendiri. karena syafaat hanyalah berada di tangan para auliya Allah. Itupun dalam perkara yang diizinkan oleh Allah. Penutupan ayat mengistilahkan ilmu dan kekuasaan tak terbatas Tuhan dengan "Kursi" yang berartikan kursi pemerintahan agar dipahami bahwa Tuhan bukan hanya pemilik alam, melainkan penguasa dan mendominasi segala sesuatu atau maujudat dan tak ada satupun yang keluar dari kekuasaan-Nya dan pengelolaan-Nya.

Dari ayat ini kita ambil pelajaran bahw kita harus tundukkan kepala kita kepada sesembahan yang memiliki semua kesempurnaan baik dari segi ilmu dan cinta serta melepaskan diri dari segala jenis kelamahan dan kekurangan.

 

Ayat ke 256-257

Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Iman adalah urusan hati. Selamanya tidak bisa diperoleh dengan pemaksaan, hanya dengan argumen, akhlak dan nasehat. Keyakinan atau kepercayaan bisa meresap ke dalam hati manusia. Untuk keselamatan dan kesempurnaan, dari satu sisi Tuhan mengutus para nabi dan kitab-kitab Samawi supaya manusia selamat dari kesesatan dan dari sisi lain Ia memberikan kebebasan terhadap apa yang dikehendaki, ia bisa memilih.

Dengan alasan inilah para nabi sekali pun tidak memaksa seseorang untuk beriman karena iman dengan paksaan tidak berguna. Sekarang kalau seseorang lepas dari ikatan thagut dan kekuasaannya serta hanya menjadi hamba Tuhan, orang seperti itu berada dalam lindungan kekuasaan Tuhan dan Tuhan akan menjaga amal-amalnya, dimana ia akan selalu mendapat bimbingan.ke arah jalan yang benar dan terpelihara dari mara bahaya yang mengancam dirinya. Sebaliknya setiap yang menambatkan hatinya kepada selain Tuhan dan bergantung kepadanya, ketahuilah ia akan terjepit dalam kegelapan kebodohan, syirik dan khurafat. Dan ia tidak akan mendapatkan dirinya dalam jalan kebenaran dan cahaya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Agama memiliki nilai yang berpihak pada pengetahuan dan dipilih secara bebas atas dasar pilihan sendiri.
2. Jalan kebenaran adalah satu dan jalan kesesatan banyak karena itu dalam al-Quran kata-kata nur yang berarti cahaya dipakai dengan bentuk mufrad (tunggal) dan dzulumat yang artinya kegelapan digunakan dalam bentuk jamak.
3. Jalan kebenaran adalah cahaya yang merupakan sumber kebenaran, gerakan dan harapan serta ketenangan, sedangkan jalan kebatilan adalah kegelapan yang merupakan sumber kesesatan, kebodohan dan kekacauan.

 

Ayat ke 258

Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Seperti disebutkan dalam sejarah, Namrud adalah seorang Raja Babilon yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Ia menganggap rakyat sebagai hamba sahayanya. Ketika mendengar Ibrahim mengajak rakyat untuk menyembah Tuhan yang Esa, ia mengadakan dialog dengannya. Namrud mengatakan, "Setiap yang bisa dikerjakan Tuhanmu, akupun bisa melakukannya." Ibrahim pertamanya mengisyaratkan tema kematian dan kehidupan manusia yang merupakan kekuasaan Tuhan. Namrud memerintahkan supaya dibawakan dua tahanan. Satunya ia bebaskan dan yang satu lagi ia perintahkan dibunuh.

Dengan cara ini ia bisa mematikan setiap orang yang ia inginkan dan juga bisa membuat tetap hidup siapa saja. Meskipun ini adalah tidak lebih dari perbuatan mugholatahoh (mengada-ada). Tapi Ibrahim langsung menunjukkan terbitnya matahari dari timur yang menunjukkan kinerja Tuhan dan bertanya apakah Tuhanmu bisa membuat terbit matahari dari barat? Namrud tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dan terdiam. Namun dengan semua argumen tersebut ia tidak bisa menerima kebenaran dan dalam ayat lain ia memerintahkan supaya Ibrahim di bakar di atas api.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kalau manusia tidak memiliki kapasitas ketika mencapai kekuasaan, daripada ia mengaku sebagai hamba Tuhan, ia malah mengaku sebagai Tuhan dan akhirnya ia terperangkap sifat takabbur dan tertipu.
2. Para Nabi mengajak manusia kepada Tuhan berdasarkan logika, namun ahli kebatilan tidak memiliki jalan lain kecuali mugholatoh (mengada-ada).

 

Ayat ke 259

Artinya:
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Seperti disebutkan dalam tafsir, peristiwa ini terjadi untuk Uzair salah seorang Bani Israel yang melewati kota yang sudah hancur. Kendati ia beriman kepada Tuhan dan hari kebangkitan, namun untuk membuat hatinya yakin, ia meminta kepada Tuhan memperlihatkan cara menghidupkan yang sudah mati. Dalam peristiwa tersebut, kekuasaan Tuhan benar-benar sangat jelas, bahan-bahan makanan yang sudah rusak selama 100 tahun tetap tidak berubah, namun tulang belulang keras menjadi rapuh dan dengan kekuasaan Tuhan, Ia mengembalikan kepada asal semula, dan yang paling penting, Uzair sendiri meskipun sudah melewati 100 tahun, namun tidak mengalami perubahan fisik, dan tampak seperti orang-orang yang sudah tidur kemudian bangun dari tidurnya.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Menghidupkan orang yang mati di hari kiamat bukan hal yang mustahil dan Tuhan memperlihatkan contohnya di dunia.
2. Tuhan memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan cara yang berbeda-beda di dunia supaya manusia mengerti bahwa Tuhan mampu melakukan apa saja sehingga dalam urusan kebangkitan tidak mengalami keraguan lagi.

Read 6500 times