
کمالوندی
Genosida di Gaza; Kemanusiaan yang Hilang di Barat
Pemerintahan rasis Netanyahu bahkan jika berhasil menghancurkan total Jalur Gaza dan mengusir seluruh penduduknya, tetap saja menjadi pecundang perang.
Kejahatan rezim Zionis menyerang sebuah rumah sakit di Jalur Gaza dan pembantaian sadis ratusan perempuan dan anak-anak serta pemuda Paelstina menjadi sebuah skandal bagi Barat, bukan Zionis saja. Esensi sejati dan rasis rezim Zionis telah terkuak bagi seluruh opini umum dunia. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, beberapa jam sebelum pemboman RS Al Ahli Al Arabi dalam akun X nya menulis, "Ini adalah konflik antara anak-anak terang dan anak-anak gelap, antara kemanusiaan dan hukum rimba."
Sebelumnya, Menteri Perang Israel mengatakan, "Kami berperang dengan hewan humanoid!" Terlepas dari semua pernyataan rasis ini, Amerika dan Eropa tetap mendukung rezim Zionis dan menyatakan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina sebagai pembelaan hak-hak Zionis. Mereka bahkan mengkriminalisasi ekspresi simpati terhadap Palestina, dan setiap pertemuan dan dukungan terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan dihukum dengan hukuman penjara. Dukungan besar terhadap Zionis sebenarnya adalah berdiri bersama Israel dalam membunuh orang-orang yang terkepung di Gaza dengan bom Amerika. Pemerintahan Netanyahu yang rasis melakukan kejahatan besar dan membunuh ratusan wanita dan anak-anak di rumah sakit Al Ahli Al Arabi di bawah dukungan ini.
Tingkat keparahan kejahatan ini begitu besar dan mengejutkan sehingga dengan dipublikasikannya berita dan gambar pertama, gelombang kemarahan dan kebencian terhadap Zionis melanda seluruh dunia. Kedutaan besar Israel, Amerika, dan negara-negara Eropa adalah tempat berkumpulnya protes-protes ini. Di Amman, ibu kota Yordania, orang-orang membakar kedutaan besar rezim Zionis. Di Ankara, orang-orang Turki memanjat tembok kedutaan Zionis dan menduduki kedutaan pemerintah palsu Israel selama beberapa jam. Human Rights Watch (HRW) juga mengumumkan bahwa pembunuhan lebih dari 500 orang di rumah sakit Baptist di Gaza adalah kejahatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Beberapa jam setelah pemboman rumah sakit Baptis di Gaza dan pembunuhan puluhan wanita dan anak-anak, Presiden AS Joe Biden tiba di Tel Aviv. Menurut surat kabar Guardian, sejak awal operasi Badai Al-Aqsa, "Biden mungkin adalah presiden paling Israel-Amerika sejak Bill Clinton yang meyakinkan Netanyahu tentang tindakannya dan berusaha untuk tidak menunjukkan sedikit pun perselisihan dengannya di opini publik.
Dua hari setelah pengeboman RS Al Ahli Al Arabi dan pembantaian puluhan wanita dan anak-anak, giliran Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berkunjung ke Tel Aviv dan mengumumkan dukungan total negaranya kepada Israel. Tidak ada yang lebih dari ini, yang diharapkan dari Inggris. Inggris menanam benih awal negara Israel palsu di Palestina, dan Israel adalah anak angkat Inggris. Israel dan pendukungnya di Eropa dan Amerika tidak hanya tidak memikul tanggung jawab atas pembunuhan massal di RS Al Ahli Baptist, namun mencoba menisbatkan kejahatan besar ini kepada kelompok jihad Palestina dalam perang psikologis.
Setelah operasi mengejutkan Hamas dalam menyerang kota-kota di sekitar Gaza, Zionis menyebarkan gambar-gambar palsu tentang pemenggalan kepala anak-anak yang dilakukan oleh pejuang Hamas sampai-sampai Joe Biden juga mengomentari kebohongan besar ini dan menunjukkan sifat kekerasan dari serangan Hamas di Gaza dan Ia menganggap hak Israel untuk membunuh warga sipil Palestina. Namun tak lama setelah komentar Biden, juru bicara Gedung Putih mengakui bahwa pemenggalan kepala anak adalah palsu. Sekali lagi, di Tel Aviv, Biden mengaitkan kejahatan di RS Al Ahli Al Arabi di Gaza dengan kelompok perlawanan Islam.
Sementara itu, Wall Street Journal mengumumkan bahwa bom yang menyerang rumah sakit Baptis di Gaza adalah bom MK-84 Amerika. Bom 84 MK merupakan bom jatuh bebas serba guna buatan Amerika Serikat yang memiliki berat sekitar satu ton dan memiliki daya hancur yang sangat tinggi. Wartawan BBC juga mengatakan, mengingat besarnya ledakan, sangat sulit untuk menganggapnya selain rudal Israel.
Respons pemerintah negara-negara Barat yang mengaku pendukung HAM terhadap serangan roket terhadap sebuah rumah sakit di Gaza menunjukkan bahwa hak asasi manusia hanyalah sebuah slogan. Jika klaim hak asasi manusia benar, teriakan dunia sekarang akan membuat telinga Israel tuli dalam menyerang rumah sakit Baptis di Gaza, namun hal ini tidak terjadi karena ini adalah kebohongan besar. Surat kabar "Financial Times" menulis bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya telah mengakui bahwa Barat telah menunjukkan kontradiksi dan standar ganda dalam klaimnya untuk mendukung hak asasi manusia terkait perang di Ukraina dan wilayah pendudukan.
Surat kabar berbahasa Inggris ini menyatakan,"Sebagian besar negara berkembang secara tradisional mempunyai pandangan untuk mendukung perjuangan Palestina dan memberi mereka hak untuk menentukan nasib sendiri dan menentang dominasi global Amerika Serikat, pendukung terpenting rezim Zionis." Pendapat surat kabar Financial Times tentang dukungan negara-negara berkembang dalam mendukung eksistensi negara Palestina adalah bagian dari realita yang mendominasi dunia. Saat ini, mendukung kaum tertindas di Palestina telah menjadi tren global. Dalam konteks ini, kita tidak boleh hanya memperhatikan sudut pandang pemerintah Barat dalam mendukung rezim Israel yang rasis. Bertentangan dengan pemerintah mereka, opini publik Barat menentang kejahatan Zionis di tanah Palestina yang diduduki.
Melihat gelombang demonstrasi dan konten media sosial menunjukkan bahwa, bertentangan dengan pandangan pemerintah Barat, opini publik menyadari sifat rasis Zionis di tanah Palestina yang diduduki. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar pemerintah negara-negara barat, terutama Jerman, Prancis dan beberapa negara lain, telah menerapkan hukuman bagi yang menyatakan simpati terhadap rakyat Palestina yang tertindas. Namun kriminalisasi ini tidak menghentikan ekspresi kemarahan opini publik di negara-negara Eropa dan Amerika dan masyarakat turun ke jalan.
Saat ini, variabel dalam konstelasi kekuasaan yang paling penting di dunia adalah kebangkitan opini publik di era revolusi industri keempat dengan ledakan informasi dan perluasan komunikasi. Tidak ada negara lain yang dapat mencapai tujuannya tanpa memperhatikan opini publik. Zionis selalu berusaha membenarkan pendudukan Palestina dan pengusiran warga Palestina dari tanah leluhurnya dengan berpura-pura menjadi korban Holocaust yang dilakukan Jerman. Pemerintah-pemerintah Eropa telah mempropagandakan segala keraguan mengenai sejauh mana pembunuhan orang-orang Yahudi dalam Holocaust dan penentangan terhadap Zionis sebagai anti-Semitisme dan telah menetapkan hukuman bagi para pengkritik dan pentang Zionis.
Pembantaian massal warga Gaza bukan saja skandal bagi Zionis, tapi juga bagi pemerintah Barat. Dan juga menarget para pengklaim pembela HAM di Barat. Membela HAM bagi mereka memiliki batasan. Garis merah pemerintah Eropa dan Amerika adalah membela HAM Zionis yang berkuasa dalam pemerintahan palsu Israel. Oleh karena itu, Zionis diijinkan untuk melakukan kejahatan apa pun, karena mereka mendapat dukungan dari Amerika dan pemerintah Eropa.
Pemerintah rasis Netanyahu bahkan jika berhasil menghancurkan total Jalur Gaza dan memaksa warganya mengungsi, tetap menjadi pecudang perang. Zionis selama 75 tahun berusaha mengusir total bangsa Palestina, tapi mereka tetap gagal meraih mimpinya. Kini arus muqawama di generasi kedua dan ketiga Palestina lebih kuat dari generasi sebelumnya. Generasi ini terlahir dengan membawa kebencian terhadap Zionis, dan dibesarkan dalam kebencian tersebut. Mereka tidak akan mundur dari cita-citanya, dan selama eksistensi ilegal Zionis tetap berdiri, cita-cita kebebasan Palestina akan tetap hidup. Pembantaian massal rakyat Palestina akan membuat motivasi dan tekad muqawama melawan Zionis semakin solid di banding dengan sebelumnya.
Mengapa Hamas Menyerang Israel ?
Seiring dengan berlanjutnya kejahatan rezim penjajah al-Quds terhadap warga Jalur Gaza, muncul pertanyaan, apa yang mendorong Hamas menyerang Israel ?
Pejuang al-Qassam, sayap militer Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan berhasil memberi kekalahan telak dan bersejarah kepada rezim ilegal ini. kelalahan ini yang bahkan menurut pengakuan pejabat Israel sebagai pelecehan bersejarah terhadap rezim ini telah mendorong Tel Aviv selama 18 hari melancarkan serangan total terhadap Jalur Gaza. Serangan brutal ini sampai kini telah menggugurkan sekitar 5800 warga Palestina dan di antara jumlah tersebut terdapat 2360 anak-anak dan 1292 perempuan.
Juru bicara Departemen Kesehatan Palestina menyatakan, saat ini sekitar 12 rumah sakit dan 32 balai pengobatan tidak lagi mampu memberi layanan, dan kami sangat khawatir lebih banyak rumah sakit dan balai pengobatan yang tidak akan mampu memberi layanan karena berlanjutnya serangan Israel dan habisnya bahan bakar.
Mengingat kejahatan rezim penjajah ini, muncul pertanyaan pada dasarnya apa alasan dan faktor yang mendorong Hamas menyerang Israel, dan sebab dilancarkannya operasi Badai al-Aqsa ?
Untuk menjawab pertanyaan ini, sejumlah faktor ini dapat disebut sebagai alasan utama operasi tersebut:
Pertama; Kinerja Israel terhadap Rakyat Gaza.
Rezim Zionis memblokade total Jalur Gaza sejak tahun 2007 hingga kini, sehingga daerah ini dikenal sebagai penjara terbuka terbesar dunia, dan Gaza selama 16 tahun ini mengalami krisis kemanusiaan terbesar. Selain itu, rezim Zionis telah memenjarakan lebih dari 6.000 warga Palestina, termasuk ratusan perempuan dan anak-anak, beberapa di antaranya berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Terlepas dari rencana perdamaian yang ada sehubungan dengan konflik dengan Palestina, rezim Zionis terus membangun permukiman dan berulang kali menduduki geografi Palestina, rezim Zionis telah mengusir penduduk negara ini dari rumah mereka. Selain itu, sejak tahun 2008, lebih dari 150.000 warga Palestina syahid atau terluka oleh rezim Zionis.
Kondisi ini semakin parah dalam satu tahun terakhir, karena kabinet ekstrim dan rasis berkuasa di bumi Palestina pendudukan, yang meyakini pengusiran rakyat Palestina dari bukan saja dari wilayah pendudukan, tapi juga dari Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta ingin menghapus identitas Islami Masjid Al Aqsa. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dalam hal ini mengatakan, penting bagi kita untuk memahami bahwa serangan Hamas dilancarkan bukannya tanpa alasan. Serangan Hamas bukan terjadi di ruang hampa, dan bangsa Palestina dijajah selama 56 tahun.
Kedua; Pengkhianatan PBB dan Kekuatan besar Dunia terhadap Palestina
Alasan lainnya adalah negara-negara besar dan PBB telah melakukan pengkhianatan terhadap Palestina. Padahal, salah satu alasan serangan Hamas terhadap rezim Zionis terkait dengan mekanisme struktur sistem internasional. PBB dan negara-negara besar dalam struktur ini berkomitmen untuk menciptakan perdamaian dan keamanan bagi Palestina, namun dalam praktiknya mereka berpihak pada salah satu pihak yang berkonflik, yaitu rezim Zionis.
Rencana kesepakatan abad dan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim Zionis merupakan salah satu tanda dukungan sepihak negara-negara besar terhadap rezim Zionis. Pemerintah Amerika memimpin dukungan ini dan kini, ketika melancarkan perang melawan Gaza, secara resmi menyatakan bahwa waktu untuk gencatan senjata di Gaza belum tiba, sementara 5.800 warga Palestina telah syahid sejauh ini. Pola perilaku seperti ini menyebabkan masyarakat Palestina kecewa terhadap peran negara-negara besar dan PBB dalam menciptakan perdamaian dan menandai operasi penyerbuan Al-Aqsa.
Ketiga; Normalisasi Hubungan Negara-negara Arab dengan Israel
Faktor lainnya terkait proses normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim pendudukan Al-Quds. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mediasi Amerika Serikat, beberapa negara Arab telah beralih ke normalisasi hubungan dengan rezim yang menduduki Yerusalem. UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan termasuk di antara negara-negara tersebut, dan dalam sebulan terakhir, isu normalisasi hubungan Arab Saudi dengan rezim Zionis telah diangkat dengan lebih serius, dan bahkan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mengatakan bahwa kita sudah hampir mencapai normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Normalisasi hubungan berarti ditinggalkannya isu penting Palestina di dunia Arab, padahal dahulu kala pembelaan terhadap Palestina merupakan salah satu sumber legitimasi para penguasa dunia Arab. Degradasi posisi Palestina di dunia Arab menyebabkan semakin banyaknya kekerasan yang dilakukan Zionis terhadap warga Palestina dan menjadi faktor penting untuk dilakukannya operasi penyerangan Al-Aqsa.
Keempat: Putus Asa atas Perdamaian
Faktor keempat adalah masyarakat Palestina putus asa terhadap perdamaian yang paling minim sekalipun. Kelompok-kelompok Palestina menjadi percaya bahwa tidak hanya tidak ada kemungkinan perdamaian, tapi ini adalah kondisi yang menguntungkan bagi rezim Zionis, karena rezim ini sampai pada kesimpulan bahwa baik negara-negara Arab, negara-negara besar dunia, maupun PBB secara praktis tidak mengambil tindakan apa pun terhadap kekerasan yang meluas dan terus berlanjut yang dilakukan olehnya.
“Hamas menyerang Israel karena tidak ada ‘harapan di masa depan’,” kata Shibley Telhami, seorang profesor di Universitas Maryland. Dia berkata,"Saya percaya bahwa kemungkinan negara Palestina merdeka sekarang jauh lebih rendah dibandingkan satu dekade lalu. Ada banyak sekali keputusasaan dan kelompok militan mengeksploitasi situasi ini karena tidak ada jalan damai."
Mengingat kondisi ini, pejuang al-Qassam sampai pada kesimpulan bahwa dengan melancarkan operasi Badai al-Aqsa dan memberi kekalahan paling berat baik militer maupun intelijen dalam sejarah Zionis, maka mereka akan mampu memberi peringatan kepada Israel akan dampak kekerasan luas terhadap rakyat Palestina, serta membuat rezim ini semakin berhati-hati saat melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.
Faktanya, pejuang al-Qassam telah membuktikan bahwa keseimbangan kekuatan seperti sebelumnya berbeda besar dan tidak menguntungkan Israel, serta faksi Palestina mampu memberi pukulan berat kepada rezim ini dan membela diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apa yang dilakukan Hamas melawan Israel adalah bukti dari pembelaan diri yang legal dan sah.
13 Aban, Pekik Anti-Imperialisme dari Iran
Tanggal 13 Aban diperingati setiap tahun di Iran sebagai hari nasional Anti-imperialisme. Momentum nasional ini mengingatkan terjadinya tiga peristiwa penting di tahun yang berbeda dalam lembaran sejarah politik kontemporer Iran.
Peristiwa pertama adalah pengasingan Imam Khomeini ke Turki pada 13 Aban tahun 1343 Hs. Peristiwa kedua adalah pembantaian massal pelajar Iran oleh tentara rezim despotik Shah Pahlevi pada 13 Aban 1357 Hs. Peristiwa ketiga adalah pendudukan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran oleh mahasiswa revolusioner pada 13 Aban tahun 1358 Hs.
Ketiga peristiwa penting yang terjadi pada hari yang sama menjadi pijakan historis gerakan anti-Imperialisme di Iran hingga kini. Saking pentingnya masalah ini, Imam Khomeini menegaskan berulangkali urgensi gerakan nasional anti-Imperialisme. Imam Khomeini berkata, “Dengan yakin, saya katakan bahwa Islam akan menghinakan adidaya arogan [dunia],”.
Sejak awal, AS menentang gerakan kebangkitan bangsa Iran, dan melancarkan berbagai konspirasi untuk menjegal penyebaran pemikiran revolusioner di Iran. Oleh karena itu, gerakan revolusi Imam Khomeini dinilai sebagai ancaman bagi kepentingan AS, dan Washington menggunakan tangan rezim Shah sebagai bonekanya untuk menekan Imam Khomeini.
Pengasingan Imam Khomeini ke luar negeri salah satu cara yang ditempuh rezim Shah.Tapi tindakan tersebut gagal melumpuhkan gerakan Imam Khomeini dan perlawanan rakyat Iran. Bahkan sebaliknya, seiring berjalannya waktu, gerakan perlawanan bangsa Iran semakin menguat hingga tercapainya kemenangan Revolusi Islam di tahun 1979 M.
Urgensi peristiwa 13 Aban semakin terang benderang ketika membuka sejarah kelam AS dalam melancarkan intervensi terus-menerus terhadap Iran pasca kemenangan Revolusi Islam, bahkan jauh hari sebelumnya. Jejak intervensi AS dalam urusan internal Iran bisa dilacak dari operasi Ajax pada kudeta terhadap perdana menteri Mohammad Mosaddegh di tahun 1332 Hs atau 1953 M.
Tidak hanya itu, AS juga mendiktekan kepentingannya dalam undang-undang Iran. Ketika John F. Kennedy di 1960 menjadi Presiden Amerika, Gedung Putih memaksakan perjanjian Kapitulasi terhadap rakyat Iran. Berdasarkan perjanjian Kapitulasi, semua pejabat, termasuk penasehat Amerika di semua jabatan baik politik, ekonomi maupun militer memiliki kekebalan politik dan hukum di Iran.
Pada Mehr 1342 Hs, Perdana Menteri Iran ketika itu, Asadollah Alam atas instruksi langsung Shah memberikan kekebalan hukum kepada warga Amerika Serikat. Kemudian, pada awal 1343 Hs, RUU Kapitulasi ini disetujui oleh parlemen Iran. Sontak masalah ini menyulut protes luas rakyat Iran.
Pada tanggal 4 Aban 1343 Hs, Imam Khomeini ra menyampaikan pidato bersejarah mengungkap apa yang sedang dilakukan secara rahasia oleh rezim Shah. Beliau membeberkan apa itu undang-undang Kapitulasi yang diratifikasi oleh pemerintah dan parlemen Iran, sekaligus bahayanya.
Protes keras Imam Khomeini terhadap UU Kapitulasi menjadi pemicu penangkapan beliau di Qom dan pengasingannya ke Turki. Pengasingan tersebut justru menyulut kemarahan rakyat yang ditumpahkan melalui berbagai aksi demonstrasi di seluruh penjuru Iran, terutama kota-kota besar.
Dukungan rezim Shah terhadap kepentingan ilegal AS di Iran senantiasa menghadapi perlawanan dari mayoritas rakyat Iran. Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat Iran terjadi pada 13 Aban 1357 Hs. Dalam unjuk rasa yang dilakukan untuk memperingati hari pengasingan Imam Khomeini ke Turki ini, para pelajar dan mahasiswa yang berkumpul di depan Universitas Tehran untuk menyuarakan protes terhadap rezim Shah.
Aksi protes damai itu dihadapi para tentara rezim Shah dengan kekerasan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan pelajar dan mahasiswa Iran. Oleh karena itulah, tanggal 13 Aban di Iran juga diperingati sebagai Hari Pelajar untuk mengenang perjuangan para pelajar melawan rezim despotik Shah.
Setahun kemudian, mengambil momentum peringatan atas hari diasingkannya Imam Khomeini ke Turki, dan pembunuhan para mahasiswa dan pelajar Iran oleh tentara rezim Shah, para pelajar dan mahasiswa Iran menggelar demonstrasi besar-besaran di Tehran. Ketika itu, sekelompok mahasiswa yang menamakan diri sebagai "Mahasiswa Pengikut Garis Imam" menduduki Kedubes AS dan menyandera para pegawainya.
Sebelum kejadian ini, kementerian luar negeri Republik Islam Iran berkali-kali menyampaikan protes resmi kepada Washington atas campur tangan mereka terhadap urusan dalam negeri Iran. Ketika itu ditemukan berbagai dokumen resmi yang membuktikan bahwa Kedubes AS untuk Iran telah berubah fungsi sebagai kantor agen mata-mata Gedung Putih.
Republik Islam lahir dari perjuangan melawan imperialisme, dan kini menjadi model bagi gerakan global menghadapi kelaliman dan ketidakadilan di dunia. Berlanjutnya spirit perlawanan bangsa Iran menghadapi imperialisme tidak bisa dilepaskan dari peristiwa 13 Aban yang diperingati setiap tahun di negara ini. Bentuk lain dari perjuangan melawan imperialisme dalam konteks kekinian adalah ketangguhan juru runding Iran dalam perundingan nuklir dengan enam kekuatan dunia. Iran tidak menyerah menghadapi arogansi AS dan sekutunya.
Dengan dalih kekhawatiran terhadap program nuklir Iran, AS menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Iran. Bahkan tidak hanya itu, Washington juga mengancam akan mengambil opsi militer terhadap Tehran.Tapi berbagai tekanan tersebut gagal membuat Iran bertekuk lutut. Kini, Iran terus membangun dengan caranya sendiri di tengah gencarnya sanksi dan tekanan Barat.
Dalam fase sensitif sejarah Republik Islam, bangsa Iran tetap tegar menghadapi tekanan AS yang dilancarkan dalam berbagai bentuk. Perlawanan Iran menghadapi konspirasi yang dilancarkan kekuatan global bukan sekedar slogan belaka, tapi sebuah nilai yang tertanam di sanubari bangsa Iran.
Perlawanan terhadap imperialisme yang digelorakan Iran senantiasa memberi pesan terang benderang. Salah satunya adalah kesadaran dan kewaspadaan nasional terhadap setiap ancaman musuh yang ingin merongrong kedaulatan negara ini. Berkaca dari sejarah, AS tidak bisa dipercaya. Rangkaian aksi yang dilakukan AS terhadap Iran dari dulu hingga kini, dalam pandangan bangsa Iran, menjadi memori kolektif untuk mengenali esensi imperialisme para pejabat tinggi AS.
Barangkali, ada yang berasumsi bahwa AS akan mengubah sepak terjangnya terhadap Iran pasca tercapainya kesepakatan nuklir dengan mengakhiri perilaku interventifnya terhadap Tehran. Tapi faktanya, AS tidak menghentikan permusuhannya terhadap Iran. Sinyalemen tersebut bisa dibaca dari statemen tendensius para pejabat tinggi AS mengenai Iran.
Sepak terjang AS terhadap Iran secara esensi tidak berubah. Sebab yang terjadi hanya perubahan bentuknya saja.Oleh karena itu terjadi berbagai kontradiksi dalam perkataan dan tindakan mereka. Hingga kini AS tidak menjalankan penuh komitmennya terhadap implementasi Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), bahkan menghalangi Uni Eropa menjalin hubungan erat dengan Iran. Selain itu, Washington tetap melancarkan konspirasi untuk menyudutkan Iran di arena internasional dengan menebarkan propaganda Iranophobia.
Kini, puluhan tahu berlalu dari peristiwa 13 Aban 1358 Hs. Tapi spirit perlawanan terhadap imperialisme dan resistensi bangsa Iran dalam menghadapi konspirasi AS tetap tertanam di sanubari bangsa Iran. Sebab, 13 Aban menjadi titik tolak gerakan bangsa Iran menghadapi imperialisme global. Sejatinya, penamaan 13 Aban sebagai “Hari Anti-Imperialisme” sebagai manifestasi perlawanan bangsa Iran menghadapi imperialis di berbagai bidang dalam sejarah Republik Islam.
Melawan Rezim Zionis Menurut Islam
Artikel kali ini akan menyoroti pandangan Islam mengenai membela diri dan melawan penindasan, agresi dan penjajahan ?
Pemboman dan serangan brutal terhadap warga Palestina oleh rezim Zionis di Jalur Gaza telah membangkitkan kemarahan semua orang terhadap rezim ilegal ini. Kini pertanyaan mendasar kembali mengemuka, negara Palestina seberapa lama harus berada di bawah pendudukan rezim rasis Israel, dan warganya gugur, terluka, mengungsi dan dipenjara ? Mengapa komunitas internasional mengabaikan pendudukan dan pembantaian masasl rakyat Palestina oleh Zionis, tapi di kasus lain yang sama, mereka menindak tegas ?
Berdasarkan hukum internasional, pendudukan sebuah negara dikecam dan tertolak, serta rakyat negara yang dijajah secara hukum berhak untuk melawan penjajah hingga meraih kemerdekaan. Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023 oleh muqawama Islam Hamas sejatinya untuk menjalankan hak legal dan rasional ini. Kini kita akan mengkaji apa pandangan Islam terkait hak membela diri dan melawan penindasan, agresi serta penjajahan ?
Warga Palestina korban brutalitas Israel
Merujuk pada ajaran dan nilai-nilai Islam menunjukkan bahwa agama ilahi ini mengusung pesan perdamaian, persahabatan dan keadilan. Tapi senantiasa individo, kelompok dan pemerintah yang melakukan penindasan dan memanjangkan tangannya untuk membantai, merampok harta dan wilayah orang lain, serta secara praktis menghancurkan peluang ketenangan dan perdamaian. Dalam kondisi mengenaskan seperti ini, Islam secara tegas menindak para agresor dan penindas, sehingga dengan menolak fitnah dan kejahatannya, masyarakat dapat kembali hidup bersama dalam damai.
Dalam Islam, tidak hanya penindasan terhadap orang lain yang dikutuk, namun menerima penindasan dan ketundukan kepada dominator dan agresor juga dikutuk. Di akhir surat Al-Baqarah ayat 279, Allah berfirman bahwa janganlah kamu menindas atau tunduk pada penindasan. Oleh karena itu, perjuangan dan perlawanan rakyat Palestina merupakan implementasi dari prinsip Islam dan Al-Quran tersebut. Dalam Surat al-Hajj ayat 39 dan 40, hal ini dengan jelas dinyatakan sebagai berikut: “Orang-orang yang diserang dan dibunuh secara zalim, diberi izin untuk membela diri dan berperang untuk jihad.” Dan tentu saja Tuhan mampu menolong mereka. / Orang-orang yang diusir secara tidak adil dari rumah dan kampung halamannya [dan tidak berdosa,] kecuali mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan yang Maha Esa..."
Dalam ayat 39, tidak hanya umat Islam yang dianjurkan untuk membela diri, namun Allah berjanji akan membantu mereka. Menariknya, Al-Qur'an pada ayat berikutnya memperkenalkan kaum tertindas sebagai orang-orang yang terusir dari tanah airnya, hal ini sangat mirip dengan situasi masyarakat Palestina saat ini. Contoh terbaik dari sikap menolak berkompromi dengan penindas adalah kebangkitan Husein bin Ali as, cucu tercinta Rasulullah saw, melawan penindasan dan pemerintahan korup Yazid bin Muawiyah, khalifah Bani Umayyah. Beliau yang tidak menganggap Yazid layak menjadi khilafah dan memerintah umat Islam, tidak bersumpah setia (baiat) kepadanya dan dia serta para sahabatnya syahid dalam membela hak-hak dan cita-cita Islam.
Imam Husain as berkata dengan suara lantang, “Tidak mungkin kami tunduk pada kehinaan.” Dengan cara ini, pria terhormat itu menjadi teladan bagi orang-orang bebas dan pencari hak serta kebenaran di dunia sepanjang sejarah.
Apa yang dilakukan Hamas dan kelompok perlawanan Islam lainnya saat ini sebenarnya mengikuti slogan dan metode terhormat yang sama yang digunakan Imam Husein, yang kali ini digunakan untuk melawan penjajah Zionis yang kejam. Rezim palsu Israel telah menduduki Palestina selama 75 tahun dengan bantuan pemerintah Barat, terutama Amerika dan Inggris, dan tidak berhenti melakukan kejahatan apa pun terhadap mereka.
Kelompok-kelompok Palestina, yang mencari dukungan internasional dan Arab selama periode ini, menyadari bahwa tidak ada harapan terhadap mereka dan mereka hanya boleh meningkatkan kekuatan militer mereka dengan percaya kepada Tuhan dan mengandalkan dukungan rakyat dan berperang melawan militer Zionis. Karena Allah Swt dalam Surat As-Saff ayat 4 meminta muslimin sebisa mungkin bersiap dan mempersenjatai diri untuk melawan musuh. Imam Ali as menjelaskan masalah ini dengan mengatakan, "Ketahuilah bahwa orang lemah dan tidak mampu, tidak akan pernah bisa menghilangkan kezaliman dan penindasan, dan hak hanya dapat diperoleh melalui usaha..." Dengan demikian, kelompok perlawanan ini, khususnya Hamas, yang sepenuhnya berada dalam blokade dan pengawasan Israel, mampu meraih kemampuan militer yang luar biasa. Dan dalam beberapa pertempuran dengan rezim ilegal ini, berhasil membalas dengan tepat serangan sadis Israel.
Karena pentingnya jihad di jalan Tuhan untuk menekan penyerang dan memulihkan stabilitas dan perdamaian masyarakat, maka jihad telah diberikan banyak perintah dalam al-Qur'an dan hadis. Misalnya dalam surat As-Saff ayat 4 disebutkan, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” Dan Imam Shadiq as menyebut hasil kerja mujahidat sebagai berikut: “...selalu siap sedia di garis depan peperangan melawan musuh dan berperang di jalan Allah agar kalian mewariskan kehormatan dan kemuliaan kepada anak-anak kalian setelah kalian.”
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berdasarkan perspektif Islami ini, terkait Palestina mengatakan, "Solusi tunggal bagi isu Palestina adalah muqawama dan perjuangan."
Kini pejuang Palestina berperang untuk membebaskan tanah air milik leluhurnya, dan yang diduduki Israel dengan paksa serta berbagai kejahatan. Dengan demikian, mereka berhak untuk berjuang hingga tanah air mereka dibebaskan secara penuh. Poin penting adalah seluruh umat Muslim berdasarkan ayat 75 Surat an-Nisa memiliki kewajiban sebisa mungkin membantu rakyat Palestina melawan kejahatan rezim Zionis. Dalam ayat ini, Allah Swt memperingatkan umat Islam Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".
Karena alasan inilah kini para pejuang perlawanan Islam di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman, dalam satu front yang bersatu dan terkoordinasi, membantu saudara-saudara mereka di Gaza untuk mengalahkan agresor dan tentara Israel yang membunuh anak-anak, dan Republik Islam Iran sepenuhnya mendukung mereka. Imam Khomeini (RA), pendiri Republik Islam Iran, yang menyebut Israel sebagai tumor dan kanker di kawasan, mengungkapkan prinsip kebijakan Iran terhadap Palestina sebagai berikut, "Kami berpihak pada kaum tertindas. Siapapun yang tertindas dimanapun dia berada, kami dukung dia dan rakyat Palestina adalah kaum tertindas. Israel telah menindas mereka, itu sebabnya kami mendukung mereka
Menelisik Kejahatan Perang Israel
Tidak peduli apa sebutan Israel. Namun perang ini bukan antara Hamas dan Israel! Sebaliknya, ini adalah genosida terhadap warga Palestina yang dilakukan (Israel) tanpa malu-malu.
Meskipun jaringan dan kantor berita di dunia meliput kejahatan Israel di Gaza, pada saat yang sama mereka berusaha meyakinkan penggunanya bahwa serangan Israel terhadap warga sipil, rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan PBB sebenarnya adalah balasan Zionis atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Seolah-olah mereka ingin membenarkan “hukuman kolektif” terhadap rakyat Gaza dengan cara ini, dan mereka menyebut orang-orang Palestina sebagai “korban tak terhindarkan” dan bahwa nyawa mereka tidak berharga.
Sebenarnya, ini adalah propaganda yang media terapkan pada miliaran orang di dunia dan bukannya mengakui Israel sebagai penyebab kejahatan karena melanggar hukum internasional, media justru menutupi dan membenarkan kejahatan perang yang dilakukan rezim ini.
Walaupun peristiwa 7 Oktober masih diselimuti misteri, saya telah mengumpulkan beberapa kejahatan perang terburuk Israel yang selama ini dianggap remeh oleh media. Izinkan saya mengatakannya secara terus terang:
Berdasarkan Pasal 6 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional, Israel telah melakukan genosida. Menurut pasal ini, genosida berarti menimbulkan luka fisik atau mental yang serius terhadap para anggota kelompok tertentu atau secara sengaja menimbulkan kondisi kehidupan atas kelompok tersebut yang
diperhitungkan akan menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau untuk sebagian.
Menteri Perang Israel Yoav Gallant
Menteri Perang Israel Yoav Gallant, yang menyebut warga Palestina binatang, mengumumkan bahwa pemerintah akan memutus aliran air, listrik, makanan, dan bahan bakar untuk 2,3 juta penduduk Gaza. Merampas kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh populasi tersebut untuk bertahan hidup merupakan tindakan genosida.
Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan ini melibatkan pengusiran atau pemindahan paksa suatu populasi. Israel baru-baru ini memerintahkan lebih dari satu juta penduduk Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka dan menetap di selatan. Israel memberi waktu tiga jam kepada warga Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut, dan jika tidak, mereka harus menghadapi konsekuensinya.
Namun setelah peringatan ini, Israel membombardir konvoi yang bergerak ke selatan. Rezim juga melancarkan dua serangan udara di penyeberangan Rafah, perbatasan internasional dengan Mesir, untuk memastikan pasokan kemanusiaan tidak masuk ke Gaza.
Israel melakukan lebih banyak kejahatan perang.
Pertama, Israel dengan sengaja menargetkan fasilitas sipil, rumah sakit, ambulans, petugas kesehatan, dan jurnalis. Tak satu pun dari fasilitas ini yang luput dari serangan terus menerus Israel. Beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Al-Ahli dan 25 puskesmas dibom dan puluhan sekolah juga hancur. Dalam kebanyakan kasus, fasilitas-fasilitas ini hancur ketika orang-orang berlindung di dalamnya.
Lebih dari dua puluh jurnalis tewas dalam serangan ini. Semua ini merupakan kejahatan perang yang dilarang menurut Pasal 8 Statuta Roma. Pasal 8 ini melarang serangan terhadap penduduk sipil, fasilitas sipil, dan personel serta fasilitas yang berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.
Kejahatan kedua yang dilakukan Israel adalah dengan sengaja menargetkan personel, fasilitas, unit atau kendaraan yang terlibat dalam layanan kemanusiaan atau misi penjaga perdamaian, sesuai dengan Piagam PBB.
PBB juga mengumumkan bahwa 29 pegawainya tewas dalam serangan udara Israel. Menurut PBB, 21 dari 22 pusat kesehatan PBB rusak akibat serangan ini.
Sementara itu, dalam salah satu serangan Israel, salah satu gudang penyimpanan makanan dan obat-obatan di pusat Gaza telah rata dengan tanah.
Akibat pengeboman ini, empat belas pusat distribusi pangan terpaksa ditutup sehingga menyebabkan ratusan ribu orang kelaparan.
Kejahatan perang ketiga yang dilakukan Israel adalah serangan yang disengaja terhadap bangunan-bangunan yang memiliki tujuan keagamaan, pendidikan, seni, ilmu pengetahuan, atau amal.
Gereja di Gaza
Invasi Israel telah merusak 200 sekolah, 26 masjid dan menghancurkan beberapa gereja. Dalam serangan tersebut, gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, yang merupakan salah satu bangunan paling suci dan tertua yang tersisa lebih dari seribu tahun yang lalu, dihancurkan.
Perbuatan tersebut jelas merupakan pelanggaran terhadap larangan penyerangan terhadap bangunan keagamaan atau pendidikan.
Kejahatan perang keempat yang dilakukan Israel adalah penggunaan senjata, proyektil, material, dan metode tempur yang secara alami menyebabkan cedera tambahan atau rasa sakit yang tidak perlu atau secara inheren tidak dapat dikendalikan dan melanggar hukum konflik bersenjata internasional, dengan ketentuan bahwa penggunaannya umumnya dilarang.
Dalam serangannya di Gaza, Israel menggunakan senjata yang mengandung fosfor putih, yang menyebabkan luka bakar parah dan kematian yang menyakitkan.
Dan kejahatan perang kelima yang dilakukan Israel saat ini adalah pembunuhan secara sengaja. Serangan udara Israel terus menerus dan dengan sengaja menyasar wilayah sipil dan meratakan seluruh lingkungan pemukiman hingga rata dengan tanah.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa puluhan keluarga telah dihapus seluruhnya dari catatan sipil Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari lima ribu warga Palestina sejauh ini. 62% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Menurut definisi Mahkamah Kriminal Internasional, hal ini adalah contoh nyata dari pembunuhan yang disengaja.
Kejahatan perang lain yang dilakukan Israel adalah perusakan harta benda secara luas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional.
Pemboman yang dilakukan Israel telah menyebabkan lebih dari satu juta orang di Gaza kehilangan tempat tinggal atau pengungsi. Pengungsi yang tidak memiliki prospek untuk memperbaiki situasi.
Kejahatan lain yang dilakukan Israel setiap hari terhadap orang-orang Palestina adalah kejahatan apartheid. Seluruh krisis ini berakar pada pendudukan militer di tanah Palestina. Israel telah membangun sistem di tanah ini yang terbagi menjadi tiga kelas sosial dan yang terbaik adalah non-Yahudi berada di lantai tiga.
Yahudi ekstrem
Mengenai apartheid, PBB bersama dengan beberapa kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, Human Rights Watch dan Beth Shalom telah menerbitkan laporan yang mengakui secara rinci bahwa konsep apartheid berlaku di Israel. Israel juga melakukan kejahatan perang terhadap penduduk sipil Gaza setiap hari, yang berarti bahwa perang ini bukan hanya melawan Hamas, tetapi juga genosida terhadap suatu penduduk.
Dan sementara dunia menyaksikan peristiwa ini dengan kekhawatiran, para pemimpin Barat di Washington, London, Brussels, mempunyai pandangan yang mendukung dan menyetujui Israel. Para pemimpin Barat ini memperlengkapi Israel dengan senjata yang dibutuhkan untuk melakukan kejahatan-kejahatan ini.
Lalu apa yang dilakukan media Barat? Mereka terus membenarkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel. Dan mereka melakukan ini dengan menerapkan propaganda, dalam kerangka fanatik dan taktik penyangkalan untuk memastikan bahwa genosida terhadap “korban yang tidak berharga” akan terus berlanjut. Karena tahukah Anda, ini sangat rumit!(
Rumah Bisa Hancur, tapi Bangsa Tetap Tegar Melawan
Anak-anak Gaza akan mati dan anak-anak yang tersisa akan bergelut dengan beribu permasalahan, tetapi Gaza tidak akan hilang dari perkembangan zaman.
Gambar-gambar yang dipublikasikan dari Gaza hari ini menunjukkan bahwa sebagian besar kota ini telah rata dengan tanah. Adegan menyedihkan ini mengingatkan orang akan bom Amerika terhadap penduduk Hiroshima di Jepang, serta perang di Afghanistan dan Irak.
Bom yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima pada bulan Agustus 1945 langsung menewaskan ribuan orang dan sekitar 140 ribu pada akhir tahun yang sama. Bom ini berjenis "Uranium", yang meledak dengan kekuatan sekitar tiga belas kiloton. Dalam perang lainnya, Amerika mencari Taliban di Afghanistan dari rumah ke rumah dan bahkan menjatuhkan bom non-nuklir terbesarnya terhadap posisi ISIS di Afghanistan. Bom yang dijuluki "induk segala bom" ini memiliki panjang 9 meter dan berat sekitar 10 ton.
Dalam kejadian lain, yaitu serangan 11 September 2001, dua pesawat menabrak menara kembar World Trade Center di New York, dan hal ini menyebabkan Amerika memulai musim perang dan pengungsian yang baru. Irak diserbu dan sebagian besar wilayah Irak rata dengan tanah dan puluhan ribu warga Irak terbunuh. Sementara Osama bin Laden, pemimpin dan pendiri kelompok Taliban, dan Ayman al-Zawahiri, pemimpin berikutnya, dibunuh di tempat lain, selain Irak.
Peristiwa 11 september
Ya, sejarah telah menyaksikan banyak perang dan sebagian besar dari perang tersebut menghancurkan dan meratakan banyak kota seperti Gaza saat ini. Namun dengan hancurnya rumah-rumah, bangsa-bangsa tidak pernah binasa. Sebaliknya, sekali lagi, mereka bangkit dari abu reruntuhan akibat serangan penjajah, mereka tumbuh tinggi, mengaum, dan membubung tinggi.
Melihat sejarah dunia menunjukkan bahwa peperangan tidak akan berakhir dan dunia akan tetap penuh dengan ketidakadilan. Rumah-rumah akan rata dengan tanah, tapi pada akhirnya, tidak ada bangsa yang selamanya terhapus dari sejarah.
Pada abad terakhir, banyak peperangan melawan berbagai bangsa dan negara yang dilakukan oleh para kolonialis dan negara ekspansionis, tapi tidak ada satupun yang menghancurkan bangsa yang diserang. Selain fakta bahwa pemerintah penjajah melakukan upaya ganda dalam melemahkan dan mempermalukan bangsa-bangsa yang dilanda perang, tapi semuanya telah mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan setelah masa rekonstruksi.
Perang Amerika terhadap Vietnam dimulai pada masa kepresidenan Lyndon Johnson. Menurut statistik, sekitar 3 juta orang Vietnam terbunuh selama dua dekade perang. Akhirnya, pada bulan April 1975, setelah bertahun-tahun berperang, tentara Amerika terakhir melarikan diri dari Vietnam dengan pesawat terbang dan helikopter. Orang Vietnam menyebut tanggal 30 April 1975 sebagai hari "melarikan diri". Dengan kemenangan kekuatan Korea Utara dan Viet Cong, Vietnam sekali lagi menemukan kesatuannya dan terbentuk sistem yang menguntungkan rakyat negara tersebut, yang berasal dari sosialisme.
Dalam perang di Afghanistan yang terjadi pada awal milenium ketiga, meskipun ada upaya Amerika Serikat dan NATO untuk menghancurkan Afghanistan dan menghancurkan identitas negara, akhirnya setelah dua puluh tahun, negara-negara pendudukan terpaksa meninggalkan Afghanistan, dan ini saat ini negara ini sedang menuju pemulihan, dan menempatkan identitasnya atas dasar pluralisme etnis dan agama. Perang Amerika dan sekutunya dengan Irak tidak menghancurkan bangsa Irak meski menimbulkan banyak kerusakan dan memakan banyak korban jiwa. Sebaliknya, dia meningkatkan stabilitasnya melawan para agresor.
Namun terlepas dari semua pengalaman ini, dan dalam situasi di mana sejarah membuktikan bahwa upaya untuk menghancurkan identitas, sejarah dan akar setiap bangsa telah gagal, tampaknya Amerika dan rezim Zionis, dalam babak baru kejahatan terhadap kemanusiaan di Palestina, genosida brutal lainnya sedang menjadi agenda.
Berdasarkan statistik terkini yang tersaji dalam waktu sekitar sebulan sejak invasi rezim Zionis ke Gaza yang dilakukan bekerja sama dengan Amerika Serikat, lebih dari 30 ribu ton bom dan berbagai bahan peledak dijatuhkan di lahan seluas 360 kilometer persegi yang disebut Jalur Gaza. Itu berarti sekitar seribu ton setiap hari dan lebih dari 80 ton bom dan bahan peledak per kilometer.
Serangan udara Zionis ke Gaza
Dalam pemboman biadab ini, lebih dari 220.000 rumah rusak dan 40.000 rumah hancur total. Lebih dari 70% penduduk Gaza mengungsi dan lebih dari 10.300 orang menjadi martir, dimana 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Namun apakah invasi biadab yang masih berlangsung ini akan melenyapkan Gaza dan bangsa Palestina serta perjuangan besar bangsa ini? Hal ini tentu saja tidak terjadi.
Anak-anak Gaza akan mati dan anak-anak yang tersisa akan bergelut dengan ribuan masalah dan dinginnya Mediterania akan menantinya, tapi Gaza tidak akan hilang dari perkembangan zaman.
Sejarah serangan besar-besaran Zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang tertindas sejak berdirinya rezim pendudukan ini pada Hari Nakba 1948 hingga sekarang menunjukkan bahwa meskipun lebih dari 100 ribu warga Palestina telah gugur syahid oleh para penjahat Zionis dan banyaknya kejahatan dan pembantaian yang dilakukan rezim ini terhadap rakyat Palestina yang tertindas dalam beberapa tahun yang berbeda, seperti kejahatan rezim pendudukan Zionis di Deir Yassin, Tantura, Kafr Qasim, Sabra dan Shatila, Qana, Kamp Jenin, Gaza, penjajahan dan perampasan rezim Zionis ini tidak hanya gagal menghilangkannya bangsa Palestina, tetapi justru stabilitas dan ketekunan bangsa ini semakin kuat dalam melawan pendudukan rezim Zionis.
Saat ini, di Gaza, rumah-rumah hancur, bangunan-bangunan runtuh, dan menurut laporan, seorang anak Palestina terbunuh dan dua orang terluka setiap 10 menit, tapi bangsa Palestina tidak akan pernah mati. Hal ini bukan hanya sekedar bukti sejarah, tapi juga merupakan hasil peninjauan secara tajam dan adil terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Gaza dan di kalangan penduduknya. Di Gaza saudara remaja Palestina mengajarkan kesyahidan kepada adik perempuannya, yang sekarat akibat pemboman Zionis, dan di mana sang ayah, melihat tubuh tak bernyawa dari anak tersebut, menoleh ke putranya yang lain dan tersenyum, “Giliranku selanjutnya”, atau seorang jurnalis Palestina yang kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan rezim pendudukan Quds, mengatakan bahwa pidato kami tidak lain hanyalah “Hasbuna Allah wa Ni’mal Wakie”. Seperti biasa, Cukup Allah dan sebaik-baik wakil.
Sementara itu, mungkin lelaki tua Palestina yang berdiri di samping reruntuhan rumahnya, berbicara paling fasih. Orang tua itu tidak mengucapkan lebih dari tiga kalimat, tapi seolah-olah ia telah merangkum seluruh Palestina mulai dari penderitaan dan kebencian hingga pendirian dan perlawanannya. Dimana, setelah rumahnya hancur akibat pengeboman Zionis, di samping reruntuhan rumahnya, dia berkata dengan penuh kebencian, Saya bekerja selama 40 tahun untuk membangun rumah ini, hancur, berkorban untuk Palestina, berkorban untuk Palestina, semua pengorbanan untuk Palestina, semua pengorbanan untuk Palestina.. Kami berdiri.
Rudal Qiyam 2
Republik Islam Iran selama tiga dekade terakhir telah mengambil langkah langkah besar dalam bidang perancangan, pembuatan dan pengoperasian semua jenis rudal balistik.
Sedemikian rupa sehingga Iran kini dianggap sebagai kekuatan rudal terbesar di Asia Barat. Kekuatan rudal tersebut dikembangkan sebagai salah satu elemen kewenangan Republik Islam Iran, dalam rangka mencapai pencegahan strategis. Salah satu keunggulan teknologi ini dapat dilihat pada rudal balistik, dimana Iran telah mencapai keunggulan teknologi di bidang ini dan telah mampu merancang dan memproduksi beragam rudal balistik dengan karakteristik berbeda untuk menghadapi berbagai ancaman, yang mana Itulah sebabnya negara ini menjadi salah satu kekuatan rudal dunia dan kawasan Asia Barat.
Image Caption
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengandalkan kemampuan dalam negeri dan memanfaatkan secara maksimal kapasitas yang ada dalam interval waktu yang singkat, rudal balistik baru dan kuat seperti rudal Qiyam telah diluncurkan, pengenalan masing-masing rudal tersebut menyebabkan semakin banyak kemarahan musuh-musuh atas kemajuan Iran di bidang pertahanan dan menampilkan lebih besar kemampuan Iran di bidang pertahanan.
Peresmian
Rudal balistik jarak menengah Qiyam diresmikan pada tanggal 20 Agustus 2010, bersamaan dengan peresmian pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr dan di hadapan pejabat pertahanan Republik Islam Iran. Mengingat setiap rudal dan senjata dibuat dengan ide tertentu, maka menurut para panglima militer negara kita, rudal Qiyam juga dibuat dengan ide Shahid Tehrani Moghadam dan untuk menghancurkan rezim Zionis. Rudal Qiyam diuji untuk pertama kalinya dalam manuver Eghtedar-e Velayat ((The Power of Velayat). Rudal Qiyam 1 IRGC telah diproduksi dalam jumlah besar dan berada di lini pertama respons rudal Iran dan merupakan salah satu opsi pertama IRGC dalam serangan rudal jarak jauh.
Spesifikasi
Rudal Qiyam memiliki panjang sekitar 11,5 meter, diameter sekitar 90 cm, dan berat total lebih dari 6 ton. Berat hulu ledak rudal Qiyam diperkirakan sekitar 650 kg. Rudal Qiyam memiliki mesin bahan bakar cair satu tahap, yang dapat mencapai ketinggian penerbangan 200 km menggunakan bahan bakar ini dan mesin satu tahapnya. Jangkauan rudal ini diperkirakan sekitar 800 km. Sekilas, rudal balistik Qiyam sangat mirip dengan rudal Shahab 2, namun Qiyam memiliki dimensi dan panjang yang lebih besar, serta jangkauannya 300 km lebih jauh dari Shahab 2. Selain itu, sekat Shahab 2 yang biasa tidak terdapat dalam struktur rudal Qiyam.
Image Caption
Perbedaan rudal Qiyam dengan rudal balistik lainnya
Perbedaan utama antara rudal Qiyam dan rudal balistik Iran lainnya adalah dihilangkannya blok penstabil tetap dari ujung badannya. Blok ini, yang berbentuk trapesium siku-siku, terlihat di semua rudal balistik Iran. Keluarga Shahab, Qadr dan Sejjil, dan bahkan peluncur satelit Safir dan Simorgh, memiliki peran penting dalam menciptakan stabilitas roket, tetapi dalam rudal Qiyam, tanpa bergantung pada blok yang disebutkan di atas, seluruh tugas menciptakan stabilitas adalah tanggung jawab sistem kontrol dengan aktuator yang sama dipasang pada keluaran propelan bahan bakar cair. Pekerjaan ini memiliki keuntungan seperti pengurangan berat dan membawa refleksi radar, membuat penyimpanan, pengangkutan dan pemuatan di peluncur menjadi lebih mudah.
Fitur ini disebabkan oleh pencapaian tingkat stabilitas rudal dan teknologi kontrol yang lebih tinggi, hanya karena sistem kendali vektor dorong pada keluaran mesin dan pengurangan faktor kesalahan yang signifikan pada rudal ini, termasuk penempatan rudal yang tepat pada peluncur, sistem penargetan dan panduan serta mengurangi turbulensi bahan bakar cair di dalam tangki, dll.
Selain itu, mengingat kebaruan rudal ini pada saat itu, sekitar 14 tahun yang lalu, teknologi canggih dan sistem serba digital mungkin digunakan pada komponen elektroniknya. Hal ini karena hulu ledak dan diameter kedua rudal ini sama, hanya saja sedikit peningkatan panjang dan peningkatan massa 100 kg (1,65% lebih banyak), jangkauannya mencapai 300 km lebih banyak (peningkatan 60%). Rudal Qiyam 1 mencapai ketinggian maksimum 126 km dalam jangkauan maksimumnya.
Hal yang paling menarik dalam gambar tersebut adalah adanya beberapa bagian yang digunakan dalam pembuatan rudal balistik, salah satunya adalah balok-balok kecil yang ditempatkan di pintu keluar mesin yang disebut "Jet Vane", yang ada di bagian akhir rudal dan di bagian output mesin yang memiliki tugas mengubah vektor dorong mesin guna mengubah dan memperbaiki jalur misil. Rudal balistik berat Iran (seperti bahan bakar cair Sejjil dan Qadr, Qiyam, Shahab, Emad dan Qased) tidak memiliki blok kendali pada tubuhnya, dan oleh karena itu, mereka menggunakan "Jet Vane" untuk mengendalikan dan mengubah arah. Di antara rudal Iran yang menggunakan bagian ini di pintu keluar nosel, kita dapat menyebutkan rudal Qiyam, yang menggunakan teknologi jenis ini untuk memperbaiki jalurnya.
Image Caption
Dan bagian lainnya terkait dengan ujung hulu ledak rudal. Ketika kecepatan roket ini melebihi batas 5 Mach, maka akan dihasilkan panas yang sangat hebat pada ujungnya, oleh karena itu jika ujung roket berbentuk titik lancip maka panas yang dihasilkan pada bagian awal akan tinggi dan gesekan yang tinggi menyebabkan ujung roketnya meleleh, yang pada akhirnya akan membuatnya hancur. Oleh karena itu, pada banyak rudal Iran, ujung rudalnya dibulatkan sehingga rudal tidak bermasalah pada kecepatan di atas 5 Mach dan mampu menahan panas yang sangat tinggi mengingat aerodinamika yang tepat.
Sistem penarik dan pengangkut rudal jarak menengah Iran, termasuk rudal Qiyam, memiliki 12 roda (enam roda kembar) yang ditarik di belakang traktor yang mencakup kompartemen pembawa rudal, sistem vertikal rudal untuk menembak, dan tentunya komando pos di dalamnya untuk penyesuaian, dan memberikan koordinat dan menembakkan rudal.
Rudal Qiyam 2
Informasi baru telah dipublikasikan tentang model baru rudal Qiyam 2, yang menunjukkan bahwa jangkauan rudal ini telah mencapai 1000 km dan kesalahannya mencapai di bawah 50 meter. Prototipe rudal Qiyam, yang dikenal sebagai Qiyam 1, diluncurkan pada tahun 2010 dengan jangkauan 800 km sebagai rudal berbahan bakar cair Iran pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, gambar model baru rudal ini dengan hulu ledak yang dapat dilepas juga dipublikasikan, dan sekarang telah ditentukan bahwa dengan menggunakan hulu ledak baru ini, kesalahan tembakan rudal Qiyam berada di bawah 50 meter.
Setelah itu, selama operasi serangan Muharram, gambar model baru rudal Qiyam dipublikasikan, yang menunjukkan bahwa rudal ini dilengkapi dengan empat sinar kecil untuk panduan yang lebih baik, namun sejauh ini belum ada rincian peningkatan jangkauan rudal ini yang diumumkan. Rudal Qiyam baru memiliki jangkauan minimum 100 dan jangkauan maksimum 1000 km. Rudal ini menggunakan hulu ledak dengan berat sekitar 600 kg dan kecepatan rudal ini mencapai 2.935 meter per detik.
Image Caption
Diameter rudal Qiyam 880 mm dan panjang rudal ini 11 meter 846 cm. Selain itu, waktu persiapannya berdurasi 20 menit dan berat akhir misil ini adalah 7029 kg. Rudal Qiyam, sebagai salah satu senjata penting Iran untuk menghalau ancaman pangkalan udara musuh di sekitar negara kita, kini dilengkapi dengan amunisi baru yang dapat meningkatkan kecepatan dan cakupan melumpuhkan pangkalan tersebut.
Fitur yang paling penting dan jelas dari rudal Qiyam:
Sistem anti-rudal musuh tidak akan mampu melacak, mengidentifikasi, dan mengenai rudal Qiyam.
Memiliki peluncur bergerak.
Jangkauannya dapat diubah jika dibutuhkan.
Rudal balistik Qiyam memiliki teknologi stabil yang sangat tinggi, dan oleh karena itu, sayapnya telah dihilangkan untuk mengurangi kemungkinan deteksi oleh radar, fitur ini telah memberikan kemampuan penghindaran radar pada rudal Qiyam.
Biasanya perangkat ujung sayap atau Wingtip device menjadi faktor utama terciptanya keseimbangan dalam memandu rute. Sementara itu, sekat juga sangat penting untuk rudal jarak jauh.
Rudal ini mengenai semua target yang dituju dengan akurasi dan perhatian yang sangat tinggi, sehingga memiliki akurasi yang sangat signifikan di antara rudal serupa.
Rudal Qiyam menghancurkan sasaran melalui hulu ledak berdaya ledak tinggi, dan dalam beberapa tahun terakhir, rudal tersebut juga dilengkapi dengan hulu ledak hujan (rain cap). Jangkauan penerbangannya sekitar 200 km di Qiyam 2.
Kecepatan rudal ini lebih dari 2,5 km per detik, lebih tinggi dari rudal sejenis.
Sayidah Zainab, Manifestasi Utuh Perjuangan
Tanggal 5 Jumadil Awal 5 Hijriah merupakan hari yang istimewa. Karena saat itu, Sayidah Zainab as lahir di kota Madinah. Pada hari ini sekitar 14 abad yang lalu, rumah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah az-Zahra as diliputi kebahagiaan luar biasa karena terlahir seorang putri yang kelak akan menjadi srikandi perempuan.
Ketika Zainab as lahir ke dunia, Nabi Muhammad Saw sedang berada di perjalanan. Sayidah Fatimah kemudian meminta kepada suaminya Imam Ali as untuk memberi nama putri yang baru lahir itu. Namun Imam Ali as memutuskan untuk menunggu Nabi Muhammad Saw kembali dari perjalanan dan memberinya nama.
Ketika Rasulullah Saw tiba di Madinah, beliau begitu gembira saat dikabarkan kelahiran cucunya ini, dan berkata, "Allah Swt memerintah agar nama anak perempuan ini diberi nama Zainab yang artinya hiasan ayahnya." Rasulullah Saw kemudian menggendong Zainab dan menciumnya lalu berkata, "Saya mewasiatkan kepada kalian semua agar menghormati anak perempuan ini, karena ia mirip Sayidah Khadijah as."
Sejarah kemudian menjadi bukti bahwa Sayidah Zainab as sama seperti Sayidah Khadijah yang menanggung banyak kesulitan demi memperjuangkan Islam. Dengan kesabaran dan pengorbanannya ia mempersiapkan sarana demi pertumbuhan dan kesempurnaan agama ilahi ini.
Sayidah Zainab as adalah sosok perempuan yang dijadikan sebagai simbol keberanian dan ketegaran dalam membela kebenaran. Perannya di Asyura menjadi catatan tersendiri dalam sejarah Islam dan kemanusiaan sepanjang masa. Di tengah puncak kepedihan dan ujian berat, Sayidah Zainab tetap tegar.
Rahasia ketegaran itu adalah keimanan kepada Allah Swt. Apalagi Sayidah Zainab lahir di tengah keluarga suci. Pendidikan suci yang didapatkannya dari kakeknya, Rasulullah Saw, ayahnya, Imam Ali as dan ibunya, Sayidah Fatimah az-Zahra as menjadikan Sayidah Zainab sebagai sosok pemberani dan tegar yang namanya selalu dikenang sepanjang sejarah.
Sayidah Zainab as hidup di tengah keluarga manusia-manusia suci. Di masa hidupnya, putri Imam Ali as dan Fatimah Az-Zahra as mendapat kasih sayang melimpah dari kakeknya, Rasulullah Saw. Beliau juga melihat langsung pengorbanan ibunya, Sayidah Fatimah az-Zahra as dalam menciptakan ketenangan, spiritual dan kasih sayang. Sayidah Zainab pada umur empat tahun menyaksikan pengorbanan keluarganya yang harus menahan lapar dan memberikan makanan ke orang-orang yang membutuhkan demi kerelaan Allah Swt. Ketika dewasa, Sayidah Zainab mempunyai peran penting dalam peristiwa Karbala.
Kedudukan mulia Sayidah Zainab hanya dapat diraih melalui makrifat yang mendalam kepada Allah Swt. Beliau adalah murid ayahnya, Imam Ali as. Sayidah Zainab menyaksikan perilaku mulia Imam Ali as dari dekat.
Jika seseorang berkeyakinan bahwa Allah Swt itu Maha Agung, maka segala sesuatu selainnya adalah kecil. Pandangan ketuhanan Sayidah Zainab seperti inilah yang menyebabkannya tidak ada yang lebih besar dari keagungan ilahi.
Ketika Sayidah Zainab as mencapai usia perkawinan, beliau kemudian menikah dengan Abdullah bin Jakfar, saudara sepupunya. Abdullah dikenal sebagai orang kaya Arab. Namun Sayidah Zainab as menjadi istrinya bukan karena hartanya. Ketinggian derajat Sayidah Zainab membuat beliau tidak membatasi dirinya dalam kehidupan lahiriah.
Untuk itu, Sayidah Zainab dalam pernikahannya dengan Abdullah yang kaya raya, mensyaratkan untuk tetap bisa mendampingi Imam Husein as di seluruh perjalanannya. Karena persyaratan ini, Sayidah Zainab as berada di samping Imam Husein as saat terjadi peristiwa Asyura. Beliaupun menjadi pembela dan penyambung misi Imam Husein as di Karbala. Tanpa peran Sayidah Zainab as, misi Karbala sulit tersampaikan kepada umat saat itu. Bahkan kunci kemenangan gerakan Imam Husein as terletak pada Sayidah Zainab as.
Sayidah Zainab mampu menyampaikan pesan-pesan gerakan Imam Husein as dengan bahasa lugas dan jelas. Dengan berbagai statemennya, Sayidah Zainab mampu menciptakan revolusi di Kufah dan Syam. Kecerdasan dan kepiawaian Sayidah Zainab as merupakan faktor keberhasilan misi dan visinya dalam melanjutkan perjuangan Imam Husein as.
Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Sayidah Zainab as mendapat makrifat dan ilmu langsung dari Allah Swt. Imam Ali Zainal Abidin as dalam satu perkataannya kepada Sayidah Zainab as mengatakan, "Wahai saudari ayahku, engkau adalah seorang alim tanpa pernah belajar dari seorang guru. Engkau telah memiliki pemahaman hakikat."
Ketauhidan selalu menjadi pijakan kehidupan Sayidah Zainab as, dan kemudian menghantarkan beliau sebagai sosok yang pasrah dan rela di hadapan Allah Swt. Tak salah, ketegaran Sayidah Zainab tak pernah surut dalam kondisi apapun.
Pasca Karbala, Ibnu Ziyad, penguasa Kufah saat itu, kepada Sayidah Zainab, mengatakan, "Apa yang kamu saksikan dari perilaku Tuhan kepada saudaramu, Husein?" Sayidah Zainab menjawab, "Saya hanya menyaksikan keindahan semata." Kemudian Sayidah Zainab mengatakan, "Mereka (para syuhada Karbala) adalah manusia-manusia yang Allah Swt mencatat mereka sebagai orang-orang yang gugur syahid. Mereka sekarang ini telah pergi ke tempat yang haqiqi."
Sayidah Zainab dikenal sebagai Aqilah Bani Hasyim karena makrifatnya yang luar biasa. Aqilah itu adalah sebutan untuk cendekia perempuan. Di masa kanak-kanak, Sayidah Zainab mampu menghafal seluruh khutbah monumental Sayidah Fatimah az-Zahra as.
Pencerahan Sayidah Zainab dalam perjalanan dari kota Sham hingga Madinah bukan hanya karena kehilangan saudara-saudaranya di padang Karbala. Akan tetapi gerakan Sayidah Zainab mencerminkan tekad besar putri Imam Ali as dalam menghidupkan kembali nilai-nilai mulia agama yang terlupakan dan posisi keluarga Rasulullah Saw. Sayidah Zainab benar-benar memanfaatkan kehadiran masyarakat yang membludak di sepanjang jalan yang dilewati rombongan Ahlul Bait as. Seruan Sayidah Zainab sa telah terdengar oleh semua pihak. Tidak ada alasan lagi bagi umat saat itu untuk bersikap diam dalam menghadapi kebatilan dan arogansi para penguasa.
Rombongan keluarga Rasulullah Saw juga digiring oleh pasukan musuh Allah Swt di jalan-jalan Kufah, kota yang pernah berada di bawah pimpinan ayahnya, Ali bin Abi Thalib as. Menggiring rombongan Sayidah Zainab di kota Kufah kian mempercepat tercapainya target gerakan pencerahan Sayidah Zainab as. Di kota Kufah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Imam Ali as, keluarga Rasulullah Saw sangat terhormat. Akan tetapi umat saat itu menghancurkan kehormatan keluarga mulia Rasulullah Saw. Sayidah Zainab dengan pidatonya berupaya menyampaikan pencerahan kepada masyarakat yang tidak tahu. Melalui pencerahan Sayidah Zainab as, masyarakat yang jahil atau tidak tahu akan menyadari posisi mulia keluarga Rasulullah Saw. Kondisi saat itu menunjukkan bahwa masyarakat sudah menyimpang jauh dari garis yang ditetapkan Rasulullah Saw.
Peran Sayidah Zainab as merupakan manifestasi utuh amar makruf dannahi munkar. Ketika berhadapan dengan penguasa lalim saat itu, Yazid bin Muawiyah, Sayidah dengan lantang mengatakan, "Wahai Yazid, kekuasaan dan dinasti telah menghilangkan kemanusiaanmu. Kamu adalah penghuni neraka. Laknat atas kamu!!! Kamu telah memerangi ajaran Rasulullah Saw. Ketahuilah, meski sudah mengerahkan semua upayamu, tapi agama tak akan sirna dan akan kekal. Namun kamu akan hancur dan sirna."
Wanita mulia ini menerima tanggung jawab berat dan sulit, namun kesabarannya seperti permata yang menghiasi jiwanya. Bagi Sayidah Zainab as, ketegaran di jalan kebenaran dan pengorbanan di jalan Allah senantiasa indah. Demikianlah setelah peristiwa Asyura, Sayidah Zainab as kepada orang-orang zalim beliau berkata, "Saya tidak menyaksikan sesuatu kecuali keindahan."
Genosida di Penjara Terbuka Terbesar di Dunia
Beberapa orang secara keliru menganggap rezim Zionis sebagai “apartheid”, namun kata ini tidak dapat menunjukkan identitas mereka yang keji dan anti-manusia sebagaimana adanya.
Kaum apartheid menganggap rasnya lebih unggul dibandingkan ras lain, namun mereka tidak mengingkari kemanusiaan ras lain, sedangkan Zionis pada umumnya tidak menganggap populasi non-Zionis sebagai manusia dan tidak memberi mereka hak untuk hidup.
Apa yang terjadi di Gaza mewakili bencana kemanusiaan besar-besaran dan genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama 75 tahun, kehidupan rakyat Palestina telah dihancurkan oleh rezim ilegal Zionis, dan Zionis telah melakukan kejahatan paling brutal terhadap orang-orang ini. 75 tahun, betapapun berat dan menyakitkannya, tidak pernah dipandang oleh beberapa negara yang mengklaim sebagai pembela hak asasi manusia.
Anak-anak Gaza korban kekejian Israel
Citra Palestina bagi para pendukungnya selalu menjadi bingkai perang militer, penghancuran rumah, pengungsian dan kesyahidan; Namun kenyataannya adalah bahwa rakyat Palestina yang tertindas, bahkan setelah rumah mereka hancur, bahkan setelah hidup dan mati syahid mereka berakhir, masih belum aman dari tangan Zionis dan penganiayaan mereka. Gambar-gambar yang disiarkan mengenai kejahatan yang dilakukan oleh tentara rezim Zionis terhadap rakyat Gaza yang tertindas dan menderita menunjukkan kejahatan yang bahkan ditakuti oleh binatang.
Gaza bahkan disebut sebagai penjara terbuka terbesar di dunia, dan lebih dari 15 tahun diblokade total dari darat, udara dan laut oleh Israel. Selama kurun waktu tersebut, rakyat daerah ini sangat menderita. Tapi hari ini, dengan operasi militer yang dilancarkan Israel terhadap daerah ini, apa yang terjadi di Gaza lebih dari yang digambarkan. Rumah-rumah pemukiman dengan mudah menjadi sasaran militer Israel dan mengakibatkan kematian anggota sebuah keluarga secara bersamaan. Salah satu keluarga yang setelah 16 tahun menunggu, Tuhan akhirnya memberi mereka anak kembar empat, tapi mereka semua gugur dalam serangan terbaru Israel. Sementara sang ayah sangat berduka atas kematian istri dan keempat anaknya tersebut.
Pejabat rezim Zionis dlaam serangan gila-gilaan dan belum pernah terjadi sebelumnya ini berusaha menghapus Jalur Gaza dari peta. Di sisi lain, pemerintah negara-negara Barat sampai saat ini berulang kali mengumumkan dukungannya kepada Israel, dan senantiasa membenarkan serangan rezim penjajah Zionis ini.
Yoav Gallant, Menteri Perang Rezim Zionis, dengan tindakan yang tidak tahu malu, mengumumkan,“Saya memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza. Tidak ada lagi listrik, makanan atau gas. Semua perbatasan harus ditutup. Perang kita hari ini adalah melawan hewan humanoid." Setelah perintah Menteri Energi rezim Zionis, pengiriman air dari Israel ke Jalur Gaza juga dihentikan, dan kini warga Gaza yang terluka dan anak-anak mereka kekurangan air, gas, listrik dan makanan, sebuah situasi itu tidak adil dalam perang apapun dan melukai hati setiap umat manusia.
Ada yang keliru menganggap Zionis sebagai “apartheid”, padahal istilah ini bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan sifat Zionis dan tidak bisa menunjukkan identitas mereka yang jahat dan anti-kemanusiaan sebagaimana adanya. "Apartheid" adalah kata dalam bahasa Belanda yang mengacu pada salah satu jenis diskriminasi rasial. Istilah ini berasal dari kebijakan diskriminasi rasial yang dilakukan oleh orang kulit putih rasis di bekas rezim Afrika Selatan, yang mereka gunakan terhadap mayoritas penduduk asli kulit hitam di negara tersebut. Pendukung apartheid menganggap ras mereka lebih unggul dibandingkan ras lain dan percaya bahwa ras lain tidak boleh mendapatkan fasilitas dan keistimewaan yang sama dengan ras mereka.
Jelas bahwa apartheid adalah fenomena yang anti-kemanusiaan, kejam dan jahat, namun dibandingkan dengan Zionisme, tingkat kejahatannya lebih rendah. Rezim yang berdasarkan apartheid tidak mengingkari kemanusiaan ras lain, namun menekankan superioritas rasnya sendiri dibandingkan ras lain. Namun, kaum Zionis pada dasarnya tidak menganggap suku dan penduduk non-Zionis sebagai manusia, dan mereka dengan berani percaya bahwa mereka diciptakan untuk mengabdi kepada Zionis dan tidak memiliki hak untuk hidup, serta membunuh dan membantai mereka adalah diperbolehkan dan membunuh mereka seperti membunuh binatang!
Gideon Levy, seorang reporter terkenal dan kolumnis surat kabar Haaretz, menyatakan, "Ada sebuah prinsip yang menjadi landasan bagi kita, orang Israel, meskipun kita melakukan langkah keji dan biadab, tapi kita hidup dalam kedamaian; Prinsip ini adalah dehumanisasi terhadap non-Yahudi; Kami pada dasarnya tidak menganggap non-Yahudi sebagai manusia, sehingga kita mendefinisikan hak asasi manusia bagi mereka!"
Saat ini di Gaza, banyak anak-anak tak berdosa bergelimang darah. Anak-anak terkafani karena kejahatan tinggal di rumah ibunya, dan ibu-ibu yang bukannya menyaksikan tumbuh kembang anaknya malah harus menumpahkan tanah ke atas jenazah anak-anak mereka. Tubuh setiap anak yang tak bernyawa dan berlumuran darah itu sendiri merupakan pemandangan yang akan membakar jiwa manusia, namun nampaknya hal ini malah membuat para tentara pembunuh anak rezim Zionis merasa lebih baik. Mereka gembira dengan menyaksikan kejahatan ini, bahkah mereka merasa berhak mendapat penghargaan karena melakukan hal ini.
Tentu saja, ini bukan pertama kalinya Zionis bangga atas pembunuhan anak-anak mereka. Ketika salah satu pengguna jejaring sosial X menerbitkan statistik tentang pembunuhan anak-anak oleh rezim Israel dan menulis,"Israel telah membunuh 4.000 anak sejak awal pendudukan." Akun Israel dalam bahasa Farsi menulis sebagai tanggapan terhadap pengguna ini, "Jika perlu, kami akan membunuh lebih banyak lagi!". Berdasarkan pengakuan rezim Zionis sendiri, mereka tidak akan pernah menghentikan kejahatan mereka. Dunia anak-anak tidak seharusnya berlumuran darah, dan siapa yang lebih tak berdaya dan tertindas dibandingkan anak-anak?
Moshe Dayan, salah satu komandan militer paling terkenal dari rezim pendudukan al-Quds, memainkan peran efektif dalam pendudukan Palestina dan pembantaian brutal terhadap orang-orang tertindas di negeri ini, dan dikenal karena pertumpahan darah dan kejahatan, khususnya pembantaian perempuan dan anak-anak Palestina. Surat kabar Prancis Expression dalam edisi 12, tertanggal Oktober 2012, mengutip para pejabat rezim Zionis dan menulis, "Moshe Dayan percaya bahwa para pemimpin Israel harus mengadopsi metode yang orang lain akan menganggap mereka sebagai "anjing gila"! Seekor anjing yang dengan ceroboh menyerang, menggigit, dan membunuh siapa pun yang diinginkannya!"
Tak diragukan lagi, mengingat klaim Zionis ini bahwa seluruh etnis pada dasarnya tidak mereka anggap sebagai manusia, apakah tidak boleh dikatakan bahwa para pemimpin negara yang mengakui secara resmi Israel atau ingin menjalin hubungan dengan rezim ini, disadari atau tidak, terlibat dalam kejahatan rezim ilegal ini ? Serta memberi ijin kepada rezim Zionis untuk memperlakukan mereka seperti hewan yang melayaninya ! Manusia yang memiliki hati dan pemerintah yang bertanggung jawab manakah yang bisa berdiam diri menghadapi kekejaman yang begitu kejam ? Ketidakpedulian otoritas internasional terhadap kejahatan besar ini merupakan ketidakadilan ganda terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan jelas merupakan pengkhianatan terhadap kemanusiaan dan peradaban manusia.
Sejak hari Nakba tahun 1948, ketika Zionis mengusir lebih dari ratusan ribu warga Palestina keluar dari rumah mereka, hingga saat ini, rezim pendudukan Zionis telah melakukan kejahatan dan kekejaman yang tak terhitung jumlahnya, namun tidak diragukan lagi, kejahatan menyerang " Rumah Sakit Baptis al-Ahli" yang menyebabkan kematian lebih dari 470 perempuan dan anak-anak yang terluka dan sakit, merupakan titik balik dalam daftar kejahatan terhadap kemanusiaan rezim ini, dan sisi gelap rezim ini dan para pendukungnya akan selamanya tetap ada dalam sejarah.
Tidak diragukan lagi, semua negara yang dengan mengirimkan pasukan militer dan menyediakan segala jenis senjata mematikan serta dukungan politik, mendorong dan mensuport rezim ini dalam pembunuhan massal rakyat Gaza, dianggap sebagai kaki tangan dan mitra dari kejahatan rezim ini dan harus dibawa ke pengadilan yang kompeten dan harus bertanggung jawab terhadap hati nurani manusia dan sejarah dunia. Dalam hal ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran menganggap semua negara yang mendukung Israel, terutama Amerika Serikat, terlibat dalam kejahatan ini dan berkata, “Dalam kasus ini, Amerika Serikat jelas merupakan kaki tangan para penjahat; Artinya, dalam kejahatan ini, Amerika terlibat sepenuhnya dalam darah kaum tertindas, anak-anak, pasien, dan perempuan."
Oleh karena itu, aksi demonstrasi anti-Israel oleh berbagai warga negara-negara Eropa dan Amerika menunjukkan puncak kebencian dunia terhadap rezim Zionis dan para pendukungnya. Bangsa-bangsa yang sadar di seluruh dunia bangkit, tua, muda dan anak-anak meneriakkan kebebasan Palestina. Mereka mewarnai tangan mereka dengan warga merah, dan ini merupakan pesan bagi pendukung Israel bahwa mereka ini terlibat dengan Israel dalam pembantaian dan genosida tersebut.
Aksi konsentrasi besar warga di Amerika, Eropa dan Inggris serta berbagai tempat lain, selurunya menunjukkan bahwa hati nurani manusia yang sadar tidak dapat menanggung kejahatan seperti ini. Dan tak diragukan lagi manusia pecinta kebebasan terlepas dari agamanya, pasti akan melawan kezaliman dan penindasan, serta bangkit melawan para tiran. Para pemimpin negara-negara Eropa dan Amerika yang terlibat dalam kejahatan perang rezim penjajah ini, dan tangan mereka ternoda oleh darah perempuan, anak-anak serta warga tak berdaya Gaza, harus bertanggung jawab atas kejahatan besar ini.
Gaza Bukanlah sebuah Adegan Game, Gaza adalah Realita
Seorang penulis Israel dalam sebuah wawancaranya mengatakan, "Dehumanisasi terorganisir terhadap warga Palestina telah membuat kami, orang Israel, nyaman dengan kejahatan apa pun. Karena ketika mereka bukan manusia maka mereka tidak mempunyai hak asasi manusia."
Lebih dari empat puluh hari telah berlalu sejak perang baru-baru ini antara Hamas dan Israel; Sebuah perang yang mana aturan-aturan konflik yang berlaku telah dilanggar dan jumlah kerugian yang diderita oleh orang-orang yang tidak bersenjata dan warga sipil telah meningkat secara mengkhawatirkan. Akibatnya, gambaran menyakitkan mengenai banyaknya korban jiwa warga sipil Palestina telah tercermin di media dan telah melukai jiwa dan perasaan jutaan orang di seluruh dunia.
Namun sebagian besar media Barat tidak menggambarkan penderitaan kedua belah pihak yang bertikai secara seimbang dan tidak memihak, dan dalam perbandingan antara pemberitaan terkait cederanya warga sipil di pihak Israel dan Palestina, posisi terberat secara jelas ke arah yang pertama.
Menurut para pembuat kebijakan dan sponsor media-media tersebut, warga Palestina harus ditampilkan sebagai bangsa yang predator dan tidak beradab yang tidak hanya mengganggu kehidupan indah dan beradab warga Israel dengan operasi teroris mereka, namun juga tidak menunjukkan belas kasihan kepada warga negara mereka dan operasi-operasi seperti meledakkan rumah sakit, mereka memajukan tujuan jahatnya.
Sementara itu, dengan mengangkat persoalan-persoalan sekunder, pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti “Dengan hak apa penjajah Barat menawarkan tanah rakyat Palestina kepada Zionis untuk menciptakan tanah air?”, “Atas dasar hukum, politik, dan kemanusiaan apa pendudukan dan pendirian rezim Zionis?", "Mengapa kejahatan dan kebijakan ekspansionis rezim ini tidak berhenti?" atau "Mengapa warga Palestina melawan rezim ini meskipun ada proses normalisasi?" dilupakan dan disembunyikan oleh media-media ini.
Banyak media Barat tidak mengakui fakta dan kemarahan ini. Karena banyak wartawan dan kolumnis yang kini terjebak dalam wabah kegilaan mematikan terbaru di Palestina dan Israel selalu menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut melalui prisma yang sering kali didikte oleh Israel; Apakah mereka mau mengakuinya atau tidak.
Dalam perhitungan mereka, Israel selalu menjadi korban dan bukan pelakunya. Pemahaman mengenai Israel dalam sejarah sangatlah penting. Membaca kehidupan warga Palestina tidak hanya dari masa lalu, tapi juga dari masa kini dan masa depan tidak dihitung, dan mungkin yang paling mengerikan, nyawa dan kematian warga Israel dianggap penting, sedangkan nyawa dan kematian warga Palestina tidak.
Inti dari kebutaan ini adalah doktrin umum yang menyatakan bahwa warga Palestina adalah makhluk yang dapat disingkirkan, sebuah produk sampingan dari hak Israel untuk hidup dan mempertahankan diri. Dalam struktur yang menyimpang ini, warga sipil Palestina tidak dipandang sebagai korban perang yang tidak bersalah, namun merekalah yang paling bertanggung jawab atas kematian dan nasib buruk mereka.
Ra'fat al-Dajani, penulis keturunan Palestina-Amerika mengatakan, "Dehumanisasi terhadap warga Palestina tersebar luas di media Barat." Dengan cara ini, orang-orang Palestina melakukan kekerasan karena karakteristik mereka, karena sifat dan budaya mereka, dan bukan karena kekejaman dan kekerasan rezim pendudukan Israel.
Namun pertanyaannya adalah apa akar dari ideologi ini dan dukungan luas media terhadapnya ?
Dr. Seth Crosby, dosen Universitas Washington saat menanggapi pernyataan penulis Katolik anti-Semit Michael Jones, yang mengatakan bahwa Israel terlibat dalam pembersihan etnis dan ras di Palestina, dengan ideologi genosida ia menjawab, "Genosida harus dilakukan lebih besar lagi; Palestina bukan sebuah etnis, dan Israel bukan menarget manusia." Kalimat-kalimat menakutkan ini hanyalah sebagian dari kenyataan pahit di negeri bernama Palestina. Pemikiran dan ideologi dengan judul dehumanisasi. Namun pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan dehumanisasi?
Dehumanisasi adalah penyangkalan terhadap kemanusiaan seutuhnya, disertai dengan kekejaman dan penderitaan yang menyertainya, seolah-olah manusia tidak memiliki kapasitas mental yang biasanya dimiliki manusia. Dehumanisasi berarti tidak memanusiakan orang dan segala tindakan atau pemikiran yang menganggap seseorang lebih rendah dari manusia. Dehumanisasi adalah salah satu jenis hasutan untuk melakukan genosida dan alasan untuk membenarkan perang, pembunuhan, perbudakan dan penyitaan properti Palestina di tanah yang diduduki.
Atas dasar dan ideologi tersebut, rezim Zionis mempermalukan warga Palestina, membunuh mereka, dan mengurung mereka di wilayah kecil seperti sangkar agar suatu saat bisa menaklukkan Palestina melalui pembersihan etnis.
Selain pemikiran para pendiri Zionisme dan orang-orang seperti Theodor Herzl, cabang media Zionisme di seluruh dunia telah mencoba mempersiapkan landasan bagi tragedi semacam itu dengan mempromosikan pemikiran anti-manusia dan menormalisasi pembunuhan. Jika kita meninjau sinema, animasi dan video game, kita akan melihat bahwa banyak produksi yang tergolong dalam kategori kekerasan penuh dengan adegan kekerasan dan pembunuhan serta pertempuran sengit yang berakhir dengan penyiksaan dan terbunuhnya secara kecam orang-orang yang tidak bersalah.
Sementara itu, industri game telah berkembang sedemikian rupa sehingga semua ahli marah atas kekerasan yang ada dan telah memperingatkan berkali-kali. Mereka mengatakan bahwa kekerasan dalam game-game tersebut berbahaya dari dua aspek: pertama, berdampak negatif terhadap jiwa para pemainnya (gamer) yang sebagian besar adalah remaja dan generasi muda, dan di sisi lain menghancurkan keburukan kejahatan dan kekerasan di masyarakat. Hal ini menjadikan melihat adegan kekerasan menjadi hal yang normal.
Apa yang kita masing-masing lakukan setiap hari? Bosan dengan pekerjaan sehari-hari, kami menyalakan ponsel dan menelusuri berita Gaza. Diantaranya ada video dan foto yang +18 atau blur. Sejenak ragu-ragu; Entah kita terbuka atau kita ditolak. Kita sedang duduk di sofa di sudut dunia ini, lelah dan bosan, dan di bawah reruntuhan dan di tanah, jenazah anak-anak kecil dipotong-potong.
Dan jika ini bukan akibat dari film dan game kekerasan, apa alasannya?
Video game merupakan salah satu jenis hiburan modern dimana para gamer menghabiskan 3 miliar jam waktunya bermain di depan monitor komputer. Rata-rata usia gamer adalah 35 tahun. Sementara 72 persen gamer berusia 18 tahun ke atas. Lebih dari 72 persen orang tua anak-anak dan remaja juga menyatakan bahwa video game memberikan efek baik bagi diri mereka dan mengembangkan kreativitas mereka.
Pada saat yang sama, para peneliti menemukan bahwa penembakan dan permainan kekerasan mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat dan harus dikendalikan. Studi di bidang permainan kekerasan dan penembakan menunjukkan bahwa jenis genre ini mengubah perilaku dan bahkan jenis penanganan kekerasan yang nyata dan dapat dianggap membahayakan masyarakat.
Sekarang kita berbicara tentang game dan permainan komputer, mari kita dengarkan beberapa berita di bidang ini:
Baru-baru ini, upacara Penghargaan Golden Joystick diadakan dan pemenangnya diumumkan. Peristiwa ini disertai dengan margin yang kebetulan terkait dengan salah satu kekhawatiran terbesar dunia saat ini; Masalah Palestina.
Sebelum upacara, diumumkan bahwa Meghna Jayanth, seorang penulis video game dan desainer naratif, akan memberikan penghargaan untuk penceritaan terbaik. Sebelum upacara, dia mengumumkan di akun penggunanya di X (Twitter) bahwa dia tidak diperbolehkan untuk mengungkapkannya karena teks yang ditujukan oleh organisasi ini sebagai pernyataan politik, dan oleh karena itu dia tidak akan berpartisipasi dalam upacara tersebut.
Meghna Jayant menulis dalam pernyataannya:
Saya telah mengerjakan berbagai permainan sebagai desainer naratif selama lebih dari satu dekade sekarang. Kami membuat game yang diimpikan bersama para pemain kami – ketika mereka membutuhkan perlindungan dari dunia nyata, kami mengundang mereka ke dunia fantasi, membiarkan pemain memasuki kehidupan lain dan mengalami realitas lain....
Kita berkumpul di sini untuk merayakan video game, namun kita semua adalah umat manusia yang hidup di dunia ini dan tidak mungkin ketika kita berada di sini untuk merayakan video game, kita mengabaikan genosida yang terjadi di Palestina, sebuah genosida yang disponsori oleh pemerintah kita (Inggris ). Demi semangat kemanusiaan yang kita semua miliki, saya meminta semua orang untuk bergabung dengan saya malam ini dalam menyerukan gencatan senjata.
Setelah dilarang membaca pernyataan tersebut, Meghna Jayant menulis dalam pernyataan lain kepada penyelenggara acara:
Sebagai seseorang yang beroperasi di bidang ini, saya sangat berharap Anda mempertimbangkan kembali keputusan ini. Saya tidak percaya pekerjaan kita bisa dipisahkan dari politik. Ribuan orang telah terbunuh dalam genosida yang sedang berlangsung di Palestina, dan hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah kami di Inggris. Di sisi lain, industri kita telah terlibat dalam dehumanisasi orang kulit hitam dan coklat baik dari segi estetika maupun konten—dan sebagai pengembang game, hati nurani saya memaksa saya untuk mengungkapkan hal ini semampu saya.
Kita tidak bisa menghargai kemanusiaan, keberagaman, kebebasan dan perlawanan hanya dalam permainan dan ruang virtual dan tetap diam mengenai konsep-konsep ini di dunia nyata.