
کمالوندی
AIPAC Mendukung Sikap Gedung Putih Menentang RUU Sanksi Anti-Iran
Kelompok lobi pro-Israel di Amerika Serikat, America Israel Public Affairs Committee (AIPAC), mendukung sikap Gedung Putih terkait RUU sanksi Iran di Senat AS.
 
"Saya menulis hari ini untuk memperbaiki beberapa kekeliruan pandangan dalam pers tentang sikap kami terhadap RUU oleh Senat tentang Iran. Sebagian pihak berpendapat bahwa dengan tidak menyerukan pemungutan suara segera pada RUU itu, kita telah melepas dukungan kami. Itu tidak sepenuhnya tidak benar," kata Presiden AIPAC Michael Kassen dalam sebuah pernyataan.
 
"Bahkan, kami tetap sangat berkomitmen terhadap Nuclear Weapon Free Iran Act," tambahnya.
 
Pernyataan itu muncul setelah AIPAC mengumumkan setuju dengan Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Robert Menendez "bahwa tidak boleh ada pemungutan suara saat ini pada langkah tersebut."
 
Menendez dan Senator Mark Kirk adalah sponsor utama dari RUU sanksi baru anti Iran oleh Senat.
 
Presiden AIPAC mengapresiasi dukungan para senator Amerika terhadap RUU sanksi anti-Iran.
 
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerja keras Anda sejauh ini dalam mendapatkan dukungan dari 59 senator untuk RUU usulan Menendez-Kirk. Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam beberapa bulan mendatang. Ini akan menjadi perjuangan panjang, tapi satu hal yang kami tetap berkomitmen untuk berjuang," kata Kassen.
 
"Kami akan terus bekerja sama dengan teman-teman di kedua sisi, baik di DPR dan Senat, untuk memastikan bahwa semuanya dilakukan demi mencegah Iran menggapai teknologi senjata nuklir," tulisnya.
 
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menentang keras RUU oleh Senat di saat perundingan nuklir sedang berlangsung dengan Iran. Obama memperingatkan bahwa dia akan memveto RUU itu jika disahkan.
Negara-Negara Regional Menyadari Bobot Iran
Seorang anggota parlemen Iran menyinggung kegagalan skenario Barat di Suriah seraya mendorong negara-negara regional untuk menyadari bahwa mereka tidak akan mampu menyelesaikan konflik di kawasan tanpa melibatkan Iran.
 
"Meskipun upaya yang dilakukan oleh Amerika dan rezim Zionis (Israel) untuk mempromosikan Iranophobia di antara negara-negara Islam, khususnya negara regional, realisme dan upaya Republik Islam Iran telah menggiring para pejabat negara tersebut untuk melakukan kebalikan dari apa yang dilakukan Amerika Serikat dan rezim Zionis," juru bicara Komite Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Parlemen Iran, Sayid Hossein Naqavi Hosseini, Sabtu (8/2).
 
"Menurut saya, masalah Suriah dan kegagalan Takfiri dan Salafi di Suriah telah memicu reaksi tersebut," tambah Naqavi Hosseini.
 
Dia juga menyinggung langkah terbaru oleh Yordania menunjuk duta besarnya untuk Tehran setelah enam tahun kevakuman dalam hubungan bilateral.
 
Iran menunjuk Mojtaba Ferdowsipour sebagai duta besar baru di Amman, sementara berniat mengajukan nama Ahmad al-Jawarnah sebagai dubesnya untuk Tehran.
 
Pertukaran diplomatik ini menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif ke Amman bulan lalu. Zarif bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II, mitranya Nasser Judeh dan Perdana Menteri Abdullah Ensour.
 
Dalam kunjungan itu, Zarif mengungkapkan tekad Iran untuk bekerja sama dengan Yordania terkait berbagai isu regional dan keamanan.
Seorang Mantan Jaksa Libya Diteror
Sekelompok orang bersenjata tak dikenal meneror mantan jaksa Libya di kota Derna, timur negara itu.
 
Abdelaziz al-Hasadi diteror saat mengunjungi kerabat di kampung halamannya di Derna, demikian kata Menteri Kehakiman Salah al-Marghani, (8/2).
 
Hasadi jaksa pertama yang ditunjuk setelah revolusi 2011. Dia mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Maret 2013.
 
Menurut kantor berita Libya LANA, seorang perwira militer lain juga ditembak mati pada Sabtu di kota timur Benghazi.
 
Rakyat Libya bangkit melawan pemerintahan diktator selama empat dekade Muammar Gaddafi pada bulan Februari 2011 dan menggulingkannya pada bulan Agustus 2011. Dia dibunuh pada tanggal 20 Oktober tahun yang sama.
 
Sejak 2011, Libya menyaksikan perebutan kekuasaan di antara beberapa milisi yang berperang melawan Gaddafi selama pemberontakan.
 
Para militan menolak meletakkan senjata mereka meski pemerintah pusat telah menerapkan hukum dan ketertiban.
Armada Tanker Iran Terbesar Kedua di Dunia
Iran kini memiliki armada tanker minyak terbesar kedua di dunia setelah Perusahaan Tanker Nasional Iran (NITC) meningkatkan kapasitas transportasinya hingga 16 juta ton bobot mati (DWTS).
Perusahaan ini telah meningkatkan peringkat global dari posisi keempat hingga ke posisi kedua pasca peningkatan kapasitas transportasi minyak mentah dan produk minyak, kata Direktur Manajer Ali Akbar Safaei NITC.
Kapasitas transportasi NITC tercatat sebesar 14 juta DWTS sebelum pemberlakuan sanksi AS terhadap sektor energi Iran atas program energi nuklir Tehran, katanya, seraya menambahkan angka itu telah ditingkatkan sebesar 2 juta selama 18 bulan terakhir mencapai 16 juta DWTS.
NITC saat ini mengoperasikan 67 kapal tanker minyak, katanya, dan menambahkan perusahaan juga merencanakan diversifikasi sumber pendapatannyadengan meningkatkan kapasitas transportasi gas alam.
Pada awal tahun 2012, Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor minyak dan keuangan Iran dalam upaya mencegah negara-negara lain membeli minyak Iran dan bertransaksi dengan Bank Sentral Republik Islam.
Iran Memproduksi Jet Tempur Saeqeh Versi Baru
 
Iran telah memproduksi pesawat tempur jet generasi baru rancangan dalam negeri dan dikembangkan oleh para ahli lokal.
 
Generasi baru dari jet tempur Saeqeh (Petir) itu dilengkapi dengan dua kokpit terpisah, kata Wakil Komandan Angkatan Udara Iran, Brigadir Jenderal Alireza Barkhor pada hari Ahad (2/2).
 
Pesawat itu akan diresmikan dan dioperasikan dalam beberapa bulan mendatang, katanya.
 
Jet tempur ini mampu membawa dan menembakkan berbagai jenis roket, bom dan rudal, serta dilengkapi dengan sistem radar produksi dalam negeri.
 
Pesawat baru ini juga memiliki manuver tinggi serta akselerasi cepat, dan dapat beroperasi dengan tingkat kekeliruan minimum.
 
Sebelumnya, Iran telah meluncurkan versi lama dari jet tempur Saeqeh pada pertunjukan udara pada bulan September 2010.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran mengukir prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai kemandirian dalam produksi perangkat keras dan sistem militer penting.
 
Sebelumnya pada bulan November, Iran meluncurkan pesawat tanpa awak terbesarnya bernama Fotros.
 
Pesawat nirawak Fotros dapat digunakan untuk operasi pengintaian dan pengawasan, dan berpotensi melaksanakan operasi tempur lengkap dengan roket tipe udara-ke-permukaan dan berbagai jenis roket.
Iran Pamerkan Dua Satelit Barunya
Republik Islam Iran meluncurkan dua satelit mutakhir multi-fungsi produksi dalam negeri.
 
Satelit Tadbir dan Teluk Persia itu dipajang pada sebuah acara di Tehran, Senin (3/2) yang dihadiri Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan, Wakil Presiden Iran untuk Urusan Eksekutif Mohammad Shariatmadari dan sejumlah pakar antariksa lokal dan berbagai akademisi, dalam memperingati Hari Teknologi Antariksa Nasional.
 
Tadbir, dikembangkan dalam 5 bulan oleh mahasiswa dan akademisi di Iran Universitas Sains dan Teknologi. Berbobot sekitar 50 kilogram dan merupakan versi upgrade dari satelit Navid-e Elm-o Sanat, yang sebelumnya telah dikirim ke orbit bumi.
 
Satelit ini memiliki presisi tinggi dalam mengambil foto dibandingkan dengan pendahulunya, dan sistem komputer interaktif memungkinkan satelit pengguna untuk 16 mengirim dan menerima informasi pada berbagai posisi geologi. Satelit itu dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) dan dapat dilacak kapan saja dari stasiun bumi.
 
Tadbir telah melalui tes kompatibilitas, dan menunggu peluncuran dengan roket pembawa.
 
Adapun satelit Teluk Persia dikembangkan di University of Technology Malek Ashtar.
 
Satelit ini kompatibel dengan sistem broadband permanen atau wireless, dan dapat menawarkan layanan telekomunikasi nirkabel efisien.
 
Satelit dilengkapi dengan terminal fungsional kecil dan ringan, dan dapat digunakan untuk operasi penyelamatan ketika terjadi bencana alam.
 
Iran meluncurkan pertama buatan satelitnya Omid pada tahun 2009. Negara ini juga mengirimkan bio- kapsul pertama yang berisi makhluk hidup ke luar angkasa pada Februari 2010, dengan menggunakan roket peluncur propduksi dalam negeri Kavoshgar-3.
Iran: Solusi Suriah Tanpa Assad itu Ilusi
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyatakan, akan menjadi "ilusi" untuk berpikir bahwa krisis Suriah dapat diselesaikan tanpa Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah wawancara dengan koran Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung, Zarif menyebut situasi di Suriah sebagai "bencana," dan menyerukan bantuan kemanusiaan bagi semua rakyat Suriah.
Zarif mengkritik kelompok-kelompok oposisi Suriah atas krisis yang sedang berlangsung, dan mengatakan Iran ingin melihat gencatan senjata diberlakukan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Suriah.
Suriah telah dicengkeram kekerasan berdasrah sejak Maret 2011.
Sejumlah sumber mengatakan lebih dari 130.000 orang tewas dan jutaan mengungsi karena kekerasan dipicu oleh militan dukungan Barat.
Sebuah konferensi di Swiss yang disebut dengan Konferensi Jenewa II, digelar guna menemukan solusi politik untuk krisis melanda di Suriah. Namun konferensi berakhir pada hari Jumat Jumat tanpa hasil nyata.
Kelompok oposisi dukungan asing Dewan Nasional Suriah (SNC) dan pendukung Barat-nya bersikeras bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad harus mundur dan harus dibentuk pemerintahan transisi tanpa keterlibatan Assad.
Namun, Damaskus menolak permintaan tersebut, dengan alasan bahwa SNC tidak mewakili kelompok oposisi Suriah.(
Barat Dukung Taliban untuk Menyerang Afghanistan
Serangan-serangan yang dilakukan Taliban terhadap warga sipil dan aparat keamanan Afghanistan didukung oleh negara-negara Barat.
 
Hal ini disampaikan oleh salah seorang anggota Majelis Nasional Asfghanistan. Ia mengatakan, "Dengan dukungan negara-negara Barat dan untuk melanjutkan perang serta aksi-aksi teror di Afghanistan, Taliban dibentuk sehingga negara-negara itu dapat mencapai tujuan jangka panjangnya di Afghanistan dan kawasan."
 
Nasrallah Sadeghi Zadeh Nili dalam wawancaranya dengan Fars News (27/1) juga menjelaskan tentang upaya Taliban untuk menggagalkan pemilu presiden dan parlemen di Afghanistan. "Taliban berusaha untuk merusak opini publik Afghanistan dengan melanggengkan ketidakamanan dan mempersoalkan prinsip transparasi pemilu," ungkapnya.
 
Anggota Majelis Nasional Afghanistan ini menjelaskan, di 2014, mengingat digelarnya pemilu presiden dan parlemen yang merupakan putaran awal peralihan kekuasaan secara damai dari satu presiden ke presiden lain, pemindahan total tanggung jawab keamanan dari pasukan asing kepada militer Afghanistan akan menjadi sangat penting dan bernilai.
 
Nili mengatakan, Amerika Serikat bermaksud untuk meningkatkan instabilitas di Afghanistan melalui tangan Taliban, dan di sisi lain pemerintah Afghanistan akan terpaksa untuk menandatangani perjanjian keamanan Kabul-Washington.
Jet-jet Tempur Israel Serang Bandara Latakia Suriah
Media-media Lebanon mengabarkan, jet-jet tempur rezim Zionis Israel menyerang Bandara Latakia di Utara Suriah.
Surat kabar Israel, Haaretz seperti dikutip Fars News (27/1) melaporkan, media-media Lebanon mengabarkan serangan jet-jet tempur Israel ke beberapa pangkalan yang ada di pelabuhan Latakia, Suriah.
Menurut media Lebanon, Angkata Udara Israel membombardir Bandara Latakia yang terletak di Utara Suriah.
Saat ini belum ada pihak lain yang mengkonfirmasi serangan jet-jet tempur Israel tersebut.
Petinggi Israel beberapa kali menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan pasukan Hizbullah memindahkan persenjataan mutakhirnya ke Suriah.
Sebelumnya jet-jet tempur Israel juga membombardir sejumlah lokasi di Suriah.
Hassan Rohani: Ekonomi Iran Sedang Bangkit Kembali
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, tidak ada hambatan apapun dalam proses perluasan hubungan ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya dan perdagangan Iran dan Korea Selatan.
Hassan Rohani, Presiden Iran hari ini, Senin (27/1) dalam pertemuannya dengan Kang Chang-hee, Ketua Majelis Nasional Korsel di Tehran menegaskan, kondisi dan kesempatan investasi serta iklim beraktivitas perusahaan-perusahaan Korea di sektor minyak, gas, energi dan industri Iran terbuka lebar.
Rohani menambahkan, "Pada situasi seperti sekarang ini, perundingan Iran dengan perusahaan-perusahaan internasional mengalami peningkatan yang signifikan."
Aktivitas-aktivitas nuklir Iran sepenuhnya damai dan akan selalu begitu. Dari sudut pandang aturan agama dan moral, Iran menentang dan mengutuk senjata-senjata pembunuh massal.
Presiden Iran menilai kesepakatan Iran dengan negara-negara anggota Kelompok 5+1 dalam perundingan Jenewa merupakan sebuah kesepakatan komprehensif dan permanen.
Ketua Majelis Nasional Korsel mengatakan, "Hubungan Iran dan Korsel sangat dalam dan bersejarah, dan demi menyambut masa depan yang cerah, hubungan kedua negara harus segera ditingkatkan."
Kang Chang-hee menilai pengalaman Presiden Iran di parlemen dan perannya dalam memajukan diplomasi parlemen sebagai peluang peningkatan hubungan ekonomi, ilmu pengetahuan dan budaya kedua negara.
Ketua Majelis Nasional Korsel tiba di Tehran Ahad kemarin untuk bertemu dengan petinggi Iran.