
کمالوندی
Rahbar Apresiasi Prestasi Atlet Paralimpiade Iran
Rahbar atau PemimpinRevolusi Islam Iran Ayatullah Sayid AliKhamenei mengapresiasi atletIran atas prestasi luar biasa merekadi Paralimpiade London 2012.
Dalam pesantertulisnya pada Ahad (9/9), Ayatullah Khameneiberterima kasih kepada semua atlet yang telah mengharumkan nama bangsa Iranpada turnamen internasional tersebut.
Iran merebut 24medali, dan berada di urutan 11perolehan medali ParalimpiadeLondon 2012.
Pada hari terakhir, Ahad, tim sepak bola Iran mengalahkan Brasil 5-0 dalam playoff di posisi ketigadi Olympic Park dan mengantongimedali terakhir untuk Iran diParalimpiade London.
Iranmeraih 10 medali emas, tujuh perak, dan tujuh perunggu di ParalimpiadeLondon 2012.
Dengan demikian peringkat Iran melejit dibanding paralimpiadesebelumnya yang berlangsung diBeijing. Kala itu, Iranberada di posisi ke-22dengan lima medali emas, enam perak, dan tiga medali perunggu.
Para atletIran berpartisipasi dalam cabang olahraga panahan, atletik, balam sepeda, sepak bolalima-pemain, sepak bolatujuh-pemain, goalball, judo, angkat besi, tembak, renang, tenis meja, voli duduk, dan tenis kursi roda.(IRIB Indonesia/MZ/RM)
Romney: Kemajuan Nuklir Iran Adalah Kegagalan Terbesar Politik Obama
Mitt Romney, rival terberat Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dari kubu Republik dalam pilpres November mendatang, menyatakan bahwa kemajuan progam nuklir Iran merupakan kegagalan terbesar politik Obama.
Fars News (9/9) melaporkan, Romney dalam wawancaranya dengan NBC mengatakan bahwa politik Barack Obama mengalami kegagalan terburuknya dalam menyikapi program nuklir Iran.
Menurutnya, dibandingkan pada tahun 2008 dan ketika Obama menjabat sebagai Presiden Amerika, Iran sekarang sudah sangat mendekati pencapaian kemampuan nuklir.
Hal itu dikemukakan Romney setelah para senator Amerika John McCain, Joe Liberman dan Lindsay Graham, menuntut pemerintah memberlakukan kebijakan lebih ketat terhadap Republik Islam Iran.
Romney dalam wawancara itu mengatakan, "Mungkin kekalahan terbesar Obama, yaitu Iran bernuklir, telah berubah menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan dunia."
Amerika Serikat, Israel dan sekutunya di Eropa berulangkali mengklaim bahwa program nuklir sipil Iran kemungkinan mengacu pada aspek militer dan digunakan sebagai kedok untuk menutupi program produksi senjata pemusnah massal. Namun para pejabat Iran menolak klaim tersebut dengan alasan sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Tehran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. Selain itu, berbagai laporan dari hasil inspeksi tim IAEA telah membuktikan status damai program nuklir Iran.
Guna menjegal program nuklir Iran, Amerika Serikat dan Israel mengancam akan menggunakan opsi serangan militer ke Iran.
Ancaman itu direaksi tegas oleh para pejabat tinggi Republik Islam Iran bahwa segala bentuk serangan akan berujung pada kemusnahan rezim Zionis Israel dan akan mengobarkan perang hingga keluar batas kawasan Timur Tengah.(IRIB Indonesia/MZ/RM)
AS dan Rusia Masih Berselisih Soal Suriah
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam sebuah pernyataan, menilai kecil kemungkinan negaranya dan Rusia akan mencapai kesepakatan terkait Suriah.
Kantor berita ISNA, Senin (10/9) melaporkan, Clinton dalam konferensi pers di Rusia, mengatakan "Menurut keyakinan saya, kesepakatan antara Washington dan Moskow terkait strategi untuk menyelesaikan krisis Suriah masih terlalu jauh."
"Pembicaraan saya dengan Presiden Vladimir Putin dan Menlu Sergei Lavrov tidak membawa kemajuan berarti dan perbedaan kedua negara masih berlanjut," tambahnya.
Clinton menjelaskan bahwa Rusia telah mengajukan draf resolusi baru ke Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah, namun resolusi akan sia-sia jika tidak mengikat.
"Kami berulang kali menyaksikan Presiden Bashar al-Assad tidak mengindahkan resolusi dan terus melanjutkan tindakannya," tegas Clinton.
Seraya menekankan bahwa pembicaraannya dengan Lavrov akan berlanjut di masa mendatang, Clinton menambahkan AS akan meningkatkan tekanan kepada rezim Assad sehingga kekerasan bisa diakhiri.
"Kita harus realistis dan selama kondisi itu masih berlanjut, maka mustahil mencapai kesepakatan dengan Rusia menyangkut krisis Suriah," tutupnya. (IRIB Indonesia/RM)
Kepada Presiden Tukrmenistan, Rahbar Imbau Peningkatan Hubungan Bilateral

Ayatolah Seyed Ali Khameneyi
"Carilah seorang seperti Khamenei yang komitmen terhadap Islam,
pengkhidmat, dan yang hatinya yang berpikir melayani bangsa ini,
tentu kalian tidak akan mendapatkannya.
Aku telah mengenalnya bertahun-tahun".
Imam Khomeini r.a
Kelahiran hingga sekolah

Seperti inilah beliau dibimbing dan sejak usia empat tahun Rahbar bersama kakak beliau yang bernama Sayyid Mohammad diserahkan ke maktab untuk mengenal alpabet dan belajar membaca AlQuran. Setelah itu, kedua bersaudara ini melalui jenjang pendidikan dasar mereka di sekolah Islam yang saat itu baru dibangun "Daar At-Ta'lim Diyanati".
Di Hauzah Ilmiah
Setelah mempelajari Jamiul Maqaddimat, ilmu sharf dan nahwu, beliau masuk ke hauzah ilmiah serta belajar ilmu-ilmu dasar dan sastra dari ayah beliau dan para guru lainnya. "Faktor dan alasan utama saya memilih jalan bercahaya keruhanian ini adalah ayah saya dan ibu saya yang selalu mendukung saya."
Di Hauzah Ilmiah Najaf
Sejak usia 18 tahun Ayatullah Khamenei mulai belajar tingkat darsul kharij (tingkat tinggi) ilmu fiqih dan ushul di kota Mashad dari seorang marji' almarhum Ayatullah Al Udzma Milani. Pada tahun 1336 hijriah syamsiah (1957) beliau pergi menuju kota Najaf di Irak untuk berziarah. Setelah menyaksikan dan ikut dalam kelas darsul kharij dari para mujtahid di hauzah Najaf termasuk almarhum Sayyid Muhsin Hakim, Sayyid Mahmoud Shahroudi, Mirza Bagher Zanjani, Sayyid Yahya Yazdi, dan Mirza Bojnourdi, Sayid Ali Khamenei sangat menyukai kondisi belajar, mengajar, dan penelaahan di hauzah ilmiah Najaf. Beliau pun lantas memberitahukan niatnya untuk belajar di Najaf kepada sang ayah, namun ayah beliau tidak menyetujui hal ini. Setelah beberapa waktu, beliau kembali ke Mashad.
Di Hauzah Ilmiah Qom
Pada tahun 1337 hingga 1343 Hijriah Syamsiah (1958-1964), Ayatullah Khamenei belajar ilmu tingkat tinggi di bidang fiqih, ushul, dan filsafat, di hauzah ilmiah Qom dari para guru besar termasuk di antaranya almarhum Ayatullah Al-Udzma Boroujerdi, Imam Khomeini, Syeikh Murtadha Hairi Yazdi, dan Allamah Taba'tabai. Pada tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964), Sayid Ali Khamenei sangat sedih karena dalam surat menyurat dengan ayahnya, beliau mengetahui bahwa satu mata ayahnya tidak dapat melihat lagi akibat terserang penyakit katarak. Saat itu beliau bimbang antara tinggal di Qom untuk melanjutkan studi atau pulang ke Mashad. Akhirnya demi keridhoan Allah swt, beliau memutuskan pulang ke Mashad dan merawat sang ayah.Dalam hal ini Ayatullah Khamenei mengatakan, "Saya pulang ke Mashad dan Allah swt telah melimpahkan petunjuk-Nya kepada kami. Yang terpenting adalah saya telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya. Jika saya mendapatkan anugerah, itu dikarenakan kepercayaan saya untuk selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu saya".
Dihadapkan pada dua pilihan sulit tersebut, Ayatullah Khamenei memutuskan pilihan yang tepat. Sejumlah guru dan rekan beliau sangat menyayangkan mengapa beliau sedemikian cepat meninggalkan hauzah ilmiah Qom, karena mereka berpendapat jika beliau tinggal sedikit lebih lama lagi maka beliau akan menjadi demikan dan demikian... Namun fakta di masa depan membuktikan bahwa Ayatullah Khamenei memilih pilihan yang tepat dan perjalanan hidup yang ditetapkan oleh Allah swt untuk beliau lebih tinggi dan mulia dari apa yang mereka perkirakan. Adakah orang yang menduga bahwa ulama muda berusia 25 tahun yang cerdas dan berbakat ini, yang pergi meninggalkan Qom untuk merawat kedua orang tuanya, kelak 25 tahun kemudian diangkat menjadi pemimpin umat?
Di Mashad, Ayatullah Khamenei tidak menginggalkan pelajarannya. Selain hari libur, dan pada waktu berjuang, dipenjara, atau bepergian, beliau tetap melanjutkan pelajaran tingkat tinggi fiqih dan ushul hingga tahun 1347 Hijriah Syamsiah (1768) dari para guru besar hauzah Mashad khususnya Ayatullah Milani. Tidak hanya itu, sejak tinggal di Mashad tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964) untuk merawat kedua orang tuanya, Ayatullah Khamenei juga memberikan pelajaran ilmu fiqih, ushul, dan maarif Islami kepada para pelajar agama muda dan mahasiswa.
Perjuangan Politik
Ayatullah Khamenei menurut keterangan beliau sendiri adalah termasuk salah satu murid Imam Khomeini dalam pelajaran fiqih, ushul, politik, dan revolusi. Namun percikan pertama aktivitas politik dan perjuangan beliau terhadap pemerintahan dzalim, dipantik oleh seorang pejuang besar yang gugur syahid di jalan Islam, Sayyid Mujtaba Navvab Safavi. Ketika itu, Navvab Safavi dan sejumlah pejuang Islam lainnya dari kelompok Fedaiyan-e Islam (Pembela Islam) pada tahun 1331 Hijriah Syamsiah (1952) pergi ke kota kota Mashad untuk menyampaikan pidatonya yang berapi-api di madrasah Sulaiman Khan soal kebangkitan Islam dan penerapan hukum Allah, serta membongkar tipu daya Rezim Syah dan Inggris terhadap bangsa Iran. Pada masa itu, Ayatullah Khamenei termasuk pelajar madrasah Sulaiman Khan dan beliau benar-benar terkesan oleh pidato Navvab. Dalam hal ini beliau mengatakan, "Saat itu juga percikan semangat revolusi Islam dibangkitkan pada jiwa saya oleh Navvab dan saya tidak ragu lagi bahwa saat itulah Navvab telah menyalakan api perjuangan dalam hati saya".
Bersama Gerakan Imam Khomeini r.a
Ayatullah Khamenai pada tahun 1341 Hijriah Syamsiah (1962), tinggal di kota suci Qom dan saat itu beliau masuk di medan perjuangan politik Imam Khomeini melawan politik anti-Islam ala Amerika Serikat (AS) yang digulirkan oleh Rezim Syah Pahlevi. Selama 16 tahun beliau berjuang dan harus melalui berbagai kondisi termasuk penjara dan pengasingan. Selama itu pula beliau tidak gentar menghadapi segala bentuk ancaman bahaya. Untuk pertama kalinya pada tahun 1338 Hijirah Syamsiah (1959), beliau diinstruksikan oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan pesannya kepada Ayatullah Milani dan para ulama lainnya di Propinsi Khorasan soal mekanisme program dakwah para ulama dan ruhaniwan di bulan Muharram dan penyingkapan kebobrokan politik Rezim Syah dan AS, serta menyangkut kondisi Iran dan kota suci Qom. Misi itu dijalankannya dengan baik dan beliau melaksanakan tugas dakwah bulan Muharram di kota Birjand. Dalam dakwahnya, seperti yang telah dimandatkan oleh Imam Khomeini, Ayatollah Khamenei mengungkap kebobrokan Rezim Syah dan politik AS. Oleh sebab itu, pada tanggal 9 Muharram bertepatan dengan tanggal 12 Khordad 1342 (2 Juni 1963), beliau ditangkap dan ditahan semalam. Keesokan harinya beliau dibebaskan dengan syarat tidak lagi berpidato di atas mimbar. Gerak gerik beliau pun diawasi oleh aparat. Menyusul terjadinya peristiwa berdarah 15 Khordad (5 Juni 1963), beliau kembali ditangkap dan diserahkan ke penjara militer di kota Mashad. Beliau mendekam selama 10 hari dalam penjara tersebut dan selama itu pula beliau menjadi mangsa aksi penyiksaan sadis.
Penahanan Kedua
Pada bulan Bahman tahun 1342 Hijriah Syamsiah (Februari 1963) atau Ramadhan 1383 Hijriah, Ayatullah Khamenei bersama beberapa rekan beliau pergi menuju Kerman dengan perencanaan yang matang. Setelah dua atau tiga hari berpidato dan bertemu dengan ulama dan para pelajar agama di Kerman, beliau melanjutkan perjalanannya menuju kota Zahedan. Pidato beliau yang penuh semangat khususnya pada tanggal 6 Bahman (26 Januari) hari ulang tahun pemilihan umum dan referendum palsu yang digelar Rezim Syah- mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pada tanggal 15 Ramadhan yang bertepatan dengan hari kelahiran Imam Hasan as, ketegasan dan keberanian serta semangat revolusi Ayatullah Khamenei dalam mengungkap politik setan dan ala AS Rezim Syah Pahlevi, sampai pada puncaknya. Sebab itu, para agen intelejen Rezim Syah atau SAVAK, menangkap beliau pada malam hari dan mengirim beliau ke Tehran dengan menggunakan pesawat. Beliau dijebloskan ke dalam sel perorangan di penjara Qezel Qal'eh selama kurang lebih dua bulan. Selama itu pula beliau bersabar menahan segala macam penyiksaan.
Penahanan Ketiga dan Keempat
Kelas pelajaran tafsir, hadis, dan pemikiran Islami beliau di kota Mashad dan Tehran, mendapat perhatian yang luar biasa dari para pelajar muda revolusioner. Hal inilah yang kembali membuat para agen SAVAK geram dan selalu mengawasi aktivitas Ayatullah Khamenei. Karena diawasi, pada tahun 1345 Hijriah Syamsiah (1966) Ayatollah Khamenei beraktivitas secara sembunyi-sembunyi. Setahun kemudian, beliau ditangkap dan dipenjara. Pada tahun 1349 Hijriah Syamsiah (1970), untuk keempat kalinya beliau ditangkap oleh SAVAK karena berbagai aktivitas ilmiah dan perjuangan beliau terhadap Rezim Syah.Penangkapan Kelima
Mengenai penangkapan kelimanya, Ayatullah Khamenei menulis, "Pada tahun 1348 Hijriah Syamsiah (1969), terbuka peluang untuk melakukan perlawanan bersenjata di Iran. Sensitifitas dan kekerasan agen-agen Rezim Syah saat itu terhadap pribadi saya juga semakin meningkat mengingat gerakan perlawanan bersenjata tersebut tidak mungkin terlepas dari orang-orang seperti saya. Pada tahun 1350 Hijriah Syamsiah (1971), saya kembali dipenjara. Tindakan kekerasan yang dilakukan SAVAK di penjara secara jelas menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap menyatunya gerakan perlawanan bersenjata dengan pusat-pusat pemikiran Islam. Dan mereka tidak dapat menerima fakta bahwa aktivitas ilmiah dan dakwah saya di Mashad dan Tehran tak ada kaitannya dengan gerakan perlawanan bersenjata itu. Setelah bebas dari penjara, pelajaran tafsir untuk umum dan kelas-kelas ideologi dan lain-lain, semakin meluas."
Penangkapan Keenam
Antara tahun 1350 hingga 1353 Hijriah Syamsiah (1971-1974), pelajaran tafsir dan ideologi Ayatullah Khamenei digelar di tiga masjid yaitu masjid Karamat, masjid Imam Hasan as, dan masjid Mirza Ja'far, di kota Mashad. Ribuan warga khususnya para pemuda revolusioner memenuhi ketiga masjid tersebut untuk mendengarkan pemikiran dan pelajaran Ayatullah Khamenei. Pelajaran Nahjul Balaghah beliau juga sangat diminati. Penjelasan Nahjul Balaghah beliau yang ditulis dalam bentuk diktat berjudul "Partuee az Nahjul Balaghah" (Seberkas cahaya dari Nahjul Balaghah) diperbanyak dan disebar luas oleh para pemuda revolusioner. Mereka yang menimba pelajaran tentang hakikat dan perjuangan dari Ayatullah Khamenei, lantas menyebar ke seluruh penjuru di Iran dan menjelaskan tentang hakikat serta mempersiapkan mental warga bagi membela gerakan revolusi besar Islam.Pada bulan Dey 1353 Hijriah Syamsiah (Januari 1975), SAVAK menyerbu rumah Ayatullah Khamenei. Selain menangkap beliau, para agen SAVAK juga merampas seluruh artikel maupun catatan beliau. Ini merupakan penangkapan keenam dan masa penahanan yang paling sulit. Ayatollah Khamenei disekap dalam penjara Komite Gabungan Kepolisian hingga musim gugur tahun 1354 Hijriah Syamsiah (mendekati bulan-bulan akhir tahun 1975). Selama masa penahanan, beliau diperlakukan dengan sangat keji. Kepedihan yang dialami Ayatullah Khamenei selama masa penahanan itu menurut beliau hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang pernah merasakan kondisi yang sama. Setelah bebas, Ayatullah Khamenei kembali ke kota Mashad dan tetap melanjutkan aktivitas ilmiah dan revolusionernya. Namun kali ini beliau tidak dapat membuka kelas-kelas terbuka seperti sebelumnya.
Di Pengasingan
Rezim Syah Pahalevi pada akhir tahun 1356 Hijriah Syamsiah (1978), menangkap dan mengasingkan Ayatullah Khamenei ke kota Iranshahr selama tiga tahun. Pada pertengahan tahun 1357 (akhir 1978), menyusul semakin tajamnya perjuangan warga muslim revolusioner Iran, Ayatullah Khamenei dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke kota Mashad. Beliau berada di barisan terdepan perjuangan rakyat Iran melawan Rezim Pahlevi dan SAVAK. Setelah 15 tahun berjuang di jalan Allah swt secara ksatria serta ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan, akhirnya beliau dapat merasakan hasil dari perjuangan dan perlawanan tersebut yaitu kemenangan Revolusi Islam Iran dan tumbangnya rezim despotik Syah Pahlevi, serta terbentuknya kedaulatan Islam di negeri ini.
Detik Menjelang Kemenangan

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei tetap melanjutkan aktivitas dan kerja keras untuk merealisasikan cita-cita revolusi. Aktivitas dan jabatan yang beliau emban sangat penting khususnya jika dilihat dengan memandang kondisi saat itu. Berikut ini adalah ringkasan aktivitas penting beliau:
● Ikut mendirikan Partai Republik Islam pada bulan Esfand tahun 1357 Hijriah Syamsiah (Maret 1979) dengan kerjasama sejumlah ulama pejuang seperti Syahid Beheshti, Syahid Bahonar, Hashemi Rafsanjani, dan lain-lain.
● Menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Pemimpin Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Imam Jum'at Tehran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Wakil Imam Khomeini r.a di Dewan Tinggi Pertahanan, tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980).
● Wakil warga Tehran di Majles Shura Islami (Parlemen Iran), tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Partisipasi aktif beliau dengan mengenakan seragam militer di medan perang ‘pertahanan suci' melawan Irak pada tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980), menyusul invasi pasukan Irak terhadap wilayah Iran. Dalam perang ini Irak diprovokasi dan dipersenjatai oleh kekuatan arogan dunia termasuk AS dan Uni Soviet.
● Gagalnya percobaan teror terhadap beliau oleh kelompok munafiqin di masjid Abu Dzar Tehran, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).
● Menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran, menyusul gugur syahidnya Muhammad Ali Rajaee, Presiden kedua Republik Islam Iran. Pada bulan Mehr tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981), Ayatullah Khamenei memperoleh lebih dari 16 juta suara warga, dan dilantik sebagai Presiden Republik Islam Iran setelah mendapat pengukuhan dari Imam Khomeini r.a. Beliau juga terpilih untuk kedua kalinya pada tahun 1364 hingga 1368 Hijriah Syamsiah (1985).
● Ketua Dewan Revolusi Kebudayaan, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).
● Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara, tahun 1366 Hijriah Syamsiah (1987).
● Ketua Dewan Revisi Konstitusi, tahun 1368 Hijriah Syamsiah (1989).
● Ditunjuk oleh Dewan Ahli untuk menjadi Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, yang dimulai sejak 14 Khordad, sepeninggal Imam Khomeini r.a. Pilihan ini sangat tepat, karena beliau memiliki kelayakan sepenuhnya untuk bukan saja membimbing warga Muslim Iran, melainkan umat Islam di seluruh dunia (1989).
Karya Tulis
1- Tarh-e Kulli-e Andishe-e Eslami dar Qor'an (Program Komprehensif Pemikiran Islami Dalam AlQuran).
2- Az Jarfha-ye Namaz (Dari Kedalaman Shalat)
3- Goftari dar Bab-e Sabr (Pembahasan tentang Kesabaran)
4- Chahar Ketab-e Asli-e Elm-e Rejal (Empat Buku Utama Ilmu Rijal)
5- Wilayat (Kepemimpinan).
6- Gozaresh az Sabeqe-e Tarikhi va Auza-e Konouni-e Hauze-e Elmiye-e Mashhad (Laporan Mengenai Sejarah dan Kondisi Terkini Hauzah Ilmiah Mashad).
7- Zendeginame-e Aimme-e Tashayyo' (Riwayat Hidup Para Imam Syiah) -belum dicetak.
8- Pishvaye Sadeq (Pemimpin yang Jujur)
9- Vahdat va Tahazzob (Persatuan dan Kepartaian)
10- Honar az Didgah-e Ayatollah Khamenei (Seni Menurut Ayatullah Khamenei)
11- Dorost Fahmidan-e Din (Pemahaman Benar Tentang Agama)
12- (Onsor-e Mobarezeh dar Zendegiy-e Aimmeh (Unsur Perjuangan Dalam Kehidupan Para Imam a.s)
13- Ruh-e Tauhid, Nafy-e Obudiyyate Gheire Khoda (Ruh Ketauhidan, Penafian Penghambaan Selain Allah swt)
14- Zarurat-e Bazgasht be Qor'an (Urgensi Kembali Kepada AlQuran)
15- Sire-ye Emam-e Sajjad (Sejarah Imam Sajjad a.s)
16- Imam Ridha as va Velayatahdi (Imam Ridha a.s dan Posisi Putra Mahkota)
17- Tahajom-e Farhangi (Serangan Budaya), disusun dari kumpulan pidato dan pesan Rahbar.
18- Hadis-e Velayat (Hadis Kepemimpinan), kumpulan pidato dan pesan Rahbar yang hingga kini telah dicetak sebanyak sembilan jilid.
Terjemah
1- Solh-e Emam Hasan (Perdamaian Imam Hasan as), karya Razi Aali Yaasin.
2- Ayandeh dar Qalamrove Islam (Masa Depan Dalam Kekuasaan Islam), karya Sayyid Qutb.
3- Mosalmanan dar Nehzat-e Azadi-e Hindustan (Muslimin Dalam Gerakan Kebebasan India), karya Abdul Mun'im Namri Nasri.
4- Eddea nameh Alahe tamaddon-e Gharb (Gugatan Terhadap Kebudayaan Barat), karya Sayyid Qutb.
Di Balik Kehadiran Ban Ki-moon di KTT GNB Tehran
Bisingnya deru mesin propaganda media massa AS dan Israel dalam menggembosi KTT GNB ke-16 di Tehran, ternyata tidak mempengaruhi keputusan para pemimpin dunia untuk menghadiri pertemuan tersebut. Pasalnya, hingga hari ini (Jumat,24/8) tercatat sudah 50 pemimpin negara dunia, termasuk presiden, wapres maupun perdana menteri yang siap menghadiri KTT GNB itu. Sebagian negara lainnya mengirimkan delegasi setingkat menteri dan ahli. Di luar mereka, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga menyatakan siap menghadiri pertemuan tersebut. Lewat juru bicaranya, Martin Nesirky,Sekjen PBB memastikan akan datang ke Tehran. Padahal Israel dan Amerika Serikat sudah mendesak Ban Ki-moon supaya membatalkan lawatannya itu.
Amerika Serikat berulangkali mengirim sinyal negatif kepada Sekjen PBB mengenai konferensi tingkat tinggi yang akan digelar di Tehran pada 26 hingga 31 Agustus.
"Fakta bahwa pertemuan berlangsung di satu negara yang melanggar begitu banyak kewajiban internasional dan mengancam negara-negara tetangga...mengirim sinyal sangat aneh berkaitan dengan dukungan bagi tatanan internasional," kata Jubir kemenlu AS, tidak lama setelah Nesirky mengungkapkan kehadiran Ban Ki-moon di KTT GNB ke-16 Tehran.
"Iran adalah tempat yang tidak cocok untuk pertemuan itu," ucap Victoria Nuland tendensius.
Gelombang tekanan terhadap Sekjen PBB untuk membatalkan kehadirannya di KTT GNB mengalir deras. Sepekan sebelumnya, Ketua komisi hubungan luar negeri Senat AS menulis surat kepada Ban Ki-moon. "Sebaiknya anda jangan mengunjungi Tehran. Sebab, Republik Islam mendukung Bashar Assad di Suriah, dan Iran tidak mematuhi ketentuan Dewan Keamanan PBB," tulis Robert Casey dalam suratnya.
"Saya khawatir kehadiran Anda di Tehran akan menaikkan kredibilitas Republik Islam. Padahal publik internasional harus seirama menentang Iran," tegas Casey, seperti dilansir majalah Foreign policy.
Wakil AS di PBB, Susan Rice juga menyampaikan kekhawatirannya kepada Ban Ki-moon dan mendesak Sekjen PBB itu mengurungkan niatnya menghadiri KTT GNB di Tehran.
Gelombang penentangan lebih keras dilancarkan Tel Aviv. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menyebut rencana kunjungan Ban Ki-moon untuk menghadiri KTT GNB di Iran sebagai "big mistake", bahkan jika itu demi tujuan yang baik sekalipun.
"Tempat anda bukan di Tehran !," ujar Netanyahu dengan intonasi meninggi saat menelpon Ban Ki-moon, seperti ditulis Koran Zionis Haaretz.
Kepanikan tidak bisa disembunyikan dari raut wajah Netanyahu saat mendengar keputusan sekjen PBB menghadiri hajatan akbar Iran pekan depan.
Netanyahu terus mendesak Ban Ki-moon untuk mempertimbangkan keputusannya itu. "Saya tahu, selama ini track record anda sangat baik sebagai sekjen PBB. Sebuah kesalahan besar jika Anda mengunjungi Tehran meski itu bertujuan baik. Sebab yang akan dikunjungi adalah negara yang menghendaki kehancuran Israel," ucap Netanyahu berupaya meyakinkan Ban.
Fenomena kepanikan AS dan Israel menyikapi lawatan Ban Ki-moon ke Iran memunculkan pertanyaan besar. Mengapa para pemimpin dua negara itu begitu risau Sekjen PBB menghadiri KTT GNB di Iran ?
Pertama, KTT GNB ke-16 digelar di Iran yang selama ini menjadi lawan politik AS dan Israel. Dan Washington berulangkali menggunakan Dewan Keamanan untuk menggerus lawannya itu. Kehadiran Sekjen PBB dalam KTT GNB di Tehran akan menjadi bentuk pengakuan terhadap peran Iran dalam konstelasi internasional. Ini tentu merugikan Washington dan Tel Aviv.
Selama ini AS menggunakan status dirinya sebagai "polisi dunia" yang merasa "paling tahu" dan "mewakili" masyarakat internasional. Washington menggunakan Dewan Keamanan PBB sebagai alat untuk menegaskan identitas kepentingan politik luar negerinya. Kehadiran Sekjen PBB di Tehran sedikit banyak akan melunturkan identitas "Iran sebagai musuh masyarakat internasional" yang didefinisikan oleh Washington melalui berbagai kebijakannya di PBB.
Kedua,perhelatan akbar di Tehran kali ini digelar di tengah derasnya tekanan sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Iran. Partisipasi besar para pemimpin negara-negara dunia dan organisasi internasional semacam Sekjen PBB dalam "hajatan agreng" itu menjadi soft power bagi Iran untuk melunakkan sanksi itu.
Di sela-sela KTT GNB ke-16 digelar pertemuan bilateral antara wakil Iran dengan berbagai negara dunia untuk membicarakan berbagai hal dari politik hingga ekonomi dan budaya. Di luar agenda pertemuan tersebut, Iran menjadikan KTT GNB kali ini sebagai "ruang besar" untuk menyiasati sanksi AS dan Uni Eropa.
Secara sosiologis, masyarakat Iran adalah kaum Bazaari, masyarakat pedagang, yang punya seribu cara untuk menciptakan dan memanfaatkan peluang, termasuk di ruang politik. Mereka dikenal lihai bernegosiasi, bahkan dalam kondisi yang paling buruk sekalipun. Pengalaman lebih dari tiga dekade berada dalam tekanan sanksi Barat cukup untuk membuktikan separuh fakta itu. Bagi Iran, KTT GNB itu juga pasar yang bisa mempertemukan supply dan demand antara Iran dengan 120 negara anggota GNB. Kalau sudah begini buat apa lagi sanksi AS dan Eropa! (IRIB Indonesia)
Iran: Dunia Muak dengan Kejahatan Israel
Wakil Duta Besar Republik Islam Iran untuk PBB Eshaq AleHabib mengatakan, masyarakat internasional telah muak dengan kejahatan rezim Zionis Israel.
Hal itu disampaikan Ale Habib dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Selasa (4/9) sebagai kecaman atas pidato sebelumnya yang disampaikan oleh utusan Israel untuk PBB Ron Prosor.
"Perwakilan rezim Zionis kembali menyatakan tuduhan tak berdasar dan sia-sia terhadap Republik Islam Iran," imbuhnya.
Tuduhan-tuduhanitu, kata Ale Habib, dilontarkan Tel Aviv di saat masyarakat internasional telah frustrasi atas sepak terjang Israel yang anti-kemanusiaan, agresif, dan jahat, bahkan kegiatan terorisme rezim Zionis di kawasan dan bagian lain telah membuat muak publik dunia.
Pejabat Iran itu menyebut Israel sebagai penyebab instabilitas keamanan di Timur Tengah.
Lebih lanjut Ale Habib menandaskan, Israel menggunakan setiap kesempatan untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional atas penindasannya dan melontarkan statemen tak berdasar dengan tujuan yang sama.(IRIB Indonesia/RA)
Uni Eropa Tuding Gazprom Rusia Memanipulasi Pasar Energi
Komisi Uni Eropa mengecam perusahaan Gazprom Rusia yang dituding telah menyalahgunakan posisinya di pasar Eropa. Eropa menyatakan telah memulai penyelidikan dalam hal ini.
Russia Today (4/9) melaporkan, Komisi Uni Eropa menyatakan bahwa perusahaan Gazprom mengaitkan harga ekspor gas dengan harga minyaknya. Lonjakan harga tidak logis harga gas Rusia itu dihadapi oleh negara-negara yang menandatangani kontrak dengan Rusia di wilayah timur dan tengah Eropa. Menyusul keputusan Gazprom itu, tingkat persaingan menurun dan harga melonjak secara tidak logis. Selain itu, keamanan suplai gas dan energi di pasar Eropa juga terancam.
Sementara para analis berpendapat bahwa itu merupakan hak Gazprom untuk menentukan harga di pasar energi adapun Uni Eropa berusaha mereduksi pengaruhperusahaan Rusia itu di pasar Eropa. Ini bukan pertama kalinya, Uni Eropa melontarkan tuduhankepada perusahaan Gazprom Rusia.
Masalah yang terpenting bukan harga melainkan kehadiran Gazprom di pasar energi Eropa dan dalam hal ini Uni Eropa berniat mendikte dan mengontrol bukan hanya harga melainkan sumber-sumber energi di Rusia.(IRIB Indonesia/MZ)
Sambutan Dingin Cina Atas Kunjungan Clinton
Kunjungan Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton ke Cina pada Selasa (4/9) untuk memecahkan sengketa teritorial Laut Cina Selatan tidak membuat terobosan apapun. Selama kunjungannya, Clinton juga membahas masalah krisis Suriah dan mendesak Cina untuk tidak lagi mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Clinton tiba di Cina dari Indonesia, dimana ia mendesak negara-negara Asia Tenggara untuk membentuk sebuah front bersatu dalam berurusan dengan Cina dalam upaya untuk meredakan eskalasi ketegangan di wilayah itu.
Namun, Cina memperingatkan AS untuk tidak terlibat dalam sengketa di Laut Cina Selatan. Peringatan itu dikeluarkan bersamaan dengan kedatangan Clinton ke Beijing. Wilayah laut ini diperebutkan oleh Cina dengan Taiwan serta beberapa negara anggota ASEAN, seperti Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam dan Malaysia.
Clinton menyebut hubungan AS-Cina dalam pemerintahan Obama adalah poros untuk keterlibatan lebih dengan Asia-Pasifik. Sedang Menlu Cina Yang Jiechi menyatakan Beijing siap untuk bekerja sama dengan Washington berdasarkan saling menghormati dan saling menguntungkan.
Adapun menyangkut isu Suriah, AS dan segelintir negara lain gusar bahwa Cina dan Rusia telah berulang kali menggunakan hak veto mereka di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir tindakan sanksi terhadap rezim Assad. Pemerintah Cina menegaskan bahwa perang sipil Suriah harus diselesaikan melalui negosiasi dan bukan tekanan dari luar.
"Saya kira sejarah akan menilai bahwa posisi Cina terkait krisis Suriah adalah sebuah penanganan yang tepat. Apa yang kita pikirkan adalah kepentingan rakyat Suriah dan kawasan," kata Yang dalam konferensi pers bersama Clinton.
Clinton menanggapi dengan mengatakan kekerasan itu akan menyebar ke negara-negara lain dan bahwa dukungan yang kuat harus diberikan kepada Dewan Keamanan. Pada kesempatan itu, Clinton menyatakan kecewa dengan tindakan Rusia dan Cina yang memblokir keras resolusi Dewan Keamanan.
Media-media Cina telah berulang kali menuduh AS melakukan ekspansi ke kawasan Asia untuk membendung peningkatan pertumbuhan Negeri Tirai Bambu itu. Xinhua menyerukan Washington untuk menghentikan perannya sebagai pembuat onar di Asia. Namun, Clinton mengatakan bahwa pemerintahan Obama tidak ingin persaingan tidak sehat.
Dalam menanggapi ketegangan, pemerintahan Obama telah meningkatkan hubungan militer dengan Asia Tenggara, melanjutkan tujuannya memelihara hubungan ekonomi dengan sebagian besar negara Asia.
AS sengaja melibatkan diri dalam ketengangan di Asia untuk menciptakan masalah bagi Cina dan memperlambat pertumbuhan negara itu di kawasan. Washington kembali menghidupkan hubungan tradisionalnya dengan beberapa negara regional dengan tujuan membendung pengaruh Beijing. (IRIB Indonesia/RM)
Pemukim Ekstrim Israel Bakar Pintu Gereja, Hamas Langsung Mengecamnya
Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) mengecam serangan pemukim ekstrimis Israel terhadap sebuah gereja dekat al-Quds.
Kecaman dilontarkan Hamas pada Selasa (4/9) setelah para pemukim Zionis membakar pintu gerejaTrappist di Latrun, Ayalon, dan menulis slogan-slogan anti-Kristen di dindingnya
Dalam statemennya, Hamas menuntut masyarakat regional dan internasional untuk menindak Israel atas kejahatannya.
"Kejahatan terorganisir yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap monumen suci Islam dan Kristen menunjukkan wajah asli rezim ini yang rasis,"demikian penggalan pernyatan itu.
Lebih dari setengah juta wargazionistinggal di lebih dari 120 pemukiman ilegaldi Tepi Barat dan Timur al-Quds yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967. (IRIB Indonesia/RA)