کمالوندی

کمالوندی

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga adalah kebijakan utama Republik Islam Iran.

Tehran, Parstoday mengutip situs web informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam melaporkan pertemuan antara Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dengan Sheikh Tamim bin Hamad bin Khalifa Al Thani, Emir Qatar, dan delegasi yang menyertainya. 

Rahbar dalam pertemuan yang berlangsung Rabu malam mengatakan, "Salah satu kebijakan definitif pemerintah Iran adalah memperluas hubungan dengan negara-negara tetangganya, dan dengan karunia Allah, pekerjaan baik telah dilakukan dalam hal ini dan beberapa kemajuan telah dicapai."

Pemimpin Revolusi Islam menyampaikan harapan bahwa kesepakatan yang dicapai oleh pejabat Iran dan Qatar di Teheran akan menguntungkan kedua negara, dan kedua pihak akan mampu memenuhi tugas bertetangga mereka melebihi sebelumnya.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung pernyataan Emir Qatar terkait isu-isu regional, dengan menambahkan,"Republik Islam Iran memandang Qatar sebagai negara yang bersahabat dan bersaudara, meskipun masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan, seperti memenuhan tuntutan Iran yang dialihkan dari Korea Selatan ke Qatar, dan hambatan utama terhadap pelaksanaan kesepakatan yang dicapai terkait hal ini yang dilakukan Amerika Serikat".

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad bin Khalifa Al Thani juga menyampaikan rasa senangnya bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam dan menghargai posisi Republik Islam dalam mendukung orang-orang tertindas di dunia dan rakyat Palestina.

Emir Qatar menyampaikan pandangannya kepada Pemimpin Revolusi Islam dengan  menjelaskan,"Dukungan Yang Mulia terhadap rakyat Palestina tidak akan pernah terlupakan".

 

Sebagaimana diketahui, Rezim Zionis, dengan dalih menjaga keamanan komunitas Yahudi dunia, berusaha terus mendatangkan orang-orang Yahudi, ke Wilayah pendudukan.

Akan tetapi pukulan yang diterima Rezim Zionis, dalam operasi Badai Al Aqsa, dari kelompok perlawanan, telah menunjukkan keroposnya proyek Zionis, dan menyebabkan Israel, kehilangan daya tarik di mata orang-orang Zionis.
 
Al-Zaytouna Centre, dalam salah satu laporannya mengulas faktor-faktor strategis yang menyebabkan kekalahan Rezim Zionis dalam operasi Badai Al Aqsa.
 
“Kekalahan Israel, dalam operasi Badai Al Aqsa, telah meruntuhkan teori keamanan Israel, yang bertumpu pada pencegahan dan peringatan cepat serta menuntaskan perang dengan harapan kemenangan Rezim Zionis,” tulisnya.
 
Pada kenyataannya, operasi Badai Al Aqsa, telah memupus ide “Palestina adalah tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi.”
 
Keamanan dalam pandangan Rezim Zionis adalah pilar asasi, dan rezim itu dengan dalih menjaga keamanan komunitas Yahudi dunia, berusaha mendatangkan orang-orang Yahudi, ke Wilayah pendudukan.
 
Akan tetapi pukulan yang diterima oleh Rezim Zionis, dari kelompok perlawanan Palestina, dalam operasi Badai Al Aqsa, bahkan telah mendorong para pemukim Zionis untuk melarikan diri dari Wilayah pendudukan.
 
“Kekalahan Israel, dalam menghadapi perlawanan Palestina, telah menghilangkan peran efektif Rezim Zionis, dalam menjalankan kebijakan Barat dan Amerika Serikat di kawasan. Di satu sisi proyek-proyek normalisasi hubungan menelan kekalahan telak, dan wajah brutal Rezim Zionis telah menghentikan kecenderungan rezim-rezim berkuasa pada normalisasi,” paparnya.
 
Operasi Badai Al Aqsa, telah menciptakan keraguan atas eksistensi Rezim Zionis di masa depan, maka dari itu banyak orang Zionis, termasuk mantan Menteri Perang Israel, Yoav Gallant, menganggap perang Gaza sebagai perang eksistensi bagi Israel.
 
Tapi di sisi lain, capaian besar Badai Al Aqsa, telah menginspirasi bangsa-bangsa Arab, dan umat Islam, bahwa Wilayah pendudukan bisa dibebaskan, dan banyak masyarakat yang menyadari rapuhnya kedigdayaan Rezim Zionis.
 
Al-Zaytouna Center, menulis, “Operasi Badai Al Aqsa, sekali lagi mengembalikan Masjid Al Aqsa dan Al Quds menjadi prioritas dalam opini publik Palestina, Arab, dan Islam. Operasi ini telah memperkuat legalitas perlawanan bersenjata dalam menghadapi penjajahan, dan menjadikannya sebagai instrumen efektif untuk menegakkan hak-hak bangsa Palestina, dan menegaskan kekalahan strategi-strategi normalisasi hubungan dengan Israel.”
 
Sehubungan dengan ini, serangan brutal Rezim Zionis ke Gaza, telah mengubah rezim ini menjadi rezim yang dibenci dan dikucilkan di seluruh dunia, di saat yang sama telah memperkuat lingkaran dukungan atas Palestina, dan perlawanan di tengah bangsa-bangsa dunia terutama kaum muda, mahasiswa, serta masyarakat Barat secara umum.
 
Rezim Zionis, memulai perang terhadap rakyat Palestina, dengan tujuan memusnahkan total Hamas, dan membebaskan para tawanan Zionis di Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh pemerintah AS.
 
Akan tetapi setelah kejahatan dan genosida terhadap rakyat Palestina, pemboman rumah sakit dan sekolah, penghancuran infrastruktur Jalur Gaza, berlangsung 15 bulan, Rezim Zionis tak berhasil mencapai tujuan-tujuannya, dan terpaksa menyepakati gencatan senjata, serta dimulainya proses pembebasan tawanan melalui pertukaran tahanan dengan Perlawanan Palestina. 

 

Kantor informasi pemerintah Palestina di Gaza mengumumkan bahwa rezim Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata sebanyak 350 kali, yang paling penting adalah mencegah dan menghalangi pelaksanaan ketentuan protokol kemanusiaan.

Kantor informasi pemerintah Palestina di Gaza pada Jumat malam mengumumkan bahwa tentara Israel telah menewaskan 100 warga Palestina dan melukai 820 orang sejak penerapan perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025.

Menurut Pars Today, ratusan ribu keluarga Palestina di Jalur Gaza yang kehilangan rumah mereka akibat serangan rezim Israel membutuhkan setidaknya 60.000 rumah mobil dan 200.000 tenda untuk perumahan sementara.

Walikota Rafah juga menunjukkan ketidakcukupan peralatan yang diimpor ke Jalur Gaza dan menekankan bahwa kedatangan 15 rumah dan rumah mobil dalam lima konvoi hanyalah setetes air di lautan kebutuhan bagi penduduk Jalur Gaza.

 

Diskusi tentang perkembangan di Gaza

Terkait hal ini, Kantor Berita Resmi Saudi (SPA) mengumumkan bahwa para pemimpin negara Teluk Persia, Yordania, dan Mesir bertemu di Riyadh pada hari Jumat dan membahas perkembangan di Gaza dan masalah Palestina.

Pertemuan itu diadakan atas undangan Putra Mahkota Saudi untuk bertukar pandangan dan pendapat tentang masalah regional dan internasional.

Menurut laporan tersebut, dibahas upaya bersama untuk mendukung perjuangan Palestina dan perkembangan di Gaza. Para pemimpin yang hadir dalam pertemuan di Riyadh menyambut baik penyelenggaraan pertemuan darurat para pemimpin Arab yang dijadwalkan akan diadakan di Kairo pada tanggal 4 Maret.

 

Pembebasan 602 tahanan Palestina

Di sisi lain, Kantor Informasi Tahanan Palestina mengumumkan bahwa hari ini (Sabtu) sebagai bagian dari kelanjutan tahap pertama perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, dan sebagai imbalan atas penyerahan 6 tahanan Israel, 602 tahanan Palestina akan dibebaskan.

Kantor Perdana Menteri Israel juga mengumumkan bahwa Tel Aviv telah menerima nama enam tahanan Israel yang dijadwalkan akan dibebaskan hari ini dan telah memberi tahu keluarga mereka.

Sejak penerapan perjanjian dimulai pada 19 Januari 2025, Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, telah menyerahkan 19 tahanan Israel dalam enam kelompok selama kesepakatan pertukaran tahanan saat ini.

Saluran Radio dan Televisi Zionis, KAN mengumumkan, "Pada tahap kedua perjanjian, Israel menuntut pembebasan 22 tahanan wanita Israel yang masih hidup."

Menurut laporan ini, Amerika Serikat telah menetapkan batas waktu untuk kesepakatan antara Israel dan Hamas dan telah meminta Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan baru dalam dua pekan ke depan.

 

Serangan udara AS di Suriah

Media Suriah mengumumkan bahwa koalisi Amerika menargetkan kendaraan di provinsi Idlib utara Suriah.

Dalam serangan udara yang dilakukan oleh pesawat tak berawak ini, sebuah mobil menjadi sasaran di dekat desa Qah di wilayah Al-Dana.

Al Jazeera melaporkan bahwa sedikitnya satu orang tewas dalam serangan itu.

 

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengumumkan penurunan Islamofobia di negara itu pada tahun 2024.

Penurunan serangan terhadap umat Islam di Prancis, persidangan seorang wanita yang Islamofobia di Australia, penolakan otoritas Denmark untuk menyetujui pembakaran Al-Quran yang berulang, dan jenazah Salwan Momika dikremasi menjadi tajuk utama yang akan Anda baca dalam paket berita Parstoday kali ini.

Seorang wanita diadili atas tuduhan Islamofobia

Otoritas peradilan Australia mengumumkan persidangan seorang wanita yang terlibat dalam penulisan slogan-slogan anti-Islam di tempat umum di Sydney.

Bronwyn Elizabeth Nowicki, 53, telah didakwa menulis pesan-pesan kebencian dan rasis terhadap Muslim di Pusat Perbelanjaan Hornsby Whitfield dan Stadion Cumbank di Parramatta.

 

Islamofobia di Prancis menurun

Surat kabar Prancis Libération mengumumkan bahwa Islamofobia dan tindakan rasis yang dicatat oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis terhadap umat Islam, yang meningkat pada tahun 2023, telah menurun sekitar sepertiga pada tahun 2024.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri Prancis, total 173 insiden anti-Muslim tercatat pada tahun 2024, yang lebih sedikit dari jumlah insiden yang dilaporkan pada tahun 2023 (242 kasus) dan merupakan penurunan hampir sepertiga (29 persen). Dari jumlah tersebut, 52 di antaranya merupakan serangan terhadap properti dan sisanya merupakan serangan terhadap individu.

Peluru pembakar Al Quran Denmark meleset dari sasaran

Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs, mengatakan permintaan barunya untuk membakar salinan Al-Quran ditolak oleh otoritas Denmark. Menurut Paludan, pihak berwenang melarangnya melakukan pembakaran Al-Quran di ibu kota.

Serangan Islamofobia terhadap wanita Muslim di Australia

Serangan terhadap dua wanita Muslim, berusia 26 dan 30 tahun, di sebuah pusat perbelanjaan di Melbourne, Australia, mengakibatkan mereka dirawat di rumah sakit.

Polisi Australia mengatakan serangan itu kemungkinan bermotif rasial dan penyelidikan sedang dilakukan.

Di sisi lain, Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) mengutuk serangan tersebut terhadap dua wanita Muslim, salah satunya sedang hamil.

Salwan Momika dikremasi di Swedia

Menurut laporan yang dimuat di sejumlah media, otoritas Swedia mengumumkan bahwa mereka telah mengkremasi jenazah Salwan Momika, pelaku penodaan Al-Quran di negara tersebut, setelah tidak ada seorang pun yang datang untuk mengambilnya.

Momika, yang menggambarkan dirinya sebagai aktivis anti-Islam, ditembak mati pada 29 Januari di wilayah Hovsjo, Swedia.

 

“Kebebasan” merupakan salah satu bentuk keterlepasan manusia dari belenggu dan ikatan yang merendahkan martabat manusia. Keluarga Nabi Muhammad Saw sangat menekankan hal ini.

Ada hadits yang diriwayatkan dari Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw tentang kebebasan, delapan di antaranya akan Anda baca dalam paket ini dari Pars Today.

1. Imam Shadiq as berkata, “خَمْسُ خِصَالٍ مَنْ لَمْ تَكُنْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهَا فَلَيْسَ فِيهِ كَثِيرُ مُسْتَمْتَعٍ أَوَّلُهَا الْوَفَاءُ وَ الثَّانِيَةُ التَّدْبِيرُ وَ الثَّالِثَةُ الْحَيَاءُ وَ الرَّابِعَةُ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ الْخَامِسَةُ وَ هِيَ تَجْمَعُ هَذِهِ الْخِصَالَ الْحُرِّيَّةُ.” (Al-Khishal, hal 284, hadis 33)

“Ada lima sifat yang apabila salah satunya tidak dimiliki seseorang, maka ia tidak akan menjadi orang yang baik dan berguna, yaitu: pertama, kesetiaan, kedua, kehati-hatian, ketiga, kesederhanaan, keempat, adat istiadat, dan kelima, yang juga meliputi empat sifat lainnya, yaitu kebebasan.”

2. Imam Ali as berkata, “لا تَكُن عَبدَ غَيرِكَ و َقَد جَعَلَكَ اللّهُ حُرّا”. (Tufah Al-‘Uqul, hal 77)

“Jangan jadi hamba orang lain, karena Allah telah menciptakanmu bebas.”

3. Imam Shadiq as berkata, “إِنَّ الْحُرَّ حُرٌّ عَلَى جَمِيعِ أَحْوَالِهِ إِنْ نَابَتْهُ نَائِبَةٌ صَبَرَ لَهَا وَ إِنْ تَدَاكَّتْ عَلَيْهِ الْمَصَائِبُ لَمْ تَكْسِرْهُ وَ إِنْ أُسِرَ وَ قُهِرَ وَ اسْتُبْدِلَ بِالْيُسْرِ عُسْراً كَمَا كَانَ يُوسُفُ الصِّدِّيقُ الْأَمِينُ ص لَمْ يَضْرُرْ حُرِّيَّتَهُ أَنِ اسْتُعْبِدَ وَ قُهِرَ وَ أُسِر”. (Al-Kafi, Cet, Al-Islamiyah, jilid 2, hal 89, hadis 6)

“Orang yang bebas itu bebas dalam segala keadaan. Jika ditimpa musibah dan kesulitan, ia tetap sabar, dan jika ditimpa musibah, ia tidak patah, sekalipun ia tertawan, ditindas, kehilangan kenyamanan, serta terjerumus dalam kesusahan dan kemiskinan. Sebagaimana Yusuf Shiddiq Amin as, pernah diperbudak, ditindas, dan ditawan, tapi semua itu tidak mengganggu kebebasannya.”

4. Imam Ali as berkata, “ الْحُرِّيَّةُ مُنَزَّهَةٌ مِنَ الْغِلِّ وَ الْمَكْر”. (Tashnif Ghurar Al-Hikam Wa Durar Al-Kalim, hal 291, hadis 6484)

“Orang yang bebas tidak menyimpan dendam dan tipu daya.”

5. Imam Ali as berkata, “مِن تَوفيقِ الحُرِّ اكتِسابُهُ المالَ مِن حِلِّهِ”. (Ghurar Al-Hikam Wa Durar Al-Kalim)

“Bagian dari keberhasilan orang bebas adalah bahwa ia memperoleh kekayaan melalui cara yang halal.”

6. Imam Ali as berkata, “مَن قامَ بِشَرائِطِ العُبوديَّةِ أَهلٌ لِلعِتقِ، مَن قَصَّرَ عَن أَحكامِ الحُرِّيَّةِ اُعيدَ اِلىَ الرِّقِّ”. (‘Uyun Al-Hikam Wa Al-Mawa’izh, hal 450, hadis 8004-8005)

“Barangsiapa yang memenuhi syarat-syarat pengabdian kepada Allah, niscaya ia berhak memperoleh kebebasan, dan barangsiapa yang tidak memenuhi syarat-syarat kebebasan itu dalam praktik, maka ia terjerumus dalam pengabdian (kepada selain Tuhan).”

7. Imam Husein as berkata, “إن لَم يَكُن لَكُم دينٌ وَ كُنتُم لا تَخافونَ المَعادَ فَكونوا أَحرارا فى دُنياكُم”. (Bihar Al-Anwar, jilid 45, hal 51)

“Kalau kamu tidak beragama dan tidak takut dengan Hari Kiamat, setidaknya jadilah orang yang bebas di duniamu.”

 

Hujjatul Islam Mohammad Sadeq Kafeel, pakar masalah agama mengatakan, “Saat ini, perhatian Barat dan Amerika adalah menghilangkan budaya Mahdisme.”

Hujjatul Islam Mohammad Sadeq Kafeel, dosen hauzah dan universitas mengatakan, Adalah tugas kita untuk memiliki pandangan yang mendalam dan akurat tentang revolusi ini dan berusaha memperkenalkan Imam Mahdi as kepada dunia dan mengatakan bahwa orang yang dijanjikan akan datang untuk menciptakan keadilan dan menyelamatkan kaum tertindas.

Menurut laporan Pars Today, Hujjatul Islam Mohammad Sadeq Kafeel menyatakan harus mempersiapkan fondasi bagi kemunculannya dan menambahkan, Imam Khomeini ra mengatakan, Negara-negara Islam harus bangun dan mengambil hak-hak mereka. Imam Khomeini telah memprediksi kebangkitan Islam saat itu dan meletakkan dasar-dasarnya, hingga bertahun-tahun kemudian, gerakan-gerakan ke arah ini terjadi di dunia Islam. Untuk kemunculannya, hal itu tidak akan terwujud sampai landasannya diletakkan.

Revolusi Islam Iran adalah fondasi revolusi global Mahdi as

Hujjatul Islam Maqsood Ali Domaki, Sekretaris Jenderal Komite Penyelenggara Pusat Dewan Persatuan Muslim Pakistan mengatakan, Imam Khomeini ra mendirikan revolusi ilahi Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah dengan mengungkap niat anti-manusia dari kaum kafir dan kekuatan penindas global. Revolusi ini akan meletakkan dasar bagi revolusi Islam global Imam Mahdi as.

Dia menambahkan, Amerika dan Presiden Trump yang tidak kompeten bermimpi menduduki Gaza dan Palestina, tapi umat Islam Palestina yang membanggakan dan Umat Islam akan melindungi setiap inci Gaza.

Cendekiawan Pakistan terkemuka ini menyatakan, Amerika dan Israel akan sekali lagi menderita kekalahan yang memalukan. Umat ​​Muslim revolusioner di seluruh dunia, baik Syiah maupun Sunni, maju di bawah kepemimpinan Pemimpin Besar dalam gerakan untuk membebaskan Quds.

Mahdiisme parameter utama kebenaran dan kepalsuan di era sekarang

Hujjatul Islam Ali Saeedi, kepala Kantor Bidang Ideologi dan Politik Panglima Tertinggi Jajarang Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan, Mahdisme dan pemerintahan Islam adalah poros utama konfrontasi antara yang benar dan yang salah di era saat ini.

Beliau menyebut keinginan untuk menyiapkan landasan bagi kemunculan Imam Mahdi as dan keinginan untuk menghadapi Mahdisme sebagai tahap ketiga sejarah dalam konfrontasi antara kebenaran dan kepalsuan.

Menurutnya, Adalah kehendak Tuhan untuk menyiapkan landasan bagi kemunculannya dan kehendak Amerika dan kaum Zionis untuk menghadapi fenomena ini.

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menekankan bahwa Iran akan berpartisipasi dalam pemakaman Syahid Sayid Hasan Nasrullah, mantan sekjen Hizbullah Lebanon dalam level tertinggi.

Acara pemakaman Syahid Sayid Hasan Nasrullah dan Syahid Sayid Hashem Safieddine, mantan ketua Dewan Politik Hizbullah Lebanon akan digelar 23 Februari 2025 di Beirut dengan dihadiri perwakilan dari 79 negara di tingkat resmi dan sipil.

Menurut laporan Parstoday, Esmail Baghaei, jubir Kemlu Iran Senin (17/2/2025) saat menjawab pertanyaan mengenai apakah petinggi Iran akan berpartisipasi dalam acara pemakaman sekjen Hizbullah, mengatakan: "Kami akan berpartisipasi dalam level tertinggi dalam acara pemakaman ini, acara ini sangat penting."

Rezim Zionis Israel setelah satu tahun melakukan kejahatan dan perang di Gaza, sejak 23 September 2024 memperluas kejahatannya ke Lebanon, dan pada 27 September, menyusul pemboman di kawasan Dahieh, di selatan Beirut, Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah gugur syahid. Sementara itu, Sayid Hashem Safieddine juga menjadi targer serangan udara rezim Zionis pada 3 Oktober 2024 dan gugur syahid.

 

Perlawanan Iran dan Lebanon terhadap kejahatan pihak ketiga

Terkait topik yang diangkat dalam percakapan telepon antara menteri luar negeri Iran dan Lebanon mengenai kesulitan pesawat Iran yang memasuki bandara Beirut, Baghaei mengatakan: "Kami menyatakan dengan jelas posisi kami dan diskusi konstruktif terjadi antara Sayidd Abbas Araghchi dan mitranya dari Lebanon. Selama negosiasi ini, ditegaskan bahwa Iran dan Lebanon, mengingat sejarah hubungan dan kepentingan bersama mereka, harus membuat keputusan terbaik dan tidak membiarkan pihak ketiga yang tidak mencari kebaikan kedua negara dan kawasan untuk memengaruhi proses ini."

 

Terkait Hubungan dengan Suriah, Tolok Ukurnya adalah Kinerja Pihak Seberang

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan: "Posisi kami terhadap Suriah tegas dan tidak dapat diubah. Nasib rakyat Suriah harus ditentukan oleh mereka sendiri dan harus dilanjutkan tanpa campur tangan asing yang merusak. Kami memantau dengan seksama perkembangan di Suriah, tetapi pada saat yang sama kami tidak terburu-buru. Pengambilan keputusan kami akan didasarkan pada kinerja pihak seberang."

 

Israel Tidak dapat Berbuat Apa-apa

 

Menanggapi pernyataan permusuhan Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu tentang apa yang disebutnya "menghabisi Iran dengan bantuan Amerika," Baghaei berkata: "Dalam dunia yang ideal, ancaman semacam itu akan menjadi pelanggaran berat terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan orang yang membuat ancaman semacam itu harus dimintai pertanggungjawaban di tingkat internasional. Terkait negara seperti Republik Islam Iran, jawabannya adalah mereka tidak dapat melakukan apa-apa."

 

Ucapan dan Tindakan Pejabat Amerika tidak Selaras

 

Menanggapi pertanyaan tentang pernyataan utusan Presiden AS Donald Trump untuk Asia Barat bahwa Amerika Serikat siap berunding dengan Iran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan: "Kata-kata dan tindakan harus sama; Anda tidak dapat mengancam kehancuran di satu sisi dan mengklaim mendukung negosiasi di sisi yang sama. Pernyataan-pernyataan ini tidak konsisten dengan tindakan dan penuh dengan kontradiksi." 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menilai statemen menindas para pejabat Amerika Serikat, dan tuntutan menduduki wilayah sebagian negara, sebagai manifestasi batin yang buruk, kejam, perampok, dan penjajah, dari kubu arogan serta jaringan Zionisme.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Sabtu (17/2/2025) bertemu dengan ribuan warga Tabriz, untuk memperingati Kebangkitan Warga Tabriz, 18 Februari 1978 dalam melawan Rezim Shah.
 
Dalam pertemuan ini Ayatullah Khamenei menuturkan, “Musuh tidak mau menerima kenyataan bahwa rakyat Iran, dengan berdiri di atas kaki sendiri, dan memprotes kezaliman serta agresi mereka, telah mendirikan sebuah pemerintahan yang kian kuat meski telah berlalu 46 tahun.”
 
Imam Khamenei menyebut sebagian analisa yang mengatakan bahwa Iran, menciptakan musuh untuk dirinya sendiri, sebagai analisa yang keliru.
 
Ia menuturkan, “Permusuhan badan-badan pengambil keputusan AS yang tiran, bukan karena kata-kata ‘Mampus Amerika’. Akar dari realitas ini adalah bahwa Iran dengan tekad dan pengorbanan rakyatnya, berhasil melepaskan diri dari belenggu para penjajah, dan tidak tunduk pada kehendak mereka.”
 
Pada saat yang sama, Pemimpin Revolusi Islam Iran, menilai level kemampuan pertahanan Iran, di hadapan ancaman-ancaman fisik, sangat baik.
 
“Kawan dan lawan kita menyadari kenyataan ini, dan rakyat Iran, merasakan keamanan dalam hal ini, maka dari itu masalah kita hari ini bukanlah ancaman fisik musuh, tapi ancaman lunak,” ujarnya.
 
Menurut Ayatullah Khamenei, ancaman lunak yaitu merekayasa opini publik, menciptakan perpecahan, dan keraguan dalam prinsip-prinsip Revolusi Islam, serta urgensitas perlawanan menghadapi musuh.
 
Ia menjelaskan, “Musuh berkesimpulan bahwa jalan untuk menundukkan rakyat Iran, dan memukul mundur Revolusi Islam, dari posisinya yang kuat, adalah menggunakan ancaman lunak, namun sampai hari tidak berhasil, dan mereka gagal menghentikan tekad serta gerakan bangsa dan pemuda Iran, lewat bujuk rayunya.”
 
Ayatullah Khamenei, menganggap pawai agung 22 Bahman (HUT Revolusi Islam Iran) sebagai bukti nyata dari ketidakefektifan ancaman-ancaman lunak musuh.
 
“Kehadiran luas dan meriah masyarakat Iran, setelah berlalu 46 tahun dari kemenangan Revolusi Islam, adalah sesuatu yang luar biasa di dunia, dan rakyat Iran, membuktikan bahwa permasalahan hidup dan tuntutan sah mereka tidak menghambat pembelaan atas Revolusi Islam,” paparnya.
 
Imam Khamenei juga menekankan berlanjutnya perlawanan atas tipu daya musuh, dan menuturkan, “Para pejabat lembaga penyiaran, pendidikan, dan media, juga penceramah dan penulis, ilmuwan, seniman, dan setiap pemuda aktif di media sosial, harus mengidentifikasi titik-titik yang menjadi perhatian musuh untuk mempengaruhi opini publik, dan menutupnya dengan memproduksi konten-konten, dan pemikiran.”
 
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa pertahanan lunak, saat ini lebih penting dari pertahanan fisik.
 
“Cacat dalam pertahanan fisik dapat ditutupi dengan pertahanan lunak, sebagaimana sampai saat ini sudah dilakukan berulangkali, tapi masalah-masalah lunak tidak bisa diatasi dengan perangkat keras,” imbuhnya. 
 
Untuk memperkuat pertahanan lunak, Ayatullah Khamenei, menyarankan supaya para pemuda akrab dengan pemahaman dan karakteristik-karakteristik revolusi, serta penjelasan Imam Khomeini.
 
Ia menerangkan, “Revolusi kita dalam makna yang sebenarnya adalah pertempuran antara cahaya dan kegelapan, hak dan batil, dalam rangka menaikkan derajat rakyat Iran, demi kesuksesan masa depannya, dan membuktikan identitas nasional.”
 
Imam Khamenei juga menyinggung kemajuan di jalan mewujudkan tujuan-tujuan Revolusi dan menjelaskan, “Tentu saja kita belum mencapai tujuan-tujuan Revolusi secara utuh, dan dalam masalah keadilan, pengentasan kesenjangan sosial, dan beberapa masalah lain, kita menghadapi kesulitan, dan ketertinggalan-ketertinggalan ini harus ditutupi dengan upaya lebih besar, namun Revolusi berhasil mempertahankan identitas independennya sebagai pangkalan besar, dan memberikan harapan bagi bangsa-bangsa kawasan, bahkan transregional, dan alasan kemarahan kubu imperialis serta kolonialis global, dan anasir-anasir busuk yang sedang berbuat kejahatan atas nama kebaikan, adalah kemampuan Revolusi Islam Iran, bertahan, dan menunjukkan pukulan kerasnya kepada mereka.”

 

Sekjen Jihad Islam Palestina, dan delegasi, menemui Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei di Tehran.

Dalam pertemuan hari Selasa (18/2/2025) petang itu, Ayatullah Khamenei, mengucapkan selamat atas kemenangan kelompok-kelompok perlawanan di Gaza, atas Rezim Zionis.
 
Ia mengatakan, “Pekerjaan besar para pemimpin dan pejuang perlawanan Palestina, dalam persatuan, solidaritas, dan perlawanan di hadapan musuh, serta dalam upaya memajukan proses kompleks perundingan, juga kesabaran dan istikamah rakyat, telah membuat perlawanan di kawasan, unggul. 
 
Ayatullah Khamenei, menyebut kemenangan perlawanan Islam dan rakyat Gaza, di hadapan Rezim Zionis, dan Amerika Serikat, sangat agung, dan menuturkan, “Kemenangan ini telah menciptakan sebuah modal baru dalam perjuangan kelompok perlawanan.” 
 
Imam Khamenei menyinggung beberapa proyek bodoh AS dan proyek lain terkait Gaza dan Palestina, dan mengatakan, “Proyek-proyek ini tidak akan pernah berhasil, dan sebagaimana satu tahun setengah lalu mereka mengklaim akan melenyapkan perlawanan dalam waktu yang tidak lama, saat ini mereka menerima para tawanannya dalam kelompok-kelompok kecil dari para pejuang perlawanan, sebaliknya sejumlah banyak tahanan Palestina, dibebaskan.”
 
Menurut Ayatullah Khamenei, metode Perlawanan Palestina, dalam menyerahkan tawanan Zionis, menunjukkan keagungan perlawanan di hadapan mata dunia.
 
“Sekarang opini publik dunia berubah menguntungkan Palestina, dan dalam kondisi ini tidak ada proyek apa pun yang bisa dilaksanakan tanpa persetujuan kelompok perlawanan dan rakyat Gaza,” ujarnya.
 
Dalam pertemuan ini Sekjen Jihad Islam Palestina, Ziyad Nakhalah, mengucapkan selamat atas kemenangan besar perlawanan di Gaza, kepada Imam Khamenei, dan menyebut kemenangan ini berkat dukungan kontinu Republik Islam Iran, dan bimbingan Syahid Sayid Hassan Nasrullah.
 
Ia menjelaskan, “Perlawanan Palestina, dalam satu setengah tahun terakhir pada kenyataannya berperang melawan AS dan Barat, dan meskipun perimbangan kekuatan tidak adil, namun Perlawanan Palestina, berhasil meraih kemenangan besar ini.” 
 
Sekjen Jihad Islam, menilai persatuan dan solidaritas di medan tempur, dan di arena politik di antara kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan Lebanon, merupakan salah satu faktor berpengaruh dalam kemenangan Gaza.
 
Ia juga menyampaikan laporan terbaru terkait Gaza dan Tepi Barat, serta proses perundingan dan kesepakatan yang dicapai.
 
“Kami tidak akan pernah melupakan jalan perlawanan, dan sebagai prajurit perlawanan, kami akan terus melanjutkan jalan ini,” pungkasnya.

 

Komite tinggi acara pemakaman Syahid Sayid Hassan Nasrullah, mantan Sekjen Hizbullah Lebanon, mengabarkan acara ini akan dihadiri oleh delegasi perwakilan dari puluhan negara dunia.

Syeikh Ali Daher, Ketua Komite tinggi acara pemakaman Sayid Hassan Nasrullah dan Sayid Hashem Safieddine, mengumumkan, “Pada tanggal 23 Februari 2025, sejarah baru di jalan kemenangan darah atas pedang akan terbentuk, dan hari perpisahan dengan Sayid Al Syuhada Sayid Hassan Nasrullah, dan saudara serta sahabatnya Sayid Hashem Safieddine, akan menjadi inspirasi bagi para penuntut kebebasan dunia pada dekade-dekade selanjutnya.”
 
Ia menambahkan, “Hari pemakman adalah hari mengenang Pemimpin kaum tertindas dalam menghadapi para penjajah, dan mengenang Syahid kemanusiaan dalam menghadapi imperialisme.”
 
Sheikh Ali Daher melanjutkan, “Pimpinan Hizbullah, telah memutuskan untuk membentuk Komite tinggi acara pemakaman syuhada yang terdiri dari 10 komite khusus, dan slogan yang dipilih adalah ‘saya akan menepati janji’ artinya sampai hembusan nafas terakhir kami akan menunaikan amanat Sayid Hassan Nasrullah.”
 
Ia menerangkan, “Lokasi berkumpul utama yang akan digunakan adalah gedung olahraga besar Camille Chamoun, di Beirut, karena dianggap tempat yang paling tepat untuk menjamu para tamu, dan acara pemakaman diperkirakan akan berlangsung sekitar satu jam, dan akan diisi dengan pidato Syeikh Naim Qassem, Sekjen Hizbullah.”
 
Menurut Sheikh Ali Daher, tim pengirim undangan dan upacara pemakaman memperkirakan kehadiran perwakilan dari sekitar 79 negara dunia termasuk delegasi masyarakat dan pemerintah di acara ini.
 
Rezim Zionis setelah setahun melakukan kejahatan dan perang di Gaza, pada 23 September 2024 memperluas kejahatannya di Lebanon, dan pada tanggal 27 September 2024, dalam sebuah pemboman ke wilayah Dahiya di selatan Beirut, membunuh Sayid Hassan Nasrullah.
 
Setelah itu, Sayid Hashem Safieddine, yang saat itu menjabat Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, dan merupakan salah satu kandidat Sekjen Hizbullah, menggantikan Sayid Hassan Nasrullah, pada 3 Oktober 2024, menjadi sasaran serangan udara Rezim Israel, di Beirut, dan gugur syahid.