
کمالوندی
Analis Irak: Indikator-Indikator Kekuatan Iran, Paksa AS Berunding
Analis politik Irak, mengatakan, bahaya pembalasan Iran, atas setiap agresi potensial Israel, dan fokus pada substansi respons itu, memaksa Amerika Serikat, berunding dengan Iran, untuk menyelesaikan masalah.
Mohammed Ali, Senin (14/4/2025) menuturkan, Iran, berusaha menemukan jaminan-jaminan nyata untuk kesepakatan nuklir sebelum dimulainya perundingan dengan AS. Pihak Iran, menilai putaran pertama perundingan tidak langsung dengan AS, positif, dan digelar di tengah suasana saling menghormati.
Ia menambahkan, “Dalam perundingan ini, Iran, sama sekali tidak memberikan konsesi apa pun kepada AS, meskipun Washington punya instrumen-instrumen tekanan untuk meningkatkan eskalasi ketegangan di kawasan, tapi Iran, juga punya instrumennya sendiri. Oleh karena itu Tehran percaya AS karena fokus pada bahaya pembalasan atas setiap ancaman Israel, terpaksa berunding dengan Iran.”
Iran Unggul dalam Perundingan; AS Tarik Sejumlah Tuntutan
Stasiun televisi Al Mayadeen, dalam laporannya mengulas isu seputar perundingan nuklir Iran dan AS, Sabtu di Oman dan mengabarkan, “Tehran, saat ini di bidang nuklir berada pada posisi yang lebih tinggi, dan menolak segala bentuk penghentian program nuklirnya.”
Menurut Al Mayadeen, orang-orang Iran, menyampaikan motivasi mereka duduk di meja perundingan, pertama, perundingan harus berujung dengan pencabutan sanksi ekonomi atas Iran, kedua, Tehran, punya waktu yang cukup untuk menyiapkan kembali strateginya di kawasan, dan Iran, menentang pemerasan politik oleh AS.
Dalam laporannya, Al Mayadeen, menjelaskan, saat ini di bidang nuklir, Iran, berada di posisi yang lebih tinggi, dan menolak segala bentuk penghentian program nuklirnya, sebaliknya Presiden AS Donald Trump, mengumumkan hanya menentang penguasaan senjata nuklir oleh Iran, dan tidak menentang program nuklir negara ini. Perubahan ini dapat dianggap sebagai sebuah penarikan mundur sikap AS.
Perubahan sikap ini terjadi di saat para pejabat AS berulangkali menekankan urgensi penutupan total program nuklir Iran. Maka dari itu, jelas sekali bahwa Washington terpaksa menarik sebagian tuntutannya yang berlebihan.
Apa yang Dibicarakan Presiden Lebanon dengan Utusan AS?
Presiden Lebanon, dalam pertemuan dengan Utusan Amerika Serikat, menegaskan bahwa Israel, tidak mematuhi Resolusi 1701, dan terus melanggar wilayah teritorial Lebanon.
Utusan Amerika Serikat untuk Asia Barat, Morgan Ortagus, Sabtu (5/4/2025) bertemu dengan Presiden Lebanon, Joseph Aoun, di Istana Kepresidenan Baabda, Beirut.
Presiden Lebanon dalam pertemuan itu mengatakan, “Kami menekankan pentingnya untuk melaksanakan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, dan urgensi kepatuhan Israel, pada pelaksanaan resolusi itu.”
Ia menambahkan, “Israel lah yang melanggar gencatan senjata, dan agresi serta seluruh pelanggaran gencatan senjata oleh Israel ke Lebanon, harus dihentikan.”
Aoun menerangkan, “Dalam pertemuan ini, kami juga menekankan pentingnya masalah ini bahwa pasukan Lebanon, sudah melakukan semua yang diperlukan, dan memainkan peran mereka di wilayah-wilayah Lebanon yang dibebaskan dari Israel.”
Penekanan Joseph Aoun, untuk menghentikan agresi militer Rezim Zionis, disampaikan di saat Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem, dalam pidato terbarunya berkata, “Jika Israel, mengira bisa memaksakan perimbangan baru dengan serangan ke Dahiya, wilayah selatan, dan Bekaa, maka itu sama sekali tertolak.”
Ia menegaskan, “Israel, tidak boleh menganggap remeh statemen-statemen kami, pasalnya jika rezim itu tetap tidak mematuhi aturan, maka opsi-opsi lain tersedia di atas meja.”
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa terus membiarkan Israel, melancarkan serangan ke Lebanon, secara bebas, dan kapan pun mereka mau bisa melancarkan agresi.
Syeikh Naim Qassem menjelaskan, “Kami tidak akan membiarkan siapa pun merebut kekuatan dari kami untuk menghadapi Israel.”
“Jika sampai sekarang kami masih bersabar, itu adalah untuk memberi kesempatan, tapi para pejabat pemerintah Lebanon harus tahu segala sesuatu ada batasnya,” pungkas Sekjen Hizbullah.
Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon: Israel adalah Musuh Nomor Satu Kami!
Menanggapi serangan agresif berulang kali yang dilakukan rezim Zionis terhadap wilayah Lebanon, panglima militer Lebanon mengatakan bahwa rezim Zionis sebagai musuh nomor satu negaranya.
Tehran, Pars Today- Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon, Rudolf Heikal Sabtu malam mengatakan,"Musuh pertama Lebanon adalah Israel, yang terus-menerus melanggar kedaulatan Lebanon".
"Tentara Lebanon melindungi negara dengan seluruh rakyatnya, dan struktur tentaranya terdiri dari tentara dari berbagai daerah di Lebanon untuk mempertahankan tanah air dan menjaga keamanannya di dalam dan di sepanjang perbatasan".
Pengeboman AS di provinsi Saada dan Hudayda di Yaman
Pesawat tempur AS membom Pulau Kamran di provinsi barat Hudayda pada Sabtu malam sebanyak lima kali, melanjutkan agresi mereka terhadap Yaman.
Pada Sabtu malam, jet tempur militer AS menyerang wilayah Hafsin di provinsi Saada, Yaman utara, dalam empat shift.
Dalam serangan terhadap sebuah toko ini, dua warga Yaman tewas dan beberapa bangunan tempat tinggal rusak.
Angkatan bersenjata Yaman bentrok dengan kapal induk AS
Angkatan bersenjata Yaman membalas agresi AS terhadap Yaman dengan menargetkan kapal tempur AS di Laut Merah pada Minggu pagi.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan,"Selama beberapa jam terakhir, unit rudal dan pesawat nirawak Yaman, bekerja sama dengan Angkatan Laut, menyerang kapal-kapal tempur Amerika, khususnya kapal induk Truman, di Laut Merah utara, dan menyerang kapal-kapal ini dengan rudal jelajah dan pesawat nirawak".
Serangan Israel di Jalur Gaza Selatan
Pada Minggu pagi, pesawat tempur Israel menargetkan rumah tinggal dan tenda pengungsi Palestina di Khan Younis, selatan wilayah tersebut, yang menewaskan 8 warga Palestina dan melukai 20 lainnya.
Kesyahidan 19.000 anak Palestina di Gaza
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam sebuah pernyataan pada tanggal 5 April (Hari Anak Palestina Internasional) mengatakan, "Kejahatan rezim Zionis terhadap anak-anak Palestina tidak berhenti seiring berjalannya waktu, dan kami menuntut agar para pemimpin rezim ini diadili."
Gerakan Hamas menambahkan,"Sejak dimulainya agresi terhadap Jalur Gaza, 19.000 anak Palestina telah gugur".
Jihad melawan rezim Zionis adalah kewajiban objektif
Persatuan Cendekiawan Muslim Sedunia menyatakan penyesalan dan kesedihan atas kejahatan dan genosida yang terus dilakukan rezim Zionis di Gaza dengan mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa jihad melawan rezim Zionis dan para tentara bayaran serta prajurit yang terlibat dengannya dalam genosida rakyat Gaza di wilayah pendudukan merupakan kewajiban objektif.
Bursa Saham AS Anjlok, dan Presiden Iran Umumkan Kesiapan Militer Tingkat Tinggi
Tehran, Pars Today- Pasar saham AS mengalami pertumbuhan negatif lebih lanjut kemarin yang mencapai level terendah dalam satu hari, setelah Cina mengumumkan akan mengenakan tarif tinggi pada barang-barang Amerika sebagai balasan atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Pezeshkian: Kita berada pada level kemampuan pertahanan tertinggi
Pada Kamis malam, Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian dalam panggilan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud mengatakan, "Kami tidak berperang dengan negara mana pun, tetapi kami tidak ragu untuk membela diri, dan kesiapan serta kemampuan kami dalam hal ini berada pada level tertinggi".
Anak-anak, korban utama perang Gaza
Juru Bicara Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam pernyataan terbarunya tentang situasi kemanusiaan di Jalur Gaza hari Jumat (4/4/2025) mengatakan,"51 persen penduduk Gaza adalah anak-anak".
Pejabat UNRWA memperingatkan bahwa anak-anak adalah yang paling rentan terhadap serangan udara Israel.
Kesiapan Uni Eropa untuk mempertahankan kepentingannya terhadap AS
Tadi malam, Komisaris Perdagangan Uni Eropa Maroš Šefčović menyebut tarif AS "destruktif dan tidak dapat dibenarkan", dan berkata,"UE siap membela kepentingannya." Ia menambahkan, "Hubungan perdagangan UE-AS membutuhkan pendekatan baru".
Penyalahgunaan Badan Keamanan Dalam Negeri Israel oleh Netanyahu
Ronen Bar, Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel secara resmi mengumumkan pada hari Jumat bahwa perdana menteri rezim Zionis telah berusaha menghindari hadir di pengadilan untuk bersaksi dengan menyalahgunakan Shin Bet.
Ronen Bar berkata,"Netanyahu meminta saya untuk menyampaikan laporan keamanan, yang menurutnya, berdasarkan kondisi keamanan, tidak mungkin baginya untuk terus menghadiri sesi persidangan, dan Shin Bet tidak akan mengizinkan hal seperti itu".
Komandan militer Pakistan mendukung rakyat Palestina
Kemarin, komandan militer Pakistan, dalam sebuah pertemuan yang mengecam kejahatan berkelanjutan dan pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim pendudukan Israel di Gaza, menekankan dukungan berkelanjutan Pakistan terhadap rakyat Palestina.
Ribuan warga Maroko unjuk rasa menentang penggusuran warga Gaza
Ribuan warga Maroko mengecam keras rencana rezim Zionis untuk mengusir dan merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza setelah menggelar shalat Jumat dan berdemonstrasi di berbagai kota di negara itu.
Serangan drone Ansarullah Yaman terhadap Jaffa di wilayah pendudukan
Tadi malam, Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengumumkan serangan pesawat tak berawak Ansar Allah terhadap Jaffa dan jatuhnya pesawat tak berawak musuh di provinsi Saada di Yaman utara
Demonstrasi Anti-Trump Meluas di Berbagai Kota di AS dan Eropa
Sejumlah orang berdemonstrasi di berbagai kota di Amerika Serikat dan Eropa menentang Presiden AS Donald Trump dan penasihatnya Elon Musk.
Setelah sepekan yang menegangkan bagi pasar keuangan yang dipicu keputusan pemerintah AS mengumumkan tarif besar-besaran, orang-orang berdemonstrasi menentang Donald Trump dan Elon Musk pada hari Sabtu di berbagai kota AS, termasuk Washington dan New York, serta berbagai kota Eropa, termasuk Berlin, Frankfurt, London, Paris, Lisbon, dan lainnya.
Menurut Pars Today, para pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan slogan-slogan seperti "Kembalikan demokrasi," "Serahkan informasi pribadi kami" dan "Donald, minggir, dunia sudah muak dengan omong kosongmu."
Peringatan Nowruz dihadiri oleh para duta besar dan kepala misi diplomatik digelar di Tehran
Upacara untuk merayakan Nowruz 1404 Hs diadakan pada Sabtu malam, yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, dengan kehadiran banyak duta besar dan kepala misi diplomatik yang tinggal di Tehran.
Grossi: Iran tidak memiliki senjata nuklir
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional dalam sebuah wawancara televisi Argentina La Nación Mas pada hari Sabtu mengatakan,"Meskipun memiliki cadangan uranium yang diperkaya, Iran tidak memiliki senjata nuklir."
Melihat interaksi terkini antara Washington dan Tehran, ia menyerukan percepatan proses penyelesaian masalah pengamanan.
Panglima Angkatan Darat Lebanon: Israel adalah musuh nomor satu kami
Menanggapi serangan agresif berulang kali yang dilakukan rezim Zionis terhadap wilayah negaranya, Panglima Angkatan Darat Lebanon Rudolf Heikal mengatakan,"Musuh pertama Lebanon adalah Israel, yang terus-menerus melanggar kedaulatan Lebanon".
Korupsi moral di jantung Parlemen Inggris
Kepolisian Avon dan Somerset di Inggris mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu menyatakan bahwa Dan Norris, Anggota Parlemen Partai Buruh untuk North East Somerset dan Henham telah ditangkap atas dugaan pemerkosaan dan pelanggaran seksual terhadap anak-anak.
Penangkapan anggota parlemen Inggris ini terjadi pada saat lembaga pemerintah negara tersebut menghadapi serangkaian skandal etika dan penyalahgunaan kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir.
Perlunya konvergensi negara-negara Asia untuk menghadapi kejahatan rezim Zionis
Hamidreza Hajibabaei, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Islam Iran pada pertemuan Majelis Parlemen Asia di Tashkent, Uzbekistan hari Sabtu mengatakan, "Konvergensi negara-negara Asia dapat menjadi faktor yang efektif dalam mengakhiri kejahatan rezim Zionis yang brutal."
Pesawat tempur AS terus membombardir Yaman
Melanjutkan agresinya terhadap Yaman, pesawat tempur AS membom Pulau Kamran di provinsi Hodeidah lima kali pada Sabtu malam.
Selain itu, jet tempur militer AS juga menyerang wilayah Hafsin di provinsi Saada, Yaman utara, dalam empat shift.
Lobi Israel gagal menyingkirkan pelapor PBB
Pengacara Italia, Francesca Albanese tetap menjabat sebagai Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Palestina pendudukan, meskipun ada upaya dan penentangan serius dari lobi Zionis.
Unit operasi khusus Korea Utara menguji senjata baru
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menguji senapan runduk yang akan segera tersedia bagi pasukannya saat kunjungan ke latihan unit operasi khusus negara itu.
Siapa Pemenang Kebijakan Tarif Trump?
Perdana Menteri Inggris mengkritik penerapan tarif tinggi AS pada barang-barang yang diimpor dari berbagai negara, dan mengatakan bahwa tidak ada yang akan memenangkan perang dagang tersebut, bahkan AS sendiri.
Presiden AS mengumumkan tarif dasar global sebesar 10% pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat pada "Hari Pembebasan" 2 April 2025.
Trump juga mengumumkan tarif 10% terhadap barang-barang Inggris dan tarif 20% terhadap barang-barang Uni Eropa pada momen yang bersejarah bagi perdagangan global. Lebih jauh, Amerika Serikat akan menargetkan beberapa negara dengan tarif yang jauh lebih ketat hingga 50%.
Menurut Pars Today, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menanggapi pengenaan tarif tinggi oleh Trump pada barang-barang impor ke Amerika Serikat mengatakan, "Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang, dan dunia seperti yang kita tahu sudah berakhir. Kami sekarang sedang bersiap untuk masa depan yang tidak diketahui. Ia memperingatkan bahwa konsekuensi tarif bea cukai bisa sangat berat bagi Inggris dan dunia, dan semua opsi tersedia untuk menangani krisis ini".
Trump peringatkan resesi ekonomi
Sementara itu, surat kabar Inggris "The Guardian" menyalahkan kebijakan tarif Presiden AS atas meluasnya resesi di AS dan meningkatnya kemiskinan di dunia.
The Guardian hari Sabtu menulis, "Hari yang disebut Trump sebagai Hari Kebebasan Ekonomi akan menjadi hari resesi di Amerika dan penderitaan bagi masyarakat dunia".
Para diktator tidak puas dengan kekuasaan
Di sisi lain, Perwakilan Demokrat Maxwell Frost dari Florida hari Sabtu mengatakan,"Para diktator sepanjang sejarah tidak pernah puas dengan kekuasaan yang mereka miliki. Mereka melanggar hukum dan kemudian menunggu orang bereaksi. Apakah orang-orang diam atau berteriak?"
Venezuela berhasil mengatasi perang dagang Trump
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menanggapi tarif bea cukai yang dikenakan Amerika Serikat kepada negaranya dengan mengatakan,"Caracas akan mengatasi masalah perdagangan dan perang ekonomi yang telah dideklarasikan oleh Presiden AS Donald Trump ke seluruh dunia".
Amerika Serikat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia
Lin Jian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina hari Sabtu memberikan tanggapan atas pengumuman tarif timbal balik AS dengan mengatakan,"AS telah meningkatkan tarif impor dari banyak negara, termasuk Cina, dengan dalih timbal balik".
Ia menambahkan,"Tindakan ini sangat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia dan merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan. Cina sangat menentang tindakan ini dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela hak dan kepentingannya yang sah".
Ini Pelapor Khusus PBB Anti-Lobi Israel & Penerima Hadiah Perdamaian dari Iran
Francesca P. Albanese, pengacara HAM asal Italia, meski mendapat tekanan dan penentangan hebat dari lobi Zionis, tapi sampai kini masih menjabat sebagai Pelapor khusus hak asasi manusia PBB untuk Palestina pendudukan.
Di tengah upaya luas Rezim Zionis untuk menyingkirkan Francesca Albanese, Dewan HAM PBB, Sabtu (5/4/2025) memperpanjang masa tugas pengacara HAM Italia itu sebagai Pelapor khusus PBB dalam urusan Palestina pendudukan hingga tahun 2028.
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan, di tengah tekanan Israel, Argentina dan Hungaria, 47 negara anggota Dewan HAM PBB, mendukung pengangkatan Albanese, untuk melanjutkan masa tugasnya hingga tiga tahun ke depan.
Siapakah Albanese?
Francesca Albanese, lahir pada tahun 1977 di Italia, ia adalah seorang dosen hukum internasional di Universitas Georgetown, Amerika Serikat. Sebelumnya ia bekerja untuk Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, UNRWA.
Akan tetapi setelah mengungkap kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, di Wilayah pendudukan, Albanese, menjadi sasaran serangan hebat dan terus menerus dari para pendukung Israel.
Selama perang Gaza, Albanese menyebut aksi-aksi yang dilakukan oleh Rezim Zionis, sebagai “genosida skala penuh”. Ia berulangkali menegaskan terdapat indikasi-indikasi nyata yang menunjukkan sedikitnya Israel melakukan tiga dari lima pelanggaran yang tercatat di Konvensi Genosida PBB.
Para pejabat Rezim Zionis berulangkali menggugat Albanese karena mengungkap realitas-realitas agresi Israel, ke Gaza, dan pembunuhan warga sipil, bahkan Israel, menuduh suami Albanese, bekerja sama dengan Otorita Ramallah Palestina.
Terimakasih atas Pengabdian Bertahun-tahun Menyampaikan Kebenaran
Organisasi-organisasi HAM, dan kelompok-kelompok pendukung Palestina, sampai sekarang terus menyampaikan terimakasih atas sikap Albanese dalam mencatat dan mendokumentasikan kejahatan-kejahatan Israel di Gaza, dan kejahatan Apartheid serta kekerasan terstruktur di Palestina.
Organisasi non-pemerintah, Perdamaian dan Lingkungan Hidup Iran, bulan Maret 2025, menilai Francesca Albanese berhak menerima penghargaan tahunan Dr. Taghi Ebtekar.
Menurut organisasi ini, dalam surat resmi yang mereka kirimkan kepada Francesca Albanese, disampaikan terimakasih atas kerja keras Pelapor khusus PBB itu dalam masalah Palestina, dan menganugerahkan penghargaan tahunan Dr. Taghi Ebtekar untuk tahun 2025.
Beberapa anggota parlemen Uni Eropa, dan Amerika Serikat, begitu juga kelompok-kelompok pendukung Israel, selalu menuduh Francesca Albanese sebagai anti-semit.
Wakil tetap Rezim Zionis di PBB, Danny Danon, dalam statemennya menuduh Albanese sebagai anti-semit dan mengatakan, “Albanese, berulangkali mengeluarkan statemen-statemen, dan pernyataan tendensius bukan hanya terhadap Israel, tapi juga terhadap seluruh masyarakat Yahudi.”
Memprotes AS dan Israel
Francesca Albanese, aktif di media-media sosial, dan mengunggah berbagai macam pernyataan untuk melawan Israel. Tahun 2014, Albanese, dalam sebuah cuitan menyebut AS budak lobi Yahudi. Dalam pernyataan lain ia menuding BBC bekerja sama dengan lobi Zionis.
Francesca Albanese, sejak pecah perang Gaza, berulangkali menyatakan dukungannya atas Hamas dan penduduk Gaza, dan menganggap operasi Badai Al Aqsa, sebagai buah dari penindasan Israel atas penduduk Gaza.
Pakar hukum Italia ini juga dalam berbagai statemennya, berulangkali mengarahkan telunjuk pada Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, sebagai dalang kejahatan-kejahatan Israel di Gaza. Selain menyamakan Netanyahu dengan Hitler, Albanese juga menyamakan kebijakan Rezim Israel saat ini dengan kebijakan Nazi Jerman.
Di sisi lain Francesca Albanese, menyebut Jalur Gaza, sebagai kamp kerja paksa paling besar dan paling memalukan di Abad 21. (
Tanggapi Ancaman Israel, Ini Kata Pakar Militer Mesir
Seorang pakar militer Mesir menilai Israel tidak memiliki kapasitas untuk mengambil tindakan militer terhadap Mesir saat ini.
Menurut Pars Today, Brigadir Jenderal Samir Faraj, seorang ahli militer Mesir hari Minggu mengatakan,"Israel tidak memiliki kemampuan untuk melawan tentara Mesir, dan tentara negara ini sepenuhnya siap untuk perang".
Samir Faraj juga mengklarifikasi terkait tuntutan ekspansionis rezim Zionis dari Mesir mengenai Sinai, dengan menegaskan, "Ini adalah tanah Mesir dan Mesir dapat melakukan apa pun yang diinginkan di dalamnya".
Mahasiswa Bangladesh memprotes kebrutalan rezim Israel di Gaza
Mahasiswa Bangladesh menyerukan demonstrasi dan pemogokan umum di universitas-universitas di seluruh negeri pada hari Minggu sebagai tanggapan atas pembantaian brutal rezim Israel di Jalur Gaza selama satu setengah tahun.
"Apa yang terjadi di Gaza adalah kejahatan perang yang nyata," kata Francis Farid, seorang mahasiswa di Universitas Brack, dalam protes di Dhaka.
"Israel melakukan pembantaian brutal ini untuk menguasai Gaza" tegasnya.
1.200 demonstrasi anti-Trump diadakan di AS dan kota-kota lain di seluruh dunia
Ribuan orang di Washington, D.C. dan wilayah lain di Amerika Serikat berkumpul untuk berpartisipasi dalam lebih dari 1.200 demonstrasi yang berbeda.
Demonstrasi tersebut merupakan protes terbesar terhadap Donald Trump dan sekutu miliardernya Elon Musk sejak mereka memulai upaya mereka untuk merombak pemerintahan dan memperluas kekuasaan presiden.
Protes ini direncanakan tidak hanya di seluruh 50 negara bagian AS, tetapi juga di negara lain seperti Jerman, Prancis, Kanada, dan Meksiko.
Hamas: Pemerintahan Trump bertanggung jawab langsung atas genosida Palestina
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu, yang menyatakan bahwa pemerintahan Trump bertanggung jawab langsung atas pembantaian baru-baru ini oleh rezim Zionis di Jalur Gaza.
Hamas mengumumkan, "Dukungan politik dan militer Washington terhadap kabinet ekstremis Netanyahu telah membuka jalan bagi kelanjutan kejahatan rezim Zionis".
Warga Hongaria protes kunjungan Netanyahu dan sobek bendera Israel
Bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Hungaria, dua warga negara Eropa merobek bendera Israel dan membuangnya ke sungai kemarin sebagai protes atas kejahatan rezim di Gaza.
Araghchi: Kami bersedia bernegosiasi, tetapi secara tidak langsung
Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araqchi Minggu sore mengumumkan sikapnya tentang perundingan Iran-AS dengan mengatakan, "Kami mendukung diplomasi dan negosiasi, tetapi secara tidak langsung, tentu saja, harus diakui bahwa belum ada putaran negosiasi yang diadakan sejauh ini."
Araghchi juga mengklarifikasi mengenai pernyataan senator AS bahwa presiden negara itu lebih menyukai perjanjian dengan Iran yang serupa dengan perjanjian Washington dengan Libya pada tahun 2003,"Kecuali mereka sedang bermimpi."
Eskalasi Agresi Poros AS-Israel terhadap Empat Negara Islam: Yaman, Lebanon, Palestina dan Suriah / Houthi Memuji Pasukan Perlawanan
Serangan jet-jet tempur rezim Zionis Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (30/03) malam menewaskan sedikitnya 9 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak.
Syahadah sembilan warga Palestina akibat serangan udara Israel di Gaza, agresi rezim Zionis di Lebanon selatan, dan serangan berkelanjutan AS di Yaman utara adalah beberapa berita terkini dari kawasan Asia Barat yang dapat Anda baca dalam paket berita ini:
Sembilan warga Palestina gugur syahid dalam serangan udara Israel di Gaza
Serangan pesawat tempur rezim Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (30/03) malam menggugursyahidkan 9 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga mengumumkan pada hari Sabtu bahwa 26 warga Palestina telah gugur syahid dan 70 orang terluka di daerah tersebut dalam 24 jam terakhir.
Menurut laporan ini, sejak 18 Maret 2025, dengan dimulainya gelombang baru agresi Israel terhadap Gaza, 921 orang telah gugur syahid dan 2.054 orang terluka di jalur ini. Ditambah syuhada ini, jumlah syuhada di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 50.277.
Agresi AS terhadap Yaman kembali terjadi
AS menargetkan provinsi Saada (di Yaman utara) tujuh kali pada Sabtu (30/03) malam. Dalam serangan ini, wilayah timur kota Saada dibom tiga kali, dan kota Al Salem juga menjadi sasaran empat kali.
Belum ada rincian lebih jauh yang diungkapkan tentang kemungkinan korban akibat serangan ini. Pada hari Jumat, pesawat tempur Amerika membom wilayah Yaman di Sanaa, Saada, Amran, Marib, Al-Jawf, dan Al-Hudaidah sebanyak 72 kali.
Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman: Serangan AS dan Israel tidak akan menghentikan negara kami mendukung Palestina
Dalam pidatonya pada kesempatan Idul Fitri, Mahdi Al-Mashat, Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman, mengucapkan selamat kepada para pejuang di berbagai medan, para korban luka, tawanan, dan keluarga para syuhada Yaman pada kesempatan ini, dengan mengatakan, Kita merayakan Idul Fitri sementara saudara-saudara kita di Gaza tengah menjadi syahid di bawah kebrutalan rezim Zionis, tetapi kegembiraan kita adalah bahwa bangsa Yaman tidak meninggalkan Gaza sendirian.
Al-Mashat menegaskan, Rakyat Yaman telah menyatakan sikap mereka dalam mendukung Palestina dengan melakukan operasi militer dan memberlakukan pembatasan di Laut Merah dan Teluk Aden.
Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman juga menilai kehadiran jutaan warga Yaman dalam pawai Hari Quds Sedunia sebagai tanda dukungan yang menentukan bagi Palestina, Gaza, Tepi Barat, dan Al-Quds.
Sekretaris Jenderal Gerakan Ansar Allah memuji perlawanan rakyat Gaza terhadap Zionis.
Sayid Abdul Malik Al-Houthi, Sekretaris Jenderal Gerakan Ansarullah Yaman, dalam pesan khusus kepada rakyat Palestina, khususnya Mujahidin Gaza, mengucapkan selamat Idul Fitri dan memuji kesabaran dan perlawanan mereka terhadap kejahatan rezim Zionis, dengan mengatakan, Rakyat Gaza tidak hanya menjalankan puasa Ramadhan, tapi juga mendapatkan kehormatan jihad dan ketabahan melawan penjajah.
Al-Houthi juga menghargai upaya para pejuang Yaman di medan perang dan menekankan peran mereka dalam mempertahankan negara.
Invasi rezim Zionis ke Lebanon Selatan
Melanjutkan pelanggaran gencatan senjata di Lebanon, rezim Israel sekali lagi menargetkan wilayah selatan negara itu dengan serangan udara. Menurut laporan, pesawat tak berawak Israel menargetkan dua rumah di kota Kafrkela di Lebanon selatan. Tentara Israel juga menyerang pinggiran kota Beirut pada hari Sabtu (30/03). Serangan di pinggiran kota Beirut adalah yang pertama sejak perjanjian gencatan senjata antara kedua pihak diumumkan November lalu.
Tentara Zionis tembaki pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan
Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan pendudukan Zionis melepaskan tembakan peringatan ke pasukan ini di Lebanon selatan. UNIFIL mengumumkan, Tentara Israel melepaskan tembakan peringatan ke pasukan kami dari Garis Biru di Lebanon selatan, yang jelas-jelas melanggar Resolusi 1701.
Perlu dicatat bahwa sejak 1978, pasukan penjaga perdamaian PBB telah bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian di Lebanon selatan dan mengawasi gencatan senjata serta operasi perdamaian antara Lebanon dan rezim Zionis Israel.
Tentara Israel tangkap 8 warga Suriah di desa Koya
Media Suriah melaporkan bahwa tentara pendudukan Israel menangkap delapan orang pada hari Sabtu (30/03) di desa Koya di pedesaan Daraa, Suriah selatan, saat mereka sedang bekerja di tanah mereka. Pada hari Jumat, pasukan pendudukan Israel juga menangkap dua pemuda dari Koya. Dalam beberapa hari terakhir, desa ini telah menjadi lokasi operasi militer Israel yang semakin intensif, seiring dengan meluasnya perpindahan penduduk dari rumah mereka di desa dan pinggirannya ke tempat yang lebih aman.
Sejarah Dunia Paling Mematikan bagi Wartawan; Israel Membunuh 232 Jurnalis dalam Perang di Gaza
Laporan proyek "Biaya Perang" dari Watson Institute for International and Public Affairs mengumumkan bahwa 232 jurnalis tewas selama perang yang dikobarkan Israel di Gaza.
Sebuah laporan dari Proyek Biaya Perang di Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik menunjukkan bahwa serangan Israel dalam perang Gaza sejauh ini telah merenggut nyawa 232 jurnalis, dengan rata-rata 13 orang per pekan.
Menurut Pars Today, data statistik ini menjadikan perang Gaza sebagai perang paling mematikan dalam sejarah bagi aktivis media.
Al Jazeera Network menerbitkan artikel ini dan menulis,"Jumlah jurnalis yang kehilangan nyawa dalam perang Gaza lebih besar dari jumlah gabungan mereka yang terbunuh dalam profesi ini dalam dua perang dunia, Perang Vietnam, Perang Yugoslavia, dan perang AS di Afghanistan".
Menurut Costs of War Project, perang ini benar-benar merupakan konflik militer terburuk dalam sejarah bagi jurnalis.
Laporan tersebut menyatakan bahwa tidak jelas berapa banyak jurnalis Palestina di Gaza yang secara langsung menjadi sasaran serangan rezim Israel dan "berapa banyak dari mereka yang menjadi korban pemboman Israel, seperti puluhan ribu warga sipil lainnya".
Namun, laporan tersebut mengutip organisasi Reporters Without Borders yang bermarkas di Paris, yang telah mendokumentasikan 35 kasus pada akhir tahun 2024 di mana tentara Israel telah menargetkan dan membunuh jurnalis, karena aktivitas profesional mereka.
Menurut Costs of War Project, serangan terhadap jurnalis di Gaza terjadi ketika tidak ada jurnalis asing yang diizinkan masuk, yang telah memperburuk situasi di mana wartawan lokal, yang seringkali digaji rendah dan memiliki sedikit sumber daya, menghadapi risiko terbesar.
Laporan tersebut menyatakan,“Di seluruh dunia, ekonomi profesi, kekerasan perang, dan kampanye sensor terkoordinasi telah mengubah semakin banyak zona perang menjadi kuburan berita, dengan Gaza menjadi contoh yang paling jelas”.