
کمالوندی
AS yang Harus Bertanggung Jawab atas Transformasi Terbaru Irak
Wakil Perdana Menteri Irak menuding Amerika Serikat bertanggung jawab dalam transformasi terbaru di utara Irak.
 
Saleh al-Mutlaq dalam wawancaranya Jum'at (13/6), menyinggung putaran baru gejolak dan instabilitas di provinsi al-Anbar di Barat, serta Nainawa dan Salahuddin di utara Irak, seraya mengatakan, "Karena mundur dari Irak tanpa menyelesaikan masalah-masalah yang ada, Amerika Serikat adalah yang bertanggung jawab atas kondisi sekarang di negara ini."
 
Al-Mutlaq menjelaskan bahwa sejumlah pihak di Mosul (Irak utara), yang mengklaim telah termarginalkan, bergabung dengan kelompok teroris Daulah Islam fi Iraq wa Syam (DIIS). Oleh karena itu, menurutnya, perlu dilakukan perubahan dalam proses politik di Irak.
 
Wakil PM Irak ini juga menepis intervensi regional di Irak dan menambahkan, intervensi langsung maupun tidak langsung setiap negara tetangga Irak akan memperkeruh kondisi saat ini.
 
Televisi BBC Arab dalam laporan terbarunya menyebutkan, meski kondisi buruknya keamanan dan kekhawatiran atas transformasi di utara Irak, namun rakyat negara ini menentang campur tangan AS dalam menyelesaikan krisis.
Hizbullah Siap Jaga Lebanon dari Terorisme DIIS
Anggota Fraksi Muqawama di parlemen Lebanon menyatakan kesiapan Hizbullah untuk menjaga Lebanon di hadapan plot terorisme.
 
Menurut laporan kantor berita al-Ahd Lebanon, Hussein al-Musawi, anggota Fraksi Muqawama di parlemen lebanon pada Jumat (13/6) merilis statemen menyatakan bahwa para teroris yang berafiliasi dengan Daulah Islam Iraq wa Syam (DIIS) dengan strategi sektarian, telah menarget keamanan Irak, Suriah dan Lebanon.
 
Dalam pernyataan itu, anggota Fraksi Muqawama itu menjelaskan bahwa mekanisme terbaik bagi Irak dalam pemberantasan terorisme DIIS adalah penentuan strategi nasional dan Hizbullah siap menjaga Lebanon dari aksi-aksi DIIS.
 
Seorang anggota lain dari Fraksi Muqawama di parlemen Lebanon mengatakan, "Semua harus mewaspadai gerakan kelompok-kelompok DIIS, dan Hizbullah siap untuk memainkan perannya dalam mencegah terulangnya skenario yang telah terjadi di Irak."
Jokowi-JK akan tunjuk menteri dari kalangan profesional
Calon Presiden dan calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla berjanji akan menunjuk menteri dari kalangan profesional ke dalam kabinetnya apabila terpilih.
 
"Jika Jokowi-JK terpilih nanti, cara perekrutan menterinya betul-betul memilih putra terbaik bangsa sesuai profesi dan bidang yang dikuasai," kata perwakilan Timses Jokowi-JK, Marsanto, dalam acara Diskusi Visi-Misi Lingkungan dari Capres-Cawapres 2014, di Jakarta, Kamis (12/6) malam.
 
Ia menegaskan kabinet yang akan dibentuk Jokowi-JK bukan berdasarkan bagi-bagi kursi dari partai koalisi sebagaimana yang terjadi pada pemerintahan saat ini.
 
"Kementerian yang akan datang akan diisi kaum profesional, kalau saat ini kan diisi partai pendukung dari bagi-bagi kursi," jelasnya.
 
Pasangan Jokowi-JK mencanangkan sembilan agenda prioritas untuk mewujudkan visi dan misi mereka dalam agenda berjudul Nawa Cita.
 
Kesembilan agenda prioritas tersebut antara lain menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daaerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
 
Selanjutnya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, melakukan revolusi karakter bangsa, dan memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
 
Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden pada 9 Juli 2014 mendatang akan diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf kalla.
Rakyat Mendukung Militer Irak Memerangi DIIS
Pergerakan kelompok teroris Daulah Islam di Irak dan Syam (DIIS) di sebagian kawasan Irak hingga saat ini justru meningkatkan rasa solidaritas antara rakyat dan militer negara ini. Pelbagai kalangan rakyat Irak memahami kondisi genting yang sedang terjadi saat ini di negaranya. Untuk itu mereka memberikan dukungan kepada militer dalam melakukan operasi militer dan berperang menghadapi kelompok DIIS demi mempertahankan kedaulatan tanah air. Sebagian rakyat kini memilih bergabung dengan militer untuk menghadapi kelompok teroris DIIS.
 
Sumber-sumber media Irak menulis, lebih dari 5 ribu orang dari penduduk provinsi Babel, Irak telah mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan tentara Irak di provinsi Nainawa, Salahuddin dan Kirkuk. Pada saat yang sama, para pejabat daerah mengumumkan pada hari Kamis (12/6) hanya di kota Babel lebih dari seribu orang yang mendaftar untuk diperbolehkan berperang melawan DIIS. Berita-berita yang ada menunjukkan warga dari pelbagai kota Irak meminta pemerintah dan militer negara ini mengizinkan mereka membawa senjata menghadapi DIIS.
 
Tidak hanya penduduk Babel yang memberikan dukungan kepada militer memberangus DIIS. Karena di Basrah sudah ada 13 ribu relawan telah menyatakan kesiapannya bersama militer Irak melawan DIIS. Perdana Menteri Nouri Maliki sendiri telah menyerukan seluruh anak negeri untuk bangkit melawan terorisme dan tujuh gubernur Irak yang ikut dalam sidang bersama pemerintah telah menyatakan dukungannya kepada pemerintah dan militer.
 
Sejak tiga hari lalu hingga sekarang ada 7 ribu orang di provinsi Wasit yang telah mendaftar untuk ikut berperang dengan DIIS. Saat ini telah terjadi mobilisasi nasional melawan mereka yang ingin mengancam keamanan, kestabilan dan kedaulatan Irak. Para kabilah nomaden, Ahli Sunnah dan etnis Kurdi ikut bersama pasukan militer untuk mendukung kedaulatan negara dan melindungi persatuan nasional. Bahkan sebagian berita menyebutkan akibat kegigihan militer dan relawan, mereka berhasil memaksa kelompok DIIS mundur dari sebagian kawasan Mosul dan Kirkuk.
 
Dalam kondisi yang demikian, keberadaan makam suci Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as di kota Samarra membuat kota ini dipertahankan secara serius. Poin penting lainnya adalah kekuatan rakyat justru lebih menonjol dalam mempertahankan kota ini ketimbang militer.
 
Sekalipun ada berita yang menyebutkan kelompok teroris DIIS tengah berusaha untuk menyerang kedua makam suci itu, tapi perlawanan yang ditunjukkan rakyat hingga saat ini mampu menggagalkan manuver yang dilakukan kelompok teroris. Tapi satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah peran kepemimpinan agama dalam mewujudkan mobilisasi nasional dan solidaritas rakyat dengan militer Irak. Ayatullah Sistani, ulama paling berpengaruh di Irak selain meminta kepada rakyat Irak untuk mendukung militer melawan terorisme, berharap agar bangsa Irak menjauhi perpecahan di masa yang genting ini dan berusaha keras untuk melindungi negara.
 
Ulama Ahli Sunnah Irak juga mengambil sikap yang sama dan menyebut upaya melindungi negara dari terorisme sebagai kewajiban nasional dan agama. Kelompok-kelompok politik, etnis dan agama di Irak juga menegaskan pentingnya membela negara dan menilai solidaritas nasional sebagai kunci dalam menghadapi konspirasi yang terjadi saat ini dan satu-satunya solusi untuk mengusir para teroris dari negara ini.
 
Tak dapat dipungkiri bahwa Irak saat ini tengah menghadapi bahaya yang serius. Tapi persatuan rakyat dalam menghadapi terorisme dan kesediaan mereka bahu membahu bersama militer menunjukkan rakyat berpartisipasi aktif untuk membela kepentingan nasionalnya, sekalipun ada perselisihan di dalam negeri. Mereka kini bersama militer mengangkat senjata melawan kelompok teroris DIIS. Karena sadar bahwa membela negara merupakan prioritas mereka.
15 Sya'ban, Imam Mahdi Lahir
Imam Mahdi Lahir
 
Tanggal 15 Sya'ban 255 Hijriah, Imam Mahdi, sang juru selamat di akhir zaman terlahir ke dunia di Kota Samarra, Irak. Imam Mahdi adalah putera dari Imam Hasan al-Askari as, dan merupakan generasi keturunan Rasulullah Saw. Imam Mahdi memiliki nama dan panggilan yang sama dengan Rasulullah, yaitu Muhamad dan Abul Qasim.
 
Sampai berusia lima tahun, Imam Mahdi berada di samping ayahnya. Pada usia itulah ayahandanya, yaitu Imam Hasan al-Askari, mengapai kesyahidan, dan beliau menerima tampuk imamah atau kepimimpinan atas umat Islam. Dengan kehendak Ilahi, beliau kemudian menghilang untuk jangka waktu tertentu. Selama 69 tahun, Imam Mahdi memimpin umatnya melalui perantaraan para utusan khususnya yang berjumlah empat orang.
 
Di usianya yang ke 74 tahun, Imam Mahdi kemudian menghilang atau ghaib untuk jangka waktu yang sangat lama. Berdasarkan berbagai keterangan hadis yang kuat, beliau kelak akan muncul kembali di akhir zaman untuk memimpin dunia ini dengan penuh keadilan dan ketentraman. Saat itu, berbagai kezaliman, kefakiran, dan diskriminasi akan dilenyapkan dari muka bumi. Karena itulah, kemunculam kembali Imam Mahdi menjadi harapan terbesar para pencari keadilan, dan mereka selalu berupaya untuk menciptakan kondisi yang bisa mempercepat kemunculan beliau.
 
Dalam al-Quran surat al-Qashash ayat 5 disebutkan bahwa Allah Swt berkehendak untuk menjadikan orang-orang yang tertindas sebagai penguasa dan pewaris di muka bumi. Untuk itulah, di Iran, tanggal 15 Sya'ban ini dijadikan sebagai Hari Mustadh'afin (Orang-Orang Tertindas).
Iran, Syiah dan Fitnah-fitnah Murahan Itu
1. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Taqiyah dari agamaku dan agama ayah-ayahku. Barangsiapa yang tidak bertaqiyah berarti tidak memiliki iman.ÔÇØ[1]
2. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Taqiyah terkait dengan kasus-kasus darurat dan orang yang bertaqiyah harus lebih mengetahui kapan kondisi darurat terjadi.ÔÇØ[2]
3. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Apa yang lebih indah dimataku selain taqiyah? Sesungguhnya taqiyah merupakan perisai seorang mukmin.ÔÇØ[3]
4. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Sesungguhnya taqiyah hanya dilakukan untuk mencegah mengalirnya darah. Bila telah sampai pada masalah darah, maka di situ sudah tidak ada taqiyah.ÔÇØ[4]
5. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Bila masalah kemunculan Imam Mahdi af semakin dekat, maka taqiyah juga menjadi semakin kuat.ÔÇØ[5]
6. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Taqiyah adalah perisai antara Allah dan makhluk-Nya.ÔÇØ[6]
7. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Bila penguasa bersikap kekanak-kanakan, maka berlakulah secara lahiriah seperti masyarakat dan menentang perbuatan itu di dalam batin.ÔÇØ[7]
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
[1] . Bab at-Taqiyah, hadis 12.
[2] . Ibid, hadis 13.
[3] . Ibid, hadis 14.
[4] . Ibid, hadis 16.
[5] . Ibid, hadis 17.
[6] . Ibid, hadis 19.
[7] . Ibid, hadis 20.
Kesefahaman, Urat Nadi Persaudaraan Islam*
BUKU putih ini, dan upaya-upaya merakit persatuan umat, adalah dua hal yang menyatu. Buku Putih Mazhab Syiah ini memuat uraian-uraian untuk kesefahaman demi kerukunan umat Islam. Tidak akan ada persatuan dan kerukunan, kalau tidak ada kesefahaman. Lalu, tidak bisa pula ada kesefahaman kalau tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk   memfahami diri masing-masing. Setiap diri atau kelompok harus memfahami dirinya sendiri dan kemudian memfahami pihak lain.
Buku Putih Mazhab Syiah merupakan upaya memperkenalkan Syiah agar difahami dengan benar. Hal ini tidak cukup jika pihak di luar Syiah tidak memfahami dirinya. Kesefahaman, dengan demikian, sangat perlu sebab kesalahfahaman hanyalah akan menyimpan potensi kon´¼éik. Boleh jadi, berbagai kon´¼éik seperti yang terjadi dalam masyarakat Islam di dunia dan di Indonesia ini merupakan akibat dari kesalahfahaman. Ringkasnya, jika disederhanakan, mungkin ada kesalahfahaman orang Syiah terhadap Mazhab Syiah, dan kesalahfahaman orang Sunni terhadap Mazhab Sunni.
Perkenankan penulis memperjelas persoalan tersebut. Pertama , persoalan penting dan men desaknya kesalingfahaman serta upaya mengatasi kesalahfahaman. Tidak dimungkiri oleh siapa pun bahwa Syiah, atau yang dinamai Syiah, banyak kelompoknya. Itu sebabnya, kalau ada pendapat dari satu kelompok Syiah yang dinisbatkan kepada kelompok lain, maka di sini bisa timbul kesalahfahaman.
Suatu contoh, ada Syiah Ismailiyah, ada Syiah Zaidiyah, yang sekarang banyak dan berkembang di Yaman. Ada juga Syiah JaÔÇÖfariyah yang juga sekarang masih berkembang utamanya di Iran dan Irak. Hingga sekarang ini masih terdapat perbedaan di antara pemahaman Syiah tersebut. Dulu ada Syiah Al-Khathaniyah, Al-Qaramithah, dan puluhan lagi aliran Syiah lainnya. Jika pendapat salah satu aliran Syiah, misalnya Khathaniyah lalu dinisbatkan ke JaÔÇÖ fariyah, maka akan terjadi kesalahfahaman, dan itu merupakan bentuk penzaliman atas salah satu kelompok itu.
Kita tidak bisa memungkiri bahwa ada Syiah yang sesat. Bahkan tidak dapat dimungkiri bahwa ada kelompok Syiah yang menyesatkan kelompok Syiah yang lain. Salah satu keluhan kita terhadap kecaman-kecaman atas Syiah adalah adanya kebiasaan mengutip pendapat suatu kelompok dan menganggapnya bahwa itu sama dengan pendapat kelompok lain dan atas dasar itulah kelompok lain disesatkan. Ini bentuk ketidakfahaman.
Penulis melihat di sisi Sunnah pun begitu. Semua sepakat bahwa perilaku gampang mengka´¼ü rkan adalah perilaku yang tidak terpuji. Dan ÔÇ£jangan mengka´¼ürkanÔÇØ┬á┬áadalah ajaran Sunnah. Imam Ghazali misalnya berkata: ÔÇ£kalau seandainya Anda mendengar kalimat mengka´¼ürkan suatu kelompok yang diucapkan oleh seseorang, yang┬á┬á┬á99 persen di antaranya menunjukkan bahwa yang bersangkutan benar-benar ka´¼ür , ketahuilah masih ada 1 persen yang memungkinkannya dinilai beriman, maka jangan ka´¼ürkan dia.ÔÇØ
Membiarkan hidup seribu orang yang ka´¼ür, kesalahannya lebih ringan daripada membunuh karier seorang Muslim. Namun sayangnya, ini tidak diketahui oleh banyak orang. Ketidaktahuan atau ketidakmengertian satu pihak atas dirinya dan pihak lain, mengakibatkan terjadinya cekcok.
Kedua , menuju kebersatuan umat Islam.  Fakta sejarah  manusia menunjukkan  adanya  ber bagai  perkem bangan pemikiran. Pemikiran apa pun, termasuk keagamaan, dipengaruhi oleh banyak fak tor. Bermacam-macam faktor itu bisa berupa perkembangan ilmu, kemaslahatan, kecenderungan seseorang, dan sebagainya. Pada semua mazhab pasti terjadi perubahan-perubahan menyangkut pendapat-pendapat mazhabnya, sedikit ataupun banyak.
Pendapat Imam Sya´¼ü ÔÇÖi, jangankan oleh orang lain, oleh perkembangan diri nya sendiri pun tatkala di Irak dan di Mesir, mengalami perkembangan. Artinya, pendapat beliau ketika masih di Irak sudah berubah atau berkembang di banding saat beliau sudah berada di Mesir. Begitu pun terjadi pada faham salaf. Banyak Sala´¼üyah sekarang ini yang sudah berbeda pandangannya dengan pendapat Imam Ahmad ibn Hanbal. Sekali lagi, ada perkembangan.
Kemaslahatan umat telah menjadi topik penting saat ini. Topik yang menggugah banyak tokoh Muslim untuk berpikir tentang pentingnya upaya baru dalam mendekatkan umat Islam dari berbagai latar mazhab. Kemaslahatan umat Islam telah mengantar sebagian tokoh-tokohnya untuk melakukan pendekatan-pendekat an pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan baru. Kalau tidak demikian, maka dapat disamakan dengan orang yang terlambat lahir. Buku saya yang berjudul  Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan: Mungkinkah ! telah dibantah oleh suatu pesantren. Jika saya bereaksi dengan membantahnya lagi, saya merasa terlambat lahir. Bantahan yang dikemukakan itu masih merujuk kepada pendapat-pendapat lama yang sudah tak relevan lagi. Topik-topiknya tidak lagi konteks tual dengan kebutuhan umat saat ini.
Mungkin akan lain halnya jika sumber-sumber rujukannya ialah ulama-ulama yang sudah akrab dengan proses kontekstualisasi pemikiran keislaman dalam konteks tantangan baru dan perkembangan zaman.
Beberapa ulama Syiah memberi penjelasan bahwasanya juga telah terjadi perkembangan pendapat-pendapat para ulama tentang ajaran mazhab ini. Salah satu contohnya adalah tulisan Imam Khomeini menyangkut taqiyyah. Pendapatnya sudah sangat berbeda. Demikian juga pendapat tentang izin mengangkat senjata terhadap penguasa. Dahulu, tidak ada izin itu hingga hadirnya imam (Mahdi, yang dipercayai sedang gaib), tetapi sekarang sudah ada perkembangan. Hal-hal ini menunjukkan bahwa jika pendapat suatu mazhab hanya merujuk pada sumber-sumber lama tanpa memper timbangkan perkembangannya yang lebih mutakhir, maka muncullah salah faham.
Ketiga , pendapat ulama, cendekiawan, berbeda dengan pendapat orang awam. Syaikh Abdul Halim Mahmud dalam bukunya At-Tafkir Al-Falsa´¼ü┬á┬á´¼ü┬á┬áAl-Islam mengatakan: ÔÇ£Kita tidak bisa menilai orang-orang Prancis dan pemikiran-pemikirannya dengan memperhatikan orang-orang di desa-desa Prancis yang bodoh.ÔÇØ Demikian juga beliau nyatakan bahwa orang Mesir tidak bisa digambarkan hanya dengan pemikiran orang-orang Mesir yang masih telanjang kaki, padahal ada cendekiawannya yang begitu hebat pemikiran-pemikirannya.
Sering suatu kelompok dinilai tidak dari ulamanya, baik Sunni menilai Syiah maupun Syiah menilai Sunni. Tidak mungkin ada kesefahaman jika demikian halnya. Rujukan terbaik adalah ulama yang muktabar dan diakui, bukan seseorang atau kelompok apa pun namanya, apalagi yang sebenarnya tidak diakui sebagai ulama. Bukan hanya di kalangan Syiah, di kalangan Sunni pun banyak.┬á┬áSebagai contoh, yang saya pelajari di Sunni, tentang pendapat para ulama hadis menyangkut kuali´¼ükasi Imam Ghazali dalam bidang hadis. Menurut pendapat Imam Jalaluddin Suyuti, seperti dikutip Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, ÔÇ£(Kuali´¼ükasi Al-Ghazali) itu laksana pengumpul kayu di malam hari.ÔÇØ Artinya, Imam Ghazali dianggap mencampurbaurkan hadis-hadis sahih dan lemah. Hal seperti ini bisa terjadi, apalagi pada zaman seperti sekarang ini.
Seorang penulis besar di Mesir, almarhum Abdul Qadir Audah menyatakan tentang problem umat Islam dengan ungkapan┬á┬áÔÇ£Al-Islam baina┬áJahli Abnaihi wa ÔÇÿAjzi UlamaÔÇÖihiÔÇØ,┬áIslam berada di antara kebodohan umatnya dan ketidakmampuan ulamanya. Ketika ada sebagian anggapan orang bahwa Pak Quraish itu Syiah, saya tegas membantahnya. Penolakan saya disebut Syiah bukan karena ikut pendapat bahwa Syiah itu sesat, tetapi karena saya tahu siapa yang dimaksud Syiah, saya sangat memfahami siapa yang pantas disebut Syiah.
Syaikh Abdul Halim Mahmud, guru saya, dan saya akrab dengan beliau, berkata: ÔÇ£Jangan beranggapan bahwa seorang yang berpendapat bahwa Sayyidina Ali ibn Abu Thalib lebih utama daripada Sayyidina Abu Bakar atau Utsman itu Syiah.ÔÇØ Karena, seperti ditulis Syaikh Abdul Halim Mahmud, sejarah menunjukkan ada kelompok MuÔÇÖtazilah Bashrah yang bahkan memusuhi Syiah, tetapi menganggap Sayyidina Ali lebih afdhal daripada Sayyidina Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Dan ini beda dengan MuÔÇÖtazilah di Baghdad.
Pernah terjadi dialog ulama dari berbagai mazhab. Imam Abu Hanifah berkata, ÔÇ£Yang tidak shalat, ka´¼ü r.ÔÇØ Lalu Imam Sya´¼üi berkata, ÔÇ£Tidak, dia tidak ka´¼ür,ÔÇØ lalu bertanya, ÔÇ£Bagaimana caranya orang yang tidak shalat yang Anda katakan sebagai ka´¼ür tersebut agar dapat masuk Islam kembali?ÔÇØ Jawab Imam Abu Hanifah, ÔÇ£Dia ucapkan dua kalimat syahadat.ÔÇØ Lalu, Imam Sya´¼ü ÔÇÖi menyanggahnya┬á┬ádengan mengatakan bahwa dia tidak pernah meninggalkan dua kalimat syahadat. Sehingga menjadi aneh kalau mengucapkan dua kalimat syahadat harus menjadi syarat agar dirinya dapat kembali menjadi Islam. ÔÇ£Jadi, dia tidak ka´¼ür, dia adalah Muslim yang berdosa,ÔÇØ lanjut Imam Sya´¼üi.
Semua yang mengaku Muslim merujuk ke Al-Quran, bahkan tidak jarang orang non-Muslim pun bersikap demikian tatkala menghadapi umat Islam.
Semua Muslim merujuk kepada Al-Quran, namun justru salah satu penyebab perbedaan di antara umat Islam adalah Al-Quran. Artinya, yang menjadi perbedaan adalah Al-Quran. Imam Sya´¼ü ÔÇÖi merujuk kepada Al-Quran, demikian juga dengan Imam Abu Hanifah, Imam JaÔÇÖfar, dan Imam Zaid. Perbedaan terjadi karena hanya sedikit kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar diambil dari Al-Quran dan Sunnah.
Perbedaan terjadi tatkala sudah memasuki wilayah penafsiran. Tangan yang dimaksud dalam kalimat ÔÇ£Yadull├óhi fawqa aid├«himÔÇØ itu hakiki atau majazi? Ada tangan Tuhan, tapi beda dengan makhluk. Ini metafora. Ini menyebabkan perbedaan. Kata ÔÇ£masahaÔÇØ secara bahasa, apa artinya? Ini menimbulkan juga perbedaan dalam ´¼üqih wudhu. Apakah berarti mengusap (masaha), atau bertinggi (saha), ini sudah beda juga. Ada ju ga persoalan iÔÇÖrab. ÔÇ£Wamsah├╗ bi ruÔÇÿ├╗sikum wa arjulikumÔÇØ,┬á┬áatau┬á┬áarjul├ókum?┬á┬áKeduanya merujuk kepada Al-Quran. Yang satu berarti kaki diusap, yang satu lagi dibasuh.
Dapat tidaknya seorang musa´¼ür berpuasa juga menim bulkan perbedaan. Syiah menyatakan tidak boleh, Sunni membolehkan. Keduanya merujuk Al-Quran dan Sunnah. ÔÇ£Fa man k├óna minkum mar├«dhan aw ÔÇÿal├ó safarin faÔÇÖiddatun min ayy├ómin ukhar.ÔÇØ Sunni, karena mengikuti hadis, memfahaminya sebagai ÔÇ£Man k├óna minkum mar├«dhan aw ÔÇÿal├ó safarin (walam yashum).ÔÇØ┬á┬á┬áSemua merujuk pada kemungkinan-kemungkinan yang berbeda-beda, yang masing-masingnya tidak dapat dimutlakkan.
Hadis juga demikian. Ada perawi Bukhari yang dianggap tidak cukup kuat oleh Imam Muslim. Demikian pula di Syiah, Kitab Hadis Al-K├ó´¼ü┬á┬átidak dianggap semua mutlak sahih. Sebagaimana di Sunni. Jangankan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dalam Shah├«h Muslim pun ada yang tidak sahih menurut sementara ulama Sunni.
Hal terpenting dalam upaya menuju kesefahaman ini adalah kebersatuan dalam akidah. Ini pun rumusannya tidak harus seragam atau sama persis. Yang terpenting adalah kesamaan kandungan dan substansinya.
Syaikh Muhammad Abduh berkata bahwa Rukun Iman itu yang terpenting ada dua, yakni percaya kepada Allah dan Hari Kemudian. Perinciannya, menurut beliau, bahwa uraian tentang Hari Kemudian tak dapat diterima oleh akal kecuali melalui utusan Allah (Rasul), sehingga kita pun perlu beriman kepada Rasul. Rasul tak mungkin mengungkapkan itu melalui nalarnya sendiri, melainkan menerimanya dari malaikat. Maka iman kepada malaikat adalah hal yang sangat penting. Jadilah rumusan Rukun Iman berkembang dari situ.
Umat ini seyogianya tidak terikat dengan rumusan, tetapi kandungan yang dirumuskan itu. Ini baru dapat menciptakan pintu ke arah kesefahaman dengan baik. Lain halnya jika yang dipaksakan adalah sefaham atas redaksi rumusan secara persis, dan itu tidak mungkin. Andaikata kesefahaman itu sudah dan terjadi, maka segalanya akan menjadi mudah. Apalagi kalau yang dirujuk adalah pendapat ulama tepercaya yang ada sekarang, baik Syiah maupun Sunni.
Hal ini tentu akan menambah kuat prospek terwujudnya kesefahaman umat Islam, dan selanjutnya kerukunan yang di kehendaki bersama, sesuai perintah Allah Swt. Itu sebabnya semua konferensi atau pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh berbagai ulama, telah menghasilkan  kesepakatan-kesepakatan.
Sejak tahun 1961 di Mesir sudah terbit MausuÔÇÖah Jam├ól Abdul Nashir Al-Faqqiya┬á┬á(yakni judul ketika per tama kali┬á┬áterbit) yang di dalamnya tercakup 8 mazhab. Yakni, empat Mazhab Sunni yang terkenal: Hana´¼ü, Hanbali, Sya´¼ü ÔÇÖi, dan Maliki, kemudian Syiah JaÔÇÖfariyah, Al-ÔÇÿIbadiyah, dan Az-Zhahiriyah.
Ada juga kesepakatan di Turki, Arab Saudi, Qathar. Jadi, ada fakta bahwa sudah lama umat Islam mudah menemukan kesepakatan-kesepakatan. Maka kita semua sepantasnya merujuk ke sana, kemudian kesemuanya itu harus bisa dijelaskan kepada masyarakat, terutama orang awam. Jika ulamanya menjalankan fungsinya dengan benar. Namun, jika ulamanya yang gagal, di antaranya karena ikut serta mengembus-embuskan permusuhan, maka kesefahaman dan persatuan akan gagal pula.
Sejatinya kita adalah saudara dan tidak perlu saling menimbulkan ketegangan. Surga terlalu luas sehingga tidak perlu memonopolinya hanya untuk diri sendiri. (Prof.Dr.M.Quraish Shihab adalah Mantan Menteri Agama dan penulis Tafsir Misbah )
[Buku Putih Mazhab Syiah: Menurut Para Ulamanya yang Muktabar. Penulis oleh   Tim Ahlul Bait Indonesia (ABI).   Cetakan IV, Desember  2012. ISBN: 978-602-8767-99-6]
Empat Buku yang Menjawab Fitnah dan Tuduhan Sesat
Buku Putih Mazhab Syiah ini berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali muncul di masyarakat. Sejumlah isu penyesatan yang dituduhkan pada Ahlulbait dan mazhab Syiah pun dijawab dengan bernas dan sumber yang valid.
Kini, e-book dengan format PDF Buku Putih Mazhab Syiah sudah bisa diunduh pada situs Ahlul Bait Indonesia. Sebagian isi Buku Putih Mazhab Syiah bisa dibaca langsung pada situs Misykat.
Buku ini menarik dan mengandung banyak informasi tentang Syiah. Tim penulisnya menulis dengan bahasa yang renyah dan tidak jlimet sehingga mudah dicerna.
Selain itu, Buku Putih Mazhab Syiah ini ditulis oleh tim yang ahli dan pengikut mazhab Syiah. Tentunya sangat mewakili dan benar-benar dari kaum Muslim Syiah informasinya. Bukan dari orang yang benci Syiah dan yang sekadar dengar dengan tanpa sikap kritis. Apalagi dikeluarkan oleh ormas Islam Syiah: Ahlulbait Indonesia (ABI), pasti lebih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Orang yang sehat otaknya pasti akan membaca buku tersebut jika ingin mengetahui Syiah. Bukan dari orang-orang atau lembaga yang membenci Syiah. Kalau dari yang benci pastinya tidak bisa dikatakan mewakili. Apalagi diambil sekadarnya dari sumber yang tidak benar kemudian dijadikan sebagai kebenaran. Kalau demikian maka hanya sekadar klaim dan omong doang. Dan, Buku Putih Mazhab Syiah ini adalah jawaban untuk orang yang ingin mengenal Syiah dan Ahlul Bait, termasuk sisi akidah dan fikih serta rujukannya.
Sebagai informasi, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) yang merupakan ormas pecinta Keluarga Rasulullah saw  (yang sering disebut ormas Syiah) juga menerbitkan buku yang berupaya memberikan jawaban atas tuduhan dan fitnah terhadap Kaum Muslimin Syiah.
Di antaranya adalah buku 40 Masalah Syiah yang ditulis Ustadzah Emilia Az. Saya membaca buku tersebut di Perpustakaan Yayasan Muthahhari Bandung. Isinya benar-benar jawaban sejaligus bantahan terhadap berbagai isu negatif yang dilayangkan pada Syiah dan Ahlulbait.
Kemudian buku Kesesatan Sunni Syiah karya Muhammad Babul Ulum. Penulisnya alumni Pesantren Gontor dan kanditat doktor hadis di UIN Jakarta. Buku yang ditulis oleh aktivis IJABI ini memberikan catatan kritis bagi para penghujat Syiah, menjelaskan masalah dibalik terjadinya kerusuhan Syiah di Sampang Madura. Juga memberikan catatan untuk oknum-oknum MUI dan segelintir orang yang mengaku Ahlussunnah, menunjukkan kekeliruan majalah gontor yang membahas Syiah, dan lainnya.
Sekira Maret 2014 muncul buku Inilah Jalanku yang Lurus dari Emilia Az, juga seorang aktivis IJABI, yang menjawab buku yang ditulis atas nama Majelis Ulama Indonesia (MUI). Buku yang berjudul Panduan MUI: Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia dibantah oleh Ustadzah Emilia dengan menggunakan 10 kriteria aliran sesat versi MUI. Jadi, buku MUI dinilai dengan kriteria MUI. Menarik bukan? Kenapa itu dilakukan?
Sebab buku yang dibuat oleh oknum MUI itu sengaja dicetak secara besar-besaran dan dibagikan gratis yang di dalamnya mencoba orang untuk memecah belah persatuan umat Islam Indonesia. Kaum Muslim Syiah yang sudah lama diterima di negeri Indonesia kini dipermasalahkan dengan isu yang tak masuk akal dan diada-adakan. Padahal, semua isu yang tidak benar dan kekeliruan memahami mazhab Syiah sudah banyak dijawab oleh ulama Syiah. Mungkin kurang akses dan apa upaya menutup informasi yang benar sehingga yang sampai pada masyarakat yang telah dibuat-buat oleh oknum MUI tersebut. Bahkan ada ormas di Bandung dengan sengaja melakukan penyebaran buku tersebut sampai level masyarakat bawah. Betapa gencarnya dan dibelakangnya pasti ada sponsor. Tak mungkin ormas dan segelintir orang memilki dana besar untuk kegiatan penyesatan yang mewah dan cetak buku yang banyak.
Dalam hal ini tentu ada kaitannya dengan gerakan takfiri dan terorisme internasional yang dalam hal ini agama Wahabi yang coba dipaksakan masuk ke Indonesia. Kemarin sudah tertangkap teroris yang di tempat penangkapannya terdapat beberapa dus buku MUI untuk disebarkan. Untungnya pihak kepolisian sudah menangkapnya bersamaan dengan terbuktinya seorang teroris.
Tentang Wahabi ini yang coba dimasukan dalam ajaran Islam di Indonesia sudah lama tak berhasil. Hanya saja sekarang ini bergerak lagi dengan isu menyesatkan mazhab lain dan menawarkan Wahabi sebagai agama baru.
Sejumlah tradisi dan pemahaman beragama yang biasakan warga Nahdlatul Ulama (NU) disesatkan, dibidahkan, dan kaum Wahabi menyebutnya dengan musyrik pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw. Terjadi di Yogyakarta, seorang pengikut agama Wahabi datang pada acara Maulid Nabi kemudian melarang dan menyebut musyrik.
Tidak hanya itu, tahlilan, yasinan, shalawatan, tujuh bulanan, bedug untuk tanda waktu shalat dan azan pun dianggap bidah. Mereka juga berani menyebut orang Islam yang tidak sama dengan pemahaman agama Wahabi sebagai sesat.
Jadi, saya kira hadirnya Buku Putih Mazhab Syiah, 40 Masalah Syiah, Kesesatan Sunni Syiah, dan Inilah Jalanku yang Lurus adalah hal yang positif dan akan menambah wawasan umat Islam. Tentu harus disambut dengan baik dan sudah selayaknya orang Islam yang ingin mengetahui mazhab Islam Syiah harus membacanya.
Rahbar: Bangsa Iran Siap Melanjutkan Jalan Perjuangan Imam Khomeini RA
Setelah 25 tahun kepergian Imam Khomeini, keinginan berbagai kalangan khususnya generasi muda dan kaum cendekia di Dunia Islam untuk mengenal lebih jauh fenomena sistem kerakyatan berbasis agama, teori kepemimpinan faqih, dan berbagai ide pemikiran revolusi Islam semakin menguat. Hal itu itu dikatakan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Rabu (4/6), di hadapan masyarakat yang menyemut dan memenuhi komplek makam Imam Khomeini (ra) dalam acara peringatan haul Imam Khomeini (ra) ke-25.
Menguatnya rasa ingan tahu itu dipicu salah satunya oleh propaganda gencar dari musuh terhadap Republik Islam Iran. ÔÇ£Di banding dulu, keinginan opini umum Dunia Islam untuk mengenal esensi dan fakta sebenarnya dari pemerintahan yang menjadi sasaran serangan masif yang terus menerus ini semakin kuat. Mereka ingin mengetahui kunci dari keteguhan dan rangkaian keberhasilan yang dicapai bangsa Iran ini,ÔÇØ kata Rahbar.
Keingintahuan dan kesadaran bangsa-bangsa dunia akan realitas yang ada pada revolusi Islam ini, tambah beliau, telah membuahkan kebangkitan Islam dan gerakan anti arogansi (istikbar).
ÔÇ£Kubu istikbar dalam sebuah kesalahan strategis menduga telah berhasil menghabisi kebangkitan Islam. Padahal, kesadaran yang menghasilkan kebangkitan Islam tak bisa dihilangkan. Cepat atau lambat fenomena ini akan menyebarluas,ÔÇØ tegas beliau.
Faktor lain yang mendorong keingintahuan bangsa-bangsa lain untuk mengenal revolusi Islam adalah kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Republik Islam Iran. Mereka ingin mencari jawaban dari pertanyaan, apa yang membuat Republik Islam Iran yang menjadi sasaran berbagai serangan militer, politik, dan propaganda serta embargo dari AS selama 35 tahun tetap bertahan bahkan semakin maju dan kuat?
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, ÔÇ£Bangsa-bangsa, kaum muda dan kalangan cendekia di Dunia Islam menyaksikan keberhasilan bangsa Iran di bidang kedirgantaraan, kesuksesan Iran masuk ke kelompok sepuluh besar dunia dalam berbagai bidang keilmuan modern, dan kemajuan keilmuan Iran yang lebih pesat 13 kali juga lipat dibanding rata-rata dunia. Mereka juga menyaksikan bahwa dalam percaturan politik di kawasan Iran adalah negara yang menjadi penentu. Iran dipandang pula sebagai negara yang tangguh menghadapi rezim pendudukan Zionis, selalu membela yang tertindas dan melawan yang zalim. Menyaksikan fakta-fakta ini akan menarik hati setiap insan untuk mengenal lebih jauh Republik Islam Iran.ÔÇØ
Mengenai sistem kerakyatan di Iran, beliau menyinggung pelaksanaan 32 pemilihan umum dalam kurun waktu 35 tahun yang disambut animo besar dari rakyat. Fenomena yang indah ini, meski keagungannya sering terlewatkan, namun tetap mengundang rasa kagum dari para pemerhati di dunia. Menurut beliau, sebagai pemimpin, Imam Khomeini (ra) telah membangun sistem kerakyatan dan politik yang berlandaskan akal Islami dengan terlebih dahulu menumbangkan bangunan sistem kekuasaan diktator Syah.
Sistem yang dibangun oleh Imam Khomeini tegak di atas dua pondasi yang kokoh yaitu, pertama; syariat Islam yang merupakan ruh dan hakikat Republik Islam dan kedua; sistem kerakyatan dengan menyerahkan pengambilan keputusan dan tindakan ke tangan rakyat lewat mekanisme pemilihan umum. Untuk itu, kata Rahbar, jangan ada yang salah menduga bahwa Imam mengadopsi pemilu dari budaya Barat lalu memberinya warna Islam. Sebab, jika bukan berasal dari Islam, tentunya Imam yang dikenal tegas dan transparan akan menjelaskannya.
Mengenai syariat Islam, beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan syariat Islam secara sempurna akan menghasilan empat hal inti, yaitu; kemerdekaan, kebebasan, keadilan dan spiritual.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menerangkan satu masalah penting bahwa dalam pemikiran Imam Khomeini (ra) kekuasaan yang didapatkan melalui kekerasan dan senjata tidak bisa diterima. Di sisi lain, kekuasaan yang dihasilkan oleh pilihan rakyat harus dihormati dan tak ada seorangpun yang berhak menolaknya. Jika terjadi penolakan, maka yang akan muncul adalah fitnah.
Masalah inti lainnya yang ada pada pemikiran Imam Khomeini adalah prinsip membela yang mazlum dan melawan yang zalim. Hal itu, nampak dari kebijakan Republik Islam Iran membela bangsa Palestina yang tertindas.
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan adanya kendala internal dan eksternal untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang digariskan oleh Imam Khomeini (ra). Kendala atau ancaman eksternal yang dimaksud adalah gangguan dari kubu arogansi khususnya Amerika Serikat (AS).
ÔÇ£Walaupun sudah diingatkan oleh banyak pemikir di dunia Barat bahwa gangguan ini tidak ada gunanya, AS tetap menjalankan agendanya untuk mengganggu Republik Islam Iran,ÔÇØ imbuh beliau.
Rahbar menyinggung adanya negara-negara reaksionis yang sangat otoriter tapi mendapat dukungan penuh AS. Itu terjadi, karena negara-negara itu sangat patuh kepada kubu arogansi. Ada pula negara-negara yang ditolerir oleh AS karena kepentingan bersama seperti negara-negara Eropa. Tapi terhadap negara-negara ini AS tak segan menancapkan belati saat ada kesempatan. Kelompok ketiga adalah negara-negara yang menolak tunduk kepada hegemoni AS. Terhadap negara-negara ini, AS akan mengerahkan semua cara dan sarana untuk memukul dan menundukkan mereka. Meski demikian, untuk saat ini AS tidak akan menjadikan opsi militer sebagai prioritas karena kekandasan yang dialaminya di Irak dan Afghanistan. Terkait negara-negara ini, AS akan memanfaatkan kaki tangannya untuk merongrong termasuk membantu perencanaan kudeta atau memobilisasi massa untuk turun ke jalan-jalan. Kedua cara ini adalah modus yang biasa digunakan oleh AS.
Modus lain yang digunakan oleh AS, menurut beliau, adalah dengan membentuk kelompok-kelompok teroris untuk mengacaukan negara-negara tertentu yang tidak bersedia tunduk kepada kubu arogansi. Irak, Afghanistan, beberapa negara Arab dan Iran adalah korban dari modus ini. Terkait Iran, AS memberikan bantuan dan dukungannya yang besar kepada kelompok teroris Munafikin (yang menamakan diri mereka MKO, Mujadehin Khalq Organization, pentj).
ÔÇ£Munafikin yang telah membantai banyak ulama, ilmuan, tokoh politik-budaya dan warga sipil, dibela dan didukung oleh AS,ÔÇØ jelas beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, ÔÇ£Modus lain yang digunakan AS di negara-negara yang menolak tunduk adalah ÔÇÿmenebar perpecahan dan konflik di tubuh pengelola negaraÔÇÖ dan ÔÇÿmenebar penyimpangan dalam prinsip keimanan dan kepercayaan rakyatÔÇÖ.ÔÇØ
Beliau mengingatkan untuk tidak salah dalam mengidentifikasi kawan dan lawan atau dalam menentukan musuh yang utama dan yang bukan. Dalam menjelaskan masalah ini, beliau menyebutkan tindakan keji yang dilakukan orang-orang jahil dari kelompok takfiri dan Wahhabi terhadap Syiah dan para pengikut Syiah.
ÔÇ£Semua orang harus menyadari bahwa musuh yang sebenarnya adalah agen-agen rahasia asing dan mereka yang memprovokasi gerakan ini dan membekalinya dengan uang dan senjata,ÔÇØ kata beliau.
Meski menegaskan bahwa bangsa Iran siap membalas dengan pukulan telak siapa saja yang mengganggu Republik Islam Iran, Rahbar mengingatkan bahwa ada tangan-tangan tersembunyi yang berusaha mengadu-domba umat Islam. Musuh yang sebenarnya adalah mereka, bukan kelompok-kelompok yang termakan tipuan.
Di akhir pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, ÔÇ£Berkat inayah Allah, nama Imam Khomeini dan ajaran yang disampaikannya akan membantu bangsa Iran dalam meniti seluruh tahapan ini. Dengan adanya optimisme, semangat dan spirit bangsa Iran akan menikmati masa depan yang cerah.ÔÇØ
Rahbar: Akrab Dengan al-QurÔÇÖan Akan Mendatangkan Kemuliaan
Tujuan puncak dari menghafal dan membaca al-QurÔÇÖan adalah untuk mencapai pemahaman dan pengamalan al-QurÔÇÖan dan supaya tercipta keakraban dengan kalam Ilahi. Hal itu dikatakan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di huseiniyah Imam Khomeini dalam pertemuan dengan para guru al-QurÔÇÖan, huffadz, qurraÔÇÖ dan para peserta musabaqah internasional al-QurÔÇÖan ke-31 yang diselenggarakan seiring dengan peringatan hari milad Imam Ali bin al-Husain Zainul Abidin (as).
Seraya menjelaskan bahwa keakraban dengan al-QurÔÇÖan mutlak diperlukan untuk memperoleh hidayah ilahi dan memahami parameter utama QurÔÇÖani dalam menangani berbagai permasalahan penting seperti mengenal musuh, Rahbar menandaskan, ÔÇ£Keakraban dengan al-QurÔÇÖan, merenungkan dan mendalami maknanya akan mendatangkan kemuliaan seperti yang dijanjikan oleh Allah Swt kepada umat Islam.ÔÇØ
Menyebut kecenderungan luas dari kalangan pemuda dan remaja kepada al-QurÔÇÖan pasca kemenangan revolusi Islam di Iran sebagai sebuah anugerah yang besar, beliau menambahkan, ÔÇ£Keakraban dengan al-QurÔÇÖan akan mendekatkan masyarakat kepada pengamalan ajaran-ajarannya yang memberikan kehidupan, dan inilah yang menjadi tujuan puncak dan terbaik dari menghafal dan membaca al-QurÔÇÖan.ÔÇØ Dijelaskan bahwa akrab dengan al-QurÔÇÖan menunjukkan kesiapan hati untuk menerima hidayah Ilahi. ÔÇ£Musibah terbesar Dunia Islam saat ini adalah karena keterjauhan dari ajaran al-QurÔÇÖan yang akibatnya membuat manusia lalai akan konspirasi dan kejahatan musuh-musuh Islam,ÔÇØ kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan bahwa cara untuk memenuhi kekurangan inti yang ada di Dunia Islam adalah dengan memiliki pemahaman yang tepat akan ajaran al-QurÔÇÖan.
ÔÇ£Setelah lahirnya Republik Islam Iran, konspirasi dan tipu daya musuh terhadap Islam semakin meningkat dan pelik,ÔÇØ ungkap beliau.
Menurut Rahbar salah satu modus yang dilakukan musuh-musuh Islam saat ini adalah dengan menyulut perang saudara di tengah masyarakat Muslim. Sayangnya, banyak umat Islam yang tidak menyadari konspirasi yang keji ini, sehingga mereka justeru siap bergandengan tangan dan bekerjasama dengan syaitan bahkan Rezim Zionis Israel untuk membunuh saudaranya sesama muslim.
Beliau mengapresiasi kinerja panitia pelaksanaan dan para peserta musabaqah internasional al-QurÔÇÖan ke-31, seraya mengatakan, ÔÇ£Umat Islam bisa memperoleh kemuliaan yang dijanjikan Allah lewat keakraban dengan kandungan dan ajaran al-QurÔÇÖan.ÔÇØ
Sebelumnya, Wakil Wali Fakih dan Ketua Badan Wakaf dan Amal, Hojjatul Islam wal Muslimin Mohammadi dalam kata sambutannya melaporkan proses pelaksanaan musabaqah internasional al-QurÔÇÖan ke-31 dan menyatakan bahwa musabaqah kali ini diselenggarakan dalam level yang lebih tinggi dan mendapat sambutan yang sangat luas.
ÔÇ£Musabaqah ini diikuti oleh delegasi 71 negara dari berbagai benua, dengan menyertakan sepuluh juri dari luar negeri, lima juri dari Iran dan tiga orang pengawas,ÔÇØ katanya.