
کمالوندی
Iran Tingkatkan Ekspor Gas ke Turkmenistan
Turkmenistan menyatakan kesiapannya meningkatkan ekspor listrik dan gas alam dari Iran. Pemerintah Turkmenistan Kamis (19/7) mengumumkan bahwa keputusan itu dibuat selama pertemuan sesi ke-12 Komisi Bersama Ekonomi Iran-Turkmenistan di Tehran awal bulan ini.
Kantor berita resmi kementerian perminyakan Iran, Shana, Jumat (20/7) melaporkan, Pemerintah Turkmenistan dalam sebuah pernyataan menegaskan prospek yang baik untuk meningkatkan ekspor listrik dan energi dari Iran.
Para menteri luar negeri Iran dan Turkmenistan baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan volume perdagangan dan hubungan ekonomi antara kedua negara.
"Kami akan melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan volume perdagangan dan hubungan ekonomi kedua negara mencapai $10 miliar di tahun mendatang," kata Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
"Nilai transaksi perdagangan antara Tehran dan Ashgabat telah mencapai lima miliar dolar berkat dukungan kuat dari presiden Iran dan Turkmenistan.
Menteri luar negeri Iran menyatakan lima komite membahas sejumlah masalah termasuk energi, transportasi dan perdagangan serta kerjasama ekonomi, budaya dan ilmiah.
Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan timpalannya dari Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhammedov membahas ekspor gas dari Iran ke Turkmenistan dalam pembicaraan telepon pada 27 April lalu.
Iran dan Turkmenistan memiliki hubungan diplomatik resmi sejak kemerdekaan Turkmenistan dari Uni Soviet pada tahun 1991. Iran adalah negara pertama yang mengakui Turkmenistan sebagai negara independen.
Sejak itu, kedua negara menikmati hubungan diplomatik yang baik dan telah bekerjasama di bidang ekonomi, infrastruktur dan energi. (IRIB Indonesia/PH)
Di Bawah Sanksi, Ekspor Petrokimia Iran Meningkat 29 Persen
Deputi Menteri Perminyakan Iran mengatakan permintaan produk petrokimia sedang tumbuh siginifikan, meskipun sanksi Barat semakin gencar terhadap sektor energi negara itu.
"Sejak awal tahun baru kalender Iran dan di bawah eskalasi sanksi Barat, volume ekspor petrokimia Iran dan polimer meningkat," kata Abdolhossein Bayat.
Kantor berita Mehr Sabtu (21/7) melaporkan, Direktur Perusahaan Petrokimia Nasional Iran (NPC) itu menyatakan ekspor petrokimia Iran ke negara-negara Eropa terus berjalan tanpa menghiraukan sanksi.
Iran mengekspor beberapa produk petrokimia melalui kontrak jangka panjang dengan sejumlah perusahaan asing.
Angka terbaru yang dikeluarkan oleh NPC menunjukkan bahwa ekspor petrokimia Iran meningkat 10 dan 29 persen dari sisi volume dan nilainya sejak awal tahun kalender Iran saat ini (mulai 20 Maret 2012) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Produksi petrokimia negara itu juga meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, Iran mengekspor 18,2 juta ton petrokimia dan produk polimer bernilai sekitar $14,2 miliar ke lebih dari 60 negara dunia.
Cina, India, Timur Tengah, Timur Jauh, Asia Tenggara dan negara-negara Eropa merupakan tujuan utama ekspor petrokimia Iran.(IRIB Indonesia/PH)
Komunitas Intelijen Amerika Akui Kemampuan Rudal Iran
Komunitas Intelijen Amerika Serikat dalam laporan terbarunya menyinggung kekuatan militer Iran dan menulis bahwa dalam beberapa tahun terakhir Tehran mampu meningkatkan kualitas rudal anti-kapalnya dari sisi daya jangkau dan keakuratan. Demikian dilaporkan World Tribune (27/7).
Dalam Laporan Tahunan Kekuatan Militer Iran disebutkan, "Rudal balistik jarak pendek memberi Tehran kemampuan gerak yang efektif dalam menyerang pasukan sekutu di kawasan. Iran terus meningkatkan kekebalan sistem ini di hadapan sistem pertahanan rudal."
Laporan itu diserahkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat kepada Kongres. Sebelumnya, mayoritas 16 lembaga intelijen AS menilai rudal Iran tidak akurat dan tidak efektif menarget sasaran militer.
Ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Leon Panetta pada tanggal 29 Juni, laporan itu juga menyebutkan bahwa Angkatan Laut Iran mengembangkan rudal jelajah anti-kapal. Teknologi itu membuat rudal yang telah ditembakkan dapat mengidentifikasi dan mengitari target sebelum menyerangnya.
"Ini juga terus dikembangkan dan [Iran] mengklaim telah memproduksi rudal balistik jarak pendek yang dilengkapi dengan seekers yang membuat rudal mampu mengidentifikasi dan bermanuver menuju kapal yang dibidik. Diperkirakan teknologi itu juga mampu menyerang target di darat."
Cina diklaim telah memainkan peran utama dalam meningkatkan persenjataan rudal anti-kapal Iran.
Iran juga mengembangkan rudal balistik jarak menengah. Termasuk di antaranya adalah rudal berbahan bakar padat Asyura dan berbahan bakar cair Shahab-3, yang telah diujicoba dalam manuver militer Iran pada tahun 2012.
Melebihi pertumbuhan yang stabil dalam persediaan rudal dan roketnya, Iran meningkatkan daya destruksi dan efektivitas sistem yang ada dengan memperbaiki akurasi dan muatan bahan ledak baru.
Di akhir laporan itu diperkirakan Iran akan mengujicoba rudal balistik antarbenua pada tahun 2015. (IRIB Indonesia/MZ)
Iran-Rusia: Krisis Suriah harus Diselesaikan Tanpa Intervensi Asing
Duta Besar Republik Islam Iran untuk Rusia Mohammad Reza Sajjadi meminta semua pihak yang berseteru di Suriah untuk mendukung implementasi penuh prakarsa utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan guna mengakhiri krisis di negara itu.
Sajjadi dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, saat bertemu pada Rabu (25/7), menegaskan bahwa krisis Suriah harus diselesaikan dengan damai dan negosiasi.
Kedua belah pihak menekankan bahwa masalah Suriah harus diselesaikan tanpa intervensi asing dalam urusan internal negara itu, dan mendesak pihak-pihak asing untuk menahan diri dan tidak campur tangan, karena tindakan itu tidak menghasilkan apapun.
Pejabat Iran dan Rusia menegaskan pentingnya mengakhiri kekerasan di Suriah dan meminta negara-negara yang mendukung kelompok-kelompok bersenjata anti-Suriah untuk mendorong mereka menghentikan serangan teroris terhadap warga sipil.
Sementara itu, Bogdanov mengatakan,sikap berprinsip Rusia didasarkan pada upaya bersama oleh masyarakat internasional dengan tujuan melaksanakan prakarsa perdamaian Annan.
Tehran berulang kali menegaskan dukungan penuh kepada enam poin prakarsa perdamaian Annan untuk mengakhiri kerusuhan di Suriah. (IRIB Indonesia/RA)
Barak: Israel Akan Ambil Keputusan Sulit Menyerang Iran
Menteri Peperangan Israel Ehud Barak kembali menyatakan bahwa negaranya khawatir berurusan dengan nuklir Iran dan Tel Aviv kemungkinan menyerang Tehran jika sanksi gagal menghentikan program energi nuklirnya.
Berbicara dalam acara wisuda di Sekolah Tinggi Keamanan Kementerian Nasional Israel Rabu (26/7), Barak mengatakan Israel mungkin harus mengambil keputusan keamanan "sulit dan penting", seraya menegaskan bahwa opsi militer lebih baik dibanding "Iran yang bersenjatakan bom nuklir."
"Saya benar-benar menyadari kesulitan dalam upaya mencegah Iran untuk mencapai senjata nuklir," katanya sebagaimana dilaporkan situs koran Yediot Aharonot.
"Namun, jelas bagi saya bahwa tanpa diragukan lagi, berurusan dengan ancaman itu sendiri akan jauh lebih rumit, jauh lebih berbahaya dan jauh lebih mahal secara sumber daya dan nyawa," tambahnya.
Barak menekankan bahwa langkah-langkah diplomatik dan sanksi ekonomi yang diberlakukan terhadap Iran "tidak cukup memaksa Tehran menghentikan program nuklirnya."
Pernyataan Barak itu mengemuka setelah Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa tekanan asing tidak akan mengubah perhitungan Iran.
"Mereka (musuh-musuh Iran) secara eksplisit mengatakan bahwa dengan meningkatkan tekanan dan sanksi, mereka berusaha memaksa para pejabat Iran untuk mempertimbangkan kembali perhitungan mereka. Namun pada kenyataannya, kami tidak akan mempertimbangkan kembali perhitungan kami, dan kami akan terus melangkahkan kami lebih kokoh," kata Rahbar seraya menekankan bahwa Iran akan melawan tekanan ekonomi.
Amerika Serikat dan Israel berulang kali mengancam Iran dengan opsi militer guna memaksa Republik Islam menghentikan program energi nuklirnya yang menurut klaim Washington dan Tel Aviv mengacu pada tujuan militer.
Akan tetapi Iran menolak klaim tersebut dengan alasan bahwa sebagai penandatangan paling berkomitmen terhadap Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Republik Islam berhak untuk mendayagunakan teknologi nuklir teknologi untuk tujuan damai. (IRIB Indonesia/MZ)
Krisis Internal Israel dan Perang Kekuasaan
Krisis internal yang kian parah yang dihadapi Rezim Zionis Israel saat ini mengindikasikan dengan kuat bahwa nasib rezim ilegal ini tak lain hanyalah kemusnahan. Berbagai data statisitik yang dirilis pejabat Tel Aviv menguatkan realita ini bahwa kondisi ekonomi Israel kian hari semakin buruk.
Terkait masalah ini seorang dokter Israel mengatakan, setiap tiga anak di Israel satu di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan. Seraya mengisyaratkan gelombang protes dan aksi bakar diri di bumi Palestina Pendudukan, ia menilai krisis saat ini disebabkan problematika sosial dan kemiskinan. Ia menambahkan, banyak penduduk Israel yang tidak mampu berobat secara semestinya karena miskin dan tidak memiliki biaya untuk berobat.
Di kondisi seperti ini, media massa Israel termasuk Koran Yediot Aharonot memberitakan eskalasi sembilan persen angka pengangguran di rezim ilegal ini. Dengan demikian tingkat pengangguran di Israel melampaui 25 persen. Hal ini tentu saja membuat warga Israel semakin khawatir atas meluasnya kemiskinan dan ketidakadilan.
Parahnya krisis ekonomi di Israel terjadi di saat warga Zionis menghadapi beragam ketidakadilan dan diskriminasi. Tentu saja kondisi ini malah memicu ketidakpuasan warga atas kondisi internal rezim ini. Belum lagi di tambah dengan maraknya aksi korupsi para pembesar Tel Aviv, membuat citra buruk Israel semakin kentara.
Sementara di sisi politik, rezim Israel masih dalam kebingungan dan perang perebutan kekuasaan di antara petinggi Tel Aviv membuka lebar peluang tumbangnya kabinet Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. Dengan keluarnya Partai Kadima yang memiliki 28 kursi di parlemen dari pemerintahan koalisi Netanyahu membuat kabinet perdana menteri ini semakin rentan untuk bubar ketimbang sebelumnya.
Namun demikian Netanyahu dengan strategi barunya dengan memberi konsesi dan suap kepada sejumlah anggota Partai Kadima guna mendukungnya melanjutkan pemerintahan membuat dirinya mampu mencegah jatuhnya kabinet yang ia pimpin saat ini. Patut dicatat bahwa meski berhasil menyelamatkan kabinetnya dari kehancuran, namun pemerintahan Netanyahu saat ini sangat lemah.
Di sisi lain, mayoritas petinggi Israel menekankan runtuhnya kabinet Netanyahu dalam waktu dekat. Shaul Mofaz, pemimpin Partai Kadima secara transparan menyatakan bahwa hari-hari ini merupakan hari terakhir usia kabinet Netanyahu, hari-hari di mana Netanyahu melakukan suap besar-besaran kepada petinggi Tel Aviv.
Mofaz menuding Netanyahu menjanjikan jabatan menteri kepada sejumlah wakil Partai Kadima dan meminta mereka keluar dari Partai Kadima serta bergabung dengan Partai Likud. Dengan demikian sepekan setelah Partai Kadima menyatakan keluar dari pemerintahan koalisi, enam anggota fraksi parlemen dari kubu Kadima bergabung dengan kabinet Netanyahu. Dengan demikian kabinet Netanyahu berhasil diselamatkan dari keruntuhan dengan 72 suara dari 120 anggota parlemen.
Sementara itu, krisis politik di Israel kian mempengaruhi kegagalan pemerintah dalam menyelesaikan krisis internal yang semakin parah. Di sisi lain, ketidakpedulian kabinet Netanyahu terhadap aksi bakar diri dan proses warga serta sikap petinggi Tel Aviv yang lebih memprioritaskan perebutan kekuasaan kian menambah rasa ketidakpuasan warga atas kinerja pemimpin mereka. (IRIB Indonesia/MF)
Penolakan Uni Eropa untuk Memblacklist Hizbullah
Dalam sidang tahunan Dewan Uni Eropa dan rezim Zionis Israel yang digelar pada Selasa (24/7) di Brussels, organisasi ini tidak bersedia memasukkan gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) dalam daftar organisasi teroris.
Avigdor Lieberman, Menteri Luar Negeri Rezim Zionis dalam pertemuan tersebut menuntut Uni Eropa untuk mem-blacklist Hizbullah dan memasukkannya dalam daftar organisasi teroris seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
Lieberman mengklaim bahwa Israel memiliki bukti kuat atas keterlibatan Hizbullah dalam pemboman di sebuah bus yang mengangkut turis Israel di Bulgaria pekan lalu sehingga Tel Aviv mendesak Uni Eropa untuk memasukkan kelompok Muqawama itu dalam daftar hitam kelompok teroris.
Setiap terjadi ledakan atau peristiwa serupa, Barat selalu menuduh pelakunya adalah umat Islam tanpa melakukan penyelidikan terlebih dahulu. Rupanya tindakan itu telah ditiru oleh Israel dimana setiap ancaman terhadap kepentingan rezim Zionis maka Tel Aviv langsung menuduh kelompok Muqawama seperti Hizbullah dan Hamas serta negara-negara seperti Iran dan Suriah sebagai dalangnya.
Menteri luar negeri negara-negara anggota Uni Eropa dalam sidang di Brussels tidak mencapai kesepakatan untuk memenuhi tuntutan rezim Zionis. Negara-negara Barat memiliki pendapat berbeda-beda tentang Hizbullah. Inggris hanya menganggap Hizbullah ilegal jika berada di negara itu sementara Belanda secara umum hanya menyatakan bahwa Hizbullah adalah kelompok ilegal.
Beragamnya penilaian terhadap Hizbullah menyebabkan perbedaan sikap terhadap kelompok Muqawama ini. Erato Kazakou Marcoullis, Menteri Luar Negeri Siprus yang memimpin sidang di Brussels mengatakan, Hizbullah adalah sebuah kelompok yang terorganisir dari partai politik, lembaga layanan sosial, dan juga sayap militer. Oleh karena itu, kelompok ini tidak dapat dianggap sebagai kelompok yang hanya berkecimpung di bidang militer.
Marcoullis yang negaranya menjadi pemimpin bergilir Uni Eropa, mengatakan, sejumlah anggota Uni Eropa menentang jika Hizbullah dimasukkan dalam daftar kelompok teroris mengingat gerakan ini memiliki peran aktif di sektor politik. Selain itu, mereka juga memiliki berbagai alasan lain untuk menolak tuntutan Israel itu.
Rezim Zionis berulangkali mengabaikan tuntutan Uni Eropa untuk menghentikan pembangunan distrik Zionis di tanah-tanah pendudukan. Oleh karena itu, penolakan tuntutan Zionis terkait Hizbullah dapat dianggap sebagai tekanan Eropa terhadap Israel supaya tindakan Tel Aviv terkoordinasi dengan kebijakan Uni Eropa di Timur Tengah.
Meski Uni Eropa menolak tuntutan rezim Zionis, namun sidang Dewan Uni Eropa dan Israel terkait kerjasama kedua belah pihak di berbagai bidang sangat memuaskan Tel Aviv.
Dalam pertemuan tersebut dicapai berbagai kesepakatan yang menguntungkan Israel diantaranya; disahkannya kerjasama sembilan lembaga Uni Eropa dengan Israel termasuk pasukan polisi gabungan antara kedua belah pihak, dan yang terpenting adalah kesepakatan diperluasnya hubungan ekonomi kedua belah pihak dimana 60 persen perdagangan luar rezim Zionis dilakukan dengan Eropa.
Meski telah dicapai berbagai kesepakatan ekonomi di sidang Brussels, namun untuk merealisasikan keputusan tersebut Uni Eropa menghadapi beberapa masalah khususnya kesepakatan terkait pembelian produk-produk industri Israel. Sebab Uni Eropa sebenarnya hanya mengakui tanah pendudukan Israel hingga tahun 1967 sebagai wilayah teritorialnya dan jika produk-produk Israel dikirim dari wilayah-wilayah pendudukan pasca tahun 1967, maka hal itu dianggap ilegal oleh Eropa. (IRIB Indonesia/RA/NA)
Kemampuan Iran dan Sanksi Barat
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa tekanan asing tidak akan mengubah perhitungan Iran dan fakta bahwa Barat sedang menghadapi krisis serius. Ayatullah Khamenei mengemukakan pernyataan itu Selasa malam (25/7) dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi negara di Tehran.
Rahbar mengatakan bahwa bangsa Iran tidak akan menyerah pada tekanan Barat dan bahwa sanksi rekayasa AS anti-Iran hanya akan membuat para pejabat Iran lebih bertekad untuk memperjuangkan hak-hak bangsa. "Mereka (musuh-musuh Iran) secara eksplisit mengatakan bahwa dengan meningkatkan tekanan dan sanksi, mereka berusaha memaksa para pejabat Iran untuk mempertimbangkan kembali perhitungan mereka. Namun pada kenyataannya, kami tidak akan mempertimbangkan kembali perhitungan kami, dan kami akan terus melangkah lebih kokoh," kata Rahbar seraya menekankan bahwa Iran akan melawan tekanan ekonomi Barat.
Beliau kembali menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya mencoba untuk menekan Iran atas program energi nuklirnya dan isu hak asasi manusia, akan tetapi sebenarnya mereka bermasalah dengan pemerintahan Islam. "Permusuhan pemerintah-pemerintah arogan ini terhadap Republik Islam bersumber dari penentangan mereka terhadap prinsip pemerintahan Islam, namun mereka berusaha menjustifikasi permusuhan mereka terhadap bangsa Iran dengan dalih program energi nuklir serta isu hak asasi manusia."
Dewasa ini mengingat biaya besar bagi agresi militer, perang lunak dan ekonomi menjadi pilihan utama kekuatan imperialis dunia. Salah satunya adalah strategi sanksi ekonomi. Dalam hal ini sanksi ekonomi Barat terhadap Iran selama tiga dekade lalu membuktikan hal ini.
Menurut Rahbar pengecualian 20 negara dari sanksi anti minyak Iran oleh Amerika Serikat dan upaya sejumlah negara Barat untuk menghapus sanksi mengindikasikan bahwa strategi ini telah usang dan tidak efektif lagi. Selama tiga dekade ini, bangsa Iran yang dijatuhi sanksi sepihak Barat malah mampu memanfaatkannya sebagai peluang untuk menggapai kemajuan di berbagai bidang.
Barat dalam menjalankan strateginya terhadap Iran telah mengalami kekeliruan besar. Iran adalah sebuah negara dengan sumber energi besar. Hal ini masih ditunjang dengan kekuatan ekonomi, pertahanan dan politik. Kemampuan ini membuat Iran masih dapat berdiri tegar menghadapi konspirasi Barat meski dijatuhi beragam sanksi sepihak.
Di bagian lain Rahbar menyinggung kegagalan AS dalam perang di Irak dan Afghanistan, serta krisis finansial yang sedang melanda Barat. Menurut beliau, nasib AS di Irak, kendala tak berkesudahan AS di Afghanistan, dan kegagalan politik AS di Timur Tengah adalah contoh tipikal kelemahan yang dihadapi musuh.
Beliau juga menyinggung krisis yang kini tengah melanda Eropa. Rahbar menegaskan,"Krisis ekonomi serius di Eropa dan zona euro, instabilitas di sejumlah negara Eropa, dan runtuhnya beberapa pemerintah Eropa, serta defisit anggaran yang tinggi dan kebangkitan gerakan persen 99 di AS, adalah peristiwa-peristiwa penting yang tidak boleh diabaikan." (IRIB Indonesia/MF/NA
Detik-detik Keintiman dengan Tuhan
Kitab suci al-Quran sebagai mukjizat abadi Rasulullah Saw, mengandung nilai-nilai pendidikan yang luhur untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia. Kitab petunjuk ini mencakup dimensi kehidupan material dan spiritual manusia. Al-Quran mempersembahkan puncak pengetahuan dalam bidang antropologi, sosiologi, sejarah bangsa-bangsa, dan seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Setiap individu akan memperoleh manfaat sebatas pemahaman dan kapasitasnya dari sumber yang tak terbatas ini. Kitab suci ini juga tidak ada tandingannya dari segi sastra, keindahan, dan bentuk penggunaan kata, kalimat, dan susunan jumlah. Meskipun al-Quran diturunkan selama 23 tahun, namun keselarasan dan keterikatan makna antara kalimat dan ayat-ayatnya tetap terjaga.
Salah satu ibadah yang sering disinggung oleh ayat-ayat al-Quran adalah masalah shalat. Ibadah ini bahkan telah ada sejak masa diturunkannya al-Quran dan mengarah pada bentuk tertentu dari kegiatan ritual. Sebagian kaum musyrik Arab melaksanakan ritual tertentu di depan kabah yang disebut shalat. Namun, shalat mereka tentu saja sangat jauh berbeda dengan shalat dalam ajaran Islam dari segi pengertian dan tata cara pelaksanaannya. Pada dasarnya, Arab Jahiliyah pada masa permulaan Islam mengenal shalat sebagai sebuah ritual spesifik. Oleh karena itu, mereka tidak heran ketika mendengar ayat-ayat al-Quran yang menyerukan shalat, hanya bentuk dan tata caranya saja yang terbilang baru dan asing bagi mereka.
Afif Kindi mengatakan;"Aku adalah seorang pedagang yang berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji, dan aku pergi menemui sahabat lamaku, Abbas ibn Abdul Mutthalib untuk membeli barang dagangan darinya. Suatu hari aku bersama Abbas duduk di Masjidil Haram, tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki menuju Kabah untuk mendirikan shalat, kemudian aku menyaksikan seorang remaja datang berdiri di sampingnya. Setelah kedua orang tadi, aku juga melihat seorang perempuan datang dan berdiri di belakang mereka. Kemudian aku menyaksikan laki-laki tadi melakukan ruku yang diikuti oleh kedua orang di belakangnya. Lalu ia melakukan sujud yang juga diikuti oleh mereka berdua. Kemudian aku bertanya kepada Abbas; agama apakah itu? Abbas menjawab; itu adalah agama Muhammad ibn Abdullah, keponakanku dan ia meyakini telah ditunjuk oleh Tuhan sebagai utusan-Nya. Sementara remaja itu adalah Ali ibn Abi Thalib, keponakanku juga dan perempuan di belakangnya adalah istri Muhammad."
Kata shalat dalam al-Quran memiliki sisi keagungan, kesakralan, dan kedalaman khusus. Kata ini dengan berbagai bentuknya punya hubungan makna dengan kebanyakan kata-kata lain dalam al-Quran, seperti kata-kata doa, zikir, dan tasbih.
Doa secara etimologi berarti memohon dan meminta kebutuhan. Salah satu arti kata shalat dalam bahasa Arab adalah doa, karena shalat sendiri mengandung unsur memohon dan menyeru Sang Pencipta. Sebagaimana dalam berbagai ayat al-Quran, doa digolongkan sebagai sebuah bentuk ibadah. Imam Jakfar Shadiq as dengan mengutip surat al-Ghafir ayat 60 – "Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan" – menyebut doa sebagai sebuah bentuk ibadah. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa shalat adalah sebuah gerakan menuju Tuhan dan menanjak menghadap Allah Swt, sementara doa adalah sebuah gerakan dua arah, Tuhan berjanji akan mengabulkan doa para pemohon ketika mereka menyeru-Nya. Oleh karena itu, siapa saja yang menyeru dengan penuh keikhlasan, maka Tuhan pasti akan mengabulkan permintaannya.
Tujuan mendirikan shalat adalah untuk mengingat Allah Swt, sementara mengingat itu sendiri adalah ruh dan hakikat shalat. Zikir berarti mengingat sesuatu dalam pikiran, hati atau lisan setelah kealpaan dan kelalaian. Kata zikir dalam al-Quran digunakan lebih dari 70 kali untuk berbagai tema dan dalam arti yang berbeda pula. Salah satu keuntungan mewajibkan shalat lima waktu adalah untuk mengingatkan manusia dari kelalaian dan kesibukan dalam menghadapi berbagai problema kehidupan dunia. Allah Swt dalam sebuah hadis Qudsi berfirman: "Wahai anak Adam! Ingatlah Aku dalam hatimu, sehingga Aku selalu mengingatmu. Ingatlah Aku dalam kesendirianmu, sehingga Aku pun mengingatmu. Ingatlah Aku ketika berkumpul dengan orang lain, sehingga Aku mengingatmu lebih baik daripada kamu mengingat-Ku."
Tasbih juga termasuk kata yang memiliki hubungan makna dengan kata shalat. Tasbih berasal dari kata sabaha, yang artinya menjauh. Bertasbih dalam pengertian syariat artinya menjauhkan Allah Swt dari segala sifat kekurangan dan keburukan. Sekelompok sahabat menafsirkan beberapa ayat tasbih dengan shalat. Sebagai contoh, seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah engkau menemukan shalat lima waktu dalam al-Quran? Ibnu Abbas menjawab: "Iya aku menemukannya." Lalu ia membaca ayat 17 dan 18 surat ar-Ruum "Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh. Dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur."
Setelah membacakan ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan, "Bertasbih di permulaan malam mengisyaratkan pada shalat magrib dan isya, bertasbih pada subuh hari menyinggung shalat subuh dan bertasbih di waktu petang, mengisyaratkan pada shalat asar, serta bertasbih pada waktu zuhur, menjelaskan kewajiban shalat zuhur." Pakar bahasa dari Mesir, Ibnu Manzur meyakini bahwa shalat disebut tasbih karena di dalamnya ada pengagungan dan penyucian Tuhan dari segala keburukan.
Masjid adalah kata lain yang memiliki hubungan makna dengan shalat. Masjid dalam al-Quran adalah tempat untuk berzikir kepada Tuhan dan bersujud di hadapan-Nya. Objek-objek untuk bersujud yang bersentuhan dengan tanah juga disebutmasjid. Imam Ali Zainal Abidin as berkata: "Maksud dari tempat sujud (masjid) tujuh anggota badan adalah sujud di dalam shalat." Ketujuh anggota itu adalah dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ibu jari. Dalam beberapa ayat, kata masjid mengisyaratkan shalat itu sendiri. Seperti dalam surat al-Araf ayat 31, Allah Swt berfirman: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. . . " Ayat ini memerintahkan untuk mempercantik penampilan ketika menunaikan shalat. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Imam Hasan as senantiasa memakai pakaian yang paling indah ketika ingin melaksanakan shalat dan berkata: "Tuhan adalah Maha Indah dan Dia mencintai keindahan. Aku menghias diri untuk Tuhanku."
Menurut syariat Islam, shalat memiliki rukun-rukun yang jika ditinggalkan salah satunya, maka batal shalat yang dilakukan seperti, ruku dan sujud. Dalam beberapa ayat al-Quran, ruku dan sujud digunakan untuk mengisyaratkan shalat. Ruku berarti membungkukkan badan yang dibarengi dengan semangat penghambaan dan ketertundukan. Dalam kamus agama, ruku termasuk salah satu rukun shalat. Allah Swt dalam surat al-Fath ayat 29 berfirman: "...kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya." Atau dalam surat Ali Imran ayat 43, Allah berfirman: "Wahai Maryam, taatlah kamu kepada Tuhanmu, bersujudlah, dan rukulah bersama orang-orang yang ruku." Pada dasarnya, perintah untuk ruku dalam ayat tersebut adalah perintah untuk melaksanakan ibadah seperti shalat.
Dalam beberapa ayat al-Quran, sujud sama halnya sepertiruku juga disebut sebagai shalat itu sendiri, seperti dalam surat Qaaf ayat 40, Allah Swt berfirman: "Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang." Dengan merujuk pada ayat-ayat al-Quran tentang ruku dan sujud, kita bisa memahami betapa pentingnya mengulangi kedua perbuatan ini dalam shalat. Ruh shalat terletak pada ketundukan dan kekusyukan seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Shalat adalah sarana menuju kesempurnaan dan kebahagiaan manusia. Perintah Tuhan untuk mendirikan shalat adalah bentuk kasih sayang dan rahmat-Nya untuk mencapai kesempurnaan insani. (IRIB Indonesia/RM/NA)
Perundingan Tingkat Deputi di Istanbul Positif
Wakil Sekretaris DewanTinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC) memuji hasil pembicaraan dengan Deputi Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton di Istanbul Turki.
Ali Baqeri menyebut negosiasi dengan Helga Schmid yang diselenggarakan pada Selasa (24/7) positif dan sesuai dengan kesepakatan dan negosiasi di Moskow.
Ia juga menyinggung pembicaraan antara Iran dan Kelompok 5+1 (Inggris, Cina, Perancis, Rusia, Amerika Serikat ditambah Jerman) di Moskow, ibukota Rusia, pada bulan Juni.
"Dalam negosiasi di Moskow, disepakati bahwa pertemuan tingkat ahli akan digelar. Pertemuan tersebut diadakan pada tanggal 3 Juli yang merupakan pertemuan yang positif dan baik serta kedua belah pihak menegaskan hal ini, " imbuhnya.
Lebih lanjut Baqeri mengatakan, perundingan tingkat wakil pada Selasa diagendakan untuk membuka jalan bagi pembicaraan mendatang antara Ashton dan Sekretaris SNSC Saeed Jalili.
"Selama negosiasi kemarin dengan Schmid, kami berhasil untuk bergerak maju dalam kerangka kerja yang baik dan mencapai kesepakatan untuk melanjutkan tugasdan pembicaraan di masa depan," katanya. (IRIB Indonsia/RA)