کمالوندی

کمالوندی

 

21 Azar 1398 Hs bertepatan dengan 12 Desember 2019 Ketrampilan Pembuatan dan Memetik Dutar Iran, selama sidang ke-14 UNESCO di Kolombia dicatat sebagai warisan dunia. Berkas ini dua tahun silam juga telah dicatat di warisan budaya nasional Iran.

Nilai warisan budaya tak benda bukan saja tidak dibawah warisan budaya benda, bahkan warisan bentuk ini disebut sebagai faktor pencipta dan pemberi identitas budaya. Dengan demikian warisan ini sangat dibutuhkan untuk dilestarikan dan dijaga.

Warisan budaya takbenda (Intangible cultural heritage disingkat ICH) adalah praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, atau keterampilan, serta instrumen, objek, artefak, dan ruang budaya yang dianggap oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya suatu tempat. Warisan budaya tak-benda dianggap oleh Negara Anggota UNESCO dalam kaitannya dengan Warisan Dunia berwujud yang berfokus pada aspek-aspek budaya takbenda.

Dutar
Pada tahun 2001, UNESCO membuat survei antara Negara dan LSM untuk mencoba menyepakati definisi, dan Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda dirancang pada tahun 2003 untuk perlindungan dan promosinya.

Warisan budaya pada umumnya terdiri dari produk dan proses budaya yang dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Beberapa warisan itu mengambil bentuk kekayaan budaya, dibentuk oleh artefak berwujud seperti bangunan atau karya seni. Namun, banyak bagian budaya tidak berwujud, termasuk lagu, musik, tarian, drama, keterampilan, masakan, kerajinan tangan dan festival. Mereka adalah bentuk budaya yang dapat direkam tetapi tidak dapat disentuh atau disimpan dalam bentuk fisik, seperti di museum, tetapi hanya dialami melalui kendaraan yang mengekspresikannya. Kendaraan budaya ini disebut "Harta Manusia" oleh PBB .

Menurut Konvensi 2003 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, warisan budaya takbenda (ICH) atau warisan hidup adalah sumber utama keanekaragaman budaya umat manusia dan pemeliharaannya merupakan jaminan untuk kreativitas yang berkelanjutan. Ini didefinisikan sebagai berikut:

Warisan Budaya Takbenda berarti praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan - serta instrumen, objek, artefak, dan ruang budaya yang terkait dengannya - yang oleh masyarakat, kelompok, dan, dalam beberapa kasus, individu diakui sebagai bagian dari warisan budaya mereka. Warisan budaya takbenda ini, ditransmisikan dari generasi ke generasi, terus-menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok sebagai tanggapan terhadap lingkungan mereka, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, dan memberi mereka rasa identitas dan kontinuitas, sehingga mendorong penghormatan terhadap keanekaragaman budaya dan kreativitas manusia. Untuk tujuan Konvensi ini, pertimbangan akan diberikan semata-mata pada warisan budaya takbenda yang kompatibel dengan instrumen hak asasi manusia internasional yang ada, serta dengan persyaratan saling menghormati di antara masyarakat, kelompok dan individu, dan pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, warisan budaya tak benda etnis Iran meski beragam dan berbeda di luarnya, namun seluruhnya memiliki akar bersama dan mendorong pertalian budaya di antara seluruh etnis di negara ini. Hal ini menjadi salah satu faktor bagi solidaritas rakyat negara ini sepanjang sejarah.

Salah satu warisan tak benda Iran adalah seni musik yang selama bertahun-tahun merefleksikan kekhawatiran, kesedihan dan kegembiraan, tuntutan dan harapan masyarakat. Sementara itu, para budayawan menjadi salah satu pelantun dan penyampai keinginan masyarakat. Apa yang tersisa dari warisan budaya tak benda bukan saja warisan besar nasional, tapi juga bagian yang bernilai tinggi bagi warisan budaya tak benda umat manusia.


Salah satu warisan budaya Iran yang baru saja dicatat sebagai warisan dunia UNESCO adalah dutar dan seni memetik dan pembuatannya. Dutar atau kecapi asia adalah salah satu alat musik Iran. Dari namanya dutar, alat ini memiliki dua senar. Permainan alat ini dengan memetik bukan dipukul.

Dutar memiliki sejarah panjang dan dapat disebut sebagai cikal bakal tanbor dan sitar. Di prasasti Ashkenian (Kekaisaran Parthia) ada gambar tanbor dan mengingat Ashkenian menyukai alat musik ini, dokumen ini membuktikan adanya dutar atau tanbor di era tersebut, yakni era milenium ketiga sebelum masehi hingga abad ketiga masehi.

Saat ini kisaran seni memetik dutar di Iran berada di utara Khorasan dan kota-kota seperti Quchan, Shirvan, Bojnurd, Esfarāyen, Dargaz dan Ashkhaneh. Sementara di selatan dan utara Khorasan mulai dari kota Torbat-e-Jam, Taybad, Neyshabur, Ferdows, Birjand, Bajestan, Bardaskan, Ghayen, Kashmar, Bakharz, Khaf, Sarakhs, Gonabad dan Sabzevar.

Sementara itu, gaya memetik dan permainan dutar etnis Turkman di timur laut termasuk Provinsi Golestan dan sebagian wilayah Aliabad-e-Katul serta sebagian wilayah Provinsi Mazandaran memiliki sedikit perbedaan dengan wilayah lain. Mengingat jenis dutar di wilayah geografi Iran dibagi menjadi dutar Khorasan, dutar Turkman dan dutar Mazandaran, maka cara memetik dan permainan alat musik ini juga memiliki gaya yang berbeda.

Dutar sebagai alat musik penting di budaya musik utara Khorasan senantiasa menjadi perhatian dan misi utama seni ini adalah menceritakan kisah dan nasehat dari generasi ke generasi. Penggunaan alat musik ini untuk mengiringi pembacaan kisah dan legenda sebuah pilihan cerdas oleh warga setempat, karena masyarakat selain mempertahankan seni ini juga dengan mudah memahami kisah dan nasehat yang ada.

Pembawa cerita dan kisah disebut Bakhshy. Di wilayah ini para pembawa kisah berbahas Turki sangat banyak dan ini karena bahasa serta logat warga setempat di Khorasan utara adalah Turki.


Salah satu bagian yang paling menarik dari instrumen ini, yang umum di sebagian besar bagian timur dan timur laut dari dataran tinggi Iran, adalah nada yang berbeda sesuai dengan selera instrumen tersebut. Sebagai contoh, setiap musisi memiliki kesempatan untuk memainkan lagu mereka sendiri pada instrumen dengan menggunakan nada khususnya.

Selama beberapa dekade terakhir dutar utara Khorasan memainkan peran penting dalam mengenalkan budaya kuno Iran kepada negara lain. Haj Ghorban Soleimani, salah satu musisi dan pemetik dutar yang selama hidupnya aktif mengenalkan budaya kuno ini ke dunia di berbagai festival internasional.

Soleimani dilahirkan pada tahun 1920 dari orang tua Turki di desa Aliabad (علی‌آباد) di bagian utara Qouchan di Iran timur laut. Ayahnya, Karbalaii Ramezan, seorang musisi ulung mengajarinya dotar sejak usia muda. Setelah kematian ayahnya, ia terus mempelajari dotar dan mencari pelajaran menyanyi dari penyanyi seperti Avaz Bakhshi, Gholamhossein Bakhshi Jafarabadi dan Mohammad Qeitaqi.

Pada awal usia dua puluhan, ia telah menguasai instrumen tradisional Iran, dotar, dan pada usia 21 ia menerima gelar 'Bakhshi' yang didambakan, yang diberikan kepada orang-orang dengan keunggulan musik di provinsi Khorasan.


Soleimani pernah berbicara tentang penghargaan; "Di wilayah Khorasan, 'Bakhshi' adalah gelar yang diberikan kepada seorang musisi yang sempurna. Dia harus bisa mengarang, menyanyi, bermain, membuat alat musik dan bahkan mengetahui cerita dan menceritakan kisah. Orang sulit menemukan seniman semacam itu akhir-akhir ini. "Soleimani bernyanyi dalam tiga bahasa yang digunakan di provinsi Khorasan, yaitu Persia, Turki.

Dutar memiliki banyak jenis dan variasi dalam konstruksi mereka. Dutar tidak memiliki ukuran yang tetap untuk menentukan rasio mangkuk dengan panjang bets. Untuk mempertahankan keasliannya, dobel harus dibuat tangan tanpa menggunakan alat khusus industri. Meskipun ini banyak pekerjaan, itu mempengaruhi kualitas suara pembicara. Dibutuhkan setidaknya tiga atau empat bulan dari awal membuat karya utama ke tangan seniman utama hingga mencapai suara aslinya dan dipercayakan kepada para musisi. Perpanjangan waktu disebabkan oleh kenyataan bahwa pada setiap langkah, kayu harus benar-benar kering sehingga tidak kehilangan bentuknya setelah pembuatan.

Sebelumnya Republik Islam Iran dengan 13 warisan budaya takbenda yang dicatat UNESCO menempati posisi ketujuh dunia dan empat Asia. Dan kini dengan diakuinya seni dutar di lembaga PBB ini, Iran memiliki 14 karya warisan budaya takbenda .

 

Pasca pertemuan petinggi negara Muslim di Malaysia, "Kuala Lumpur Summit 2019" yang menekankan kerja sama untuk mengevaluasi peradaban Islam, PM Malaysia memuji perlawanan Iran atas sanksi yang diberlakukan terhadap Iran selama beberapa dekade.

Fars News (21/12/2019) melaporkan, PM Malaysia, Mahathir Mohamad menekankan independensi negara-negara Muslim, dan menuturkan, jika negara-negara Muslim independen dan mampu berdiri di atas kaki sendiri, maka mereka tidak akan diperlakukan seperti sekarang ini.

Situs surat kabar Malaysia, The Star menulis, Mahathir Mohamad menuturkan, bagi saya penting untuk menunjuk langsung Iran. Iran meski disanksi dan diboikot selama bertahun-tahun, berhasil melanjutkan kemajuan dan perubahan. Iran bangga karena menjadi negara keempat dunia dengan jumlah insinyur terbanyak.

PM Malaysia juga menyinggung tentang Qatar dan menjelaskan, Qatar juga sasaran boikot, sebagaimana juga Iran, Qatar berhasil mengangkat dirinya dan mencapai kemajuan yang luar biasa. Meskipun demikian sanksi-sanksi dan pembatasan ini tidak terbatas hanya pada Iran dan Qatar.

Mahathir memperingatkan, dalam dunia seperti sekarang ini, saat beberapa negara mengambil keputusan sepihak untuk menghukum pihak lain, Malaysia dan negara-negara Muslim lain harus memahami mungkin saja masalah ini dipaksakan juga kepada kita, ini adalah alasan terbaik kemandirian kita, dan upaya untuk mewujudkan hal ini menjadi tanggung jawab negara-negara Muslim sehingga jika sampai terjadi, kita bisa melawannya. 

 

Kunjungan Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhan ke Malaysia dan usulan-usulan yang disampaikan dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur 2019 (Kuala Lumpur Summit 2019) serta penekanan atas perluasan kerja sama di antara negara-negara Muslim untuk mengatasi tantangan bersama menjadi awal yang baik untuk menuju kerja sama, konvergensi dan pencapaian kemajuan dunia Islam.

Republik Islam Iran sebagai sebuah negara penting di Benua Asia telah mencapai berbagai prestasi penting di banyak sektor sains dan teknologi dalam empat dekade terakhir, terutama ilmu-ilmu pengetahuan baru termasuk nanoteknologi dan bioteknologi.

Berbagi prestasi dan kemajuan tersebut dengan negara-negara Muslim di Benua Asia akan memiliki hasil yang bagus, dan tentunya juga akan melipatgandakan kekuatan dan pengaruh negara-negara ini di dunia, yang saat ini terganggu oleh unilateralisme Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan hegemoni global.

Presiden Iran dalam pidatonya di Kuala Lumpur Summit 2019 pada hari Kamis (19/12/2019) mengatakan, keputusan untuk memajukan dunia Islam akan kuat dan stabil dengan berpijak pada kerja sama.

Dia menambahkan, negara-negara Muslim harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, di mana ada banyak alasan untuk mencapai integrasi bersama di dunia Islam.

Negara-negara  Muslim di Benua Asia memiliki kapasitas yang sangat besar untuk menjalin kerja sama yang luas, di mana peningkatan konvergensi di setiap sektor ekonomi, ilmiah, budaya, pertahanan, dan bahkan pariwisata akan menambah lingkaran kekuatan dan pengaruh dunia Islam di semua bidang.


Iran, Indonesia, Malaysia, Turki dan Pakistan merupakan negara-negara Muslim penting, di mana setiap dari negara ini memiliki pengalaman sukses di banyak bidang. Jika negara-negara itu saling berbagi kemampuan dan pengalamannya maka selain memenuhi kebutuhan satu sama lain, mereka juga akan  mampu menjadi kekuatan yang efektif di arena global.

Karena adanya beberapa pendekatan eksklusif di dunia seperti monopoli dolar oleh Amerika Serikat  dan diskriminasi ilmiah di dunia, maka negara-negara Muslim harus bersinergi bersama agar bisa menghapus pengaruh dari pendekatan kolonial teersebut.

Terkait hal ini, Rouhani dalam pidatonya di Kuala Lumur Summit mengusulkan tiga hal penting untuk kerja sama efektif di antara negara-negara Muslim. Pertama, pembentukan dana bersama pada KTT Kuala Lumpur untuk jaminan finansial kerja sama teknologi antar negara  Muslim agar mereka bisa masuk dengan kuat ke dalam rantai nilai dunia.

Kedua, pembentukan pusat riset bersama di bidang teknologi kecerdasan buatan dan keamanan cyber untuk pelopor dalam teknologi informasi dan komunikasi interdisipliner, dan yang ketiga adalah pembentukan pasar bersama negara-negara Muslim dan Islam di bidang ekonomi digital.

Jika tiga usulan tersebut terwujud maka akan menciptakan kutub pengaruh besar di dunia Islam. Selain itu, mengingat negara-negara Muslim memiliki banyak persamaan budaya, bahasa, agama dan peradaban maka mereka akan dengan mudah mampu menciptakan pendekatan dominan di dunia pada banyak sektor, bahkan bisa menjadi sebuah lembaga kuat yang mengelola persamaan ekonomi, budaya dan politik dunia.

Penciptaan jaringan perbankan bersama, pembuatan jaringan transportasi kereta api dan pembangunan jaringan pariwisata di antara negara-negara Muslim adalah di antara kapasitas besar dan aktif di negara-negara ini, di mana realisasi masing-masing tersebut tidak hanya akan menciptakan ikatan luas di antara negara-negara Muslim, tetapi juga akan melipatgandakan kemampuan dan pengaruh ekonomi dan politik dunia Islam di arena internasional. 

 

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, menyambut baik usulan Iran untuk menggunakan mata uang kripto terpadu bagi negara-negara Muslim.

"Kita tidak bisa selalu menggunakan dolar AS, karena penggunaannya akan membuat kita terlalu bergantung pada AS, yang dapat menjatuhkan sanksi terhadap kita dan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya seperti dilansir IRNA, Jumat (20/12/2019).

"Ini adalah pertama kalinya kami mendengar gagasan ini (penggunaan mata uang kripto terpadu) yang berasal dari Iran," ungkap Mahathir.

"Jika kita tidak memiliki dolar AS, kita dapat menggunakan mata uang kita sendiri atau kita dapat membuat mata uang bersama," katanya kepada wartawan di sela-sela KTT Kuala Lumpur 2019 pada hari Kamis.

Presiden Iran Hassan Rouhani, sebelumnya menyarankan bahwa negara-negara Muslim dapat bekerja sama lebih dekat dalam hal perbankan dan ekonomi termasuk penggunaan mata uang kripto tunggal. 

Minggu, 22 Desember 2019 15:54

Kuala Lumpur Summit 2019

 

Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur 2019 (Kuala Lumpur Summit 2019) dimulai pada hari Rabu, 18 Desember 2019.


Kuala Lumpur Summit 2019 mempertemukan para pemimpin Malaysia, Indonesia, Pakistan, Turki, Iran dan Qatar serta 450 intelektual dan cendekiawan Muslim dari seluruh dunia. KTT ini berlangsung di Kuala Lumpur dari Rabu-Sabtu, (18-21/12/2019).


Kuala Lumpur Summit 2019 bertujuan membahas dan menemukan solusi baru bagi persoalan-persoalan yang dihadapi dunia Islam dan memberikan kontribusi bagi kemajuan umat Islam dan negara-negara Islam.


KTT Kuala Lumpur 2019 mengusung tujuh tema utama, yaitu: pembangunan dan kedaulatan, integritas dan tata kelola yang baik, budaya dan identitas, keadilan dan kebebasan, keamanan, keselamatan dan pertahanan, perdagangan dan investasi, dan teknologi  dan tata kelola internet.


Para pemimpin negara-negara Muslim, para cendekiawan dan pemikir akan berdialog dan mencari solusi bersama untuk menangani berbagai persoalan yang membelenggu dunia Islam.


Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani tiba di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia pada Selasa petang untuk memenuhi undangan resmi Perdana Menteri Mahathir Mohamad guna menghadiri KTT Kuala Lumpur 2019.


Rouhani dalam pidatonya di KTT tersebut pada hari Kamis (19/12/2019) mengatakan, dunia Islam di tingkat nasional dan internasional menghadapi tantangan baru, oleh karena itu dunia Islam harus memikirkan langkah-langkah untuk lepas dari hegemoni dolar dan sistem finansial Amerika Serikat.


Dia menambahkan, kendala utama terbaru dunia Islam di tingkat nasional dan internasional adalah tantangan budaya dan identitas, keamanan, ketertinggalan, dan ekonomi.


Menurutnya, lemahnya identitas nasional dan Islam serta hegemoni budaya asing merupakan ancaman terpenting bagi dunia Islam.


"Perang di Suriah dan Yaman, kerusuhan dan instabilitas di Irak, Lebanon, Libya dan Afghanistan adalah hasil dari ekstremisme dalam negeri dan intervensi asing," ujarnya.


Presiden Iran lebih lanjut menilai kerjasama dan interaksi antar negara-negara Muslim sebagai sebuah prinsip utama.


"Sinergi kapasitas politik dan ekonomi akan mengubah dunia Islam menjadi blok besar kekuatan di tingkat internasional. Menumpuknya kapasitas sains dan teknologi di negara-negara Muslim bisa mengkompensasi ketertinggalan yang ada dan menghapus peluang hegemoni asing," tuturnya.


Rouhani menegaskan bahwa Palestina masih menjadi isu utama dunia Islam. Dia menuturkan, lalai atas isu Palestina dan membahas isu parsial serta memicu perpecahan adalah sebuah penyimpangan besar.


Presiden Iran juga mengusulkan pembentukan dana bersama pada KTT Kuala Lumpur untuk jaminan finansial kerjasama teknologi antar negara  Muslim.


Dia juga mengusulkan pembentukan pusat riset bersama di bidang teknologi kecerdasan buatan dan keamanan cyber serta pembentukan pasar bersama negara-negara Muslim dan Islam di bidang ekonomi digital. (RA)

 

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur Summit 2019 menekankan pentingnya melawan Islamophobia.

IRNA melaporkan, Mahathir Mohamad di sidang ini mengaku optimis bahwa pertemuan seperti ini akan memiliki hasil yang baik bagi umat Islam dan membuka jalan bagi upaya memperbaikai kesulitan umat muslim.

Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur Summit 2019
Ia menambahkan, "Kita harus menemukan solusi untuk menyelesaikan kekurangan dan mengakiri ketergantungan kepada Barat sehingga kita mampu membela diri di hadapan musuh Islam."

Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani termasuk pemimpin negara Islam yang hadir di pertemuan ini.

Mahathir mengatakan, ketika mayoritas rakyat Malaysia adalah Muslim, negara ini juga memiliki warga minoritas agama, budaya dan adat istitadat yang beragam.

Sidang para pemimpin negara-negara Islam (Kuala Lumpur Summit 2019) dimulai di Kuala Lumpur, Malaysia Kamis (19/12) pagi dengan dihadiri para pemimpin negara-negara Malaysia, Republik Islam Iran, Turki, Qatar dan ratusan tokoh serta cendikiawan negara Islam. (

 

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad di KTT Kuala Lumpur 2019 menekankan perlawanan terhadap gelombang Islamofobia di dunia.

Pada pertemuan yang dihadiri para pemimpin negara Muslim, PM Malaysia juga menyampaikan harapannya semoga pertemuan puncak itu akan membuahkan hasil yang baik bagi umat Islam dan membuka jalan bagi solusi untuk memperbaiki urusan dunia Islam.

"Kita harus menemukan cara untuk mengatasi kekurangan kita dan ketergantungan kita terhadap Barat sehingga melindungi diri kita dari musuh-musuh Islam," kata Mahathir.

KTT negara-negara Muslim (Kuala Lumpur 2019) dibuka Kamis pagi dengan kehadiran Presiden Iran Hassan Rouhani dan para kepala negara-negara Malaysia, Turki dan Qatar serta ratusan tokoh dan elit intelektual Islam yang berlangsung di Pusat Konferensi Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

Pernyataan perdana menteri Malaysia tentang masalah Islamofobia yang disampaikan di KTT Kuala Lumpur mengindikasikan urgensi perlawanan terhadap Islamofobia yang dilakukan negara-negara Islam.

Negara-negara Barat, terutama, Amerika Serikat mereka selama lebih dari satu dekade telah mempromosikan Islamofobia demi mengejar rencana mereka untuk menindas negara-negara Muslim, yang menimbulkan beberapa pandangan negatif tentang Muslim di tingkat global.

Sebagai contoh, agenda kontraterorisme yang diusung negara-negara Barat  acapkali secara praktis menargetkan Muslim dengan stigma buruk yang dilekatkan mengenai terorisme. Meskipun mereka selama ini menjadi negara yang merancang pembentukan kelompok-kelompok teroris, termasuk Daesh di kawasan Asia Barat, tapi ironisnya mengaitkan aksi-aksi teroris dengan umat Islam, dan menampilkan wajah Muslim dengan citra kekerasan.

Mengenai hal ini, Massoud Shajara, selaku kepala Komisi Hak Asasi Manusia Islam yang berbasis di Inggris mengatakan, "Islamofobia adalah bagian dari kenyataan yang mengkhawatirkan dalam masyarakat Inggris. Media dan politisi mereka mendorong munculnya Islamofobia. Mereka menjadikan Islamofobia sebagai dalih untuk menyusun undang-undang anti-terorisme yang mengaitkannya dengan Islam dan Muslim, sehingga bisa melegitimasi Islamofobia dan melembagakan budayanya sendiri,".

Pernyataan Perdana Menteri Malaysia tentang perlunya dunia Islam melawan Islamofobia menegaskan upaya kolektif untuk melawan kebijakan Barat yang memusuhi Islam.

Arsitek pembangunan Malaysia ini menegaskan pemanfaatan kapasitas ekonomi negara-negara Muslim yang besar untuk menumbuhkan sikap saling membantu dan berbagi kemampuan demi mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara Barat melalui pertumbuhan dan perkembangan dunia Islam.

Tampaknya, langkah awal melawan Islamofobia di Barat harus dimulai dengan membersihkan dunia Islam dari beberapa aktor yang telah menjadikan terorisme sebagai alat untuk menyulut perang proksi dan memicu ketegangan di negara-negara Muslim.(

 

Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan pihaknya berupaya menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kuala Lumpur Summit untuk meningkatkan kehidupan umat Islam di seluruh dunia.

"Besok kita akan berusaha untuk mengatasi keadaan urusan umat Islam. Kami telah berusaha untuk mengadakan KTT ini karena kami merasa bahwa kami harus melakukan sesuatu untuk meningkatkan kehidupan umat Islam di seluruh dunia," ujar Mahathir pada sambutan makan malam peserta KL Summit di Mandarin Oriental Hotel, Rabu.

Ketua KL Summit tersebut mengatakan pihaknya merasa perlu mengatasi Islamophobia dan perlu menemukan cara untuk mengatasi kekurangan umat Islam, ketergantungan umat Islam pada non-Muslim untuk melindungi umat dari musuh-musuh Islam.

"Sungguh suatu kesenangan bagi kami untuk diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah bagi anda semua untuk makan malam ini yang diadakan bersamaan dengan KTT Kuala Lumpur 2019 yang secara resmi akan dimulai besok," katanya.

Mahathir mengatakan meskipun peserta akan membahas semua topik serius dan diskusi selama tiga hari ke depan makan malam tetap sangat relevan.

"Untuk semua delegasi Malaysia kami, berada di sini malam ini memberi kami kesempatan untuk menjadi tuan rumah yang sempurna. Ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk lebih dekat dengan saudara-saudari Muslim kita sebagaimana diperintahkan dalam Al-Quran bahwa semua Muslim adalah saudara," katanya.

Mahathir mengatakan terdapat pepatah Melayu "tak kenal maka tak cinta" diterjemahkan secara harfiah berarti anda tidak akan mencintai jika anda tidak saling kenal.

"Untuk tamu asing kami, adalah sambutan yang sangat hangat dan undangan bagi anda semua untuk menjelajahi Malaysia dan untuk mengenal orang-orang kami," katanya.

Dia mengatakan walaupun mayoritas orang Malaysia adalah Muslim pihaknya memiliki minoritas substansial yang berasal dari berbagai agama, budaya, adat istiadat, dan cara hidup.

"Kami tidak akan pernah mengklaim sebagai Muslim yang sempurna atau model negara Muslim yang baik, tetapi kami dapat membuktikan bahwa kami telah dapat hidup dengan warga non-Muslim dalam damai dan harmonis selama beberapa dekade dan tradisi ini telah ada sejak kemerdekaan kami," katanya.

Dia mengatakan harus diakui ada konflik rasial dan agama kecil tetapi jarang terjadi dan sedikit, tidak signifikan jika dibandingkan dengan periode perdamaian, niat baik dan kemakmuran.

"Bagi kami, itulah yang diminta oleh Islam untuk dilakukan - hidup damai dengan warga non-Muslim kami dan bekerja sama untuk membangun negara yang makmur, damai, dan harmonis," katanya. 

Minggu, 22 Desember 2019 15:51

KTT Kuala Lumpur dihadiri 56 negara Muslim

 

Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur (KL Summit), yang akan berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) pada19 - 21 Desember 2019, dihadiri oleh 450 delegasi dari 56 negara Muslim di dunia.

Berdasarkan informasi dari pusat layanan media KL Summit, Kamis, sejumlah kepala negara menghadiri makan malam penyambutan pada Rabu malam (18/12), termasuk Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al-Thani, Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani.

Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Uzbekistan diwakili oleh Rustam Kasimov.

Raja Salman dari Arab Saudi tidak hadir pada jamuan tersebut sedangkan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memilih absen pada menit-menit terakhir.

KL Summit, yang mengambil tema "Peranan Pembangunan Dalam Akses Kedaulatan Negara", tersebut akan dibuka oleh Raja Malaysia atau Yang Dipertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di Plenary Hall KLCC, Kamis.

Sebagaimana dihimpun dari pusat layanan media,  KTT Kuala Lumpur itu adalah platform internasional bagi para pemimpin, intelektual, dan cendekiawan Muslim dari seluruh dunia untuk berdiskusi dan bertukar gagasan tentang isu-isu yang dihadapi dunia Muslim.

Pada November 2014, KTT pertama diadakan di Kuala Lumpur dengan menyatukan menyatukan tokoh-tokoh Muslim terkenal.

Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad, yang juga Ketua KL Summit, mengatakan KTT  mengumpulkan para pemimpin, intelektual, dan cendekiawan Muslim dengan membawa tujuan mulia untuk mengidentifikasi masalah yang menimpa dunia Muslim dan menemukan solusi bagi mereka.

"Kami telah mendengar kutipan yang sering diulang yang dikaitkan dengan sarjana dan ahli hukum Mesir abad ke-19, Muhammad ‘Abduh, yang pernah berkata:“ Saya pergi ke Barat dan melihat Islam, tetapi tidak ada Muslim; Saya kembali ke Timur dan melihat Muslim, tetapi tidak ada Islam," katanya.

"Ini hanyalah pengingat nyata akan kegagalan kita, ketidakmampuan kita untuk hidup berdasarkan prinsip dasar Islam, membuat Islam ad-deen, cara hidup kita," katanya.

 

Perdana Menteri baru Lebanon yang ditunjuk untuk membentuk kabinet negara itu, Sabtu (21/12/2019) dalam sebuah jumpa pers mengatakan, Hizbullah mendukung pembentukan pemerintahan teknokrat yang independen di Lebanon.

Fars News (22/12) melaporkan, Hassan Diab menuturkan, Lebanon berada dalam kondisi krisis, dan membutuhkan bantuan seluruh kelompok dan partai politik untuk memulihkan kondisi ini.

Sebagaimana ditulis situs televisi Sky News, Hassan Diab menerangkan, saya didorong oleh pihak Saad Hariri, dan saya ingin menjalin kerja sama konstruktif dengannya demi Lebanon.

Diab menegaskan, saya independen, dan saya tidak menginginkan apapun untuk diri saya pribadi. Kita membutuhkan sebuah pemerintahan yang independen dan terdiri dari para ahli.

PM Lebanon yang baru menambahkan, tidak ada satu kelompokpun yang memaksa saya, sebaliknya semua kelompok mendukung saya termasuk Hizbullah.