Isu-Isu Penting Pidato Rahbar di Tahun Baru 1400 Hs

Rate this item
(0 votes)
Isu-Isu Penting Pidato Rahbar di Tahun Baru 1400 Hs

 

Di awal Tahun Baru Persia, Nowruz, 1400 Hs, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di televisi tentang isu-isu penting Iran dan dunia.

Di awal pembukaan pidatonya, Rahbar mengucapkan selamat atas kedatangan tahun baru 1400 Hs dan abad baru, dengan mengatakan, "Jika kita membuat perbandingan kecil dan bermakna ketika negara memasuki abad baru dengan periode sebelumnya, yaitu tahun 1300 Hs, sebagai awal dari era Reza Khan. Ini era kediktatoran Reza Khan, yang tidak lain dari kudeta Inggris melalui tangan Reza Khan. Oleh karena itu, sebenarnya penguasa sejati saat itu adalah Inggris. Ini peristiwa satu abad silam, tahun 1300 Hs,".

Mengenai tahun 1400 Hs, Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Tahun ini, kita memasuki tahun 1400, tahun pemilu, yaitu pemerintahan yang berdasarkan independensi dan suara rakyat, kemandirian, serta kepercayaan diri bangsa. Awal tahun ini pembuka abad baru akan menorehkan perbedaan signifikan dengan satu abad silam, 1300 Hs. Kita berharap, dengan izin-Nya, Allah swt akan memudahkan semua jalan ke depan menuju kemajuan yang kita harapkan bersama,".

Ayatullah Khamenei dalam pesan Nowruz-nya mencanangkan tahun 1400 Hs sebagai "Tahun Produksi: Dukungan dan Penghilang Hambatan", dan menekankan urgensi masalah ekonomi, terutama sektor produksi dalam negeri, serta meminta pihak berwenang untuk bekerja menghilangkan hambatan produksi.

Beliau menilai adanya gangguan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat dimanfaatkan oleh pihak lawan yang berusaha merusak hubungan antara rakyat dengan negara, sehingga masyarakat putus asa menghadapi kondisi yang terjadi. Pihak asing dengan menggunakan berbagai sarananya, terutama di dunia maya begitu masif melancarkan propaganda untuk memperkeruh kondisi perekonomian dalam negeri Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa perekonomian Iran memiliki kapasitas dan kapabilitas yang besar untuk menjadi salah satu perekonomian paling makmur di kawasan dan dunia, jika dibarengi dengan manajemen yang kuat dan pemberantasan korupsi yang berjalan baik.

Sehubungan dengan itu, Rahbar menyinggung laporan Bank Dunia yang mengakui bahwa ekonomi Iran saat ini berada di peringkat ke-18 di antara lebih dari dua ratus negara dunia, dan jika kapasitasnya dioptimalkan akan mencapai peringkat kedua belas.

"Kapasitas menurut Bank Dunia ada dua jenis: kapasitas teritorial, dan kapasitas sumber daya manusia. Kapasitas teritorial, [misalnya] ukuran negara, akses negara ke perairan terbuka -kita adalah tetangga Laut Oman dan Samudra Hindia dan kita memiliki akses ke perairan terbuka - jumlah negara tetangga yang terdiri dari sekitar empat belas atau lima belas negara tetangga dengan populasi lebih dari enam ratus juta jiwa. Ini semua peluang dan kapasitas yang sangat penting. Selain itu, jalur transit dan transportasi timur dan barat, maupun utara dan selatan, yang menunjukkan posisi negara kita. Kita memiliki kapasitas ini," ujar Ayatullah Khamenei dalam pidatonya.

Pemimpin Tertinggi Revolusi menambahkan, "Kapasitas sumber daya manusia adalah populasi angkatan kerja. Lihatlah, berkat penambahan jumlah populasi yang terjadi pada tahun 1360-an, ketika beberapa pihak berteriak mengapa kita memperbanyak jumlah populasi, sekarang mereka adalah anak-anak muda yang telah memasuki pasar tenaga kerja. Artinya negara ini masih muda, ada banyak tenaga kerja yang bisa masuk ke pasar tenaga kerja,".

Selain kapasitas yang disebutkan oleh Bank Dunia dalam laporannya, Iran memiliki kapasitas pasar domestik yang relatif besar. Populasi sekitar delapan puluh juta jiwa berada di tangan produsen Iran. Selain itu, Iran memiliki modal sumber daya alam sebagai kapasitas besar, di antaranya yang sekarang digunakan minyak mentah dan gas. Iran juga memiliki keragaman potensi lain dari lahan pertanian dan daerah perkebunan, serta hutan yang berada di sebagian daerahnya, hingga gurun yang terhampar luas.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Kita memiliki sumber daya tambang bawah tanah seperti minyak dan gas, seng, tembaga, bijih besi dan sejenisnya yang menempati peringkat pertama dan kedua hingga peringkat kesembilan. Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah. Nah, kapasitas itu sangat penting. Selain itu, infrastruktur penting telah dibangun selama tiga puluh tahun yang tidak ada atau terbatas di dalam negeri sebelumnya seperti: bendungan, pembangkit listrik, rel kereta api, jalur transportasi jalan raya, dan sejenisnya. Banyak infrastruktur yang telah dibangun. Nah, negara dengan karakteristik ini, dengan segala kapasitasnya, jika memiliki perencanaan ekonomi yang tepat dan manajemen yang kuat di atasnya maka akan menjadi negara yang maju secara ekonomi dan tidak ada sanksi yang akan mempengaruhinya lagi,".

Di bagian lain pidatonya, Rahbar menyinggung masalah sanksi dan menganggapnya sebagai salah satu kejahatan besar yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain, karena menghalangi masuknya kebutuhan pokok seperti obat-obatan dan makanan. Namun di sisi lain, sanksi dan kejahatan yang dilakukan terhadap Iran mengandung keuntungan, jika bangsa Iran mampu mengubah ancaman ini menjadi peluang.

Ayatullah Khamenei menyarankan dua cara untuk menangani sanksi. Salah satu caranya adalah dengan meminta pihak yang menjatuhkan sanksi untuk mencabut sanksinya, yang secara alami akan menempatkan tuntutan pihak arogan di atas meja dan mengatakan 'Anda harus melakukannya'. Ini jalan kehinaan dan keterbelakangan. Cara lain dengan mengaktifkan kekuatan internal kita dan memproduksi barang-barang yang dikenai sanksi di dalam negeri. Menghadapi resistensi ini, pihak lawan secara bertahap akan mencabut sanksi dicabut karena tidak efektif lagi,". 

Rahbar menegaskan, “Saya melihat bangsa kita tercinta memilih jalan kedua dan telah mencapai sukses besar, yang terakhir adalah kesuksesan dalam penanganan Corona. Ketika virus Covid-19 pertama kali datang, kita tidak punya persediaan masker yang memadai. Negara tidak memiliki fasilitas yang cukup bagi banyak orang untuk mendapatkan masker atau disinfektan. Tapi kita bangkit dari dalam mandiri dalam hal penyediaan masker ... Sekarang kita telah mencapai tahap lanjutan dengan produksi vaksin Covid-19. Alhamdulillah vaksin sudah dibuat, diuji, menuju persiapan produksi massal. Ini sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi negara. Beberapa pengamat asing yang objektif memuji negara kita. Bangsa Iran mencoba jalan ini dan, Insya Allah, kita semua akan mengikuti jalan ini,". 

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung aktivitas ribuan anak muda di perusahaan-perusahaan berbasis pengetahuan dan perusahaan manufaktur aktif yang memproduksi barang-barang yang dikenai sanksi dengan kualitas yang lebih baik dan lebih murah.

Ayatullah Khamenei menambahkan, "Di bidang ilmu pengetahuan baru, seperti teknologi nano, kita berada di jajaran negara teratas di dunia. saat ini di bidang teknologi nano dan produk berbasis nano. Di bidang artikel ilmiah, dan referensi, pusat akademis global menyatakan terjadi lompatan selama dua puluh tahun di Iran. Ketika itu nano adalah ilmu baru. Pada tahun 2001 Iran memiliki sepuluh artikel tentang nano, tapi pada tahun 2020 melompat menjadi dua belas ribu artikel. Artinya, dalam dua puluh tahun terakhir, kita telah berkembang dari sepuluh artikel ilmiah tentang nano menjadi dua belas ribu artikel ilmiah. Hal-hal seperti itu dilakukan di dalam negeri. Alhamdulillah, ini capaian penting,"

Selain teknologi nano, Rahbar menunjukkan capaian penting di bidang pertahanan dengan mengungkapkan, "Di bidang pertahanan, alhamdulillah, kemajuan negara semakin menonjol dan cemerlang. Kemajuan ini mencengangkan banyak orang karena produk-produk pertahanan negara ini meningkatkan koefisien keamanan luar negeri Iran. Ini sangat penting bagi negara, sebagai "Benteng Nasional"; yang akan membentengi negara dalam menjaga keamanan nasionalnya,". 

Ayatullah Khamenei dalam pidato awal Nowruz menyinggung pemilu presiden mendatang yang sangat penting bagi kemajuan bangsa dan negara. Rahbar mengatakan, dalam pemilu presiden mendatang, akan ada peremajaan dan modernisasi di dalam negara itu. Sumber daya manusia baru akan datang dengan motivasi tinggi untuk bekerja dan mengabdi. Dari segi citra eksternal, pemilihan umum dan partisipasi masyarakat di dalamnya menunjukkan kekuatan nasional Iran.

Rahbar menekankan pentingnya posisi pemilu presiden, dan mengimbau masyarakat agar berhati-hati dengan siapa yang mereka pilih, karena jabatan presiden adalah posisi yang paling vital dalam pengelolaan negara dan paling bertanggung jawab di tingkat nasional. Sebab hampir semua pusat kendali pengelolaan negara dan sebagian besar fasilitas pemerintahan berada di tangan presiden.

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Presiden Republik Islam haruslah orang yang kompeten, setia, adil dan anti korupsi, juga  revolusioner dan meyakini kemampuan internal, serta percaya pada pemuda sebagai penggerak gerakan publik negara dan optimis terhadap masa depan yang cerah,"  

Di akhir pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyoroti isu JCPOA dan masalah regional, juga konspirasi masif AS untuk melemahkan Iran yang gagal. Beliau menekankan, "Tekanan maksimum telah gagal. Jika pemerintahan baru AS tetap melanjutkan kebijakan tersebut, maka mereka juga akan gagal, dan Iran akan menjadi lebih kuat dari hari ke hari,".

Ayatullah Khamenei mengumumkan kebijakan Iran mengenai JCPOA sama dengan kebijakan sebelumnya. Rahbar menegaskan bahwa Amerika Serikat harus mencabut semua sanksi, kemudian Iran akan mengujinya, dan jika sanksi itu benar-benar dicabut, maka Iran akan kembali menjalankan komitmennya secara penuh. 

Di bagian lain statemennya, Rahbar menyinggung pernyataan beberapa pejabat Amerika bahwa JCPOA perlu diubah karena perubahan keadaan.  Beliau berkata, "Ya, situasinya telah berubah sejak tahun 1394 Hs (2015), tetapi perubahan ini menguntungkan kepentingan Iran, dan bukan Amerika Serikat. Iran saat ini menjadi lebih kuat dan lebih mandiri sejak 1394 Hs. Tapi sebaliknya, Amerika Serikat menjadi lebih lemah dan lebih bermasalah sejak 1394 Hs, karena pemerintah berkuasa saat itu mempermalukan Amerika Serikat dengan perkataan dan perilakunya hingga akhir jabatannya, AS juga menghadapi masalah ekonomi serius.Tentu saja, nasib presiden AS saat ini masih belum jelas seperti apa nantinya,".

Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyebut kebijakan AS di Iran dan kawasan, serta dukungannya terhadap rezim Zionis, kehadiran ilegalnya di Suriah dan timur Efrat, dukungannya terhadap pemerintah Saudi dalam menumpas orang-orang yang tertindas di Yaman, dan kebijakan mereka di Palestina, sebagai kesalahan fatal. Beliau menekankan bahwa masalah Palestina tidak akan pernah bisa dilupakan di dunia Islam. 

Read 457 times