
کمالوندی
Hari Quds Sedunia; Nasib Palestina Sepanjang Sejarah (1)
Imam Khomeini ra, Pendiri Revolusi Islam dengan pengetahuannya akan substansi Zionis Israel dan tujuan Amerika Serikat di kawasan, menetapkan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia agar umat Islam di seluruh dunia menyatakan solidaritasnya dengan rakyat Palestina.
"Hari Quds Sedunia bukan hanya hari Palestina. Hari dimana kekuatan adidaya harus memahami, mereka tidak lagi dapat maju di negara-negara Islam.
Hari Quds Sedunia adalah hari dimana kita harus memperingatkan semua kekuatan di dunia bahwa Islam sudah tidak lagi berada di bawah dominasi kalian, lewat perilaku buruk kalian. Hari Quds Sedunia adalah hari kehidupan Islam."
Nasib Quds hari ini berada di tempat penyeberangan sensitif sejarah dan menghadapi ujian berat yang akan menentukan nasib bangsa Palestina.
Sekarang, lebih dari 60tahun negara Palestina dan sebagian lain dari tanah negara-negara Islam diduduki oleh rezim Zionis Israel.
Tanggal 15 Mei diperingati sebagai tragedi pendudukan Palestina oleh rezim Zionis Israel (Hari Nakbah) pada 1948.
Kata Nakbah yang berarti musibah mengingatkan dua memori jelek dalam benak rakyat Palestina; rezim penjarah Zionis Israel lahir pada 1948 dan pengusiran 800 ribu warga Palestina dari tanah airnya.
Nakbah bukan hanya simbol tragedi yang dipaksakan pada tahun itu di Palestina, tapi menunjukkan pemaksaan kesulitan dan masalah selama beberapa dekade terhadap bangsa ini. Sejatinya, Hari Nakbah adalah riwayat tragegi kemanusiaan dan perusakan sebagian besar dari fondasi politik, ekonomi dan budaya rakyat Palestina agar jalan terbuka bagi pengumuman keberadaan sebuah pemerintah ilegal.
Selama bertahun-tahun rakyat Palestina menjadi pengungsi atau di daerah-daerah pendudukan menderita diksriminasi dan ancaman serius dan atau di Jalur Gaza di bawah blokade darat, laut dan udara.
rezim ilegal Zionis Israel sejak terbentuk pada tahun 1948 memiliki dua tujuan:
Pertama, mencari legitimasi di tengah penjajajan, dimana tujuan ini tidak berhasil diwujudkan. Karena Muqawama Palestina mempertanyakan legitimasi rezim Zionis Israel.
Kedua, menguasai Baitul Maqdis sebagai kiblat pertama umat Islam dan memusnahkan identitas Islam al-Quds dan tanah air Palestina.
Baitul Maqdis diduduki Zionis Israel sejak tahun 1967.
Sekarang Quds bukan hanya simbol dan tempat suci, tapi posisi yang menjadi poros persatuan umat Islam.
Dalam banyak riwayat, Masjid al-Aqsa merupakan masjid suci ketiga dalam Islam setelah Masjidul Haram dan Masjid Nabawi. Saat ini, kiblat pertama umat Islam sedang diduduki dan ditelah oleh rezim Zionis Israel.
Menguasai al-Quds dan mengubah identitas Islam tempat suci ini serta yahudisasi tanah Palestina bagi rezim Zionis Israel selalu menjadi tujuan strategis, sekalipun mereka berkali-kali gagal untuk mencapai targetnya.
Rezim Zionis Israel hingga sekarang telah mengalami kekalahan dalam empat perang penting dengan Hizbullah Lebanon dan faksi-faksi Muqawama Palestina. Dalam perang 33 hari, 22 hari dan 8 hari, pasukan Muqawama yang tidak memiliki persenjataan yang dapat menandingi Zionis Israel, tetapi dapat memenangkan perang. Kemenangan ini disempurnakan dalam perang 51 hari di Jalur Gaza.
Berkali-kali kalah bagi rezim penjajah al-Quds menghadapi kelompok-kelompok Muqawama di Lebanon dan Gaza menunjukkan Zionis Israel dan pendukung utamanya, yakni pemerintah Amerika Serikat sangat rapuh.
Dengan semakin memburuknya kondisi Zionis Israel di kawasan, Amerika serikat dengan langkah-langkah provokatif berusaha untuk menyelamatkan rezim ini dari kemusnahan dan mempercepat rencana perubahan identitas daerah-daerah Palestina.
Sekaitan dengan tujuan ini, Amerika serikat secara resmi mengumumkan al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis Israel yang berujung pada kemarahan dan kebencian dunia Islam.
Kongres Amerika Serikat pada 23 Oktober 1995 meratifikasi rancangan undang-undang pemindahan kedutaan besar AS ke Baitul Maqdis. Keputusan ini dilakukan ketika menurut resolusi-resolusi PBB, Baitul Maqdis merupakan bagian dari daerah-daerah yang diduduki. Dewan Keamanan PBB pada Desember 2016 meratifikasi resolusi dan menekankan bahwa "Setiap perubahan di perbatasan sebelum 4 Juni 1967 yang berhubungan dengan Baitul Maqdis tidak akan diterima resmi, kecuali pihak-pihak yang ada mencapai kesepakatan dalam perundingan mengenai hal ini."
Langkah yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat ini bertentangan dengan aturan, hukum dan perjanjian internasional dan fakta ini menunjukkan AS tidak menghormati resolusi-resolusi internasional dan perjanjian internasional.
Trump dan begitu juga para pejabat AS punya pemikiran yang sama dengan rezim Zionis. Trump dalam tindakan melanggar hukum mengumumkan al-Quds sebagai ibu kota rezim Zionis Israel. Artinya ia menyerahkan bagian penting dan tidak terpisahkan dunia Islam dengan sejarah kuno dan nilai-nilai agama kepada rezim penjajah dan mengakui penjajahan secara resmi. Padahal al-Quds merupakan ibukota Palestina dan tetap menjadi simbol identitas Palestina dan seluruh bangsa Palestina. Para penjarah tanah air Palestina dengan menelannya bermaksud untuk memusnahkan identitas sebuah bangsa untuk selamanya.
Tentu saja masalah normalisasi dengan rezim Zionis Israel dan tidak menunjukkan sikap tegas dalam masalah regional serta percaya akan janji-janji bohong pihak-pihak yang menyebabkan semakin congkak para pejabat Amerika Serikat, Zionis Israel dan Arab Saudi terkait masalah Palestina.
Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Lebanon dalam mereaksi pengumuman al-Quds yang diduduki sebagai ibukota rezim Zionis Israel oleh Amerika Serikat dalam sebuah pidato mengritik kelemahan sebagian negara-negara Arab.
Sayid Hasan Nasrullah mengakatakan, "Bagi Amerika Serikat tidak ada sekutu yang lebih bernilai ketimbang Zionis Israel. Apa nilai sekutu Arab dan Muslim Amerika bagi Trump? Faktanya adalah tidak ada. Amerika Serikat tidak menganggap bernilai selain Zionis Israel dan kepentingan rezim ini."
Sayid Hasan Nasrullah dengan benar mengatakan, "Setelah 100 tahun dikeluarkannya pernyataan Balfour, kini keluar edisi keduanya."
Sejatinya, apa yang diinginkan rezim Zionis selama puluhan tahun ternyata dilakukan Trump hanya sesaat dan ini adalah bahaya serius. Trump sejatinya telah menghancurkan perundingan. Karena setelah keluarnya jantung Palestina dan identitas aslinya, yakni al-Quds, tidak ada yang tersisa dari Palestina.
Dengan demikian, masalah al-Quds bukan hanya berbicara tentang pendudukan daerah dan masalah Palestina sebagai sebuah negara Islam.
Tidak diragukan lagi, pembebasan bangsa tertindas Palestina dari kezaliman besar ini merupakan kewajiban kemanusiaan, agama dan moral serta semua manusia sebagai warga komunitas global berkewajiban untuk mengambil langkah dengan orientasi ini.
Hak menentukan nasib merupakan bagian dari hak-hak yang diterima di kancah intenrasional, dimana Piagam HAM juga mengakuinya. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran tahun 2000 menyampaikan usulan referendum untuk menentukan nasib Palestina.
Sekaitan dengan hal ini, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya di depan para dosen dan peneliti perguruan tinggi mengritik kebungkaman negara-negara Eropa atas kejaharan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza dan Quds.
Rahbar mengingatkan, "Kami selalu mengatakan untuk menentukan bentuk pemerintah di negara historis Palestina harus berlandaskan metode yang diterima oleh seluruh dunia dan merujuk pada opini publik. Harus dilakukan referendum dari semua warga Palestina asli baik Muslim, Yahudi dan Kristen yang setidaknya berada 80 tahun di tanah air ini, baik mereka yang berada di daerah-daerah pendudukan atau yang berada di luar negeri."
Ayatullah Khamenei menambahkan, "Ini usulan Republik Islam Iran yang dicatat secara resmi di PBB. Apakah tidak dapat diterapkan dengan parameter yang diterima dunia? Lalu mengapa negara-negara Eropa tidak bersedia untuk memahaminya?"
Hamas: Jika tak ada Iran, Perlawanan Palestina pasti Lemah
Kepala Biro Politik gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas di Jalur Gaza mengatakan, jika musuh mengulang serangannya, maka kelompok perlawanan Palestina akan menghujani Tel Aviv dan kota-kota Zionis lain dengan rudal yang lebih banyak.
Kepala Biro Politik Hamas di Gaza, Yahya Al Sinwar, Kamis (30/5/2019) sebagaimana dikutip Times of Israel menuturkan, kalau bukan karena Iran, kelompok perlawanan di Palestina tidak akan memiliki kemampuan seperti sekarang ini.
Ia menambahkan, tanpan dukungan Iran, kelompok perlawanan Palestina tidak mungkin bisa melancarkan serangan balasan ke Beersheba seperti yang kita saksikan baru-baru ini.
Sementara itu, situs berita Israel di Amerika Serikat, Algemeiner menulis, Yahya Sinwar mengatakan, Hamas akan terus meningkatkan kemampuannya, dan jika Iran tidak memberikan dukungan kepada kami dalam beberapa tahun terakhir ini, maka kami tidak mungkin bisa mencapai kemampuan seperti sekarang ini.
Menurutnya, perjuangan kelompok perlawanan Palestina tidak akan pernah berhenti sebelum penjajahan rezim Zionis Israel atas tanah Palestina berakhir, dan Al Quds ditetapkan sebagai ibukota Palestina.
Dalam konferensi internasional dukungan atas intifada rakyat Palesitna di Gaza, Sinwar menjelaskan, kubu perlawanan Palestina sudah mengembangkan kemampuan dan peralatan tempurnya untuk berperang menghadapi rezim Zionis sampai rezim ini musnah sepenuhnya.
Konferensi dukungan atas intifada rakyat Palestina di Gaza digelar bersamaan dengan peringatan Hari Quds Sedunia dengan tema "Katakan tidak pada Kesepakatan Abad".
Konferensi ini dihadiri oleh Ismail Haniyeh dan Sekjen Jihad Islam Palestina, Ziad Al Nakhala dan diliput media dalam dan luar negeri.
Velayati: Muqawama, Opsi Tunggal Selesaikan Krisis Palestina
Penasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran untuk Urusan Internasional Ali Akbar Velayati mengatakan, Muqawama (perlawanan) adalah opsi terbaik dan tunggal untuk menyelesaikan krisis Palestina.
Hal itu ditegaskan Velayati dalam sebuah pesan menandai peringatan Hari Quds Internasional yang jatuh pada setiap Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.
"Pasca berlalunya 40 tahun dari inisiatif strategis, pemikiran dan pandangan jauh ke depan Imam Khomeini ra untuk menamai Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Seudia, dan dimulainya langkah kedua Revolusi Islam, konvergensi umat Islam dan front Muqawama semakin kuat dan saling menyuarakan untuk menghancurkan rezim Zionis," kata Velayati dalam pesannya, Kamis (30/5/2019).
Dia menambahkan, Pendiri Republik Islam Iran menegaskan bahwa Palestina akan tetap menjadi masalah pertama dan terpenting bagi dunia Islam.
Imam Khomeini ra, lanjut Velayati, telah memperkenalkan kepada rakyat Palestina tentang cara Islam dan revolusioner baru yang lebih kuat untuk menghadapi Zionis, dan menggeser keseimbangan kekuatan yang berpihak pada Israel pada paruh kedua abad ke-20, di mana dengan mengambil pendekatan baru Muqawama, mampu mengubah kondisi yang menguntungkan dunia Islam dalam waktu singkat.
"Strategi persatuan umat Islam untuk menentukan prioritas pertama dunia Islam dengan mengambil pendekatan Muqawama dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan melemahnya rezim Zionis. Ketika proses tersebut bergerak maju, margin keamanan rezim ini menjadi lebih lemah, dan sebaliknya, menyebabkan menguatnya Front Muqawama," pungkasnya.
Di Republik Islam Iran, Pawai Hari Quds Sedunia tahun ini akan digelar serentak di 950 kota di negara ini. 4000 wartawan Iran dan 250 wartawan asing akan meliput acara yang akan dimulai pukul 10.00 waktu setempat itu.
Slogan pawai tahun ini adalah "Kegagalan Kesepakatan Abad dan konsolidasi cita-cita Palestina.
Pejabat-pejabat Senior Iran Ikuti Pawai Hari Quds
Jutaan warga Republik Islam Iran di lebih dari 950 kota di negara ini, terutama di Tehran menggelar Pawai Hari Quds Internasional untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina meraih kemerdekaan mereka dari pendudukan rezim Zionis Israel.
Tak ketinggalan, para pejabat senior Republik Islam Iran, termasuk Presiden Hassan Rouhani, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, Ketua Parlemen Ali Larijani, juru bicara Kehakiman Gholam Hossein Mohseni-Ejei dan pejabat lainnya juga mengikuti pawai tersebut.
Pawai hari Quds Sedunia di Iran hari ini, Jumat (31/5/2019) mengusung slogan "Kegagalan Kesepakatan Abad dan Konsolidasi Cita-cita Palestina."
Para peserta pawai menegaskan kelanjutan dukungan mereka kepada rakyat Palestina dan pembebasan al-Quds al-Sharif.
Mereka meneriakkan "mampus Amerika," "mampus Israel" dan "mampus arogansi global dan zionisme internasional."
Pada Pawai Hari Quds Sedunia, rakyat Iran mengungkapkan kembali penentangan mereka terhadap kejahatan rezim Zionis dan menegaskan bahwa al-Quds masih tetap menjadi isu utama dunia Islam.
Pawai Hari Quds Internasional diprakarsai oleh Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra. Pawai ini diadakan setiap tahun pada Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.
Pawai Hari Quds Sedunia di Iran dimulai pukul 10.00 waktu setempat dan diliput oleh 4000 wartawan lokal dan 250 wartawan asing.
Di akhir pawai akan dibacakan deklarasi kecaman terhadap kejahatan rezim Zionis dan prakarsa "Kesepakatan Abad" serta kecaman terhadap Konferensi Ekonomi Bahrain yang digelar dalam rangka normalisasi hubungan sejumlah negara Arab dengan rezim Zionis Israel
Anti-Arogansi Rakyat Iran dalam Mendukung Al Quds
Lautan rakyat Iran yang anti-arogansi dunia, hari ini Jumat (31/5/2019) mengikuti pawai peringatan Hari Quds Sedunia untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada rakyat Palestina dan kebencian atas kejahatan rezim Zionis Israel.
Jutaan rakyat Iran di hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan mengikuti peringatan Hari Quds Sedunia di lebih dari 950 kota di negara ini. Hari Quds Sedunia tahun ini diberi tema "Hari Quds Sedunia, Gagalnya Kesepakatan Abad, Kokohnya Cita-cita Palestina".
Dalam pawai ini rakyat Iran mengumumkan kebenciannya terhadap Zionis, imperialis dunia dan konspirasi Amerika Serikat, Kesepakatan Abad.
Para peserta pawai sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, meneriakkan "Mampus Amerika", "Mampus Israel", "Mampus Al Saud" dan "Mampu para pengkhianat", juga teriakan-teriakan tentang pembebasan Palestina, Al Quds, dan Amerika teroris terbesar dunia.
Pejabat negara, militer, partai politik, kelompok masyarakat, minoritas agama dan mazhab Iran bersama-sama meneriakkan dukungan terhadap bangsa tertindas Palestina dan mengutuk kejahatan Israel.
Pawai Hari Quds Sedunia di Iran yang diliput sejumlah media dalam dan luar negeri ini akan ditutup dengan pengumuman pernyataan bersama yang mengecam kejahatan Israel, proyek Amerika, Kesepakatan Abad dan konferensi ekonomi Bahrain.
Mayjen Safavi: Kesepakatan Abad, Proyek AS untuk Selamatkan Israel
Asisten dan penasihat tinggi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, proyek Amerika Serikat, "Kesepakatan Abad" adalah konspirasi berbahaya dan menipu yang dilancarkan Gedung Putih untuk menyelamatkan rezim Zionis Israel, dengan biaya dari sebagian negara Arab kawasan.
Mayjen Yahya Rahim Safavi, Jumat (31/5/2019) di hadapan wartawan dan peserta pawai peringatan Hari Quds Sedunia di Khozestan, barat daya Iran menuturkan, dukungan rakyat Iran terhadap pembebasan Al Quds bukan sebuah dukungan temporal untuk menghadapi kebijakan Amerika dan Israel, serta antek-anteknya di kawasan, tapi bersumber dari cita-cita pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini.
Ia menegaskan, rakyat Iran dan para pendukung Revolusi Islam di seluruh penjuru dunia, akan melanjutkan dukungan atas kemerdekaan Palestina sebagai sebuah strategi asasi guna menghapus rezim Zionis.
Menurut Mayjen Safavi, Hari Quds tahun ini khusus karena pemindahan kedutaan besar Amerika ke Baitul Maqdis, pengakuan Al Quds sebagai ibukota Israel, realisasi Kesepakatan Abad dan upaya Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk mengakui secara resmi eksistensi negara Israel.
Penolakan Ceko terhadap Pemindahan Kedubes ke Quds
Presiden AS Donald Trump memberikan dukungan penuh kepada rezim Zionis Israel sejak ia memimpin negaranya. Salah satu tindakan terpenting Trump adalah mengakui Quds sebagai ibukota Israel dan mengeluarkan perintah relokasi Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Quds pada Desember 2017.
Kedutaan Besar AS dipindahkan ke Quds pada 14 Mei 2018 atau bertepatan dengan 70 tahun peringatan pembentukan rezim Zionis. Quds diduduki oleh Israel sejak 1967.
Pemerintahan Trump membujuk sekutunya untuk mengikuti langkah Washington, namun seruan ini disikapi dingin oleh banyak negara dan hanya Guatemala yang telah mengambil langkah serupa.
Parlemen Republik Ceko baru-baru ini memutuskan menolak RUU pemindahaan kedutaan negara itu ke Quds. Dari 178 anggota parlemen, 112 orang menolak rencana itu dan hanya 66 orang yang menyatakan setuju.
Dengan demikian, RUU yang diajukan oleh Partai Demokrat Sipil untuk pemindahan kedutaan Republik Ceko ke Quds, ditolak parlemen.
Partai Demokrat Sipil mengusulkan agar negara-negara anggota Visegrad Group yang meliputi Republik Ceko, Slovakia, Hongaria dan Polandia, untuk merelokasi kedutaan mereka ke kota Quds.
Keputusan parlemen Ceko merupakan pukulan besar bagi rezim Zionis, yang berharap proses pemindahan kedutaan negara itu ke Quds akan dilakukan secepatnya, dan berulang kali menyatakan kepuasannya atas rencana itu.
Perdana Menteri Ceko Andrej Babis.
Pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengulangi penolakannya terhadap pemindahan kedutaan negaranya di Israel, dengan alasan bahwa langkah itu bertentangan dengan sikap Uni Eropa dan PBB.
"Republik Ceko tidak akan tergesa-gesa memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Quds. Kami berkomitmen dengan posisi Uni Eropa dan resolusi PBB. Saat ini tidak ada seorang pun di Eropa yang menuntut pemindahan kedutaannya, dan Ceko tidak akan menjadi pelopor dalam hal ini," tegasnya.
Tahun lalu, Presiden Ceko Milos Zeman menjanjikan pemindahan kedutaan ke Quds dalam pidatonya di hadapan Knesset (parlemen rezim Zionis).
Quds belum diterima secara global sebagai ibukota Israel. Pada 21 Desember 2017, Majelis Umum PBB meloloskan sebuah resolusi untuk menentang tindakan sepihak Trump yang mengakui Quds sebagai ibukota rezim Zionis.
Pemerintahan Trump telah melakukan banyak upaya untuk membujuk atau memaksa sekutunya memindahkan kedutaan mereka ke Quds. Beberapa negara Amerika Latin menanggapi positif permintaan Trump di mana Guatemala dan Paraguay mengikuti langkah AS itu, namun Paraguay kemudian membatalkan keputusan tersebut dan mengembalikan kedutaannya ke Tel Aviv.
Penasihat Direktur Institut Rusia untuk Studi Strategis, Elena Suponina mengatakan, "Presiden Donald Trump dengan mengakui Quds sebagai ibukota Israel, sedang bermain dengan api."
Trump berpikir bahwa Eropa tidak akan menentang keputusannya itu atau paling tidak hanya menunjukkan penentangan yang lunak. Namun, penentangan keras Uni Eropa telah menambah daftar perselisihan kedua pihak mengenai berbagai isu global.
Keputusan parlemen Ceko merupakan pukulan terbaru terhadap Trump yang sedang memperkuat posisi rezim Zionis.
Khatib Jumat Tehran: Kesepakatan Abad Bukan Solusi Masalah Palestina
Khatib Jumat Tehran mengatakan, "Kesepakan Abad" atau program lainnya yang tidak memenuhi tuntutan-tuntutan sah rakyat Palestina terutama kembalinya para pengungsi dan pemilu bebas untuk menentukan masa depan mereka, tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah internasional ini.
Khatib Jumat Tehran, Hujatulislam Kazem Sedighi (31/5/2019) dalam khutbah Jumatnya menyebut Hari Quds Sedunia sebagai hari Islam dan menuturkan, Imam Khomeini menjadikan hari Quds sebagai faktor yang mencegah terlupakannya masalah Palestina dan terus menyegarkan ingatan tentang kejahatan rezim Zionis Israel serta pendukungnya.
Hujatulislam Kazem Sedighi menambahkan, poros perlawanan telah membuat Israel dan segitiga kejahatan yaitu Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sebagai pendukungnya, ketakutan.
Menurut Khatib Jumat Tehran, Hari Quds Sedunia dalam empat tahun terakhir telah berubah menjadi momentum untuk mengumumkan sikap berlepas tangan dari rezim Zionis dan sikap umat Islam yang anti-penjajahan.
"Hari ini tingkat kesadaran publik tentang masalah Palestina sudah meningkat pesat, sehingga menjadi peluang untuk mewujudkan tuntutan-tuntutan rakyat Palestina," pungkasnya.
Surat as-Saaffat ayat 174-182
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ (174) وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ (175) أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ (176) فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ (177)
Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika. (37: 174)
Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu). (37: 175)
Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan? (37: 176)
Maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang dipseringatkan itu. (37: 177)
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai kemenangan kebenaran atas kebatilan, dan sikap Rasulullah saw terhadap orang-orang kafir dan penentang beliau.
Ayat ini melanjutkan penjelasan sebelumnya mengenai firman Allah swt kepada Rasullah Saw supaya berpaling dari orang-orang kafir dan membiarkan mereka dalam kondisinya supaya menjadi peringatan bagi mereka; apakah mereka akan sadar atau sebaliknya.
Di ayat berikutnya dipaparkan mengenai hasil dari apa yang telah mereka kerjakan.Orang-orang yang beriman menyaksikan bagaimana siksaan ditimpakan kepada orang-orang kafir dan munkar di hari akhirat kelak. Bahkan sebagian dari siksaan tersebut bisa disaksikan di dunia ini sebagai pelajaran untuk yang lain.
Ketika di dunia, orang-orang kafir menantang datangnya azab Ilahi dengan mangatakan,"Kapankah azab ilahi yang engkau janjikan tersebut akan datang?". Mereka seolah-orang ingin segera melihat azab tersebut menimpanya saat itu juga. Tapi ketika azab datang menimpa mereka, tidak ada lagi tempat untuk menghindar dan bertaubat.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menyampaikan protes atau peringatan terhadap para penentang kebenaran merupakan salah satu metode yang dilakukan para Nabi. Menghadapi orang yang keras kepala terkadang harus membiarkan mereka untuk menguji maupun menghukumnya supaya kembali ke jalan yang benar.
2. Sikap protes maupun marah terhadap pera penentang kebenaran harus melihat situasi dan kondisi, dan dilakukan secara logis. Selaian itu tidak boleh dilakukan sebagai bentuk balas dendam, tapi demi melakukan perubahan dari perbaikan diri para penentang kebenaran itu.
3. Para penentang agama akan menghadapi kekalahan getir, sehingga menjadi pelajaran bagi yang lain. Orang-orang mukmin akan melihat hasil dari perbuatan yang mereka lakukan.
وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ (178) وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ (179) سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ (180) وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ (181) وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (182)
Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika. (37: 178)
Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan melihat. (37: 179)
Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. (180)
Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. (37: 181)
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. (37: 182)
Untuk menegaskan masalah sebelumnya yang disampaikan kepada Rasulullah Saw dan orang-orang beriman, ayat ini kembali menjelaskan bagaimana sikap yang harus diambil oleh Rasulullah Saw menghadapi orang-orang yang tidak bersedia menerima kebenaran.
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir dan munkar tersebut dibiarkan keadaannya hingga Allah swt akan membalas apa yang telah mereka lakukan selama ini.
Ayat terakhir surat As-Saffat mengungkapkan bahwa kekuatan dan kekuasaan bersumber dari Allah swt, dan orang-orang yang beriman akan mulia sedangkan orang-orang kafir akan terhina dan binasa.
Ketika orang yang beriman bertawakal kepada Allah swt dan hanya bersandar kepadanya, maka Allah akan memenangkan mereka atas orang-orang kafir. Ketika Allah swt sudah berkehendak, maka tidak ada satu kekuatanpun yang bisa menghadapinya.
Sejarah menunjukkan bahwa Allah swt senantiasa mendukung perjuangan para Nabi dan utusannya. Oleh karena itu, hanya Allah swt yang layak dipuja dan disembah di alam semesta ini.
Dari lima ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Janji Allah swt kepada orang-orang kafir yang memerangi bersifat pasti, yang tidak bisa diragukan lagi kebenarannya.
2. Kemuliaan sejati hanya datang dari Allah swt. Oleh karena itu, hamba Allah sejati pasti akan dimuliakan oleh Allah Swt.
3. Hanya Allah Swt yang layak dipuja dan disembah oleh manusia sebagai makhluknya. Sebab, Allah-lah pemilik dan pengatur seluruh alam semesta, sumber dari segala kesempurnaan dan keindahan.
Surat as-Saaffat ayat 161-173.
فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ (161) مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ (162) إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ (163)
Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu. (37: 161)
Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah. (37: 162)
Kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala. (37: 163)
Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan tentang keyakinan-keyakinan keliru orang musyrik terkait malaikat dan jin. Sementara ayat-ayat di atas menyebutkan, kalian para penyembah berhala tidak akan bisa menyesatkan pikiran orang lain dengan pemahaman keliru kalian. Karena para pemilik akal, logika dan hati bersih tidak akan menerima ucapan kalian dan tidak akan mau menuruti kata-kata tidak rasional kalian.
Akan tetapi orang-orang yang ingin mengikuti jalan para penghuni neraka, menjadi pengikut orang-orang musyrik dan mengikuti jalan kesesatan.
Dari tiga ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt menciptakan manusia dalam keadaan bebas. Manusia dikaruniai ikhtiar dan kehendak untuk memilih keyakinan dan jalan hidupnya, dan tidak ada seorangpun yang dapat memaksa orang lain untuk memilih jalan hidupnya.
2. Memilih jalan hidup berada di tangan manusia sendiri, akan tetapi akhir dan ujung setiap jalan yang dipilih itu keluar dari kontrol manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa memilih jalan kekufuran, penindasan dan syirik, di saat yang sama berharap mencapai surga abadi.
وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ (164) وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ (165) وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ (166)
Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (37: 164)
Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). (37: 165)
Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah). (37: 166)
Orang-orang musyrik memiliki keyakinan yang keliru tentang para malaikat. Mereka menganggap anak perempuan sebagai bentuk ciptaan yang lemah dan rendah, dan menurut mereka, para malaikat adalah anak-anak perempuan Tuhan dan dengan cara itu mereka menghubungkannya dengan Tuhan.
Di ayat ini dijelaskan bahwa para malaikat berkata, berbeda dengan yang kalian para penyembah berhala bayangkan, kami malaikat tidak punya jenis kelamin perempuan atau laki-laki, kami adalah makhluk yang kuat dan Allah Swt memberikan tugas serta tanggung jawab khusus kepada setiap kelompok kami dan kami siap melaksanakan perintah-Nya. Kami menyucikan Tuhan dari segala pemikiran dan keyakinan keliru kalian tentang Tuhan, dan selalau bertasbih serta memuji-Nya.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt mengatur urusan alam semesta melalui perantara sebab-sebab materi dan non-materi, dan para malaikat memainkan peran kunci dalam mengelola urusan semesta.
2. Para malaikat bukan anak-anak Tuhan. Mereka adalah makhluk Tuhan yang bertugas menjalankan perintah-Nya dan untuk menunaikan tanggung jawab ini, mereka berbaris dengan keteraturan dan ketertiban khusus.
3. Di alam semesta telah ditetapkan kedudukan, posisi, tanggung jawab khusus dan hirarki bagi setiap malaikat.
وَإِنْ كَانُوا لَيَقُولُونَ (167) لَوْ أَنَّ عِنْدَنَا ذِكْرًا مِنَ الْأَوَّلِينَ (168) لَكُنَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (169) فَكَفَرُوا بِهِ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (170)
Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata. (37: 167)
“Kalau sekiranya di saksi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu. (37: 168)
Benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).” (37: 169)
Tetapi mereka mengingkarinya (Al Quran); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). (37: 170)
Dalam sejarah tercatat bahwa sebelum pengangkatan Nabi Muhammad Saw dan diturunkannya Al Quran, orang-orang musyrik Mekah berkata kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di jazirah Arab, jika Tuhan menurunkan untuk kita nabi dan kitab, maka kami akan beriman kepadanya dan mentaatinya.
Di ayat tersebut dijelaskan, sebenarnya Allah Swt telah melakukan hal itu dan menurunkan Al Quran untuk memberikan hidayah kepada mereka, tapi mereka dengan berbagai alasan tidak pernah bersedia menerima kebenaran dan memilih jalan pengingkaran. Oleh karena itu mereka akan segera melihat akibat perbuatannya.
Dari empat ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt untuk menyempurnakan bukti-bukti-Nya atas manusia, menurunkan nabi dan kitab suci sehingga tidak ada lagi orang yang punya alasan untuk kufur, syirik dan sesat dari jalan kebenaran dan di akhirat kelak tidak bisa menyalahkan Allah Swt.
2. Pembohong jumlahnya sangat banyak. Ada orang-orang yang mengaku menerima agama, tapi dalam praktik tidak bersedia menerima kebenaran dan menentang agama.
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ (171) إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ (172) وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ (173)
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul. (37: 171)
(yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. (37: 172)
Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. (37: 173)
Kelanjutan ayat sebelumnya yang menceritakan tentang kekufuran dan pengingkaran orang musyrik, pada ayat di atas disebutkan, orang-orang beriman tidak boleh ragu akan keyakinan atau lemah dalam amalnya. Karena Allah Swt sudah berjanji, jika orang-orang beriman mengikuti para nabi, berdiri teguh, bersabar dan tabah, maka pada akhirnya kebenaran yang akan menang dan kebatilan akan kalah.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sudah menjadi ketentuan Allah Swt bahwa kebenaran akan menang atas kebatilan dan iman atas kekufuran.
2. Kemenangan para nabi dan ajaran mereka di atas ajaran yang lain adalah kepastian. Dengan kata lain, masa depan umat manusia akan ditentukan oleh kemenangan para nabi dan kekalahan pasti musuh mereka.
3. Orang-orang mukmin meskipun jumlah mereka sedikit namun mendapat pertolongan Allah Swt, tapi orang-orang kafir tidak demikian.