کمالوندی

کمالوندی

 

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken Minggu (18/6/2023) dini hari tiba di Beijing. Kunjungan ini sebagai upaya untuk meredam tensi yang terus meningkat antara AS dan Cina yang memicu kekhawatiran banyak negara.

Antony Blinken merupakan petinggi pertama Amerika yang berkunjung ke Cina sejak berkuasanya Joe Biden, dan juga menlu pertama negara ini yang mengunjungi Beijing selama lima tahun terakhir. Blinken hari Jumat mengatakan bahwa Presiden Joe Biden dan sejawatnya dari Cina, Xi Jinping berkomitmen untuk memulihkan hubungan "Sehingga kami dapat berkomunikasi sejelas mungkin untuk menghindari kemungkinan kesalahpahaman dan miskomunikasi".

Kunjungan dua hari itu dilakukan setelah perjalanan Blinken yang sebelumnya dijadwalkan pada Februari ditunda karena jatuhnya balon pengintai Cina di atas wilayah Amerika Serikat. Sesaat sebelum berangkat ke Cina, dia menekankan pentingnya membangun dan memelihara jalur komunikasi yang lebih baik antara Amerika Serikat dan Cina. Blinken mengatakan Amerika Serikat ingin memastikan bahwa "persaingan yang kita miliki dengan Cina tidak mengarah ke konflik karena kesalahpahaman dapat dihindari."

Menlu AS Antony Blinken saat berkunjung ke Cina
Perjalanan Blinken berlangsung sejalan dengan upaya keseluruhan dari pemerintahan Biden untuk mencegah eskalasi ketegangan dengan Cina dan untuk menciptakan saluran komunikasi antara kedua negara guna mencegah kemungkinan kesalahpahaman dan meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing. Sebelumnya, pejabat senior Cina telah menanggapi secara negatif permintaan rekan Amerika mereka untuk pertemuan bilateral dan mengaitkan masalah ini sebagai reaksi atas tindakan bermusuhan Washington serta sikap negatif pejabat Amerika.

Di antaranya adalah Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menolak untuk bertemu dengan rekannya dari Amerika Lloyd Austin di sela-sela pertemuan keamanan Shangri-La di Singapura pada awal Juni dan bahkan berjabat tangan dengannya, karena Washington menolak mencabut sanksi terhadapnya. Meskipun menekankan bahwa dialog antara AS dan Cina diperlukan dan akan membantu menghindari kesalahan yang dapat menyebabkan konflik, Austin sekali lagi menegaskan kembali sikap anti-Cina Washington dan mengklaim bahwa AS tidak dapat mentolerir "dominan dan koersif" Cina.

Menhan Amerika Serikat mengatakan, “Gedung Putih dan sekutunya percaya bahwa cara terbaik menghadapi kekuatan Cina adalah dengan mengamankan Samudera Indo-Pasifik dan menciptakan Timur Jauh yang bebas.”

Untuk waktu yang lama, Amerika telah mengidentifikasi Cina sebagai ancaman paling penting terhadap dirinya sendiri dan dunia Barat dalam dokumen-dokumennya yang sewenang-wenang dan menekankan perlunya menghadapi ambisi Beijing. Selama pembukaan strategi pertahanan nasional di Pentagon pada akhir Oktober 2022, Lloyd Austin mencatat bahwa meskipun Rusia menyerang Ukraina, Cina tetap menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.

Pejabat senior militer dan keamanan pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan Cina sebagai tantangan geopolitik terpenting bagi Amerika Serikat dan mengklaim niatnya untuk mengubah sistem internasional berdasarkan tatanan liberal. Penggambaran ini didasarkan pada Cinafobia, mengingat konfrontasi yang berkembang antara Amerika Serikat dan Cina di kancah regional dan global.

Sekarang, terlepas dari klaim pejabat pemerintah Biden tentang persaingan yang setara dengan Cina dan penurunan hubungan bilateral dan tindakan di bidang ini, termasuk perjalanan rahasia Direktur CIA William Burns baru-baru ini ke Beijing, tetapi apa yang terlihat melalui posisi dan tindakan Amerika Serikat terhadap Cina sejak pelantikan Biden adalah upaya Washington untuk menghadapi Beijing secara komprehensif di arena ekonomi, komersial, militer dan keamanan, politik dan dunia maya serta melawan klaim maritimnya.

Sejatinya Washington khawatir atas masalah ini bahwa Cina bersama Rusia akan merusak sistem internasional liberal yang diciptakan dan didukung Barat, serta menghancurkan dominasi beberapa abad Barat di sistem internasional. Pastinya berlanjutnya eskalasi konfrontasi AS dan Cina, khususnya di kawasan Asia Pasifik dapat secara berbahaya meningkatkan risiko konflik antara kedua kekuatan internasional ini.

Mantan menteri luar negeri AS, Henry Kissinger memperingatkan, "Jika AS dan Cina tidak mundur dari sikpanya, makan Perang Dunia Ketiga sangat mungkin terjadi." 

 

Dewan Menteri Arab Saudi menyetujui keputusan pemerintah negara ini untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) adalah aliansi politik dan keamanan negara-negara kuat dan penting seperti Cina, Rusia, India, Pakistan, dan Republik Islam Iran sebagai anggota tetapnya

Organisasi Kerja Sama Shanghai adalah salah satu organisasi yang sebagian besar anggotanya memiliki pendekatan ke timur, dan para analis menggambarkannya sebagai penyeimbang terhadap pengaruh Barat di kawasan.

Arab Saudi telah mengambil langkah pertama untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai ketika Republik Islam Iran telah menjadi anggota resmi organisasi ini tahun lalu. Keanggotaan tahap pertama di SCO adalah mitra dialog, tahap kedua adalah anggota peninjau, dan tahap ketiga adalah anggota resmi dan tetap.

Dewan menteri Arab Saudi menyetujui partisipasi dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai sebagai negara pihak mitra dialog.

Arab Saudi adalah salah satu negara Arab terpenting yang dekat dengan Amerika Serikat di kawasan Asia Barat. Tapi dalam dua tahun terakhir telah terjadi perbedaan hubungan antara negara ini dan Amerika Serikat.

Perbedaan ini menyebabkan Arab Saudi semakin dekat dengan Cina, dan memulihkan hubungan dengan Republik Islam Iran.

Sumber berita mengumumkan bahwa isu bergabungnya Arab Saudi dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai dibahas selama kunjungan Presiden Cina, Xi Jinping ke Riyadh pada Desember tahun lalu.

Cina juga menjadi mediator antara Iran dan Arab Saudi, dan memainkan peran utama dalam menghidupkan kembali hubungan antara kedua negara.

Keputusan kabinet Riyadh untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai datang sehari setelah Presiden Cina Xi Jinping membahas berbagai masalah dalam kontak telepon dengan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Keputusan tersebut menyusul pengumuman perusahaan minyak Saudi Aramco tentang investasi bernilai miliaran dolar di Cina pada hari Selasa. Oleh karena itu, keputusan Arab Saudi menjadi anggota SCO dinilai sebagai kelanjutan dari penguatan hubungan negara tersebut dengan Cina. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Arab Saudi yang belok ke Timur semakin kuat.

Masalah penting lainnya, Arab Saudi membuat keputusan seperti itu dalam situasi ketika Amerika Serikat mengkhawatirkan kedekatan Riyadh dengan Beijing. Washington mengkhawatirkan dampak mediasi Beijing terhadap hubungan antara Tehran dan Riyadh, dan berusaha menyembunyikan kekhawatiran ini. Oleh karena itu, Riyadh berupaya menjalin hubungan yang kuat dan jangka panjang dengan Cina, meskipun ada kekhawatiran keamanan dari Amerika Serikat.

Poin penting lainnya, gerakan dan tindakan Arab Saudi menunjukkan bahwa kedekatan dengan Cina, dan juga Rusia lebih merupakan hasil dari perubahan sikap di antara para penguasa Saudi daripada ekspresi ketidakpuasan terhadap Amerika.

Selama beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah berkali-kali dipermalukan oleh otoritas Amerika, dan sekarang berusaha menunjukkan kemandiriannya dalam kebijakan luar negeri mereka dengan memperkuat hubungan dengan negara-negara seperti Cina dan mengungkapkan keinginannya untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai.

Sabtu, 01 April 2023 23:50

Mungkinkah Terjadi Israel Spring?

 

Ketika Benjamin Nenyatanhu, Perdana Menteri Zionis Israel untuk sementara menghentikan rencana reformasi peradilan, para tokoh dan media Israel menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan terjadi Israel Spring.

Rezim Zionis Israel menyaksikan demonstrasi publik terbesar dalam beberapa hari terakhir. Beberapa media melaporkan sekitar 700.000 orang memprotes kabinet Benjamin Netanyahu.

Sementara media-media Arab menyebut perkembangan di Wilayah Pendudukan Israel Spring. Gambaran media-media Arab ini dibarengi dengan kemarahan kaum Zionis.

Surat kabar Zionis Haaretz mengkritik pendekatan media-media Arab, terutama Mesir, terhadap demonstrasi saat ini di Wilayah Pendudukan, dan mengumumkan bahwa penggunaan judul Israel Spring dalam liputan berita tentang krisis saat ini di Israel adalah semacam kejutan.

Surat kabar berbahasa Ibrani ini mengecam beberapa media yang menggambarkan perkembangan di Tel Aviv sebagai "akhir dari Israel".

Menanggapi penolakan publik yang meluas terhadap rencana reformasi peradilan, Netanyahu mengumumkan penangguhan sementara rencana ini.

Pada Senin (27/03/2023) malam, setelah banyak tekanan dan konsultasi ekstensif dengan para pemimpin koalisi, Perdana Menteri Rezim Zionis mengumumkan penangguhan rencananya yang kontroversial tentang sistem peradilan rezim ini dan mengatakan, Saya telah memutuskan untuk menghentikan rencana tersebut dan saya memberi waktu untuk berdialog.

Sekalipun demikian, ada dua tindakan Netanyahu membuat para Zionis khawatir.

Tindakan pertama adalah memberhentikan Menteri Perang Zionis Israel. Yoav Gallant, Menteri Perang Kabinet Tel Aviv, termasuk di antara anggota kabinet yang secara terbuka mengkritik rencana reformasi peradilan yang kontroversial.

Pernyataan Gallant menyebabkan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis, memecatnya pada hari Minggu (26/3).

Ketika Benjamin Nenyatanhu, Perdana Menteri Zionis Israel untuk sementara menghentikan rencana reformasi peradilan, para tokoh dan media Israel menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan terjadi Israel Spring.
Aksi ini dibarengi dengan penentangan yang meluas dari pasukan militer Zionis, dan dukungan mereka terhadap menteri perang rezim ini, serta peringatan dari tokoh-tokoh Zionis.

Ami Ayalon, mantan Direktur Badan Keamanan Zionis Israel (Shin Bet) mengatakan dalam hal ini, Netanyahu mengambil langkah besar lainnya dalam perjalanannya untuk membubarkan tentara dan membahayakan keamanan rezim. Gallant memahami lebih baik dari siapa pun proses berbahaya yang dipimpin oleh pemerintah.

Yuli Edelstein, anggota Partai Likud dan ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Perang Knesset, juga memperingatkan tentang konsekuensi pemecatan Yoav Gallant dari Kementerian Perang rezim Zionis dan menyatakan bahwa dia telah mendengar laporan yang mengganggu tentang situasi keamanan.

Menurutnya, Dalam menghadapi situasi keamanan saat ini menjadi jelas ketika kita mengatakan bahwa sekarang bukan waktunya untuk perubahan di Kementerian Perang.

Tindakan kedua Netanyahu adalah memanggil para pendukungnya untuk mengadakan demonstrasi mendukung kabinet.

Demonstran Zionis: Netanyahu Tak Bisa Dipercaya, Kami Tetap di Jalan !
Tindakan Netanyahu ini bisa dibarengi dengan reaksi oposisi yang termobilisasi dan berujung pada terjadinya konflik internal.

Dalam hal ini, Naftali Bennett, mantan Perdana Menteri Zionis dalam pesan audio pada hari Senin (27/3) juga mengakui bahwa "Israel berada pada titik paling berbahaya sejak perang Oktober dengan Mesir pada tahun 1973".

Naftali Bennett, mantan Perdana Menteri Zionis
Sementara poin terakhir adalah, penangguhan sementara rencana reformasi peradilan tidak berarti akhir dari krisis di Wilayah Pendudukan, tetapi itu berarti upaya Netanyahu untuk mengalahkan gagasan "melewati Netanyahu".

Seruan Netanyahu dan persatuan oposisi dapat menjadi dasar kelanjutan krisis saat ini dan realisasi dari Israel Spring.

 

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk serangan para pemukim Zionis di Masjid Al-Aqsa.

Pasukan militer rezim Zionis menyerang Masjid al-Aqsa dengan dalih palsu dan menangkap sejumlah warga Palestina yang sedang beritikaf dan beribadah di bulan suci Ramadan.

Serangan ke Masjid Al-Aqsa (arsip)
Menurut laporan SPA hari Rabu (29/03/2023), Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Kami mengutuk serangan pemukim zionis di halaman Masjid Al-Aqsa dengan dukungan pasukan penjajah (rezim) Israel.

Kementerian Luar Negeri Saudi menambahkan dalam pernyataan ini, Penyerangan para pemukim zionis merusak upaya untuk menciptakan perdamaian serta bertentangan dengan hukum dan peraturan internasional tentang hal-hal yang disucikan agama.

Tentara Rezim Zionis Tembaki Warga Palestina di Jericho
Masjid Al-Aqsa menyaksikan serangan besar-besaran oleh pemukim Zionis hampir setiap hari, yang memasuki masjid ini secara massal dan dengan dukungan militer rezim Zionis.

 

Abbas bin Ali as lahir pada tanggal 4 Sya'ban 26 H/647 di Madinah dan gugur sebagai syahid pada Tragedi Asyura yang terjadi tepatnya pada tanggal 10 Muharram 61 H/681 di padang Karbala.

Abbas bin Ali yang lebih dikenal dengan Abu Fadhl dan Qamar Bani Hasyim adalah anak dari pasangan Imam Ali as dan ibundanya adalah Fatimah binti Hizam yang lebih dikenal dengan Ummul Banin yang dinikahi oleh Imam Ali as beberapa tahun paska syahadah Fatimah binti Muhammad Saw.  Ia merupakan pemimpin dan pemegang panji pasukan Imam Husain as pada peristiwa Karbala. Di Karbala ia menjadi pemberi minum (Saqqa) pasukan, oleh karenanya ia dikenal di kalangan Syiah dengan “Pemberi minum bumi tandus Karbala”.

Abu Fadhil Abbas mempunyai kedudukan tinggi di antara para keturunan imam dan orang-orang Syiah pada hari Tasu’a (9 Muharram) mengadakan majelis duka baginya.

Image Caption
Menurut riwayat-riwayat, pada hari 7 Muharram tahun 61 H/681, di saat persediaan air di kemah Imam Husain as mulai berkurang, Abbas berhasil membawa air kepada pasukan. Pada tanggal 10 Muharram ia juga pergi ke arah Sungai Eufrat demi mendapatkan air. Namun dalam perjalanan pulang, kendi airnya dipanah oleh pihak musuh dan kedua tangannya dipotong yang menyebabkannya gugur sebagai syahid.

“Abu Fadhil” adalah julukan yang paling terkenal baginya. Menurut sebagian besar ulama dan para penyair sebab pemberian julukan ini adalah karena keutamaan sangat banyak melekat padanya. “Abul Qasim” adalah julukan lain baginya. Para ahli sejarah dengan mencermati kata-kata yang ada pada ziarah Arbain, kalimat ini diyakini sebagai julukan Baginda Abu Fadhil Abbas. Yaitu ketika Jabir bin Abdillah al-Anshari berkata kepadanya, “Assalamu ‘alaika Ya Abal Qasim. Assalamu ‘Alaika Ya Abbas bin Ali as” (Salam atasmu, Wahai Abul Qasim; Salam atasmu, Wahai Abbas bin Ali as).

Pada masa kanak-kanak Abbas, ayahanda dan kedua saudaranya, Hasan as dan Husain as berada di sampingnya. Abbas memperoleh ilmu dan banyak berguru dari mereka serta memanfaatkan pandangan mereka. Imam Ali as terkait dengan kesempurnaan dan kedinamisan putranya berkata, “Sesungguhnya putraku Abbas telah belajar semenjak usia kanak-kanak. Ia belajar dariku sebagaimana bayi burung merpati mengambil makanan dan minuman dari induknya.”

Pada awal-awal ketika Abu Fadhil dapat berbicara, Imam Ali as berkata kepadanya, “(Katakanlah) Satu.” “Satu.” Sahut Abbas. “Katakan dua.” Imbuh Imam Ali as. “Aku malu berkata dua dengan lisan yang Aku serukan tentang keesaan Tuhan.” Tegas Abbas. Kemudian Imam Ali as dengan pandangan keimamahannya, melihat masa depan Abbas yang gemilang. Kemudian wajah Imam Ali as nampak sedih dan lantaran istrinya bertanya apa gerangan yang membuatnya menangis. “Kisah Abbas akan berakhir pada jalan menolong Husain as.” ujar Imam Ali as. Kemudian beliau mengabarkan tentang keutamaan kedudukan putranya: “Allah swt akan menganugerahkan dua sayap kepadanya seperti pamannya, Ja’far bin Abi Thalib yang akan terbang di surga.” [Qamar Bāni Hāsyim, hlm. 19; Maulid al-‘Abbās bin Ali as, hlm. 60]

Masa Remaja dan Pemuda

Imam Ali as dengan perhatian dan kasih sayang khusus mengenalkan adab dan akhlak kepada Abbas dan mendidiknya dengan ajaran-ajaran Islam. Putra Imam Ali as ini hidup bersamanya selama 14 tahun 47 hari. Ia selalu berada di samping ayahandanya. Pada hari-hari sulit masa pemerintahan ayahandanya, tidak sekejap-pun Abbas berpisah darinya. Ketika pada tahun 37 H/658 meletus Perang Shiffin, Abbas kecil yang ketika itu masih berusia 12 tahun telah menorehkan epik abadi dalam perang tersebut.

Setelah masuknya pasukan 85 ribu orang dari tentara Muawiyah ke wilayah Shiffin untuk mengalahkan Imam Ali as, beberapa orang dikirim dan ditugaskan untuk menjaga air dan diangkatlah Abul Al-A’war Aslami untuk melaksanakan tugas ini. Pasukan Imam Ali as yang lelah dan haus, ketika sampai di wilayah Shiffin, melihat bahwa musuh telah menutup air bagi mereka. Kehausan yang melanda pasukan Imam Ali as membuat Imam Ali as harus menempuh jalan sehingga beberapa panglima Sha’sha’at bin Shauhan dan Syabats bin Rab’i ditunjuk untuk mengambil air. Mereka bersama beberapa anggota pasukan menyerang Sungai Eufrat kemudian mengambil air. Imam Husain as dan Baginda Abu Fadhl as juga ikut serta dalam penyerangan ini.

Pada puncak perang Shiffin, terdapat seorang remaja dari pasukan Islam yang maju ke medan laga dan mengenakan topeng. Umurnya ketika itu kira-kira 13 tahun. Ia berdiri dihadapan laskar Muawiyah dan berperang dengan musuh. Muawiyah memerintahkan Abu Sya’tsa, yang merupakan jagoan dari pasukannya supaya berduel dengan Abul Fadhil. “Warga Kufah mengakui kehebatanku sebanding dengan 1000 pasukan berkuda (namun kau menginginkan supaya Aku berduel dengan seorang remaja?)” Protes Abu Sya’tsa. Kemudian ia memerintahkan salah seorang anaknya untuk berduel dengan Abul Fadhil. Setelah beberapa lama terlibat perang sengit, Abbas berhasil membuat musuhnya jatuh tersungkur dan bersimbah darah. Abu Sya’tsa dengan takjub yang sangat luar biasa melihat bahwa anaknya tersungkur ke tanah dan bersimbah darah. Ia mempunyai tujuh anak. Kemudian ia mengutus anaknya yang lain, namun hasilnya tidak berubah sedemikian sehingga semua anaknya satu persatu dikirim ke medan perang, namun remaja prawira itu mengirim mereka satu persatu ke neraka. Pada akhirnya Abu Sya’tsa turun ke gelanggang perang melawan sang remaja itu, namun ia berhasil membinasakannya sedemikian sehingga tidak ada lagi orang yang berani melawannya. Keheranan dan ketakjuban pasukan Imam Ali as menjadi semakin tiada tara. Ketika Abu Fadhil kembali ke perkemahan, Imam Ali as membuka tutup muka putranya itu dan membersihkan debu dari mukanya.

Abbas menikah dengan Lubabah binti Ubaidillah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Buah dari pernikahan ini adalah dua orang putra bernama Fadhil dan Ubaidillah. Keturunan Abbas as berlanjut dari jalur Ubaidillah. Ubaidillah mempunyai 2 putra bernama Abdullah dan Hasan. Hasan mempunyai 5 putra dan nama-nama itu adalah: Ubaidillah, ia beberapa lama bertanggung jawab sebagai Gubernur Mekah dan Madinah, pada saat itu ia juga menduduki hakim pada dua kota itu. Putra Hasan yang lain adalah Abbas yang terkenal dengan kemampuan berretorika tinggi, Hamzah al-Akbar, Ibrahim Jurdaqah yang termasuk salah seorang fuqaha, zahid, sastrawan, dan orang yang mempunyai keutamaan. Setiap putra-putra Abu Fadhl ini menghasilkan buah hati yang juga mempunyai keutamaan seperti Muhammad bin Ali bin Hamzah bin Hasan bin Ubaidillah, seorang ahli hadis yang terkenal pada abad ke-3 H.

Di Samping Imam Hasan Mujtaba as

Selama masa keimamahan Imam Hasan as, Abbas as dengan segala kemampuan yang dimilikinya selalu berada pada jalan Imam Hasan as. Pada masa ini, dikarenakan penentangan dan permusuhan yang dilancarkan oleh Muawiyah kepada Imam Hasan Mujtaba as dan bahaya mereka yang mengancam Imam Hasan as, Abbas sangat berhati-hati dalam menjaga keselamatan saudaranya. Abbas pada masa imamah Imam Hasan as berkedudukan sebagai “Bāb al-Hawāij” (Seseorang yang memenuhi keinginan dan keperluan orang lain karena beliau selalu membantu dan menolong orang yang memerlukan) para penganut Syiah. Orang-orang mustadhafin memperoleh berkah darinya. Orang-orang yang membutuhkan pergi ke rumah Imam Hasan as dan mengatakan keperluannya kepada Abbas. Dalam semua hal ia yang menjelaskan masalah masyarakat kepada saudaranya, Imam Hasan as dan melaksanakan perintah saudaranya tentang mereka. Juga ketika Imam Hasan as syahid, musuh menarik anak panah ke arah jasad Imam Hasan as, olehnya itu Abbas as dengan sigap menarik pedangnya, namun mengingat perkataan imamnya (untuk menahan diri) mengingatkan kita bahwa mengikuti secara totalitas perintah Imam adalah prinsip hidupnya, maka hal ini membuatnya untuk menahan diri.

Bukti paling nyata terkait dengan keberadaan Abbas di samping Imam Hasan as adalah perkataan Imam Shadiq as, pada permulaan Ziarah Abbas berkata, “Salam bagimu wahai hamba yang saleh dan taat terhadap perintah Allah dan yang menaati Amiral Mukminin, Hasan as dan Husain as.”

Abu Fadhl Abbas dan Peristiwa Asyura

Pembawa Air, pada 7 Muharram, ketika Ubaidillah memerintahkan kepada Umar bin Sa’ad untuk mempersempit ruang gerak pasukan Imam Husain as dan tidak memberikan air Sungai Eufrat kepada pasukannya, Imam Husain as memanggil Hadhrat Abu Fadhil dan menyertakan 30 personel penunggang kuda dan 20 personel berjalan kaki bersamanya untuk memenuhi kantong air dan kemudian untuk membawanya ke perkemahan. Hadhrat Abbas dengan pertolongan pasukan yang menyertainya mampu menembus kepungan musuh dan membawa air ke perkemahan. Pada hari Asyura, Hadhrat Abbas atas perintah Imam Husain as juga pergi ke bibir sungai Eufrat untuk mendapatkan air, namun setelah ia memenuhi kantong airnya, dalam perjalanan pulang menuju kemah, pasukan musuh memanah kantong air itu dan memanah Abul Fadhl Abbas as sehingga ia pun mencapai syahadah.

Utusan Sang Imam, malam Asyura atau Tasu’a Umar bin Sa’ad berdiri dihadapan pasukannya dan berteriak lantang: “Hai tentara-tentara Tuhan! Naiklah ke kuda-kuda kalian dan dapatkan kabar gembira dari surga. Demi mendengar seruan musuh, Imam Husain as meminta Abbas untuk berusaha semaksimal bernegosiasi dengan pihak musuh supaya pihak musuh menunda penyerangan sampai besok harinya. Hadhrat Abbas as pergi ke kemah musuh dan berhasil menunda waktu peperangan. Dan masih banyak peran penting lain yang Abas lakukan pada peristiwa Asyura, seperti pelindung perkemahan, pembawa panji Karbala, menggali sumur untuk memperoleh air, pertarungan gagah berani yang berhasil menerobos kepungan musuh.

Mereguk Cawan Syahadah

Ahli sejarah menuliskan beberapa riwayat yang berbeda terkait dengan syahidnya Abul Fadhil Abbas as. Kharazmi berkata: “Ia pergi ke medan perang sambil meneriakkan yel-yel tentang peperangan, ia berperang melawan musuh. Setelah melukai dan membunuh sejumlah musuh, akhirnya ia gugur syahid. Kemudian Imam Husain datang menghampirinya dan berucap, “Kini tulang punggungku telah patah, daya upayaku sudah menyurut.” Ibnu Nama dan Ibnu Thawus menjelaskan, karena Imam Husain as didera oleh rasa haus yang mencekik, Imam Husain as bersama saudaranya Abbas pergi ke tepi sungai Eufrat, namun pihak musuh memutus hubungan mereka sehingga Baginda Abbas gugur sebagai syahid.

Ibnu Syahr Asyub berkenaan dengan kesyahidan Abu Fadhil Abbas as berkata, “Abbas, pembawa air, Purnama Bani Hasyim, pembawa panji Karbala yang merupakan anak terbesar dari saudara-saudaranya, pergi keluar dari medan peperangan demi mendapatkan air kemudian musuh menyerangnya. Tak lama setelah itu ia terlihat sangat lemah. Pada saat itu Hakim bin Thufail al-Thai al-Sinbisi yang saat itu berada di belakang pohon menyerangnya dan memukulnya hingga mengenai tangan kanannya. Tak lama setelah itu, pukulan itu pun mengenai tangan kirinya. Ketika itu, Abbas bersenandung pelan: “Wahai jiwa janganlah takut kepada orang-orang kafir dan berikan kabar gembira akan rahmat Tuhan yang Maha besar dan kebersamaannya dengan Nabi Muhammad saw. Mereka dengan zalim telah memotong tangan kiriku. Tuhanku akan melemparkan mereka ke api neraka yang menyala-nyala.” Kemudian orang yang terlaknat itu mengayunkan pedang secara vertikal ke arah kepala Hadhrat Abbas sehingga ia syahid. Abbas adalah syahid terakhir dari pengikut setia Imam Husain as dan setelah ia adalah seorang bocah kecil dari keluarga Abi Thalib yang tidak mempunyai senjata. Usia Abbas ketika ia syahid kira-kira 34 tahun.

 

Kota Madinah pada 3 Sya’ban tahun 4 Hijriah menjadi tuan rumah kelahiran anak dari keluarga Nabi. Keluarga yang kerap disebut Rasulullah sebagai Ahlul Bait Nabi pasca turunnya ayat Tathir. Nabi pun senantiasa mengucapkan salam kepada keluarga ini.

Di hari yang berbahagia tersebut, Nabi berdiri di samping pintu rumah Fatimah. Beliau menunggu terbitnya cahaya Husein as. Ketika dunia diterangi cahaya suci Husein, nabi kemudian berkata, Asma’ bawa kesini anakku! Asma’ menjawab, Ya Rasulullah! Aku belum membersihkan bayi ini dan menyiapkannya. Dengan penuh keheranan Nabi bertanya, Kamu membersihkannya? Asma’ kemudian memandang Nabi dan akhirnya ia memahami pertanyaan beliau. Asma’ pun membawa Husein kepada Rasulullah. Nabi kemudian merangkul cucunya, menciumnya dan secara perlahan berbicara kepadanya.

Husein adalah kecintaan Rasulullah. Ia akan tenang ketika dalam pelukan Nabi dan hati Rasulullah akan gembira saat bertemu dengan Husein. Masa kecil Husein dilalui dengan kenangan manis bersama kakek tercintanya, Rasulullah. Terkadang pundak Rasulullah menjadi tempat duduk Husein dan terkadang tangan beliau menggandeng sang cucu kesana kemari. Semua orang menyaksikan ciuman Rasulullah ke wajah Husein. Nabi berbicara dengan Husein menggunakan bahasa anak-anak serta sangat menyayanginya.

Kelahiran Imam Husein as
Terkait kasih sayangnya yang besar terhadap Husein, Nabi dengan transparan menjelaskan, “Kasih sayang yang Aku limpahkan kepada Husein, lebih besar lagi dari apa yang kalian saksikan.” Sabda Nabi ini telah mengarahkan manusia pada hakikat bahwa kasih sayang yang dilimpahkan Rasulullah kepada anak kecil ini, bukan sekedar kecintaan keturunan dan keluarga, tapi sebuah kecintaan Ilahi. Telah jelas bahwa Nabi bukan manusia biasa. Menurut al-Quran, seluruh perilaku dan ucapan Nabi bukan bersumber dari pribadi dan hawa nafsu, seperti yang dijelaskan dalam Surat An-Najm ayat 3-4 yang artinya, “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”

Oleh karena itu, Allah Swt berfirman dalam Surat al-Ahzab ayat 21 yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Kecintaan besar Rasulullah Saw kepada Husein banyak dimuat di berbagai kitab, bahkan kitab-kitab dari Ahlu Sunnah pun banyak menukilnya.

Di antaranya adalah sebuah riwayat yang menyebutkan, sekelompok orang bersama Rasulullah pergi bertamu, Nabi pun berjalan di depan dan mendahului kelompok ini. Di tengah jalan, Nabi bertemu dengan Husein. Nabi ingin memeluk Husein, namun cucunya tersebut lari kesana kemari. Nabi menyaksikan tingkah laku cucunya dan kemudian mengejarnya. Ketika berhasil memegang Husein, Rasul kemudian memeluk dan menciumnya. Selanjutkan Nabi menghadap kepada masyarakat dan bersabda, “Husein dariku dan Aku dari Husein. Siapa saja yang mencintai Husein, maka Allah akan mencintainya.” (Hadis ini diriwayatkan dari Musnad Ahmad jilid 4, Sunan Ibnu Majah jilid 1 dan Manaqib Ibn Sharashub jilid 3)

Imam Husein memiliki karakteristik unggul di berbagai dimensi. Imam bahkan unggul dari manusia lain di seluruh kesempurnaan, keutamaan dan ibadah. Imam Husein memiliki ibadah dan penghambaan khusus, karena sejak masih berada di kandungan ibunya, Fatimah as hingga kepala beliau dipenggal oleh jahiliyah Umawiyah, Imam Husein senantiasa sibuk dengan memuji dan bertasbih kepada Allah Swt serta bacaan al-Quran terus terdengar dari mulut suci beliau. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad, putra beliau menceritakan tentang ibadah sang ayah dan bersabda, “Ayahku, Husein bin Ali bin Abi Thalib menghabiskan waktu malamnya dengan ruku’, sujud dan berdoa kepada Allah Swt. Setiap malam, ayahku banyak mengerjakan shalat.”

Imam Husein adalah penjaga ajaran agama dan sunnah Rasulullah. Beliau dengan gigih memajukan tujuan dan misi suci Islam. Salah satu karakteristik Imam Husein adalah cinta kebebasan dan membenci kezaliman. Beliau adalah pahlawan yang tidak pernah bersedia berdampingan dengan kezaliman dan depotisme. Beliau dikenal sebagai peletak metode kebebasan dan nilai-nilai kemanusiaan, di mana seluruh pencinta kebebasan dan anti kezaliman serta pejuang di jalan keadilan harus mengambil teladan darinya.

Sikap anti kezaliman dan keberanian Imam Husein tercermin nyata ketika dipaksa untuk berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah yang jelas-jelas fasid dan melakukan dosa secara terang-terangan. Beliau bersabda, “Husein tidak akan tunduk pada kehinaan...”Menghormati kepribadian seseorang merupakan karakteristik unggul lain Imam Husein. Dalam hal ini Imam akan berbuat sedemikian hati-hati dalam menegur kesalahan orang lain sehingga orang tersebut tidak akan merasa malu akan kesalahannya tersebut.

Diriwayatkan bahwa Imam Husein menyaksikan seseorang melakukan kesalahan dalam berwudhu dan orang tersebut membutuhkan bimbingan wudhu yang benar. Namun karena takut membuat malu orang tersebut, Imam akhirnya memikirkan cara yang lebih baik supaya tidak menyinggung orang ini. Imam Husein kemudian mengajak saudaranya, Imam Hasan as untuk berlomba wudhu dan meminta orang tersebut sebagai wasit. Dengan demikian Imam telah memberikan pelajaran wudhu yang benar secara tidak langsung kepada orang ini.

Akhirnya orang tersebut memahami kesalahannya dan mendapat pelajaran wudhu yang benar. Orang tersebut berkata kepada kedua cucu Rasulullah, “Kalian berdua telah wudhu dengan benar, dalam hal ini Aku yang keliru dan tidak memahami kewajibanku dengan benar. Kalian berdua dengan tepat telah memberi pelajaran kepadaku bagaimana wudhu yang benar.”

Imam Husein juga terkenal sangat menghormati hak-hak orang lain. Diceritakan seorang bernama Abdurrahman telah mengajari surat al-Fatihah kepada salah satu anaknya, kemudian Imam memberinya hadiah seribu dinar dan seribu pakaian serta berbagai hadiah lainnya. Orang tersebut sangat takjub dengan pemberian Imam. Imam Husein yang menyaksikan kondisinya, lantas berkata, “Semua hadiah ini tidak berarti dengan apa yang telah kamu lakukan.”

Karakteristik lain Imam Husein as adalah kelembutan beliau kepada orang lain dan suka bersahabat, khususnya kepada mereka tertimpa kemurungan dan kesedihan dalam mengarungi kehidupan yang pasang surut ini, atau mereka menghadapi kesulitan besar dan menemui jalan buntu. Diceritakan Imam Husein pergi mengunjungi Usamah bin Zaid. Sesampainya di rumah Usamah, Imam menyaksikannya dalam kondisi murung dan sedih. Imam kemudian bertanya kepada Usamah apa yang menyebabkannya terlihat begitu sedih. Usama pun kemudian mengungkapkan kesedihannya dihadapan Imam Husein.

Usamah berkata, “Aku memikul hak orang lain di pundakku. Aku berhutang kepada orang lain dan Aku berharap selama masih hidup mampu mengembalikan hutang tersebut. Aku tidak ingin mati dengan membawa beban hutang.” Setelah mendengar penuturan Usamah, Imam Husein langsung memerintahkan untuk melunasi hutang Usamah. Saat itulah, Usamah dengan hati lapang meninggalkan dunia yang fana ini.

Salah satu karakteristik unggul lain Imam Husein adalah infak secara ikhlas baik itu infak secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, kepada orang yang tak dikenal atau tidak. Malam hari Imam Husein tak segan-segan memanggul bahan makanan dan kebutuhan hidup bagi mereka yang membutuhkan dan anak-anak yatim serta meletakkannya di depan pintu rumah mereka.

Oleh karena itu, di hari Asyura, terlihat bekas-bekas di pundak beliau yang menunjukkan bahwa beliau sering memanggul barang berat. Ketika Imam Sajjad ditanya sebab dari bekas-bekas tersebut, beliau berkata, “Itu adalah bekas dari memanggul sedekah dan hadiah secara sembunyi-sembunyi yang dipikul ayahku pada malam hari dan diberikan kepada anak yatim serta orang-orang miskin.

 

Kemuliaan bulan Sya'ban turut dihiasi dengan kelahiran manusia-manusia agung dalam sejarah Islam. Hari kelima bulan Sya'ban bertepatan dengan hari kelahiran salah satu keluarga suci Rasulullah Saw, yaitu Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as.

Terkait keagungan bulan Syaban, Imam Sajjad di hadapan para sahabatnya berkata, “Demi Tuhan yang nyawa Husein bin Ali berada di tangan-Nya, aku mendengar dari ayahku Husein bin yang menuturkan nasehat dari kakekku Ali bin Abi Thalib, barangsiapa yang berpuasa di bulan Syaban karena mencintai Rasulullah Saw dan demi mendekatkan diri kepada Allah swt, maka Allah swt akan mencintainya dan memuliakannya di hari akhir nanti, dan surga wajib baginya,”.

Di bulan Syaban ini kita merayakan dan mengenang figur-figur agung Ahlul Bait Rasulullah Saw karena perilaku dan cara hidup mereka merupakan petunjuk menuju jalan kebahagiaan dan kesuksesan. Salah satunya adalah Imam Sajjad. Imam Ali Zainal Abidin dilahirkan tanggal lima Sya'ban tahun 38 H. Putra Imam Husein dijuluki dengan sebutan Imam Sajjad, karena tekun beribadah dan bersujud kepada Allah Swt. Selain dekat dengan Tuhan, Imam Sajjad juga dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, penyantun terutama kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang tertindas.

Manusia mulia ini juga dikenal dengan doa-doanya yang memiliki ketinggian bahasa yang menjulang dan kedalaman makna yang menghunjam. Beliau menjalani malam dengan doa dan ibadah kepada Sang Maha Pencipta. Tentang ini, Imam Baqir as, putra Imam Sajjad berkata, "Ketika semua orang di rumah tertidur di awal malam, ayahku, Imam Sajjad bangun mengambil wudhu dan shalat dua rakaat”.

Salah satu strategi Imam Sajjad adalah mentransfer pengetahuan agama lewat tradisi doa dan munajat. Beliau memaparkan pelajarannya lewat bait-bait doa dan munajat yang menggugah hati. Kumpulan doa-doa beliau disatukan dalam kitab "Shahifah Sajjadiyah" yang merupakan harta karun pengetahuan dan hakikat agama. Kitab tersebut adalah kumpulan samudera pengetahuan Islam di bidang tauhid, akhlak, dan pendidikan yang telah mengundang perhatian banyak ulama.

Doa adalah media penghubung antara makhluk dengan penciptanya dan agama Islam sangat menganjurkan umatnya berdoa. Selain memiliki pengaruh spiritual luar biasa bagi manusia, doa juga dapat memberi pengaruh kepada seluruh dimensi keberadaan manusia mulai dari perilaku personal hingga sosial dan politik. Interaksi dengan Allah Swt akan menjaga manusia dari gangguan mental dan kerusakan jiwa.

Imam Sajjad dikenal sebagai sosok yang sangat pengasih dan dermawan. Rumahnya selalu menjadi rujukan dan tempat pengaduan para fakir miskin untuk meminta bantuan. Suatu ketika, beliau melihat sekelompok orang penderita lepra yang dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Imam Sajjad pun lantas membawa mereka ke rumahnya dan menyambutnya dengan penuh kasih sayang.

Imam Sajjad mengambil bahan makanan dalam karung dan memanggulnya sendirian menuju daerah orang-orang miskin dan membagikan makanan kepada mereka. Tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Setiap malam orang-orang miskin menunggu beliau di depan rumah mereka untuk menerima jatah makanannya. Imam Baqir berkata, Tapak hitam dipunggung ayahku merupakan bukti bahwa beliau memanggul sendiri makanan yang dibagikan kepada orang miskin.

Imam Sajjad dengan tanpa pamrih dan hanya mengharap keridhaan Allah dalam berbuat baik terhadap orang lain. Ketika bersama rombongan bergerak menuju Mekah untuk menjalankan ibadah haji, beliau meminta supaya pengurus rombongan tidak memperkenalkan identitas dirinya kepada yang lain. Dengan cara ini rombongan lain tidak mengenalinya, dan beliau bisa leluasa melayani keperluan mereka yang hendak berangkat untuk menunaikan ibadah haji.

Dalam sebuah perjalanan seseorang mengenalinya dan berkata, "Apakah kalian tahu siapa pemuda ini " Ia tidak lain adalah Ali bin Husein. Rombongan itu berlari mendekati Imam Sajjad dan memberi hormat serta memohon maaf karena tidak mengenalinya. Imam Sajjad berkata, Aku ingin melayani keperluan mereka. Inilah alasanku tidak ingin dikenali oleh mereka."

Kehidupan Imam Ali Zainal Abidin menjadi mata air pengetahuan dan akhlak bagi yang mendulangnya. Salah satu pelajaran besar dari kehidupan beliau adalah cara memberikan nasehat yang bijaksana. Suatu hari seoranglelaki mengeluh dan putusa asa atas rahmat Allah swt. Ia berkata, "Saya berdoa, munajat dan memohon kepada Allah, tapi suara ini tidak melampaui langit-langit rumah apalagi menembus angkasa." Mendengar keluhan itu, salah seorang temannya berkata, "Jangan keliru saudaraku, Allah dekat dengan kita. Tapi kitalah yang tidak memiliki kemampuan untuk merasakannya. Bukankah, Allah swt dalam al-Quran berfirman, "Aku lebih dekat dari urat nadimu”.

Tapi nasehat itu tidak berpengaruh, dan lelaki itu kian hari semakin putus asa atas kehidupannya. Akhirnya suatu hari ia diajak bertemu dengan Imam Sajjad. Di hadapan Imam Sajjad lelaki itu berkata, "Saya menemui Anda untuk menanyakan mengapa doaku tidak terkabul. Padahal Allah swt berfirman, ‘Berdoalah, maka Aku akan mengabulkan doamu ‘. Saya khawatir akidah saya lemah dan meninggal dalam keadaan tidak beragama."

Imam Sajjad memandang dengan penuh kasih sayang kepada lelaki tersebut. Beliau kemudian bertanya, "Apakah shalatmu awal waktu atau tidak? Apakah engkau telah berbuat baik seperti bersedekah kepada orang miskin demi mendekatkan diri kepada Allah? Apakah sikapmu baik terhadap teman-temanmu? Apakah kamu tidak mengucapkan kalimat yang menyulut permusuhan? Apakah engkau tidak memberikan persaksian palsu? Apakah kamu telah menunaikan zakat dan membayar utang? Apakah engkau tidak kikir terhadap kaum fakir dan membantu yatim?"

Lelaki itu menjawab, "Wahai Ali bin Husein, sayang sekali saya tidak termasuk kriteria yang Anda sebutkan. Imam sambil tersenyum ramah menjawab, "Lalu apa yang diharapkan dari Allah ? Semua kriteria yang saya sebutkan itu selain berguna bagi akhiratmu juga bermanfaat bagi duniamu. Salah satunya adalah dikabulkannya doa. Dengarlah perintah Allah, maka Allah akan mendengar perkataan kita."

Dalam pandangan Imam Sajjad, hubungan vertikal dengan Allah swt tidak bisa dipisahkan dari hubungan horizontal antarsesama manusia. Imam Zainal Abidin dalam Risalah Huquq menyinggung hak sesama manusia. Sebab setiap anggota masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam menjalani kehidupan ini. Dengan cemerlang, Imam Sajjad menjelaskan bagaimana hak pemimpin terhadap bawahannya dan sebaliknya. Tidak hanya itu, Imam Sajjad juga menjelaskan bagaimana hubungan keluarga menyangkut hak orang tua terhadap anaknya dan sebaliknya, hak bertetangga, berteman dan hak terhadap harta.

Menurut Imam Sajjad, manusia adalah pelayan bagi yang lain, sehingga dalam masyarakat tumbuh budaya gotong-royong dan saling membantu. Di bagian lain Imam Sajjad mengungkapkan perkataan tentang saudara. Beliau berkata, "Saudara yang buruk adalah orang yang memperhatikanmu ketika keadaan lapang, namun menjauhi ketika sulit." Untuk itu seorang mukmin berkewajiban berbuat baik kepada orang lain.

Dalam pandangan Imam Sajjad, melayani orang lain memiliki berbagai dampak yang sangat besar baik di dunia maupun di akhirat. Salah satunya adalah membantu orang yang terkena musibah dan membutuhkan pertolongan. Imam Sajjad berkata, "Di dunia ini tidak ada yang lebih mulia selain berbuat baik kepada saudara."

Imam Sajjad dalam berbagai riwayat lain menjelaskan bahwa orang yang membantu orang lain akan mendapat ganjaran pahala akhirat, ampunan dosa, kedudukan yang tinggi di surga serta pahala lainnya. Beliau berkata, "Tuhanku, semoga shalawat tercurah atas Muhammad dan keluarganya.., anugerahilah tanganku ini agar bisa berbuat baik kepada orang lain, dan jangan rusakkan kebaikan itu dengan riya dalam diriku."

Imam Sajjad bahkan dalam doanyapun memberikan contoh bagaimana mengabdi dan melayani kebutuhan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Imam Zainal Abidin kepada putranya berkata, "Barang siapa yang meminta tolong padamu untuk melakukan suatu pekerjaan baik, maka lakukanlah. Jika kamu ahlinya maka lakukan dengan sebaik-baiknya, Jika bukan engkau telah berbuat baik."

Imam Ali Zainal Abidin sangat menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian terhadap masyarakat bukan diukur dari seberapa besar pekerjaan itu, tapi kualitas layanan dan ketulusan niatlah yang menjadi ukuran dari bernilai atau tidaknya pekerjaan itu.

Selain itu, pengabdian juga menumbuhkan sebuah ketenangan spiritual bagi seseorang yang bisa berbuat kebaikan bagi orang lain. Terkait hal ini Imam Sajjad berkata, "Sikap bersahabat dan bersaudara seorang mukmin kepada saudara mukmin lainnya adalah ibadah." Di bagian lain, Imam Sajjad mengingatkan nilai spiritual berbuat baik kepada orang lain dengan mengatakan, "Allah akan menggembirakan orang yang telah menggembirakan saudaramu."

Selasa, 21 Februari 2023 17:35

DK-PBB Kecam Perluasan Permukiman Zionis

 

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk rencana rezim Zionis memperluas permukiman di tanah Palestina yang didudukinya.

Tindakan Dewan Keamanan PBB mengutuk rencana Israel untuk memperluas pemukiman di wilayah pendudukan terjadi setelah enam tahun sejak resolusi terakhir dikeluarkan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan yang disetujui 15 negara anggotanya hari Senin (20/2/2023) yang memandang pembangunan pemukiman Zionis yang berkelanjutan sebagai hambatan untuk realisasi perdamaian antara Palestina dan Israel.

Dewan Keamanan PBB juga mengutuk upaya rezim Zionis untuk melegalkan pembangunan sembilan permukiman Zionis baru di Tepi Barat.

Dewan Keamanan PBB dalam pernyataannya menentang semua tindakan sepihak, termasuk pembangunan dan pengembangan permukiman Zionis, penyitaan tanah Palestina, legalisasi permukiman, serta penghancuran rumah dan pengungsian warga Palestina.

Sejak berdirinya kabinet garis keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, penghancuran rumah warga Palestina dan pembangunan permukiman Zionis semakin meningkat.

 

Mantan pejabat Dinas Intelijen Shin Bet, Rezim Zionis menyamakan kondisi Israel saat ini dengan gempa bumi, dan jika kondisi ini berubah menjadi tsunami, maka ia akan menghanyutkan semua Zionis.

Dikutip stasiun televisi Al Mayadeen, Selasa (21/2/2023), Dvir Kariv mengomentari dialog terbaru Direktur Shin Bet, Ronen Bar, dengan para pejabat Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
 
Ia menuturkan, "Ini sangat tidak wajar. Ini untuk ketiga kalinya sejak pemerintah baru terbentuk. Pertama ketika mantan Direktur Shin Bet, Carmi Gillon, sebelum terbunuhnya Yitzhak Rabin, memperingatkan para politisi. Ia mengakui pembunuhan politis telah terjadi, dan kami tahu apa yang terjadi setelah itu."
 
Dvir Kariv menambahkan, "Kali kedua terjadi setahun lalu atau lebih lama lagi, saat mantan Direktur Shin Bet, Nadav Argaman pada periode ketiga atau keempat pemilu memperingatkan bahwa perdebatan dan ketegangan dapat memperburuk situasi, dan berujung dengan kekerasan ideologis."
 
"Kondisi Israel sekarang adalah pengulangan dari peringatan-peringatan Shin Bet untuk ketiga kalinya, tapi yang berbeda dan menyebabkannya tidak wajar adalah karena Direktur Shin Bet seperti demonstran lainnya berbicara soal ketegangan serius, peringatan ini tidak wajar," imbuhnya.
 
Mantan Direktur Shin Bet menegaskan, "Kondisi saat ini menunjukkan perpecahan dan gempa di Israel pasca-pengesahan undang-undang reformasi peradilan. Lahar panas sedang membesar, di sini mungkin saja terjadi gempa, pertanyaan besarnya apakah gempa ini berpotensi tsunami atau tidak ? jika iya, maka gelombang tsunami akan menghanyutkan kita semua." 

 

Komandan Pasukan Penjaga Perbatasan Iran mengabarkan penahanan sebuah kapal pengangkut senjata buatan Amerika Serikat di Teluk Persia.

Brigjen Ahmad Ali Goudarzi, Selasa (21/2/2023) mengatakan, "Sebuah kapal yang membawa lebih dari 5.000 pucuk senjata tajam dan senjata api buatan AS, berhasil ditahan di Provinsi Bushehr, salah satu sajam yang disita memiliki karakteristik unik, ia akan lebih tajam bila terkena darah."

Ia menambahkan, "Dalam beberapa bulan terakhir Pasukan Penjaga Perbatasan Iran berhasil menyita lebih dari 3.000 pucuk senapan serbu yang akan dikirim untuk para perusuh, dan penjahat di dalam Iran."

Menurut Goudarzi, kawasan Teluk Persia bukan lokasi aktivitas pasukan teroris AS, dan Angkatan Bersenjata Iran, saat ini jauh lebih kuat dari sebelumnya, dan kekuatan ini benar-benar bisa dirasakan.

Pada aksi kerusuhan terbaru di Iran, para pejabat AS, Rezim Zionis, dan beberapa negara Eropa, serta media-media mereka, mendukung kerusuhan, namun jutaan rakyat Iran berulangkali turun ke jalan menggelar unjuk rasa mengutuk kerusuhan, dan mendukung Republik Islam Iran.