
کمالوندی
Kalam Hikmah (7): Ungkapan "Amerika, Setan Besar"
Pada bagian ketujuh Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyinggung pernyataan Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra tentang kebusukan Amerika Serikat.
"Imam Agung kita [Imam Khomeini ra] berkata, 'Amerika adalah setan besar'. Ungkapan ini benar-benar luar biasa," kata Rahbar dalam ceramahnya.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, Allah SWT mengutip kata-kata setan yang disampaikannya pada hari kiamat kepada mereka yang telah mengikutinya:
“اِنَّ اللهَ وَعَدَکُم وَعدَ الحَقِّ وَ وَعَدتُکُم فَاَخلَفتُکُم” Setan berkata kepada para pengikutnya, "Allah telah memberikan janji yang benar kepada kalian, namun kalian tidak mengikuti janji Allah dan tidak komitmen. Saya memberi janji palsu kepada kalian dan kalian mengikutiku! Saya telah melanggar janji. Saya telah memberi janji kepada kalian dan saya mengingkarinya."
"Setan menyalahkan para pengikutnya di hari kiamat seperti itu. Kemudian Allah SWT berfirman dari ucapan setan yang berkata kepada mereka:
'فَلا تَلومونی وَلوموا اَنفُسَکُم»', jangan menyalahkan saya, tapi salahkan diri kalian sendiri. Ini benar-benar tepat dengan Amerika hari ini," imbuhnya.
Ayatullah Khamenei menuturkan, sekarang setan menyampaikan ucapan ini pada hari kiamat. Hari ini Amerika menyampaikan ucapan tersebut di dunia. Mereka memberi janji tapi tidak melakukan janjinya, dan melanggarnya. Mereka mengambil konsesi secara tunai, dan tidak memberi konsesi sekalipun secara dicicil (kredit). Kondisi Amerika seperti ini. Untuk itu, tidak seharusnya percaya kepada pihak lain.
Kalam Hikmah (6): Usaha Menciptakan Masyarakat Mahdavi
Pada bagian keenam Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengajak masyarakat untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dan berusaha menciptakan masyarakat Mahdavi semampu kita.
Rahbar mengatakan, beberapa orang benar-benar melewati kehidupannya dengan sulit dalam keadaan seperti ini. Mereka tidak dapat mengatur kehidupan normalnya. Masyarakat yang dermawan dan mampu hendaknya segera melakukan aktivitas luas di bidang ini.
"Dalam selawat mulia 'Syajarah Nubuwah' [Pohon Kenabian] kita membaca:
“وَ ارزُقنی مُواساةَ مَن قَتَّرتَ عَلَیهِ مِن رِزقِکَ بِمَا وَسَّعتَ عَلَیَّ مِن فَضلِکَ ... وَ اَحیَیتَنی تَحتَ ظِلِّک”. Maksudnya, ini salah satu pekerjaan penting yang harus dilaksanakan, khususnya ketika bulan Ramadan akan tiba," ujarnya.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, bulan Ramadan adalah bulan infak, bulan pengorbanan, dan bulan membantu orang-orang miskin. Alangkah baiknya apabila dilakukan sebuah gerakan besar di negara ini untuk membantu dan empati serta memberikan bantuan sembako kepada orang-orang fakir dan membutuhkan. Jika itu terjadi, kegiatan itu akan meninggalkan kenangan indah tahun ini di benak kita.
"Untuk membuktikan pengabdian kita kepada Imam Zaman af, kita harus menciptakan sendiri pemandangan dan manifestasi dari masyarakat Mahdawi, sebagaimana telah saya jelaskan bahwa masyarakat Mahdawi adalah masyarakat berkeadilan, masyarakat bermartabat, masyarakat berpengetahuan, serta masyarakat yang saling membantu dan bersaudara. Inilah yang harus kita realisasikan dalam kehidupan kita, semampu kita," pungkasnya.
Kalam Hikmah (5): Dampak "Penantian"
Pada bagian kelima Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan tentang maksud dari penantian kemunculan Imam Mahdi af dan dampak dari penantian ini.
"Kami telah menyampaikan poin lain bahwa yang dimaksud dengan menanti 'kemunculan' adalah kemunculan terakhir yang merupakan kedatangan Imam (Mahdi af), dan juga kemunculan setelah kesulitan. Artinya, kemunculan setelah kejadian-kejadian sulit dan peristiwa-peristiwa yang menyebar luas, seperti kejadian yang ada di dunia saat ini yang membuat banyak orang putus asa, dan mendorong banyak orang untuk bunuh diri. Namun ketika ada penantian atas kemunculan (Imam Mahdi af), maka manusia akan tahu bahwa peristiwa ini niscaya akan berakhir," kata Rahbar.
Ayatullah Khamenei menambahkan, ada poin lain dalam hal ini. Ketenangan pikiran dan jiwa yang berasal dari penantian kemunculan, kepercayaan diri yang dimiliki manusia, di mana jiwa dan hatinya tidak bergejolak, masih bisa ditingkatkan dengan doa, istigasah dan munajat kepada Allah SWT. Karena "Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram".
Rahbar menuturkan, doa-doa yang telah diriwayatkan –sekarang kita di bulan suci Sya'ban dan kemudian di bulan suci Ramadhan– ada banyak doa, ada berbagai munajat dan berbicara dengan Allah SWT tanpa perantara sangat penting. Atau berbicara dengan para Imam as yang merupakan satu alam wujud yang paling dekat dengan Allah SWT memberi manusia kemungkinan kepercayaan diri, kedamaian dan ketenteraman.
"Mengingat Allah SWT akan memberikan keterbukaan (jalan) kepada manusia, memberikan kebahagiaan kepada manusia dan menarik rahmat ilahi kepadanya," pungkasnya.
Kalam Hikmah (4): Makna "Penantian"
Pada seri keempat Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Isalm Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan tentang makna penantian atas kemunculan Imam Mahdi af dan apa yang harus dilakukan pada masa penantian.
Rahbar mengatakan, menanti (kemunculan Imam Mahdi af) tidak berarti duduk, berpangku tangan dan menatap. Menanti, lanjutnya, berarti bersiap, menanti berarti mengambil tindakan, dan bermakna bahwa manusia merasa ada konsekuensi yang bisa dicapai dan ia harus berusaha untuk mencapai tujuan itu.
"Kita yang menanti kemunculan, kita menanti kemunculan kembali Hazrat Baqiyatullah af, kita harus berusaha di jalan ini. Kita harus berusaha untuk menciptakan masyarakat Mahdawi, kita harus membangun diri kita sendiri, dan kita harus melakukan perubahan semampu kita dengan fasilitas yang kita miliki, hingga kita mampu membawa lingkungan sekitar kita untuk lebih dekat kepada masyarakat Mahdawi sesuai yang kita bisa. Masyarakat Mahdawi adalah masyarakat yang berkeadilan, masyarakat berspiritual, masyarakat bermakrifat, masyarakat yang bersaudara dan ukhuwah, masyarakat berpengetahuan dan masyarakat bermartabat," jelasnya.
Ayatullah Khamenei menuturkan, satu hal tentang menanti "kemunculan" adalah, bahwa menanti kemunculan bukan tidak sabar dan menentukan jangka waktu, di mana manusia mempertimbangkan satu waktu bahwa pada tanggal tertentu, misalnya, kejadian ini akan berakhir atau intensitas ini akan berakhir, atau Imam akan muncul ketika manusia tidak sabar atau menghentakkan kaki ke tanah. Ini bukan penantian "kemunculan".
"Menanti kemunculan bermakna mempersiapkan diri. Ketidaksabaran dan tergesa-gesa termasuk dari hal-hal yang dilarang. Dalam sebuah riwayat disebutkan, "Allah tidak tergesa-gesa dengan ketergesaan hamba." Apabila kalian tergesa-gesa dan terburu-buru, bukan berarti Allah SWT juga memutuskan dengan mengikuti ketergesa-gesaan kalian dan terburu-buru. Tidak, segala sesuatu sudah diatur dan memiliki waktu yang pasti, memiliki kebijaksanaan, dan terjadi berdasarkan kebijaksanaan itu," pungkasnya.
Kalam Hikmah (3): "Penantian", Ibadah Paling Utama
Dalam seri ketiga Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Isalm Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, ibadah paling utama setelah makrifat adalah menanti kemunculan Sang Juru Selamat, Imam Mahdi af.
Dalam sebuah riwayat dari Imam Musa ibn Jakfar as disebutkan, "Ibadah paling utama setelah makrifat adalah menanti kemunculan [Imam Mahdi af]." Makrifat adalah Tauhid dan makrifat hakikat ilahi. Perbuatan terbaik setelahnya adalah menanti kemunculan (Imam Mahdi af).
Dari Imam Ali as diriwayatkan, "Tunggulah kemunculan dan jangan putus asa dari rahmat dan pembebasan ilahi." Jadi, dalam penantian kemunculan (Imam Mahdi af), ada harapan, ada gerakan dan ada tindakan.
Tentu saja, apa yang telah dikatakan tentang penantian "kemunculan" adalah penantian atas kemunculan Imam Mahdi af, dan ini adalah contoh dari penantian "kemunculan".
Sabda Nabi Muhammad SAW bahwa "Paling utama dari perbuatan umatku adalah menanti kemunculan" berkaitan dengan masalah yang muncul dalam kehidupan manusia. Manusia tidak boleh putus asa dalam menghadapi masalah-masalah ini. Manusia harus menanti menanti kemunculan (Imam Mahdi af). Ia harus tahu bahwa kemunculan pasti akan tiba.
Menanti kemunculan itu sendiri sendiri adalah sejenis pembebasan. Sebuah riwayat dari Imam Musa bin Jakfar: "Apakah engkau tidak mengetahui bahwa penantian kemunculan (Imam Mahdi af) adalah bagian dari pembebasan?"
Penantian kemunculan dan penantian pembebasan itu sendiri merupakan pembebasan bagi manusia yang menyelamatkannya dari keadaan putus asa dan dari ketidakberdayaan yang memaksanya melakukan hal-hal aneh.
Nah, apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW dan para Imam seperti ini bermakna bahwa umat Muhammad SAW tidak akan mengalami keputusasaan dalam setiap peristiwa kehidupan, dan mereka selalu menunggu kemunculan dalam setiap kondisi.
Kalam Hikmah (2): Nilai "Penantian"
Seri kedua Kalam Hikmah ini menyajikan ceramah Pemimpin Besar Revolusi Isalm Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei tentang pentingnya posisi penantian atas datangnya "Sang Juru Selamat".
Setiap orang, baik dari kalangan terpelajar yang mampu mengindentifikasi berbagai peristiwa, maupun masyarakat awam di level dunia yang sebagian dari mereka hidup dalam kesulitan di berbagai negara, tidak sadar bahwa mereka semua memiliki "perasaan membutuhkan" ini. Hanya saja sebagian sadar dan sebagian lainnya tidak sadar.
Dan tentu saja semua agama telah memberi janji yang sama. Semua agama, menjanjikan kemunculan (Juru Selamat), dan sebuah gerakan agung Ilahi di akhir sejarah, tapi tentu saja ini bukan akhir sejarah, dunia nyata dan kehidupan hakiki manusia dimulai sejak zaman Imam Mahdi af, itu akan dimulai pada akhir kehidupan yang kita jalani hari ini, semua agama memberikan janji dengan akhir yang seperti itu.
Jadi ini adalah suatu kebutuhan. Namun agar kebutuhan ini menemukan arah dan memberikan manfaat, Islam telah meminta kita untuk menanti. Penantian lebih dari sekedar kebutuhan, ini lebih dari sekedar perasaan membutuhkan.
Dikatakan bahwa kita harus menanti. Penantian adalah harapan. Penantian berarti meyakini akan adanya masa depan yang pasti. Bukan sebatas kebutuhan. Penantian adalah membangun. Karenanya, dalam riwayat dan ajaran agama kita, penantian atas “Kemunculan Sang Juru Selamat” menempati posisi yang sangat penting, saya akan memberikan penjelasan terkait hal ini, nanti.
Dalam tulisan-tulisan Imam Mahdi (Arwahuna Fidahu) kepada Ibnu Babawaih (Ali bin Babawaih) telah dinukil dari ucapan Nabi Muhammad Saw yang bersabda اَفضَلُ اَعمالِ اُمّتی انِتِظارُ الفَرَج yaitu “Amal terbaik umatku adalah menanti “kemunculan Imam Mahdi”, yaitu harapan.
Kalam Hikmah (1): Misi Besar Imam Mahdi af
Seri pertama Kalam Hikmah ini menyajikan ceramah Pemimpin Besar Revolusi Isalm Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei tentang misi besar Imam Mahdi af untuk mewujudkan keadilan di semua hal. (RA)
PM Israel Akui Larinya Tahanan Palestina Pengaruhi Front Lain
Perdana Menteri rezim ZIonis Israel mengakui larinya enam tahanan Palestina dari penjara Gilboa, memberi pengaruh pada banyak front perlawanan anti-Israel yang lain.
Situs Palestine Today, Kamis (9/9/2021) melaporkan, Naftali Bennett dalam sebuah pertemuan yang dihadiri Menteri Perang, Menteri Keamanan Internal, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel serta Direktur Shin Bet menanggapi larinya enam tahanan Palestina dari penjara Gilboa.
Bennett mengatakan, "Militer Israel harus siap menghadapi segala skenario yang mungkin muncul sebagai dampak dari kejadian ini, di salah satu front musuh."
Sebelumnya kelompok perlawanan Palestina memperingatkan Israel untuk tidak menyerang enam tahanan Palestina yang lari, dan tidak menekan keluarga mereka.
"Kelompok perlawanan Palestina sampai kapan pun tidak akan pernah meninggalkan tahanan mereka sendirian, dan Israel bertanggung jawab atas dampak kebijakan berbahaya yang diterapkannya, dan nyawa seluruh tahanan," tegasnya.
Tahanan Palestina Bakar Sel-Sel Penjara Israel di Negev
embalas aksi kekerasan yang dilakukan militer rezim Zionis Israel terhadap mereka, para tahanan Palestina membakar sel-sel penjara di Negev.
Dikutip situs Arab48, Rabu (8/9/2021), para tahanan Palestina di Bangsal 6, Penjara Ktzi'ot atau yang lebih dikenal di kalangan tahanan sebagai Ansar III yang terletak di Gurun Negev, membakar sel-sel penjara untuk membalas perlakuan tidak manusiawi militer Israel.
Pada saat insiden pembakaran terjadi, situasi di bangsal-bangsal lain di penjara ini juga ikut memanas. Sedikitnya lima sel penjara dibakar, dan para sipir penjara Israel langsung disiagakan.
Situs Palestina, Shehab mengabarkan, para tahanan Palestina di seluruh penjara Israel sudah memutuskan untuk menolak dipindahkan atau dipecah, apa pun akibatnya mereka akan melawan kekerasan aparat keamanan Israel.
Sebelumnya para tahanan Jihad Islam di penjara-penjara Israel memperingatkan, jika petugas penjara memaksa mereka pindah, maka sel-sel penjara akan dibakar.
Tahanan Palestina Bakar Sel-Sel Penjara Israel di Negev
embalas aksi kekerasan yang dilakukan militer rezim Zionis Israel terhadap mereka, para tahanan Palestina membakar sel-sel penjara di Negev.
Dikutip situs Arab48, Rabu (8/9/2021), para tahanan Palestina di Bangsal 6, Penjara Ktzi'ot atau yang lebih dikenal di kalangan tahanan sebagai Ansar III yang terletak di Gurun Negev, membakar sel-sel penjara untuk membalas perlakuan tidak manusiawi militer Israel.
Pada saat insiden pembakaran terjadi, situasi di bangsal-bangsal lain di penjara ini juga ikut memanas. Sedikitnya lima sel penjara dibakar, dan para sipir penjara Israel langsung disiagakan.
Situs Palestina, Shehab mengabarkan, para tahanan Palestina di seluruh penjara Israel sudah memutuskan untuk menolak dipindahkan atau dipecah, apa pun akibatnya mereka akan melawan kekerasan aparat keamanan Israel.
Sebelumnya para tahanan Jihad Islam di penjara-penjara Israel memperingatkan, jika petugas penjara memaksa mereka pindah, maka sel-sel penjara akan dibakar.