کمالوندی

کمالوندی

 

Juru bicara Kataib Hizbullah Irak mengatakan, jika tidak ada bantuan Iran, Irak tidak akan pernah bisa mengusir pasukan Amerika Serikat.

Dikutip ISNA, Kamis (9/9/2021), Mohammad Muhyi menuturkan, "Meski rakyat Irak adalah rakyat pejuang, dan tidak bisa menerima berlanjutnya kehadiran pasukan AS di negaranya, namun harus diterima bahwa seluruh upaya kami dalam melawan kehadiran pasukan AS di Irak, tidak berhasil, oleh karena itu jika tidak ada bantuan Iran, maka Irak pasti gagal mengusir pasukan AS."

Jubir Kataib Hizbullah Irak berterimakasih atas bantuan Republik Islam Iran dalam memerangi kelompok teroris Daesh.

"Saat ini pasukan AS tidak punya pilihan lain selain keluar dari Irak, karena poros perlawanan di Irak sangat luas, oleh karena itu jika sampai pecah perang, kelompok perlawanan Irak akan mengerahkan seluruh upayanya untuk mengalahkan, menghentikan dan mengusir pasukan AS sehingga lokasi terjauh di Irak sekali pun akan bersih dari sisa pasukan AS," pungkasnya.

Jumat, 10 September 2021 21:00

Irak akan Bangun Reaktor Nuklir

 

Pemerintah Irak memulai pembicaraan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang penyediaan bahan bakar nuklir sebagai bagian dari rencananya untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir.

Sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita Shafaq, Kamis (9/9/2021) bahwa pemerintah Irak menghubungi IAEA mengenai kemungkinan melanjutkan aktivitas nuklirnya dan menyediakan bahan bakar nuklir untuk mengoperasikan pembangkit nuklir Irak pada tahun 2030.

"Pemerintah melampirkan perintah eksekutif dan administratif yang relevan, beberapa berasal dari tahun 1980-an ke dokumen yang diserahkan," tambahnya.

Kekurangan listrik telah melanda Irak selama beberapa dekade, karena penghancuran infrastruktur selama bertahun-tahun konflik.

Irak sebelumnya mengumumkan bahwa pihaknya berencana membangun delapan reaktor nuklir pada 2030 untuk menghasilkan 8.000 megawatt listrik atau 25 persen dari total kebutuhan nasional.

Kepala Komisi Irak untuk Pengendalian Sumber Radioaktif, Kamal Hussein Latif mengatakan pembicaraan dengan perusahaan Rusia berjalan dengan baik dan pihaknya juga sedang berdiskusi dengan negara lain.

Badan Pengendalian Sumber Radioaktif Irak mengumumkan pada 3 November 2020 bahwa lima negara; Amerika Serikat, Rusia, Argentina, Korea Selatan, dan Prancis berpotensi bekerja sama dengan Irak untuk pembangunan reaktor. 

 

Pasukan Hashd al-Shaabi menemukan empat gudang penuh senjata milik teroris Daesh selama penyisiran distrik al-Tarmiyah di Baghdad Utara.

Seperti dilaporkan situs Ain al-Irak, Kamis (9/9/2021), pasukan Brigade-12 Hashd al-Shaabi dalam operasi penyisiran bersama satuan penjinak bom, menemukan empat gudang senjata bawah tanah milik Daesh di al-Tarmiyah.

Penemuan itu terjadi ketika Daesh meningkatkan serangannya terhadap pasukan keamanan dan militer Irak pekan lalu. Sebanyak 13 personel keamanan Irak tewas dalam satu serangan Daesh di Provinsi Kirkuk.

Operasi pembersihan distrik al-Tarmiyah dilakukan sejak 14 Agustus lalu untuk melacak dan menghancurkan sisa-sisa teroris Daesh.

Sementara itu, Badan Keamanan Nasional Irak telah menyiagakan pasukan menjelang peringatan acara Arbain, yang diperkirakan dihadiri oleh jutaan orang untuk berziarah ke Karbala.

 

Komando Operasi Gabungan Militer Irak mengumumkan batas waktu bagi kehadiran pasukan Amerika Serikat di negara Arab itu.

"Komite Bersama Irak-AS mengumumkan batas waktu untuk kehadiran pasukan Amerika di Irak pada 31 Januari 2022, dan hal ini berdasarkan hasil dialog strategis antara kedua negara," kata juru bicara Komando Operasi Gabungan Militer Irak Tahsin al-Khafaji seperti dilansir Rusiya al-Yaum (RT Arabic) pada Jumat (10/9/2021).

Dia menambahkan, sebagai hasil dari perjanjian ini, sejumlah besar pasukan Amerika mulai ditarik dari Irak.

"AS tidak memiliki barak atau pangkalan militer di Irak, kecuali sebagian kecil di pangkalan Ain al-Assad, yang saat ini berada di bawah komando tentara Irak, dan pangkalan al-Hariri, yang sebagian besarnya dikuasai oleh pasukan Peshmerga wilayah Kurdistan Irak," pungkasnya.

Selama kunjungannya baru-baru ini ke AS, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membahas berbagai masalah penting.

Dalam pertemuan tersebut, al-Kadhimi menekankan perlunya penarikan pasukan AS dari Irak pada 31 Desember 2021.

Pasukan pendudukan AS telah ditempatkan di Irak sejak tahun 2003. Rakyat dan kelompok-kelompok di Irak telah berulang kali menyerukan penarikan pasukan AS dari negara mereka. Parlemen Irak juga telah menyetujui rencana penarikan pasukan AS dari negara Arab itu.

 

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan, Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Afghanistan.

"AS bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Afghanistan, dan dalam situasi saat ini, keadaan yang stabil hanya dapat dicapai melalui pembentukan pemerintahan yang inklusif dengan partisipasi semua kelompok di Afghanistan," kata Amir Abdollahian dalam pertemuan dengan Menlu Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Tehran, Kamis (9/9/2021) seperti dikutip Farsnews.

Dalam pertemuan tersebut, selain membahas isu-isu regional dan menyampaikan pandangan Iran tentang perlunya memperkuat dialog di kawasan, mereka juga membahas isu-isu penting hubungan bilateral antara Tehran dan Doha.

Dibahas pula mengenai peningkatan hubungan perdagangan kedua negara, percepatan penerbitan visa perdagangan, fasilitasi pergerakan pedagang dan sektor swasta, pengadaan komisi bersama untuk kerjasama kedua negara dalam waktu dekat dan kerjasama Republik Islam Iran dengan Qatar pada Piala Dunia FIFA 2022.

Menlu Qatar menyapaikan salam dari para pejabat tinggi Doha kepada Presiden baru Iran Sayid Ebrahim Raisi dan anggota kabinet baru pemerintahannya. Sheikh Mohammed juga berharap kesuksesan untuk mereka. 

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh mengecam tuduhan tak berdasar dan konyol yang dikeluarkan oleh komite yang memproklamirkan diri sebagai Komite Kuartet Liga Arab terhadap negaranya.

Khatibzadeh dalam pernyataannya pada hari Jumat (10/9/2021) mengutuk tuduhan tak berdasar Komite Kuartet Liga Arab terhadap Iran dan menyebut tuduhan itu sebagai tanda minimnya pemahaman negara-negara anggota komite tersebut tentang arah perkembangan regional dan kondisi umum yang mengatur hubungan antara Republik Islam Iran dengan negara-negara Arab.

Dia mengatakan, tuduhan yang berulang tentang intervensi Iran dalam urusan internal negara lain oleh negara-negara yang memiliki sejarah campur tangan terhadap urusan dalam negeri negara lain, menciptakan ketegangan, mengembangbiakkan teroris, melatih tentara bayaran dan mengobarkan perang, khususnya di Yaman dan kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, adalah tertolak.

"Menempatkan komponen-komponen ini untuk menuduh Iran tidak akan menyelesaikan masalah negara-negara yang melakukan intervensi dan mengabaikan rakyat," ujarnya.

Jubir Kemlu Iran lebih lanjut menyebut perhatian utama para penyusun pernyataan seperti itu sebagai pelayanan terbuka dan terselubung kepada rezim Zionis Israel.

Khatibzadeh menyarankan kepada empat negara anggota Komite Kuartet Liga Arab untuk fokus pada kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas ketimbang mengeluarkan pernyataan tidak berharga seperti itu.

Sebelumnya, anggota yang hadir dalam pertemuan Liga Arab mengulangi tuduhan tak berdasar mereka terhadap Republik Islam Iran. Mereka menuding Tehran melakukan apa yang disebut sebagai intervensi subversif, pembiayaan terhadap Gerakan al-Houthi dan kelompok-kelompok teroris ekstrem di kawasan.

Perkembangan yang paling penting dalam program nuklir Iran juga dibahas pada pertemuan Liga Arab. Para anggota yang hadir juga mencampuri urusan internal Iran dengan menyatakan bahwa mekanisme yang diperlukan untuk pemeriksaan segera dan komprehensif terhadap semua situs nuklir Iran harus dibuat.

Selain itu, mereka juga menuntut penghentian apa yang mereka sebut sebagai sabotase Iran terhadap hukum dan protokol internasional.

 

Kementerian Luar Negeri Pakistan merilis pernyataan bersama hasil dari pertemuan virtual menteri luar negeri dari enam negara tetangga Afghanistan.

"Sekarang rakyat Afghanistan harus menentukan masa depan mereka sendiri dan setiap rencana perdamaian dan rekonsiliasi harus sejalan dengan aspirasi mereka," kata Kemlu Pakistan dalam pernyataannya pada Kamis (9/9/2021) malam seperti dilansir kantor berita IRNA.

Sebelumnya, Kemlu Pakistan telah menggelar pertemuan virtual para menlu dari Republik Islam Iran, Cina, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan untuk membahas perkembangan di Aghanistan.

Kemlu Pakistan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa enam menlu dari enam negara tetangga Afghanistan dalam suasana saling pengertian dan pendekatan konstruktif.

Mereka menyinggung penarikan penuh pasukan asing dari Afghanistan dan menekankan bahwa rakyat Afghanistan harus menentukan masa depan mereka sendiri dan langkah ini harus berkontribusi pada perdamaian di Afghanistan serta proses tersebut harus dipimpin oleh rakyat negara ini untuk perdamaian dan rekonsiliasi nasional.

Disebutkan pula bahwa perubahan di Afghanistan membuktikan sekali lagi bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis ini. Selain itu, ditegaskan pula mengenai pentingnya struktur politik yang inklusif di Afghanistan dengan partisipasi semua kelompok etnis di negara ini.

Enam menteri dari negara-negara tetangga Afghanistan juga menekankan bahwa Dewan Keamanan PBB harus mengudukung Afghanistan dalam pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi serta bertanggung jawab atas perdamaian dan rekonstruksi Afghanistan dengan memberikan bantuan ekonomi dan kemanusiaan yang vital kepada rakyat negara ini. Selain itu, Komunitas internasional tidak boleh meninggalkan rakyat Afghanistan. 

 

Aparat keamanan rezim Zionis Israel menangkap seorang warga Palestina berusia 18 tahun di dekat Haram Ibrahim di kota Hebron, Tepi Barat baru-baru ini.

Menurut laporan Sama News, polisi Israel pada hari Senin (6/9/2021) mengklaim bahwa pemuda Palestina yang ditangkap bermaksud memasuki Haram Ibrahim dengan pisau dan akan melakukan operasi penargetan terhadap aparat keamanan.

Polisi Zionis juga menangkap dua anak Palestina di dekat pintu masuk kamp Jalazone pada Senin pagi dan memasukkan mereka ke penjara.

Sehari sebelumnya, tiga pemuda Palestina juga ditahan oleh pasukan keamanan Israel di dekat kamp Jalazone dan dua lainnya sedang dikejar.

Pusat Studi Tahanan Palestina dalam laporan bulanannya menyebutkan bahwa 310 warga Palestina ditahan oleh pasukan pendudukan pada bulan Agustus 2021. Jumlah tersebut meliputi 33 anak-anak dan sembilan wanita.

Menurut laporan tersebut, sejak awal tahun 2021, jumlah anak Palestina yang ditangkap oleh polisi Zionis telah meningkat menjadi 1000, termasuk penangkapan pada bulan Agustus.

Sekitar 4.400 warga Palestina saat ini ditahan di penjara Israel. Sekitar 600 orang dari jumlah tersebut menghadapi hukuman berat dan 425 berada di bawah penahanan sementara. 

 

Sementara semua perhatian media regional dan global terfokus pada perkembangan di Afghanistan dan dominasi Taliban di negara itu, aktivitas kelompok teroris Daesh (ISIS) telah meningkat dalam beberapa hari dan minggu terakhir.

Pada hari Minggu (05/09/2021), teroris Daesh menyerang Kirkuk di Irak utara yang menewaskan tujuh polisi Irak dan melukai beberapa lainnya.

Sementara itu, sumber-sumber Irak hari Senin (06/09/201) mengumumkan kesyahidan komandan operasi al-Jazeera yang berafiliasi dengan al-Hashd al-Shaabi yang berlokasi di daerah Jurf al-Nasr, utara provinsi Babil Irak, dan mengumumkan bahwa al-Shahid Asif gugur syahid akibat ledakan bom yang ditanam kelompok teroris Daesh, bersama dua rekannya di Brigade ke-47 al-Hashd al-Shaabi.

Pasukan al-Hashd al-Shaabi
Sementara itu, salah satu komandan al-Hashd al-Shaabi mengumumkan peningkatan serangan dan pergerakan kelompok teroris ISIS di beberapa bagian Irak. Ia juga memperingatkan bahwa teroris ISIS telah memperoleh senjata baru dan canggih serta menjadi lebih berbahaya dibandingkan tahun lalu.

Laporan pers dan media menunjukkan bahwa Daesh mulai pulih dan bahwa hikayat Daesh diam-diam atau dalam beberapa kasus secara terbuka sedang menghidupkan kembali kelompok teroris di Irak.

Baca juga: Serangan Teror Meningkat, Ini yang Dilakukan PM Irak
Dalam konteks ini, Arshad al-Salihi, anggota Parlemen Irak memperingatkan tentang gerakan ISIS seraya menyatakan bahwa serangan baru-baru ini oleh unsur-unsur kelompok teroris ini adalah tanda berbahaya dari kembalinya kegiatan kelompok teroris ini.

Pada saat Irak akan mengadakan pemilihan umum legislatif dalam waktu sekitar satu bulan lagi, kembalinya ISIS ke Irak menimbulkan pertanyaan tentang kebangkitannya dan para pendukungnya.

Dalam situasi saat ini, salah satu kata kunci yang dapat dikatakan tentang situasi di Irak adalah proyek "ketidakamanan" di Irak.

Tampaknya situasi saat ini di Irak sedemikian rupa sehingga beberapa pihak melihat kelanjutan situasi saat ini merugikan diri mereka sendiri dan elemen-elemen yang mereka dukung di Irak. Untuk alasan ini, mereka berusaha mengganggu permainan demi menciptakan kondisi yang lain. bagi mereka sendiri.

Sementara semua perhatian media regional dan global terfokus pada perkembangan di Afghanistan dan dominasi Taliban di negara itu, aktivitas kelompok teroris Daesh (ISIS) telah meningkat dalam beberapa hari dan minggu terakhir.
Mengingat pesatnya perkembangan di kawasan, khususnya di Irak, dapat dikatakan bahwa peningkatan serangan teroris oleh elemen ISIS pada saat ini memiliki beberapa alasan yang akan disebutkan secara singkat.

Pertama, tujuan pertama dari serangan untuk menciptakan ketidakamanan di Irak dan akibatnya adalah untuk menunjukkan wajah lemah dan tak berdaya dari kekuatan al-Hashd al-Shaabi.

Tujuan pendukung ISIS dalam tindakan dan upaya ini adalah untuk menunjukkan ketidakefektifan langkah-langkah yang dilakukan al-Hashd al-Shaabi dan kelemahan organisasi ini guna mempengaruhi pandangan pemilih Irak menjelang pemilu. Karena para teroris dan pendukungnya sadar akan posisi populer dan posisi yang dapat diterima dari al-Hashd al-Shaabi di kalangan rakyat Irak.

Baca juga: Kataib Hizbullah: Dinas Intelejen Saudi dan UEA Pegang Kendali Daesh di Irak
Kedua, serangan teroris yang terus berlanjut di Irak membuat negara tidak stabil. Kondisi ini memberikan pembenaran yang diperlukan bagi kelanjutan kehadiran pasukan AS di Irak dalam bentuk kontraktor dan pasukan keamanan serta pelatihan.

Ketiga, kelanjutan serangan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi.

Karena sekarang arus dan kelompok politik serta rakyat Irak menyerukan kepada pemerintah Irak untuk melaksanakan resolusi parlemen Irak terkait penarikan penuh pasukan Amerika dari Irak. Jika serangan teroris terus berlanjut, tekanan terhadap pemerintahan al-Kadhimi akan sedikit berkurang.

Pasukan AS di Irak
Jadi, ada tiga skenario di balik serangan teroris ISIS yang akan menguntungkan Amerika Serikat dan beberapa rezim regional.

Sementara itu, Juru Bicara Kataib Hizbullah Irak Abu Ali al-Askari mereaksi tindakan teroris ISIS baru-baru ini di Kirkuk. Ia menulis di Twitter, "Tindakan teroris ini berada di bawah pengawasan dan kendali Arab Saudi dan Uni Emirat Arab." 

 

Seorang pemimpin Gerakan Jihad Islam memperingatkan Israel bahwa musuh akan membayar harga mahal jika membunuh enam tahanan Palestina yang berhasil kabur dari penjara Gilboa.

Khaled al-Batsh, seperti dilaporkan televisi al-Mayadeen, mengatakan pada Senin (7/9/2021) malam bahwa kubu perlawanan telah memilih jihad terhadap musuh dan melanjutkan kegiatan ini.

"Hal ini telah dibuktikan oleh Mahmoud al-Arida dan rekan-rekannya yang ditawan," ujarnya dalam pidato di Gaza untuk merayakan keberhasilan enam tahanan Palestina tersebut.

Al-Batsh menegaskan bahwa jangan menyakiti para pahlawan ini dan kami memperingatkan musuh jika meneror atau membunuh mereka.

"Kami menyeru rakyat Palestina untuk membuka tangannya kepada para pahlawan ini dan membantu mereka. Kami tidak ingin mendengar bahwa seseorang akan mengembalikan mereka ke penjara," ucapnya.

Pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina ini menambahkan, "Kami meminta masyarakat di Jenin untuk membantu para pahlawan ini dan tidak mengabaikan mereka."

Dia menandaskan pilihan kubu perlawanan adalah berperang melawan penjajah untuk selamanya serta melanjutkan jihad dan perlawanan.

Menurut al-Batsh, hari ini kebingungan musuh bersumber dari pukulan besar yang diderita oleh institusi-institusi keamanan dan militer mereka.

Enam warga Palestina pada Senin pagi berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa Israel, yang menerapkan standar keamanan tingkat tinggi. Lima dari tahanan itu merupakan anggota Gerakan Jihad Islam, dan satu dari mereka adalah mantan komandan kelompok Fatah