کمالوندی

کمالوندی

Selasa, 01 Juli 2014 08:49

Muhammad di Mata Kaum Cendikiawan 1

Tak diragukan lagi bahwa para cendikiawan dan intelektual yang adil tak dapat mengingkari kepribadian luhur dan pengaruh Rasulullah Saw, karena semakin mereka meneliti jejak-jejak nabi Islam  maka mereka akan menemukan ketinggian akhlak beliau, kemajuan budaya dan peradaban manusia berkat perjuangan beliau. Terkait misi Nabi Muhammad, al-Quran surat al-Ahzab ayat 45-46 menyatakan, "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi."

 

Dari sebuah wilayah yang menyatukan benua Asia, Afrika dan Eropa diutuslah para nabi yang menyeru manusia kepada kebahagiaan. Lima nabi besar yang dikenal dengan sebutan Ulul Azmi di sebuah wilayah strategis dunia yang saat ini disebut Timur Tengah dengan beragam metode menyampaikan satu pesan dan memiliki satu tujuan. Mereka menyebarkan dakwah dan menyeru manusia untuk menyembah Tuhan Yang Esa dan berupaya menerapkan keadilan di dunia serta memerangi kezaliman.

 

Ketika bahtera Nabi Nuh as kandas di gunung Judi selepas badai topan hebat, Nuh beserta pengikutnya yang sedikit itu bertekad membangun dunia baru serta memulai sejarah manusia. Selanjutnya seruan tauhid dan penyembahan terhadap Tuhan Yang Esa Nabi Ibrahim as memenuhi wilayah Babil. Nabi Musa as dengan tongkatmukjizatnya dengan tabah menghadapi Fira'un guna menyelamatkan umatnya dari cengkeraman diktator Mesir tersebut. Fira'un sendiri menyebut dirinya Tuhan dan rakyat dianggap budak-budaknya.

 

Setelah Nabi Musa as, Nabi Isa diutus di tengah-tengah jeritan kaum tertindas. Beliau menyeru umatnya untuk menyembahTuhan Yang Esa dan memberi kabar gembira akan kedatangan nabi akhir zaman. Akhirnya setelah kegelapan dan kemusyrikan berkuasa di tengah masyarakat dan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah Arab, diutuslah nabi akhir zaman, Muhammad Saw di kota Mekah. Nabi Muhammad Saw membawa pesan-pesan tertinggi terkait kemuliaan manusia, hak asasi manusia dan kebebasan sepanjang sejarah.

 

Nabi Muhammad Saw merupakan manifestasi kesempurnaan sepanjang sejarah para nabi dan auliya Allah. Menurut Ayatullah Khamenei, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, "Ketika kita menyebut nama Rasulullah, maka seluruh kepribadian besar Ibrahim, Nuh, Musa, Isa, Luqman dan seluruh hamba-hamba saleh terkumpul dalam kepribadian nabi akhir zaman ini."

 

Di peradaban modern saat ini, bersamaan dengan meluasnya Islam, gerakan anti agama samawi yang paling sempurna ini oleh kubu ekstrim dan jumud mulai marak. Gerakan Islamphobia ini sangat terorganisir. Tahun 2006, sentimen anti Islam menemukan dimensi barunya dengan aksi pelecehan terhadap kesucian Rasulullah Saw oleh Koran Jyllands-Posten cetakan Denmark. Pada tahun 2011, Terry Jones, pendeta fanatik Amerika menyatakan berencana membakar al-Quran dan ulahnya tersebut menambah deretan gerakan Islamphobia di Barat. Selanjutnya disusul dengan pembuatan dan pemutaran film Film Innocence of Muslims yang sangat melecehkan Nabi Muhammad Saw kian membongkar gelombang Islamphobia.

 

Sementara itu, pribadi agung Rasulullah yang dihiasi dengan akhlak dan sifat-sifat mulianya tetap bersinar cemerlang serta tidak ada debu yang mampu menutupinya. Sejarah telah membuktikan bahwa pelecehan terhadap kesucian Nabi Muhammad hanya dilakukan oleh mereka yang  tidak berpendidikan serta didorong oleh fanatisme tinggi yang mereka miliki. Abbas Lajevardi, sutradara film dokumentar Iran beberapa waktu lalu melawat Barat untuk membuat film "Which freedom".

 

Abbas Lajevardi pun dilawatannya tersebut berhasil mewawancarai pendeta Terry Jones dan Kurt Westergaard, karikaturis Denmark meski penjagaan ketat terhadap keduanya diterapkan oleh pasukan keamanan. Lajervardi kepada mereka menanyakan, Apakah Anda membaca al-Quran? Keduanya menjawab, Tidak! Keduanya tidak pernah membaca al-Quran dan tanpa pengetahuan serta informasi keduanya menyerang habis-habisan kitab suci tersebut dan Nabi Muhammad Saw.

 

Dalam kesempatan kali ini kami akan membawakan pandangan Goethe, penyair kondang Jerman terkait, Nabi Muhammad Saw. Adakah kata-kata yang lebih mengabadi selain syair atau puisi? Banyak kata yang dimuntahkan filsuf, pemikir atau nabi, namun ÔÇô setelah kitab suci- syair selalu menjadi media komunikasi antargenerasi yang paling efektif. Ini dibuktikan oleh pencipta syair, yang meskipun mereka sudah tiada namun karyanya tetap berbicara, senandungnya senantiasa mendengung, kepak sayap syairnya selalu mendarat di telinga pendengarnya.

 

Van Goethe, penyair Jerman terkemuka abad-18 yang karyanya mengabadi hingga kini, berhasil merekam kemunculan Muhammad yang dianggapnya sebagai ÔÇÿseorang promotor revolusi sosial yang membawa nilai keadilan dan persaudaraan'. Kata-kata Muhammad begitu bertuah siapa mendengarnya berbicara, kawan dan lawan akan tunduk membenarkan. Muhammad melebihi semua penyair dan raja yang mendahuluinya. Ketika Muhammad mengibarkan panji Quran, Goethe dengan lantang mengakui: "Kitab ini akan tetap mendapat tempat melampaui seluruh masa dan mempunyai pengaruh yang kuat."

 

Goethe sendiri terpengaruh. Bukan hanya pada seorang Muhammad, tapi juga pada sastra timur yang dikaguminya itu. Akhirnya pada 1771 dan 1772, ia berinteraksi langsung pada Alquran dan mulai fasih berbicara dengan Islam dan Muhammad. Sampai-sampai sebagian pemikir Jerman menganggapnya benar-benar masuk Islam, karena tulisannya yang banyak memuja nabi umat Islam itu. Tak aneh jika lantas mereka menuduh Goethe ÔÇÿpunya hubungan khusus', lebih dari sekadar hubungan pribadi dengan Muhammad.

 

Terbukti pada tahun yang sama, Alquran berhasil diterjemahkan oleh Frederich Megerlin ke dalam bahasa Jerman dan untuk pertama kalinya terbit. Reaksinya begitu cepat, salah satu halaman edisi ÔÇÿkritikus sastra Frankfurt' memuat kritik tematis terhadap pusat penerjemahan Alquran itu. Dilihat dari gaya bahasa dan cara pengungkapannya, penulis yang protes itu ternyata Goethe.

 

Protes gencar tersebut membuktikan, Goethe secara eksplisit mengikrarkan diri pada kekecewaannya terhadap penerjemahan yang serampangan itu. Barangkali karena Goethe punya persepsi lain tentang Alquran, jauh lebih banyak dari gambaran yang diungkapkan penerjemah itu. Terlebih lagi Megerlin menulis tentang Alquran dan Nabi tidak dengan sebenarnya. Goethe begitu intens mempelajari bahasa dan sastra Arab, baik yang tertulis dalam antologi karya sastranya atau buku ilmiah yang ia tulis. Salah satu bukunya West-Ostlicher Divan yang berarti Sastra Timur Oleh Pengarang Barat, sebagai contoh. Selain ditulis dalam bahasa Jerman, juga ditulis teks Arabnya Al-Diwan Al-Sharq Li Al-Mu'allif Al-Gharbi.

 

Demikian juga dengan judul puisi yang ia tulis, hampir semuanya berbahasa Arab. Maka tak heran hampir di tiap karya Goethe akan ditemukan judul seperti: Moganni Nameh yang berarti Al-Mughanni (Sang Penyanyi), Uschk Name yang berarti kitab al-'Usyq (bab cinta), Tefkir Nameh yang asalnya kitab al-Tafkir (bab perenungan), dan ratusan judul yang berbau Arab lainnya.

Berakhlak Mulia

 

1. Imam Shadiq as berkata, "Orang mukmin yang sempurna dari sisi keimanan adalah yang terbaik akhlaknya."[1]

 

2. Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada sesuatu yang diletakkan di timbangan seseorang di Hari Kiamat yang lebih baik dari akhlak mulia."[2]

 

3. Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang berakhlak baik mendapat pahala seperti orang yang berpuasa dan melakukan salat malam."[3]

 

4. Imam Shadiq as berkata, "Allah Swt mewahyukan kepada sebagian nabi-Nya tentang akhlak mulia yang dapat mencairkan kesalahan sebagaimana matahari mencairkan es."[4]

 

5. Imam Shadiq as berkata, "Akhlak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya dimana sebagiannya telah tertanam dalam diri manusia berupa fitrah dan sebagian lainnya berupa niat."[5]

 

Penjelasan:

Niat dapat dihasilkan dengan kehendak dan latihan, sementara sesuatu yang tertanam dalam diri manusia lebih bersifat sekunder, karena yang terpenting adalah kehendak manusia itu sendiri.

 

6. Seorang sahabat Imam Shadiq as bertanya, "Apa definisi dari akhlak yang baik?" Beliau menjawab, "Hendaknya engkau bersikap rendah hati, berbicara dengan baik dan menghadapi saudaramu dengan wajah ceria."[6]

 

Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.

 



[1]
. Bab Husn al-Khulq, hadis 1.

[2] . Ibid, hadis 2.

[3] . Ibid, hadis 5.

[4] . Ibid, hadis 9.

[5] . Ibid, hadis 11.

[6] . Bab Husn al-Basyr, hadis 4.

Rencana penambahan anggaran Rp10 triliun untuk dana riset yang diungkapkan oleh Hatta Rajasa dalam debat calon wakil presiden, Minggu 29 Juni lalu, bak hembusan angin surga bagi lembaga yang membutuhkan dana segar dalam kegiatan risetnya. Salah satunya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

 

Ketua Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan hal itu tentu bisa membuka peluang bagi Indonesia untuk menciptakan teknologi yang dapat mendorong kemandirian bangsa.

 

"Saat ini, anggaran litbang untuk keseluruhan IPTEK itu 11,7 triliun. Bila itu ditambah berarti dua kali lipatnya, tentu itu akan menjadi pendorong yang signifikan," ujar Thomas ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 1 Juli 2014.

 

Namun, bila dilihat dari cita-cita IPTEK itu sendiri, Thomas menjelaskan yang sesuai adalah satu persen dari Gross Domestic Product (GDP). "Saat ini kan masih 0,1 persen dari GDP," imbuhnya.

 

Problematika yang dihadapi oleh lembaga riset itu, ungkap Thomas, sering terganjal dengan kurangnya anggaran dan sumber daya manusia yang tersedia.

"Untuk tahun ini, anggaran Lapan sekitar Rp690 miliar," keluhnya.

 

Hal itu merupakan total anggaran yang semulanya Rp789 miliar kemudian harus dipotong Rp99 miliar. Pemotongan ini dilakukan sebagai bagian dari penghematan anggaran negara oleh pemerintah.

 

Padahal, menurutnya, di zaman modern sekarang ini teknologi antariksa memiliki peranan penting dalam perkembangan dan pendapatan bangsa ke depannya dari berbagai sektor.

 

"Misalnya pertanian, untuk memantaunya tentu kita harus menggunakan satelit. Begitu juga perbankan yang membutuhkan satelit untuk informasinya," ucap Thomas.

 

Dengan sains dan teknologi yang diciptakan dari tangan-tangan anak negeri, ungkap Thomas, Indonesia akan menjadi negara yang mandiri yang tidak selalu bergantung dengan buatan luar negeri.

 

Dia mengakui, teknologi antariksa memang memiliki high cost (harga tinggi), high tech (teknologi tinggi), dan high risk (resiko tinggi).

 

"Jadi harapan kami, idealnya sebagai negara maju, tahun depan untuk pemerintahan baru bisa menganggarkan Rp1 triliun per tahun bagi Lapan," kata Thomas.

 

Dana itu akan digunakan sebagai penunjang riset Lapan dari penerapan satelit, roket, yang keduanya saat ini masih dalam tahap eksperimen. Lalu, teknologi penerbangan di tempat terpencil (pesawat terbang N-219), dan penginderaan jauh.

 

"Teknologi antariksa yang meliputi satelit, roket, dan pengineraan jauh menjadi prioritas bagi kami. Berharap Lapan ke depannya bisa punya satelit dan roket sendiri," harapnya.

Selasa, 01 Juli 2014 08:36

3 Ramadhan, Syaikh Mufid Wafat

Syaikh Mufid Wafat

 

Tanggal 3 Ramadhan 413 Hq, Muhammad bin Nu'man yang dikenal dengan nama Syaikh Mufid, seorang ulama besar Islam, meninggal dunia. Beliau merupakan ulama terkemuka di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi, hadis, dan sejarah al-Quran. Beliau dianggap sebagai pengembang ilmu teologi, karena telah membahas masalah-masalah teologi dengan metode pendekatan logika.

 

Syaikh Mufid sering hadir dalam majelis-majelis ilmu dan menjelaskan masalah fiqih kepada penganut berbagai mazhab dengan penjelasan yang tak terbantahkan. Karena besarnya manfaat dari majelis-majelis kelimuannya itulah Muhammad Nu'man dijuluki Syaikh Mufid.

 

Karya-karya Syaikh Mufid mencapai 200 jilid buku, di antaranya berjudul "al-Kalam fi Dalail al-Quran", "al-Arkan", dan "Kasyfus-Sarair".

 

Ibnu Khashshab Wafat

 

Tanggal 3 Ramadhan tahun 413 Hqh, Ibnu Khashshab, peneliti dan penulis muslim terkenal abad ke-6 Hijriah, meninggal dunia. Dia dilahirkan pada tahun 492 Hijriah di Irak dan sejak kecil telah mulai menuntut ilmu-ilmu yang berkembang di zamannya. Secara bertahap, Ibnu Khashshab menguasai ilmu mantiq, hadis, sastra, nahwu, dan bahasa.

 

Selain itu, karena kemampuannya dalam memahami dan membaca al-Quran, dia dianggap sebagai salah seorang qari' besar pada masa itu.Ibnu Khashshab juga meninggalkan banyak karya penulisan.

Fathu Makkah, Pembebasan Kota Mekah

 

Sebagian sejarawan menyebutkan terjadinya Gazwah al-Fath atau Fathu Makkah oleh Rasulullah Saw dan para sahabat pada tanggal 2 Ramadhan, sementara yang lain ada yang menyebut 13 dan 20 Ramadhan. Kemungkinan pada tanggal 2 Ramadhan merupakan persiapan perang dan pada 13 Ramadhan kota Mekah dibebaskan.

 

Penyebab terjadinya Fathu Makkah kembali pada sikap Kafir Quraisy yang melanggar syarat-syarat dari perjanjaian Hudaibiyah. Ketika itu ada seseorang dari kabilah Bani Bakr yang menjadi pendukung Quraisy membaca sebuah syair yang mengejek Rasulullah Saw. Pada waktu itu seorang dari Bani Khuza'ah, pendukung Muslimin mendengar syair itu dan berusaha mencegah pria dari Bani Bakr itu, tapi tidak berhasil. Akhirnya mereka saling baku hantam yang menyeret kabilah keduanya dalam kondlik.

 

Berita ini akhirnya sampai kepada Rasulullah Saw. Beliau berkata, "Bila saya tidak membela Khuza'ah, maka saya tidak mendapatkan kabar kemenangan."

 

Oleh karena itu, beliau segera meminta agar pasukan segera dibentuk dan mengirim utusan kepada musuh. Beliau kemudian berkata, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt, maka hendaknya hadir di Madinah pada awal Ramadhan. Setiap orang muslim yang berada di Madinah telah siap berperang dan dipersanjatai.

 

Akhirnya waktu yang telah ditentukan tiba dan kota Mekah dibebaskan oleh umat Islam. Sejak saat itu, Islam kokoh dan menyebar ke seluruh dunia.

 

Zujaji Nahawandi Wafat

 

Tanggal  2 Ramadhan 340 Hq, Abdul Rahman Zujaji Nahawandi, seorang sastrawan, ahli bahasa, dan ahli fiqih abad ke-4 hijriah, meninggal dunia di Damaskus. Dia menuntut ilmu fiqih dan bahasa dari ulama-ulama terkemuka di zamannya, di antaranya Ibnu Durayd.

 

Abdul Rahman Zujaji Nahawandi banyak meninggalkan karya penulisan, di antaranya berjudul "al-Idhah".

Selasa, 01 Juli 2014 08:32

Rouhani: Wadah Sanksi Telah Pecah!

Presiden Iran, Hassan Rouhani menyatakan, sanksi unilateral Barat terhadap Iran telah gagal.

 

Mehr News melaporkan, Rouhani pada Selasa (1/7) pada peringatan Hari Industri dan Pertambangan Iran di Tehran. Seraya menyinggung bahwa sejumlah sanksi akan dicabut segera dan menambahkan, wadah sanksi telah pecah dan tidak ada pihak yang mampu mengembalikannya  ke kondisinya yang semula.

 

Rouhani menekankan berlanjutnya jalan Republik Islam Iran dan menambahkan, Kementerian Luar Negeri Iran dan tim juru runding nuklir sepenuhnya kompeten dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Iran di hadapan enam kekuatan dunia. "Kami tahu ini sulit akan tetapi jalan hingga keberhasilan akhir akan terus berlanjut," katanya.

 

Presiden Iran juga menekankan pentingnya perluasan kerjasama dengan negara-negara tetangga dan menegaskan, "Hubungan yang baik dan bersahabat akan menguntungkan bangsa-bangsa regional."

 

Rouhani menjelaskan bahwa Republik Islam Iran akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mewujudkan stabilitas dan mencegah perang karena ekstrimisme dan kekerasan tidak akan menguntungkan satu pun negara di kawasan.

 

Pada bagian lain pernyataannya, Presiden Iran juga menyinggung sarana unggul yang dimiliki Iran untuk melangkah di jalur industri seraya mengemukakan pertanyaan mengapa Iran tidak mampu mencapai posisi yang ideal di bidang industri meski memiliki sarana dan berbagai keunggulan? Dikatakannya, "Jika tidak ada persaingan di samping dukungan, maka dukungan tersebut akan merusak."(

Ayat ke 85-86

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å┘à┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘ÄϬ┘É┘è┘ÄÏ®┘î ┘ü┘ÄϺÏÁ┘Æ┘ü┘ÄÏ¡┘É Ïº┘äÏÁ┘æ┘Ä┘ü┘ÆÏ¡┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¼┘Ä┘à┘É┘è┘ä┘Ä (85) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ«┘Ä┘ä┘æ┘ÄϺ┘é┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘Å (86)

 

Artinya:

Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (15: 85)

 

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (15: 86)

 

Dalam acara sebelumnya telah dijelaskan mengenai nasib sebagian umat-umat terdahulu seperti kaum Luth dan Tsamud. Ayat yang telah dibacakan ini dan ayat-ayat selanjutnya berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dan umat Islam agar mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu dan jangan coba-coba melakukan permusuhan dan keras kepala di hadapan ajaran-ajaran langit. Mereka harus memakai metode paling tepat saat menghadapi para penentang ajaran Ilahi.

 

Ayat-ayat ini mengisyaratkan kebenaran pencipta, Hari Akhir dan penciptaan alam oleh Allah swt, kemudian meminta kepada mukminin memaafkan para penentang agama.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Penciptaan punya tujuan dan akan berakhir pada dunia akhirat dan kiamat.

2. Pondasi akhlak Islam dalam memaafkan orang lain adalah iman kepada pencipta dan Hari Akhir. Bila kiamat benar dan semua manusia akan diperhitungkan amal perbuatannya, Mukminin hendaknya memaafkan orang lain agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka. Karena Allah akan memperhitungkan dosa-dosa orang kafir.

 

Ayat ke 87

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï│┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄϽ┘ÄϺ┘å┘É┘è ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏó┘Ä┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘Ä (87)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung. (15: 87)

 

Setelah menjelaskan penciptaan langit, bumi dan keagungan penciptaan, ayat ini mengulas keagungan al-Quran. Maksud dari frase "Sab'an min al-Matsani" (tujuh ayat yang dibaca dua kali adalah surah al-Fatihah yang memiliki 7 ayat yang dua kali diturunkan dan dua kali dibaca ketika shalat. Surat ini terdiri dari dua bagian; pertama mengenai sifat-sifat Allah dan bagian lainnya menjelaskan kebutuhan manusia akan Allah. Penyebutan kata al-Quran yang agung setelah surat al-Fatihah menunjukkan urgensi dan keagungan surat ini, meskipun surat al-Fatihah bagian dari al-Quran.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pembuat hukum hakiki adalah Sang Pencipta. Allah yang menciptakan langit, bumi dan manusia berhak menetapkan undang-undang untuk manusia agar dapat memanfaatkan semua nikmat tersebut lebih baik.

2. Allah adalah pencipta tujuh langit dan menurunkan tujuh ayat surat al-Fatihah untuk menuntun manusia bermunajat dan memohon kepada penciptanya.

 

Ayat ke 88-89

 

┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘à┘ÅÏ»┘æ┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ ┘à┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘ç┘É Ïú┘ÄÏ▓┘Æ┘ê┘ÄϺϼ┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¡┘ÆÏ▓┘Ä┘å┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄϺϫ┘Æ┘ü┘ÉÏÂ┘Æ Ï¼┘Ä┘å┘ÄϺϡ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (88) ┘ê┘Ä┘é┘Å┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘Å (89)

 

Artinya:

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (15: 88)

 

Dan katakanlah: "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan". (15: 89)

 

Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw. Ayat ini memperingatkan Nabi Muhammad Saw agar tidak terpikat oleh nikmat dunia dan kemewahan yang dimiliki orang-orang kafir. Tentu saja larangan ini tidak berarti Nabi Muhammad Saw telah melakukan itu, tapi sebuah metode pendidikan ilahi mengenai Nabi Muhammad Saw agar umat Islam belajar bagaimana cara menghadapi Rasulullah Saw. Selain itu, kaum mukminin harus mengetahui bahwa tidak hanya mereka tapi juga para nabi tidak berhak melangkah lebih jauh dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah swt.

 

Jelas, Nabi Muhammad Saw tidak pernah punya kecenderungan terhadap kemewahan lahiriah dunia. Larangan ini sebuah peringatan dari Allah kepada utusan-Nya agar mewaspadai perilakunya. Tentu saja tingkat keberpalingan Nabi dari dunia yang dimiliki orang-orang kafir, sama dengan perintah Allah kepada kaum mukminin agar memperhatikan orang-orang miskin dan tidak mampu.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Lalai dari berbagai nikmat spiritual seperti al-Quran dan kecenderungan akan nikmat materi yang dimiliki orang-orang kafir, merupakan bahaya yang mengancam orang-orang mukmin.

2. Beperilaku lembut dengan masyarakat merupakan keistimewaan para pemimpin Ilahi yang harus dijadikan teladan oleh para pengikutnya.

Ayat ke 74-77

 

┘ü┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺ┘ä┘É┘è┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï│┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘à┘ÆÏÀ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ï¡┘Éϼ┘ÄϺÏ▒┘ÄÏ®┘ï ┘à┘É┘å┘Æ Ï│┘Éϼ┘æ┘É┘è┘ä┘ì (74) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘Ä┘ê┘ÄÏ│┘æ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (75) ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ¿┘ÉÏ│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘ì ┘à┘Å┘é┘É┘è┘à┘ì (76) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (77)

 

Artinya:

Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (15: 74)

 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (15: 75)

 

Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (15: 76)

 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (15: 77)

 

Dalam kesempatan yang lalu telah kita sebutkan bahwa kaum Nabi Luth as terkena azab Ilahi berupa suara keras yang mengguntur ketika matahari terbit. Kaum Nabi Luth as kaget dan pingsan. Setelah suara gelegar tiba-tiba terjadi gempa bumi dahsyat yang membalikkan kota itu. Rumah-rumah terbalik menimpa penghuninya yang lagi tertidur. Dalam kondisi yang demikian turun hujan batu menghancurkan kota untuk membinasakan siapa saja yang masih selamat setelah suara menggelegar dan gempa bumi dahsyat.

 

Lanjutan ayat ini menyebut kota rusak kaum Nabi Luth as masih ada dan setiap konvoi yang melewati tempat itu dapat menyaksikannya. Tentu hanya orang-orang cerdas yang mengambil pelajaran setelah menyaksikan bekas-bekas kota ini. Karena semua ini menunjukkan kebesaran dan kekuatan Allah serta terbuktinya janji-janji Allah di dunia, sekaligus memperkuat keimanan masyarakat.

 

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Tangan Allah senantiasa terbuka. Allah yang menurunkan hujan rahmat dari langit mampu menurunkan hujan batu yang menimpa kaum yang jahat dan membinasakannya.

2. Peninggalan dari umat-umat terdahulu hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi akan datang.

 

Ayat ke 78-79

 

┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘è┘Æ┘â┘ÄÏ®┘É ┘ä┘ÄÏ©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (78) ┘ü┘ÄϺ┘å┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ¿┘ÉÏÑ┘É┘à┘ÄϺ┘à┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (79)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim. (15: 78)

 

Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang. (15: 79)

 

Setelah membicarakan kaum Nabi Luth as, ayat 78-79 membahas tentang kaum Nabi Syu'aib as. Mereka hidup di daerah bernama Aikah yang sejuk dan subur. Kata Aikah sendiri berarti hutan. Perlu dibedakan antara daerah Aikah dan Madyan. Karena Nabi Syu'aib as diutus ke dua daerah ini.

 

Sekalipun ayat-ayat di atas tidak mengisyaratkan dosa-dosa penduduk kota Aikah, namun penyebutan kezaliman punya makna luas dan mencakup setiap dosa dan maksiat. Sejatinya dosa pada tingkat pertamanya kembali pada kezaliman dan dilakukan manusia kepada dirinya sendiri dan setelah itu kezaliman terhadap ajaran yang dibawa oleh para utusan Allah. Bila disebutkan bahwa kerusakan yang menimpa kaum Nabi Luth as masih ada, ayat-ayat ini juga menyebut kehancuran kota Aikah juga masih ada bekas-bekasnya dan dapat disaksikan oleh manusia setelahnya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Akibat dari kezaliman adalah kehancuran. Boleh jadi kezaliman individual tidak mengakibatkan azab dunia, tapi ketika kezaliman telah menguasai sejumlah kalangan masyarakat, azab ilahi bakal turun.

2. Menjaga dan melindungi peninggalan sejarah, baik itu orang-orang baik maupun tidak harus dilakukan untuk menjadi pelajaran orang-orang sesudahnya.

 

Ayat ke 80-84

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘ÄÏ░┘æ┘ÄÏ¿┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Éϼ┘ÆÏ▒┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘É┘è┘å┘Ä (80) ┘ê┘ÄÏó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É┘å┘ÄϺ ┘ü┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘É┘è┘å┘Ä (81) ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘å┘ÆÏ¡┘ÉϬ┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¼┘ÉÏ¿┘ÄϺ┘ä┘É Ï¿┘Å┘è┘Å┘êϬ┘ïϺ Ïó┘Ä┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (82) ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘à┘ÅÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ¡┘É┘è┘å┘Ä (83) ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ║┘Æ┘å┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘â┘ÆÏ│┘ÉÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä (84)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul. (15: 80)

 

Dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling daripadanya. (15: 81)

 

Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. (15: 82)

 

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi. (15: 83)

 

Maka tak dapat menolong mereka, apa yang telah mereka usahakan. (15: 84)

 

Setelah membahas tentang kaum Nabi Luth dan Syu'aib as, ayat-ayat surat al-Hijr selanjutnya menceritakan kisah kaum Tsamud. Kaum ini membuat rumah-rumah mereka di dalam gunung. Itulah mengapa mereka disebut kaum Hijr. Ayat-ayat ini menyebut kaum Hijr punya kebiasaan mendustakan para nabi dan berpaling dari tanda-tanda dan mukjizat Ilahi. Mereka tidak pernah mengikuti ajakan seorang nabi pun. Nabi Saleh as diutus Allah ke kaum Hijr. Beliau menasehati mereka, namun tidak pernah diterima.

 

Kaum Hijr atau Tsamud sama seperti kaum Nabi Luth dan Syu'aib as terkena azab duniawi. Mereka binasa setelah muncul suara menggelegar dari langit. Sungguh menarik menyimak kisah kaum Tsamud yang membuat rumah mereka di dalam gunung, ternyata tidak mampu menyelematkan mereka dari azab Ilahi.

 

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sikap permusuhan dan keras kepala bersumber dari kekafiran dan penentangan terhadap para nabi. Karena ucapan para nabi jelas, sederhana dan mudah dipahami.

2. Tidak ada yang mampu menghalangi kehendak Ilahi. Oleh karenanya kita jangan menyandarkan diri pada kekuasaan, kekayaan dan segala fasilitas yang ada di dunia. Semua ini tidak mampu menyelamatkan kita dari azab ilahi.

Ayat ke 65-66

 

┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ│┘ÆÏ▒┘É Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä Ï¿┘É┘é┘ÉÏÀ┘ÆÏ╣┘ì ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘É ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÉÏ╣┘Æ Ïú┘ÄÏ»┘ÆÏ¿┘ÄϺÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Ä┘ü┘ÉϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘î ┘ê┘ÄϺ┘à┘ÆÏÂ┘Å┘êϺ Ï¡┘Ä┘è┘ÆÏ½┘ŠϬ┘ÅÏñ┘Æ┘à┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (65) ┘ê┘Ä┘é┘ÄÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï»┘ÄϺϿ┘ÉÏ▒┘Ä ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É ┘à┘Ä┘é┘ÆÏÀ┘Å┘êÏ╣┘î ┘à┘ÅÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ¡┘É┘è┘å┘Ä (66)

 

Artinya:

Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (15: 65)

 

Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (15: 66)

 

Dalam acara sebelumnya telah dijelaskan bagaimana para malaikat setelah bertemu Nabi Ibrahim as mereka segera menemui Nabi Luth as dan mengabarkan tentang kehancuran kaumnya. Sementara di ayat yang telah dibacakan tadi menyebut para malaikat menyampaikan waktu dan bagaimana cara Nabi Luth as beserta rombongan keluar dari kota. Mereka menyampaikan janji pasti Allah akan menurunkan azab-Nya dan akan menghancurkan seluruh kaum Nabi Luth as. Benar, orang-orang yang bakal ditimpa ilahi itu saat diberitahu oleh Nabi Luth as mereka mengatakan, "Bila apa yang engkau katakan itu benar, percepat turunnya azab tersebut." Ucapan itu membuktikan betapa mereka memang layak ditimpa azab Ilahi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Saat azab ilahi turun sesuatu yang kering dan basah tidak terbakar bersama-sama dan hanya orang-orang jahat yang terkena azab, sementara orang-orang mukmin ditakdirkan selamat.

2. Ketika perbuatan dosa tidak lagi terbatas pada individu tapi telah menyebar menjadi dosa sosial, masyarakat harus menanti turunnya azab Ilahi.

 

Ayat ke 67-69

 

┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ»┘É┘è┘å┘ÄÏ®┘É ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ¿┘ÆÏ┤┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (67) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É ÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘ü┘É┘è ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ü┘ÆÏÂ┘ÄÏ¡┘Å┘ê┘å┘É (68) ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘Å┘ê┘å┘É (69)

 

Artinya:

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. (15: 67)

 

Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (15: 68)

 

Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (15: 69)

 

Ketika para malaikat memasuki rumah Nabi Luth as, isteri beliau menginformasikan kedatangan para tamu kepada para penentang Nabi Luth as. Setelah mendapat berita dari isteri Nabi Luth as, mereka segera mengelilingi rumah beliau. Nabi Luth as kemudian mendatangi mereka dan berkata, "Mereka ini adalah tamu-tamu saya. Oleh karena itu jangan melakukan apa-apa terhadap mereka sehingga saya menjadi malu."

 

Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Masyarakat pendosa selalu mendorong sesamanya untuk melakukan dosa dan saling memberikan informasi untuk melakukan itu.

2. Tamu punya posisi tertentu yang dihormati dan tuan rumah punya kewajiban melindungi kehormatan dan hak-haknya.

 

Ayat ke 70-71

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘å┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Ä┘â┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘ä┘Ä┘à┘É┘è┘å┘Ä (70) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É Ï¿┘Ä┘å┘ÄϺϬ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϺÏ╣┘É┘ä┘É┘è┘å┘Ä (71)

 

Artinya:

Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (15: 70)

 

Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (15: 71)

 

Nabi Luth as menghalangi mereka untuk mengganggu tamu-tamunya. Menghadapi sikap Nabi Luth as, mereka malah dengan congkak berusaha memutarbalikkan fakta dan mengatakan, "Engkau tidak memberi izin mereka menjadi tamumu. Oleh karenanya keluarkan mereka dari rumahmu dan berikan kepada kami. Nabi Luth as yang mengetahui niat buru mereka mengatakan, "Bila kalian memang berkata benar, mengapa kalian punya niat buruk terhadap tamu-tamuku. Ini putri-putriku. Nikahilah dengan mereka dan jauhkanlah diri kalian dari perbuatan dosa. Karena pernikahan adalah cara alami manusia untuk menuntaskan insting alamiahnya. Mengapa kalian malah ingin melakukan perbuatan terlarang, melakukan hubungan sesame jenis? Namun jelas mereka tidak punya jawaban pasti dan bersikeras agar keingingin mereka terpuaskan.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bila masyarakat telah rusak, baik mereka melakukan kejahatan atau dosa biasanya mereka malah merasa dirinya sebagai yang benar dan menuntut orang-orang saleh agar menuruti keinginannya.

2. Untuk menahan seseorang melakukan dosa harus dilakukan dengan memperkenalkan masyarakat akan cara-cara yang benar dan halal. Dengan mengetahui itu mereka akan menahan dirinya dari berbuat dosa. Karena Islam tidak memerintahkan untuk melenyapkan naluri manusia tapi mengajarkan manusia agar memanfaatkannya dengan benar.

 

Ayat ke 72-73

 

┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘ü┘É┘è Ï│┘Ä┘â┘ÆÏ▒┘ÄϬ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ç┘Å┘ê┘å┘Ä (72) ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (73)

 

Artinya:

(Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". (15: 72)

 

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. (15: 73)

 

Sekalipun Nabi Luth as telah mengajukan permintaan yang tepat kepada mereka, namun para pendosa ini tetap ingin melakukan dosa. Tampaknya mereka merasa nikmat melakukan dosa. Mereka tidak melihat kebenaran dan tidak tahu apa itu kebenaran. Dalam kondisi yang demikian, Allah akhirnya menurunkan azab-Nya kepada umat Nabi Luth as dengan suara keras yang mengguntur yang mengakibatkan munculnya gempa bumi hebat. Mereka semua binasa dan hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi masa depan sehingga tidak mencontoh kaum ini yang menjadikan kebaikan sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dosa juga dapat membuat orang kecanduan dan mengotori akal manusia. Perbuatan dosa dapat menyimpangkan manusia sehingga melihat segalanya terbalik.

2. Azab Ilahi tidak hanya terjadi di Hari Kiamat dan masyarakat yang melakukan perbuatan dosa dapat ditimpa azab Ilahi di dunia ini juga.

Ayat ke 54-56

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÄÏ▒┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Å┘ê┘å┘É┘è Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘à┘ÄÏ│┘æ┘Ä┘å┘É┘è┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘â┘ÉÏ¿┘ÄÏ▒┘Å ┘ü┘ÄÏ¿┘É┘à┘Ä Ï¬┘ÅÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (54) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Å┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÄϺ┘å┘ÉÏÀ┘É┘è┘å┘Ä (55) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄÏÀ┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘äÏÂ┘æ┘ÄϺ┘ä┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä (56)

 

Artinya:

Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" (15: 54)

 

Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". (15: 55)

 

Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (15: 55)

 

Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita jangan menganggap tangan atau kekuasaan Allah terbelenggu, karena tidak ada urusan apa pun yang tidak mungkin bagi-Nya. Wajar bila manusia terheran-heran dengan peristiwa-peristiwa luar biasa, sekalipun itu hanya sebuah pesan. Masalah ini tidak bertentangan dengan tauhid dan keesaan Allah.

2. Para nabi sejatinya tengah dididik oleh Allah dengan peringatannya kepada mereka seperti "Jangan engkau berputus asa!" Hal ini juga tidak bertentangan dengan keterjagaan mereka dari perbuatan dosa(ishmah).

 

Ayat ke 57-58

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ï«┘ÄÏÀ┘ÆÏ¿┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (57) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘É┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘à┘Åϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (58)

 

Artinya:

Berkata (pula) Ibrahim: "Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan?" (15: 57)

 

Mereka menjawab: "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa. (15: 58)

 

Dalam lanjutan pembicaraan Nabi Ibrahim as dengan para malaikat semakin jelas bahwa tujuan asli kedatangan mereka tidak untuk memberi kabar gembira kepada beliau, tapi mereka diperintahkan untuk menghancurkan kaum Luth as. Perlu diketahui bahwa Nabi Luth as yang diutus untuk menunjuki kaumnya termasuk para nabi yang berada di bawah pengawasan Nabi Ibrahim as. Oleh karenanya, para malaikat pertama mendatangi Nabi Ibrahim as memberitahukan masalah ini agar beliau tahu proses sunnah Ilahi sekaligus menjaga urutan dan silsilah para nabi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para malaikat adalah pelayan sistem keberadaan dan petugas pelaksana perintah Ilahi. Mereka mendoakan dan meminta ampun dosa-dosa orang mukmin dan untuk orang-orang jahat mereka meminta agar Allah menyegerakan azab.

2. Bila perbuatan dosa telah menyeluruh di kalangan masyarakat, kepastian turunnya azab ilahi telah di depan mata dan mereka akan diazab di dunia.

 

Ayat ke 59-60

 

ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ïó┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘à┘Å┘å┘Äϼ┘æ┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (59) ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄϬ┘Ä┘ç┘Å ┘é┘ÄÏ»┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ║┘ÄϺϿ┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä (60)

 

Artinya:

Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya. (15: 59)

 

Kecuali istrinya. Kami telah menentukan, bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya)". (15: 60)

 

Lumrah bila Allah menghancurkan sebuah kota yang penduduknya tidak mampu memilah antara kebaikan dan keburukan. Itulah mengapa para malaikat kepada Nabi Ibrahim as berkata, "Keluarga Nabi Luth as yang tidak melakukan perbuatan dosa tidak akan terkena azab ilahi dan sebelum azab itu turun, kami akan menginformasikannya kepada mereka agar segera meninggalkan kota. Tentu saja isteri Nabi Luth as yang memusuhinya dari dalam melaporkan informasi yang ada kepada kaum Luth dan ia ikut terkena azab Ilahi. Isteri Nabi Luth as terkena azab Ilahi karena tidak diberitahukan waktu persisnya kapan harus keluar dari kota.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pengikut hakiki para nabi tidak bakal terkena azab duniawi dan Allah akan menyelamatkan mereka.

2. Dalam ideologi para nabi, displin atau ketaatan merupakan prinsip penting dan bukan hubungan keluarga. Oleh karenanya kita saksikan dalam surat ini bagaimana isteri Nabi Luth as ikut terkena azab ilahi.

 

Ayat ke 61-64

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïó┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (61) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘Å┘å┘Æ┘â┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (62) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï¿┘Ä┘ä┘Æ Ï¼┘ÉϪ┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘É ┘è┘Ä┘à┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (63) ┘ê┘ÄÏú┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏÁ┘ÄϺϻ┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (64)

 

Artinya:

Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya. (15: 61)

 

Ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (15: 62)

 

Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (15: 63)

 

Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (15: 64)

 

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa para malaikat sesungguhnya ditugaskan untuk menghancurkan kaum Luth dan kehadiran mereka di sisi Nabi Ibrahim as sebagai bentuk penghormatan kepada seorang nabi besar. Sekalipun sebelum memberitahukan berita mengenai kehancuran kaum Luth, mereka terlebih dahulu memberikan kabar gembira bakal diberi anak. Setelah meninggalkan Babi Ibrahim as, Nabi Luth as pada awalnya tidak mengenal mereka karena muncul dalam bentuk pemuda tampan. Itulah mengapa beliau khawatir kaumnya akan berbuat yang tidak-tidak terhadap mereka. Namun setelah memperkenalkan dirinya sebagai malaikat, mereka mengatakan, kami diperintahkan untuk menurunkan azab Ilahi yang kaummu ingkari.

 

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Jangan sampai kita mengolok-olok peringatan ilahi atau sampai meragukannya, karena mungkin kita yang akan ditimpa azab tersebut.

2. Siksaan ilahi senantiasa berlandaskan kebenaran dan keadilan.