کمالوندی
Pesawat Tempur AS Terbang di Dekat Kota Shanghai
Sebuah pesawat tempur Angkatan Laut Amerika Serikat secara mengejutkan terbang di dekat kota Shanghai, timur Cina.
Situs surat kabar South China Morning Post, Senin (27/7/2020) melaporkan, pesawat-pesawat tempur Amerika kembali mendekati wilayah Cina, bahkan hingga jarak kurang dari 100 kilometer dari kota Shanghai, di tengah ketegangan yang meningkat akibat penutupan konsulat dua negara.
Pesawat anti-kapal selam Amerika, P-8A dan pesawat pengintai EP-3E pada hari Minggu (26/7) memasuki Selat Taiwan dan terbang di Zhejian serta Fujian.
Pesawat anti-kapal selam itu beroperasi bersama kapal perang USS Rafael Peralta di dekat Shanghai.
P-8A terbang pada jarak 76,5 kilometer dari kota Shanghai, jarak terdekat yang pernah dicapai pesawat tempur Amerika di wilayah dekat Cina, sementara pesawat EP-3E terbang pada jarak 106 kilometer dari pantai selatan Fujian.
Mustafa Al-Kadhimi di Iran-Mohammad Zarif di Rusia, Garis Peta Pertarungan vs AS
Mustafa al-Kadhimi, PM Irak, berada di Iran pada hari Selasa, 21/7/2020, dan menemui petinggi Teheran, terkhusus Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam.
“Irak tidak akan pernah membiarkan kedaulatannya dijadikan ancaman untuk Iran. Baghdad benar-benar ingin merajut kerjasama murni nir-intervensi,” tegas PM Mustafa al-Kadhimi dalam pertemuannya dengan Sayid Ali Khamenei.
Ditambah lagi, kedua pemimpin Negara Iran-Irak, Hassan Rouhani dan Mustafa al-Kadhimi menekankan bahwa Teheran dan Baghdad mengimpikan peningkatan kerjasama hingga 20 miliar dolar.
“Ini adalah pukulan telak terhadap manuver Saudi dan AS yang ingin memotong tali relasi Iran di Irak di bawah kesepakatan energi. Washington dan Riyadh berupaya mempercepat proyek resolusi listrik antara Irak dan negara-negara Teluk Persia,” tulis al-Mayadeen menyorot lika-liku Teluk Persia akhir-akhir ini.
Salah seorang analis ternama Lebanon, Anis al-Naqqash kepada al-Mayadeen menjelaskan, “Perdana Menteri Irak sangat fokus pada keputusan pemerintah untuk mengusir pasukan AS. Siapapun yang mengatakan bahwa Mukawamah di Irak semakin lemah pasca teror Shahid Soleimani dan al-Muhandis, ia salah berfikir.”
Menurut Anis al-Naqqash, pihak manapun yang telah membuka kran peran politik AS di Timteng, seharusnya ia menutupnya cepat-cepat.
“Rusia dan Iran adalah dua pihak yang menegaskan akan menjerat Gedung Putih, karena Amerika bukanlah negara yang meyakini kedaulatan sebuah bangsa. Mereka juga intervensi urusan dalam negeri orang.”
Ehsan al-Shammari, salah seorang pakar politik, kepada al-Mayadeen juga mengatakan, “Irak bisa menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Irak tidak dalam perjalanan untuk mencari musuh dan al-Kadhimi juga bergerak demi upaya menarik Baghdad dari konflik Kawasan. Dia berupaya menciptakan stabilitas regional.”
Benar memang, kata Ehsan, bahwa al-Kadhimi tidak terjun menengahi pihak-pihak Kawasan. “Gerak Baghdad tertuju pada politik netral yang akan berdampak besar pada stabilitas dalam negeri Irak.”
Mohammad Javad Zarif di Rusia: Kerjasama Rusia-Iran diperpanjang hingga 20 tahun ke depan
Tak lama sebelum kunjungan al-Kadhimi, Menlu Zarif telah mendarat di Moskow, Rusia. Mohammad Javad Zarif juga mengadakan jadwal tatap muka dengan petinggi Moskow, termasuk Presiden Putin dan Menlu Lavrov.
Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat menambah jangka waktu kerjasama hingga 20 tahun ke depan.
Di tengah embargo buta AS, Rusia-China-Iran berhasil merajut tali persaudaraan. Dan tentu hubungan itu dibangun dalam satu konsep netralisir efek boikot dan penguatan relasi segitiga.
Viacheslav Matozov, mantan Diplomat Rusia, mengamati langkah Zarif di Rusia dan menegaskan nilai istimewa dari strategi Iran.
“Ini adalah langkah baru di bawah payung konvergensi dua negara. Suasana hangat menyelimuti pertemuan Zarif dan petinggi negara Rusia.”
“Kebijakan-kebijakan Amerika untuk mengasingkan Iran, Rusia dan China berasal dari pemikiran retrogresif atau mundur karena hubungan Rusia-Iran semakin dalam lebih dari sebelumnya,” tegas Matozov.
Di akhir, al-Mayadeen menjelaskan, “Politik dan ekonomi baru internasional dalam menghadapi mata unilateralisme AS sudah semakin kuat dan mengakar. Hubungan AS dengan negara-negara, bahkan dengan sekutunya sekalipun mengalami problem. AS tidak lagi menjadi polisi dunia.”
Pangkalan Militer AS di Irak Dihantam Sejumlah Roket
Media media Irak pada Jumat (24/7) mengabarkan sejumlah roket telah ditembakkan ke arah pangkalan militer Amerika Serikat di bagian selatan ibu kota Irak.
Pangkalan militer Besmayah menjadi sasaran tembakan roket jenis Katyusha. Portal berita miliki militer Irak mengabarkan jumlah roket yang ditembakkan ke pangkalan militer Amerika Serikat yang terletak di bagian selatan Baghdad itu sebanyak empat buah.
Hingga berita ini beredar, belum ada kelompok yang dinyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pangkalan militer Besmayah telah menjadi basis militer pasukan koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Sebelum ini, pangkalan militer ini juga sudah pernah menjadi sasaran tembakan roket dan proyektil. pada pekan lalu pasukan koalisi mengklaim telah memindahkan seluruh pasukannya dari pangkalan militer itu.
Reaksi AS Pada Jet Tempurnya yang Mengganggu Pesawat Penumpang Iran
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada Jumat pagi bahwa pesawat tempur F-15 Amerika telah terlihat di depan pesawat penumpang Iran, tetapi masih pada jarak yang aman.
Menurut Bill Urban, juru bicara organisasi Komando Sentral AS (Centcom), dua jet tempur AS terbang secara illegal di pangkalan militer Al-Tanf (di tanah Suriah) ketika sebuah pesawat terbang Iran terbang di atas wilayah tersebut.
“Selama misi udara rutinnya di dekat pangkalan Al-Tanf di Suriah, pesawat tempur F-15 telah mengganggu pesawat penumpang Mahan Iran pada jarak yang aman sekitar 1.000 meter,” kata Bill Urban, juru bicara organisasi Komando Sentral AS, kepada VOA.
Dia menambahkan bahwa pesawat itu melakukan inspeksi visual dilakukan di pangkalan Al-Tanf untuk memastikan keselamatan personel koalisi, dan bahwa ketika pilot F-15 mengidentifikasi pesawat sebagai pesawat penumpang Mahan Air, F-15 dengan aman menjauhkan diri darinya.
Seorang juru bicara untuk Centcom mengklaim bahwa gangguan oleh jet tempur AS terhadap pesawat penumpang Iran adalah profesional dan sesuai dengan standar internasional.
Pada Kamis malam, dua jet tempur asing mengganggu sebuah pesawat Iran di wilayah udara Suriah.
Pesawat penumpang Iran sedang dalam perjalanan ke bandara Beirut ketika jet tempur yang menyerang mendekatinya dan pilot terpaksa mengurangi ketinggian pesawat tiba-tiba, sehingga melukai sejumlah penumpang.
Sayyid Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, mengatakan sehubungan dengan insiden yang terjadi pada pesawat Mahan menuju Beirut: “Rincian insiden ini sedang diselidiki dan setelah menyelesaikan penyelidikan, langkah-langkah politik dan hukum yang diperlukan akan diambil.”
Demonstrasi Anti Rasis dan Diskriminasi di Amerika Serikat Berlanjut
CNN telah melaporkan bahwa protes nasional di Amerika Serikat berlanjut hampir dua bulan setelah pembunuhan secara rasis terhadap George Floyd.
Jaringan berita CNN yang berbasis di kota Portland, negara bagian Oregon melaporkan bahwa kota tersebut telah menjadi pusat demonstrasi baru sejak pembunuhan George Floyd.
Para pengunjuk rasa berkumpul di Chicago dekat rumah walikota minggu ini. Demonstran pada demonstrasi tersebut menuduh polisi menggunakan kekuatan berlebihan.
Demonstran di Los Angeles, California, berdemonstrasi hampir setiap hari Rabu. Salah satu tuntutan para pemrotes adalah pemecatan Jackie Lacey, jaksa wilayah kota ini. Para pengunjuk rasa mengatakan Lacey, meskipun seorang berkulit hitam, enggan menuntut polisi.
Di New York, polisi menyerbu para demonstran pada hari Rabu lalu, sehingga mereka berpencar, para demonstran memprotes pemotongan anggaran dana untuk polisi.
Banyak kota AS telah menjadi tempat protes keras sejak 25 Mei setelah pembunuhan secara rasis terhadap George Floyd.
Dalam beberapa hari terakhir, penempatan pasukan polisi federal ke kota Portland untuk menekan protes telah menimbulkan kontroversi.
Nation Weekly baru-baru ini melaporkan bahwa petugas polisi federal di Portland, Oregon, berpatroli di kota dengan kendaraan tanpa logo polisi dan menangkap pengunjuk rasa.
Banyak video tersebar yang menunjukkan para polisi menangkap demonstran tanpa menggunakan logo polisi.
“Mereka membawaku ke dalam van, menarik topiku di wajahku sehingga aku tidak bisa melihat, dan meletakkan tanganku di atas kepalaku, Saya dibawa ke sebuah gedung , yang mana kemudian saya mengetahui bahwa itu adalah kursi pengadilan federal.” kata Mark Petibon, salah seorang demonstran yang ditangkap.
Wendy Sherman Khawatir Kemungkinan Balas Dendam Iran Atas Pembunuhan Komandan Soleimani
Wendy Sherman, mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS dan kepala tim perunding nuklir AS dalam pembicaraan dengan Iran, menyatakan keprihatinannya dalam sebuah wawancara mengenai Iran pada hari Kamis tentang kemungkinan pembalasan atas pembunuhan komandan Qassem Soleimani.
Sherman dalam wawancara dengan jaringan berita CNN menunjukkan kekhawatiannya karena telah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, dan mengatakan “Hari ini, beberapa pejabat di Iran mengatakan bahwa diperlukannya lebih banyak pembalasan terhadap Amerika Serikat atas pemboman [di Iran] dan pembunuhan komandan Soleimani.”
Dia juga menyatakan keprihatinan bahwa pemerintahan Trump tidak memiliki strategi dan alasan tepat untuk meningkatkan ketegangan dengan Iran. “Saya pikir hal paling mengkhawatirkan yang telah dilakukan pemerintahan Trump adalah tidak jelas apa tujuannya,” kata Sherman.
Sherman mengatakan pemerintahan Trump tidak berniat untuk mengubah rezim Iran, tetapi belum menjelaskan apa sebenarnya tujuan dari aksinya terhadap Iran, dan mengatakan “Jadi, kami memiliki taktik, tetapi kami tidak berpikir kami memiliki strategi apa pun, sementara Iran memiliki lebih banyak sentrifugal nuklir, lebih banyak pengayaan nuklir, lebih banyak kemampuan, dan terus mendukung Hamas dan Hizbullah,” katanya.
Akhirnya, pada bulan Mei 2018, Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian JCPOA dan memerintahkan dimulainya kembali sanksi yang ditangguhkan terhadap Iran.
Trump telah berjanji untuk keluar dari JCPOA dan mengejar apa yang disebut “kampanye tekanan maksimum” dalam rangka memaksa Iran untuk menerima meja perundingan dan untuk mencapai “kesepakatan yang lebih baik.”
Lebih dari dua tahun setelah janjinya, ia gagal mencapai tujuan ini dan telah dikritik oleh berbagai kelompok di Amerika Serikat, terutama menjelang pemilihan presiden bulan November.
Para pengkritik Trump menuduhnya tidak memiliki strategi apapun untuk Iran, dia hanya meningkatkan ketegangan dengan negara itu, dan menjauhkan Amerika Serikat dari sekutu-sekutunya.
Republik Islam Iran mengumumkan pada Mei tahun lalu, pada hari peringatan penarikan AS dari Dewan Keamanan PBB, bahwa mereka bermaksud mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kewajibannya berdasarkan perjanjian. Tindakan Iran diumumkan berdasarkan ketentuan JCPOA.
Fatwa Mufti Sunni Irak Tentang Pentingnya Pengusiran Pasukan Pendudukan
Sheikh Mahdi al-Samida’i, Mufti Sunni Irak, memperingatkan anggota parlemen Sunni untuk tidak memilih penjajah dalam hal meninggalkan Irak.
Menurut situs web Al-Maluma, Sheikh al-Samida’i menulis di halaman Facebook-nya: “Setiap perwakilan Sunni telah mengkhianati agama dan begeri Irak jika dia tidak memilih penarikan pasukan pendudukan dari Irak.”
Tuntutan di Irak akan perlunya menerapkan resolusi parlemen yang menyerukan penarikan AS dan pasukan asing lainnya dari Irak telah meningkat.
Januari lalu, parlemen Irak menyetujui rencana untuk mengusir pasukan AS dari Irak setelah tindakan kriminal Amerika Serikat dalam pembunuhan Jenderal Haj Qasim Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala al-Hashd al-Shaabi di Baghdad.
Pada tahun 2014, sekitar 5.000 tentara AS dilaporkan telah ditempatkan di pangkalan militer Irak sebagai bagian dari koalisi internasional.
Haji; Miqat Pecinta dan Hamba Tuhan
Tak terasa hari-hari bahagia dan penuh maknawi kembali tiba dan umat Muslim di seluruh dunia diberi kesempatan untuk menggelar kongres akbar haji. Firman Allah Swt di surah al-Hajj ayat ke 27 menyebutkan, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,.”
Bulan Dzulhijjah, bulan di mana ratusan ribu manusia mempersiapkan dirinya untuk kembali mengasah keimanan dalam dirinya. Di hari ini ritual akbar akan digelar di sisi Baitullah di Makkah. Beribu-ribu umat Muslim dari penjuru dunia berbondong-bondong menuju Makkah dan kembali mereka menampilkan kepada dunia persatuan di bawah bendera Islam. Di ritual akbar ini, umat Islam menanggalkan segala bentuk atribut yang dimiliki dan dengan kesamaan pakaian ihram yang mereka kenakan, menunjukkan bahwa di antara mereka tidak ada perbedaan di sisi Tuhan. Yang ada adalah persatuan dan perlombaan beribadah sebanyak-banyaknya.
Haji adalah sebuah perjalanan ruhani ke sebuah tempat suci dan terkenal dengan nama Mekah, yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah dengan tujuan ziarah ke Rumah Allah, Ka’bah, untuk melaksanakan upacara-upacara khusus, yang disebut “Manasik Haji”. Perjalanan agung dan mulia ini merupakan kewajiban atas setiap Muslim sekali dalam hidupnya, dengan syarat adanya biaya, kesehatan jasmani dan ruhani, serta tak adanya halangan apapun yang akan mengganggu perjalanan hajinya.
Bisa dikatakan, bahwa di setiap masyarakat, terdapat saat dan tempat-tempat khusus untuk pelaksanaan acara-acara ibadah dan pengamalan ajaran-ajaran maknawi. Ka’bah adalah rumah tauhid dan tempat ibadah paling lama yang dibangun di muka bumi ini. Catatan-catatan sejarah memberikan kesaksian bahwa pada awalnya, Ka’bah dibangun oleh Nabi Adam as. Kemudian Ka’bah mengalami kerusakan dalam peristiwa topan pada masa Nabi Nuh as dan diperbaiki oleh Nabi Ibrahim as. Sejak saat itu Ka’bah selalu menjadi pusat perhatian para penyembah Tuhan yang Maha Esa.
Tahun ini, ketika ratusan ribu orang di seluruh dunia menunggu kedatangan bulan Dzulhijjah dan melakukan perjalanan ke tanah wahyu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengumumkan bahwa karena wabah virus corona baru COVID-19) di sebagian besar negara dan kematian lebih dari setengah juta orang di dunia, ritual haji 1441 H (1399 Hs) akan diadakan secara terbatas dan internal dan tanpa menerima peziarah dari negara lain. Karena itu, pengiriman jamaah haji dari Iran dan negara-negara lain ke Arab Saudi untuk haji tahun ini praktis dihilangkan.
Ibadah haji sebuah kewajiban bagi setiap Muslim, namun kewajiban ini memiliki tiga syarat. Pertama adalah kemampuan finansial, yakni ketika ia berhaji dan kemudian kembali dari tanah suci, kehidupan selanjutnya tidak akan bermasalah. Kedua adalah perjalanan aman dan tidak ada hambatan atau bahaya. Dan ketiga adalah kesehatan fisik.
Pelaksanaan haji penuh dengan pelajaran, kenangan, dan perasaan yang tak terlukiskan. Para peziarah Tanah Suci Makkah dan Madinah berada di suatu tempat yang sarat nuansa spiritual. Di setiap sudut tempat itu, mereka bisa menyaksikan jejak puluhan peristiwa dan sejarah besar Islam serta perjuangan Rasulullah Saw dalam menyebarkan Islam.
Haji dapat disebut sebagai bentuk memperbaiki janji dengan para Nabi seperti Adam, Ibrahim as, dan Nabi Muhammad Saw.
Dalam ritual haji dipaparkan model kehidupan baru. Gambaran sampul kehidupan di ritual ini adalah murni penghambaan kepada Allah Swt. Di dalamnya tidak ditemukan percekcokan, penzaliman dan diskriminasi. Para peziarah Baitullah dalam pengalaman spiritual indah ini belajar bahwa sebelum segala sesuatunya, dalam dirinya harus ditekankan bentuk dunia yang penuh dengan perdamaian dan kecintaan, baru kemudian ia menyebarkan tuntunan ini ke masyarakat sekitarnya. Allah Swt memberikan beberapa tahap bagi perjalanan spiritual ini, di mana para peziarah dan jamaah haji mengalami periode praktis demi membersihkan jiwa dan menjaga akhlak serta perilakunya dan pada akhirnya meraih moral Islami.
Sebelum bertolak ke bumi wahyu, para calon jamaah haji membutuhkan berbagai persiapan baik materi maupun maknawi. Calon jamaah haji harus membersihkan hatinya dari segala kekotoran dan ingatan selain Tuhan. Di ritual akbar ini, jamaah haji harus menfokuskan ingatannya hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridho-Nya. Menjaga prinsip moral dan akhlak baik sebelum maupun setelah ibadah haji kian menambah keindahan ritual akbar ini. Islam pun mengajarkan tata cara perjalanan spiritual ini. Tujuan utama ibadah haji adalah mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini tidak mungkin diraih kecuali dengan niat tulus.
Para jamaah haji melepaskan diri mereka dari segala warna ketergantungan dengan melaksanakan manasik haji, memenuhi jamuan Tuhan dengan penuh cinta dan kerinduan dan mengenakan pakaian putih sebagai baju ihram. Pakaian sederhana ini telah mensejajarkan kedudukan manusia dan menjauhkan mereka dari atribut-atribut duniawi seperti pangkat, jabatan, dan kedudukan. Ibadah haji menempatkan manusia pada arena berbagai ujian konstruktif sehingga terdapat perubahan pada teladan pemikiran dan perilaku mereka. Namun perubahan internal ini tidak terwujud dalam keterasingan. Jamaah haji melaksanakan setiap tuntunan ibadah haji di tengah kerumunan manusia lain sehingga mereka bisa merasakan ikatan dan solidaritas antara dirinya dengan orang lain. Ritual ini merupakan indikasi atas ajaran Islam yang komprehensif dan mencakup segala hal.
Menjauh dari sikap emosi dan riya’, menghiasi diri dengan sifat taqwa dan memberikan harta di jalan Allah Swt, semuanya terwujud dalam sebuah keselarasan sosial. Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji harus segera melangkah menuju tanah suci dan memenuhi panggilan Allah Swt. Dalam surat Al-Hajj ayat 27 dan 28, Allah Swt berfirman: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (dalam ibadah haji).”
Dalam ibadah haji, Allah Swt memberikan kesempatan kepada umat manusia untuk mencicipi atmosfir yang penuh dengan keakraban dan kedamaian. Dalam perhimpunan agung ini disodorkan berbagai teladan kehidupan yang berbeda-beda dan teladan utama kehidupan adalah menyembah Allah Swt dan menanggalkan baju kesombongan dan kecongkakan. Apa yang kita saksikan di tengah para jamaah haji adalah perdamaian dan persahabatan. Jamaah haji menghendaki keamanan dan ketentraman bagi seluruh hamba Allah Swt bahkan bagi tanaman dan binatang. Dengan rasa tanggung jawab ini, umat Islam akan menyaksikan manfaat luas ibadah haji di bidang budaya, sosial, ekonomi dan politik. Ini semua adalah berkah ibadah haji yang akan memperkuat ikatan emosional umat Islam.
Manasik haji kritalisasi beragam kondisi manusia yang menempuh perjalanan panjang dan penuh rintangan untuk bertemu dengan kekasihnya. Di kongres akbar ini, setiap individu ingin membersihkan dirinya, memoles jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt serta melepaskan diri dari keterikatan duniawi.
Mungkin pada awalnya kita berpikir bahwa kondisi ini sudah cukup, tapi sebenarnya di kongres akbar haji, ibadah individu ini bergabung dengan ibadah kolektif sehingga kian menambah nilai dan keagungan ritual ini. Gabungan antara individualisme dan amalan bersama di kongres haji ini menggambarkan peta politik sosial umat Islam. Di masyarakat Islam, individu dan sosial tidak saling mengorbankan demi sebuah kepentingan, tapi bersama-sama mereka menemukan makna serta berkembang.
Haji adalah contoh kecil dari kiamat dan kebangkitan besar di akhirat. Pemisahan manusia dari rumah dan pindah ke tanah yang jauh dengan harapan belas kasihan Tuhan adalah pertunjukan saat kematian dan pemisahan dari semua harta benda dan harta benda. Semua orang memasuki lautan luas ini tanpa hak istimewa, tanpa perbedaan apa pun, bersama-sama, berharap diterima dan takut ditolak oleh Allah. Orang kaya dan orang miskin datang ke Baitullah dengan baju yang sama.
Haji adalah contoh kecil dari masyarakat Islam yang superior dan manifestasi dari peradaban Islam yang baru. Selama musim haji, orang-orang dari berbagai ras, bahasa dan budaya berkumpul dari seluruh dunia dalam satu poros, yang merupakan deklarasi penghambaan kepada Allah Swt. Latihan persatuan tahunan ini sebenarnya adalah latihan universal umat Islam untuk pemerintahan dunia yang dipimpin oleh Imam Mahdi as.
Memetik Berkah dari Pernikahan Agung
Kisah pernikahan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah penuh dengan keindahan seperti kisah perkawinan Rasul Saw dan Sayidah Khadijah.
Inilah kisah pernikahan antara dua manusia suci dan penuh keberkahan. Pernikahan antara dua manusia suci itu berlangsung pada tanggal 1 Dzulhijjah tahun kedua Hijriyah.
Banyak orang yang berniat mempersunting Fatimah as dan menjadikannya sebagai bagian dari keutamaan mereka. Dengan berbagai cara, mereka ungkapkan keinginan tersebut kepada Nabi Saw. Abu Bakar dan Umar mengedepankan persahabatan mereka dengan Nabi Saw dan menyebutkan keutamaan mereka untuk mengambil hati beliau. Namun, Nabi Saw menolak lamaran mereka. Waktu terus berlalu hingga Imam Ali as datang menghadap Rasulullah Saw dengan tujuan yang sama, melamar Sayidah Fatimah Zahra.
Ketika itu Nabi Muhammad Saw berkata, "Wahai Ali! Sebelum engkau datang, sudah banyak pria yang menghadapku untuk melamar Sayidah Fatimah sebagai isterinya, tapi Fatimah menolak mereka semua. Tunggulah di sini, seperti yang lain. Aku akan ke dalam menanyakan pendapat Fatimah."
Rasulullah Saw menemui Fatimah dan berkata, "Fatimah, engkau telah mengenal Ali bin Abi Thalib dari sisi kedekatan keluarga, keutamaan dan keislamannya. Aku memohon kepada Allah Swt untuk mengawinkanmu dengan makhluk terbaik dan paling dicintai Allah Swt ini. Kini, Ali telah melamarmu. Apa pendapatmu?"
Fatimah kemudian terdiam, tapi ia tidak memalingkan wajahnya. Rasulullah Saw sendiri tidak melihat wajah Fatimah menunjukkan ketidaksukaan. Akhirnya Nabi Saw berdiri dan berkata, "Allahu Akbar. Diamnya Fatimah merupakan tanda kerelaannya."
Ketika itu juga Malaikat Jibril turun dan berkata, "Wahai Rasulullah! Nikahkan Fatimah dengan Ali. Allah menerima Fatimah untuk Ali dan sebaliknya, Ali untuk Fatimah." Akhirnya Rasulullah Saw menikahkan Ali dengan Fatimah. Setelah mempersiapkan segala sesuatu, keduanya dinikahkan oleh Rasulullah pada tanggal 1 Dzulhijjah tahun kedua Hijriyah.
Mas kawin Sayidah Fatimah Zahra senilai 500 dirham dimana Ali membeli rumah dari setengah harga mas kawin tersebut. Sekaitan dengan hal ini Nabi berkata, "Saya menikahkan Fatimah dengan Ali sesuai dengan perintah Allah." Dari pernikahan keduanya lahir dua pemuda penghulu Surga, Imam Hasan dan Husein dan Sayidah Zainab Kubra dan Shugra. Pernikahan Imam Ali dan Sayidah Fatimah, merupakan teladan bagi seluruh keluarga Muslim.
Sayidah Fatimah az-Zahra adalah penghulu para wanita seluruh alam, dari awal sampai akhir. Sayidah Fatimah dikenal keteladanannya dalam rumah tangga. Beliau contoh terbaik dari sosok istri dan ibu. Bersama suaminya, Ali bin Abi Thalib, Sayidah Fatimah menjalani suka dan duka kehidupan, dan sepanjang sejarah hingga kini sebagai teladan keluarga terbaik.Terkait hal ini, Imam Ali berkata, "Demi Allah dia tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menolak perintahku sama sekali. Kapan saja aku melihat Fatimah, maka hilanglah semua kesedihanku."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 134).
Pada permulaan malam setelah pernikahan Imam Ali dan Sayidah Fatimah, Rasulullah Saw membagi pekerjaan untuk mereka berdua, pekerjaan dalam rumah adalah urusan Sayidah Fatimah sedangkan pekerjaan di luar rumah adalah urusan Imam Ali as. Setelah pembagian itu Sayidah Fatimah as berkata, "Hanya Allah yang tahu betapa gembiranya aku akan pembagian kerja ini. Karena Rasulullah Saw telah menghalangi aku dari melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan lelaki." (Biharul Anwar, jilid 43, hal 81)
Sayidah Fatimah bukan saja pendamping hidup bagi suaminya tapi beliau juga mitra dalam urusan spiritual. Ketika Imam Ali as ditanya Rasulullah Saw, bagaimana engkau menilai Fatimah? Imam Ali as menjawab, "Ia adalah sebaik-baiknya penolong dalam ketaatan kepada Allah."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 117)
Sayidah Fatimah adalah istri yang tidak pernah meminta sesuatu di luar kemampuan suaminya. Dalam hal ini beliau berkata kepada Imam Ali as, "Aku malu kepada Tuhanku bila aku meminta sesuatu kepadamu sementara engkau tidak mampu memenuhinya."(Amali Syeikh Thusi, jilid 2, hal 228).
Imam Ali dan Sayidah Fatimah adalah pasangan yang tiada duanya. Mengenai kehidupan mereka, Rasulullah Saw bersabda, "Jika Allah tidak menciptakan Ali maka Fatimah tidak memiliki pasangan yang sekufu baginya."(Yanabi'ul Mawaddah, hal 177 dan 237).
Selain dalam keluarga, sayidah Fatimah juga memainkan peran penting dalam masyarakat terutama meningkatkan budaya dan pemikiran masyarakat ketika itu. Beliau juga memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi umat Islam di masanya.
Selamat atas pernikahan agung nan mulia ini. Semoga kita semua bisa memetik berkah dan barokahnya.
Panduan Shalat Idul Adha di Masa Pandemi Virus Corona
Umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha pada 31 Juli 2020. Seperti halnya Idul Fitri 1441 Hijriah, Idul Adha tahun ini juga diselenggarakan di tengah pandemi virus corona.
Menjelang Idul Adha, Kementerian Agama mengeluarkan panduan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban melalui Surat Edaran Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020.
Aturan wajib diperhatikan terutama di daerah dengan jumlah kasus dan penularan COVID-19 masih tinggi.
"Tempat penyelenggaraan kegiatan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban dapat dilaksanakan di semua daerah dengan memperhatikan protokol kesehatan dan telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, kecuali pada tempat-tempat yang dianggap masih belum aman COVID-l9 oleh Pemerintah Daerah atau Gugus Tugas Daerah," tulis aturan tersebut. Sebagaimana hasil pantauan Parstodayid dari Detik, Kamis (23/07/2020).
Fachrul Razi, Menteri Agama mengimbau umat muslim menggelar sholat Idul Adha 1441 H di lapangan, masjid, atau ruangan di masa pandemi Covid-19.
Melalui fatwa MUI, Menteri Agama RI memberikan panduan terkait tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha saat pandemi.
Bagaimana penyelenggaraan shalat Idul Adha di masa pandemi virus corona?
Shalat di Masjidul Haram dengan menjaga jarak
Ketentuan Umum
Pelaksanaan shalat Idul Adha dilakukan di daerah yang ditetapkan aman dari penularan Covid-19.
Shalat dilaksanakan di lapangan, masjid atau ruangan khusus dengan koordinasi Gugus Tugas Covid-19.
Memperhatikan dan melakukan protokol kesehatan.
Panduan Panitia Penyelenggara
Menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi penerapan protokol kesehatan.
Melakukan pembersihan dan disinfeksi di area tempat pelaksanaan.
Mengatur dan membatasi akses keluar masuk.
Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun.
Pemeriksaan suhu tubuh jemaah di pintu masuk.
Membatasi jarak minimal 1 meter dengan tanda khusus.
Mempersingkat pelaksanaan shalat dan khutbah sesuai rukun.
Tidak mengumpulkan amal dengan pengedaran kotak infak.
Panduan untuk Jemaah
Jemaah dalam kondisi sehat.
Membawa perlengkapan shalat sendiri.
Pakai masker sejak keluar dari rumah.
Menjaga kebersihan tangan.
Menghindari kontak fisik.
Jaga jarak minimal 1 meter.
Anak-anak, warga lanjut usia dan orang dengan penyakit bawaan diimbau tidak mengikuti shalat.



























