Cahaya Ahlul Bait di Kota Suci Qom

Rate this item
(0 votes)
Cahaya Ahlul Bait di Kota Suci Qom

 

Komplek makam Sayidah Fatimah Maksumah as, salah satu keturunan Rasulullah Saw dan saudari Imam Ali Ridha as yang berada di kota suci Qom tidak pernah sepi dan selalu dipadati oleh para peziarah dan para pecinta Ahlul Bait as.

Mengapa makam wanita suci Ahlul Bait ini ramai dipadati peziarah yang mengharapkan berkah darinya. Siapakah Fatimah Maksumah ini? Apa posisinya di mata umat Islam?

Imam Shadiq as sudah sekian tahun yang lalu memberitahukan tentang kelahiran Sayidah Maksumah. Beliau bersabda: "Akan meninggal dan dikuburkan seorang perempuan dari salah seorang keturunanku yang namanya adalah Fatimah putri Musa, seorang perempuan yang dengan syafaatnya pada hari kiamat, seluruh pengikut syiah akan masuk surga".

Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya telah menyampaikan kabar gembira akan kedatangan Sayidah Maksumah di kota Qom. Ia berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu daerah di Iran). Dia bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Shadiq menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saw."

Kota Qom menjadi kota suci karena kota ini disebut sebagai haram para imam maksum. Hal ini telah disebutkan dalam puluhan riwayat dari Rasulullah Saw, Imam Ali dan para Imam lainnya yang berbicara tentang kesucian dan kemuliaan kota Qom.

Makam Sayidah Fatimah Maksumah di Qom
Ayatullah Mar'ashi Najafi mengatakan, "Alasan saya berhijrah ke Qom karena ayah saya, Sayid Mahmoud Mar'ashi Najafi selama 40 malam beritikaf di makam Imam Ali as. Suatu malam ketika ayah saya sedang beritikaf, ia melihat Imam Ali as sambil berkata, 'Sayid Mahmoud apa yang kamu inginkan?' Ayah saya berkata, 'Aku ingin mengetahui di mana makam Sayidah Fatimah az-Zahra supaya aku bisa menziarahinya.' Imam Ali berkata, 'Saya tidak bisa melanggar wasiatnya dan mengungkapkan kuburannya.' Kemudian ayah saya berkata, 'lalu apa yang saya lakukan jika ingin berziarah kepada Sayidah Zahra? Imam Ali berkata, 'Allah Swt telah memberikan hadiah Fatimah kepada Fatimah Maksumah, maka siapa saja yang ingin berziarah ke makam Sayidah Zahra, hendaknya ia menziarahi makam Sayidah Maksumah.'"

Lantas siapakah Sayidah Fatimah Maksumah ini dan apa karakteristiknya ?

Sayidah Fatimah Maksumah as dilahirkan di kota Madinah pada 1 Dzulqaidah 173 Hijriah. Ia lahir dan dibesarkan di rumah kemuliaan. Ayah dan ibunya adalah sosok yang memiliki keutamaan akhlak, ibadah dan kezuhudan, ketakwaan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan, dan kesucian.

Ayahnya, Imam Musa al-Kazhim as dan ibunya Sayidah Najmah Khatun adalah sosok mulia dan agung. Selain mereka, Sayidah Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi pembibingnya yaitu, Imam Ali Ridha as. Di bawah bimbingan mereka, Sayidah Maksumah tumbuh menjadi wanita agung.

Kebahagiaan Sayidah Maksumah as bersama mereka di masa kecil tidak bertahan lama. Karena ayahnya, Imam Kadhim as gugur syahid di penjara penguasa lalim saat itu. Wanita mulia ini berusia 10 tahun ketika ayahnya gugur syahid. Setelah itu, Imam Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia dan pembimbing Sayidah Maksumah.

Sayidah Maksumah senantiasa menuntut ilmu dan membela kebenaran dalam kondisi apapun. Ia mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayahnya. Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam kegiatan mengajar dan ibadah menunjukkan posisi dan kedudukan tinggi wanita dalam sejarah kebudayaan Islam.

Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa Islam sangat menghargai wanita dan menempatkannya pada kedudukan tinggi, sehingga dari keutamaan spiritual, keilmuan, dan kemuliaan akhlak menjadi teladan bukan hanya bagi wanita saja.

Sayidah Maksumah dipanggil dengan berbagai gelar, salah satunya adalah gelar Muhadisah, yang berarti salah satu wanita yang meriwayatkan hadis. Hadis-hadis yang beliau riwayatkan mendapat posisi tinggi di kalangan ulama dan dipercaya. Sepanjang hidupnya, Sayidah Maksumah sangat gigih memperjuangkan dan mempertahankan wilayah Ahlul Bait as. Hal ini menunjukkan wawasan luas beliau terhadap kondisi zamannya, karena saat itu pemerintah Abbasiyah memberlakukan kondisi yang sangat ketat khususnya terhadap Ahlul Bait dan pengikutnya.

Di era dinasti Bani Abbasiyah, aksi penyiksaan dan penjara-penjara menakutkan membuat umat tidak dapat mengakses Imam Kadhim as. Di era kepemimpinan Imam Ridha as, juga tidak boleh dilupakan peran Sayidah Maksumah dalam menjelaskan posisi Imamah Ahlul Bait kepada umat Islam. Ketika itu, Sayidah Maksumah giat berjuang mengokohkan pondasi Imamah di tengah masyarakat dengan menjelaskan sejumlah hadis yang berkaitan dengan wilayah Ahlul Bait.

Makam Sayidah Fatimah Maksumah di Qom
Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah Hadis Manzilah yang menjelaskan posisi Imam Ali as. Di hadis ini dijelaskan bahwa kedudukan Imam Ali terhadap Nabi Saw, seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Beliau juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum untuk mencegah umat Islam tersesat dan lalai dari amanat Nabi kepada mereka.

Beliau juga senantiasa mengingatkan umat terkait jawaban Imam Ridha as soal usulan Khalifah Makmun kepada Imam ini. Makmun dalam makarnya mengusulkan posisi Putra Mahkota kepada Imam Ridha as, sebuah usulanyang bersifat makar dan tipu daya. Hal ini tak lebih dimaksudkan Makmun untuk meredam perlawanan para pengikut Ahlul Bait as. Imam Ridha saat menjawab usulan Makmun mengatakan, jika khilafah merupakan hakmu tidak seharusnya kamu melimpahkannya kepada orang lain, namun jika bukan hakmu, mengapa kamu menyebut dirimu khalifah umat Islam dan menentukan putra mahkota (Wali Ahd).

Sayidah Maksumah mengingatkan kembali peristiwa tersebut demi menyadarkan masyarakat bahwa kepemimpinan terhadap umat Islam merupakan hak keluarga suci Nabi. Oleh karena itu, selanjutnya sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah dalam mengokohkan Imamah Ahlul Bait khususnya di saat masalah kepemimpinan tengah dirongrong oleh konspirasi musuh.

Sayidah Maksumah berhijrah dari Madinah menuju Marv di Iran untuk menjumpai saudaranya, Imam Ridha as. Rombongan Sayidah Maksumah yang tengah menuju Marv mendapat sambutan hangat masyarakat. Selama perjalanan beliau memanfaatkan kesempatan untuk menjelaskan keutamaan Ahlul Bait kepada masyarakat.

Hal inilah yang membuat antek-antek Bani Abbasiyah memburu rombongan Sayidah Maksumah. Ketika rombongan ini sampai di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan kelompok pembenci Ahlul Bait. Sejumlah pengikut beliau di peperangan tak seimbang ini gugur syahid. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah terpukul batinnya dan jatuh sakit. Atas inisiatif Sayidah Maksumah, rombongan kemudian menuju kota Qom.

Wanita suci ini tak lebih dari 17 hari hidup di Qom, beliau akhirnya menghembuskan nafasnya akibat penyakit yang dideritanya pada tanggal 10 Rabiul Tsani  201 H.

Makam Sayidah Fatimah Maksumah di Qom
Hingga kini, keberadaan Sayidah Maksumah yang sangat singkat di kota Qom mendatangkan berkah yang cukup besar. Kini, setelah berlalu berabad-abad, makam Sayidah Maksumah di Qom, diziarahi ribuan bahkan jutaan orang dari segala penjuru dunia. Makam Sayidah Maksumah di Qom menebarkan berkah bagi kota suci ini, dan berkembangnya Hauzah ilmiah. Para pemikir dan pencinta Ahlul Bait dari berbagai negara dunia mengunjungi kota suci Qom untuk menuntut ilmu-ilmu Islam. Kota ini selanjutnya menjadi tempat para peziarah para pecinta Ahlul Bait as. Di kota ini kemudian muncul Pusat Pendidikan Agama (Hauzah Ilmiah) besar di dunia Islam.

Read 526 times