Nouri Maliki dan Perang Anti Terorisme di Irak

Rate this item
(0 votes)

Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki kembali menekankan militer negara ini untuk menindak tegas terorisme yang merajalela di berbagai wilayah Irak khususnya Provinsi al-Anbar.

 

Maliki hari Sabtu (15/2) mengunjungi pusat komando operasi militer di Provinsi al-Anbar, tepatnya di kota al-Ramadi. Maliki dalam kunjungannya tersebut menyaksikan dari dekat kondisi keamanan serta proses operasi militer di kawasan ini. Maliki menandaskan, mereka yang mengacau keamanan kota al-Ramadi akan ditindak tegas.

 

Maliki menambahkan, mereka yang menuntut penarikan militer dari Provinsi al-Anbar memiliki tujuan busuk. Perdana menteri Irak dalam pertemuannya dengan pemimpin sejumlah suku kota al-Ramadi menginstruksikan pemberian penghargaan kepada 10 ribu anggota kabilah al-Ramadi yang turut berperang melawan teroris khususnya Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS).

 

PM Irak saat mengunjungi al-Ramadi mengatakan, lebih dari pemerintah mengalokasikan dana lebih dari 80 juta dolar untuk mendanai pelatihan dan infrastruktur pasukan lokal serta kabilah yang berperang melawan kelompok teroris al-Qaeda. Ali al-Musawi, juru bicara perdana menteri Irak menandaskan bahwa tujuan lawatan Maliki ke al-Ramadi untuk menyatakan dukungan dan penghargaan pemerintah terhadap warga dan kabilah di daerah yang dengan gagah berani melawan kelompok teroris.

 

Bertepatan dengan lawatan Maliki ke kota al-Ramadi, pemerintah Irak menyatakan kontrol bagian selatan kota ini berhasil diambilalih militer dan Baghdad meminta warga kembali ke rumah mereka. Berbagai daerah di Provinsi al-Anbar sejak akhir Desember 2013 menjadi arena operasi militer membersihkan anasir kelompok teroris dukungan Arab Saudi dans ejumlah negara Barat serta Arab.

 

Kelompok teroris DIIS yang mengobarkan perang di Provinsi al-Anbar berusaha memecah belah Irak dan melawan pemerintahan Nouri al-Maliki. Pangeran Bandar bin Sultan, ketua Dinas Rahasia Arab Saudi memainkan peran vital dalam mengorganisir kelompok teroris yang merajalela di Irak. Seiring dengan mandulnya konspirasi terorisme dan kegagalan Bandar bin Sultan di Suriah, berbagai kawasan di sekitar negara ini berubah menjadi target kelompok teroris. Dalam hal ini, Lebanon dan Irak tak luput dari serangan kelompok teroris.

 

Petinggi Lebanon dan Irak berulang kali saat menyatakan sikapnya terkait krisis Suriah menegaskan solusi damai melalui jalur politik serta memerangi terorisme. Di sisi lain, pendukung terorisme khususnya Arab Saudi kebakaran jenggot menyaksikan sikap tersebut dan dengan semena-mena memperluas operasi teror dari Suriah hingga ke Lebanon dan Irak.

 

Militer Irak dan pemerintah Nouri al-Maliki yang menyadari tujuan dari pengaruh kelompok teroris di negara ini memperioritaskan pemberantasan anasir merusak teroris dalam agenda kerjanya. Poin penting dalam masalah ini adalah sikap rakyat dan suku di al-Anbar yang dengan antusias mendukung kebijakan Baghdad dan siap terjun ke medan perang bersama militer dalam memerangi kelompok teroris. Masalah ini menunjukkan bahwa di antara rakyat Irak terdapat kesatuan visi dalam memberantas terorisme  dan penerapan keamanan di berbagai provinsi negara ini menjadi tuntutan seluruh rakyat.

 

Irak kini tengah mengecap pengalaman demokrasi dan kerjasama serta persatuan tanpa efek politik, agama, mazhab dan etnis merupakan asas gerakan baru Irak ke arah  pembangunan dan  kemajuan. PM Irak dengan visi ini dan penghormatan terhadap keberagaman tuntutan, mengunjungi Provinsi al-Anbar yang mayoritas berpenduduk Sunni serta menginstruksikan pemberian penghargaan atas kinerja kabilah al-Ramadi dalam memerangi terorisme.

Read 1752 times