Mencermati Pendamping Mitt Romney di Pilpres Amerika

Rate this item
(0 votes)

Tak lama setelah Partai Republik Amerika Serikat mengumumkan pendamping Mitt Romney, kandidat mereka di pilpres, media massa disibukkan dengan memberikan analisa terkait sosok Paul Ryan beserta tim sukses Romney menghadapi pasangan kubu Republik Barack Obama-Joe Biden beserta tim suksenya.

Tinggal 84 hari lagi pemilu presiden di Amerika digelar, kedua kandidat semakin giat berkampanye mengumpulkan suara di pemilu ini. Sementara itu, bagi Mitt Romney yang di jajak pendapat meraih angka yang tidak memuaskan, upaya penggalangan suara ini sangat penting dan menentukan. Oleh karena itu, Romney melirik Paul Ryan untuk mendampinginya di pilpres Amerika kali ini.

Namun siapakah sebenarnya Paul Ryan ini ? Sebagian kalangan mungkin masih asing dengan sosok Paul Ryan, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat wakil presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik. Namun sosok Ryan sendiri selama ini dikenal sebagai seorang intelektual konservatif dan tokoh Republik yang tengah bersinar.

Ryan dan Romney pun dikabarkan kerap memiliki pandangan yang sama. Keduanya tercatat hampir selalu melakukan kampanye bersama-sama setiap hari selama satu minggu penuh di Wisconsin pada awal April lalu. Bahkan pada perayaan April Mop, Ryan sempat berbagai lelucon dengan Romney dimana media menyebut momen itu sebagai "bromance". Demikian seperti dikutip The Ticket, Sabtu (11/8/2012).

Lahir dan dibesar di Janesville, Wisconsin, pada 29 Januari 1970 Ryan diketahui merupakan lulusan dari Miami University di Ohio. Pada pertengahan hingga akhir 1990-an Ryan diketahui bekerja dengan sejumlah senator diantaranya Bob Kasten dan Sam Brownback dari Kansas.

Sosoknya juga sempat bekerja sebagai penulis pidato bagi mantan perwakilan AS dan wakil nominasi Wakil Presiden AS dari Republik Jack Kemp. Pada 1998, Ryan memenangkan pemilihan sebagai anggota DPR AS. Posisi Ryan sendiri saat ini adalah Ketua Komite Anggaran DPR AS dimana ia memainkan peran penting dalam menyusun dan mempromosikan proposal anggaran jangka panjang dari partainya.

Pada April 2011 Ryan memperkenal sebuah rencana yang disebutnya The Path to Prosperity sebagai alternatif anggaran bagi Presiden Barack Obama dimana didalamnya juga termasuk perubahan kontroversial ke Medicare. Tidak cukup sampai disitu, Ryan juga membantu memperkenalkan The Path to Prosperity: A Blueprint for Americans Renewal pada Maret 2012 sebagai respon atas anggaran Obama.

Kepada New Yorker, Ryan sempat mengaku ia "sengsara" selama bekerja di bawah Pemerintahan George W. Bush. Hal ini disebabkan kebijakan Bush yang menghabiskan sekira USD5 triliun untuk pengeluaran perang, bailout bank, pemotongan pajak dan sejumlah biaya lainnya.

Ryan yang sejak lama telah digadang-gadang sebagai kandidat wapres Republik diketahui juga merupakan salah seorang pendiri program Young Guns, yakni sebuah lembaga perekrutan pemilu dan kampanye yang dijalankan oleh anggota Partai Republik di DPR. Jika kelak terpilih sebagai kandidat wapres AS maka Ryan akan ikut serta bersama Romney dalam kampanye di seluruh wilayah Virginia sebelum akhirnya menuju South Carolina, Florida dan berakhir di Ohio.

Siapapun yang kelak terpilih sebagai kandidat wapres pendamping Romney, tim kampanyenya berharap sosok tersebut akan memberikan energi baru menyusul serangan yang dilancarkan kubu Obama terhadap sejumlah kebijakan Romney.

Namun demikian, Paul Ryan memiliki sejumlah kelemahan yang dapat memperkecil peluah Romney untuk menang di pemilu presiden mendatang. Pertama, Paul Ryan adalah seorang Katolik dan Mitt Romney pengikut Kristen Mormon merupakan tim yang tidak sepadan dengan mayoritas pengikut Protestan. Gereja Protestan di Amerika adalah mayoritas pendukung kubu Republik di pilpres 2012 dan anehnya lagi mereka tidak memiliki saham untuk mengajukan wakilnya sebagai kandidat presiden atau wakilnya di kubu ini.

Kelemahan kedua Pual Ryan adalah ia kurang pengalaman di bidang kebijakan luar negeri dan starategi keamanan nasional. Romney sendiri di bidang ini juga tidak memiliki pengalaman. Sementara itu, Romney dan pasangannya akan menghadapi tim Barack Obama, presiden yang memiliki pengalaman selama empat tahun menjabat presiden dan Joe Biden yang sekitar tiga dekade tampil di komisi hubugan luar negeri di Senat. (IRIB Indonesia/MF)

Read 1504 times