Reaksi Sharif atas Ledakan Bom di Peshawar

Rate this item
(0 votes)
Reaksi Sharif atas Ledakan Bom di Peshawar

Mohammad Nawaz Sharif, perdana menteri Pakistan mengutuk aksi ledakan bom bunuh diri di kota Peshawar dan meminta aparat keamanan melanjutkan operasi militer menghancurkan teroris.

Polisi Pakistan menyatakan, dalam serangan bom bunuh diri terhadap iring-iringan polisi di kota Peshawar, negara bagian Khyber Pakhtunkhwa barat laut negara ini pada hari Kamis (11/6) sedikitnya menewaskan dua polisi dan menciderai enam lainnya. Pelaku bom bunuh diri menabrakkan motornya ke arah kendaraan yang ditumpangi wakil Komandan Polisi Cadangan Perbatasan (FRP) di Hayatabad, Peshawar.

Menurut pandangan pengamat politik, serangan anasir teroris terhadap iring-iringan polisi di Peshawar mengindikasikan unjuk kekuatan teroris terhadap militer serta aparat keamanan Pakistan. Ketika Nawaz Sharif mengutuk aksi tersebut dan meminta aparat keamanan memerangi teroris, di mana akibat serangan terbaru anasir teroris Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP) ke sebuah sekolah di Peshawar beberapa waktu lalu, mendorong pemerintah federal melaksanakan program komprehensif memerangi terorisme dan memberi jaminan kepada rakyat bahwa mereka akan menindak tegas para teroris.

Meski serangan teror  terus melanda berbagai wilayah dan kota Pakistan termasuk Quetta dan Karachi, namun serangan teror di Peshawar lebih terorganisir, sistematis dan menarget pusat-pusat militer, konvoi militer atau sekolah yang dikelola oleh militer. Hal ini mengindikasikan upaya teroris unjuk kekuatan di hadapan militer  dan dinas intelijen Pakistan di Khyber Pakhtunkhwa.

Ini artinya teroris berusaha mencitarkan bahwa program anti teroris yang diterapkan oleh pemerintah federal Pakistan gagal. Sementara itu, pejabat dan komandan senior politik serta militer Pakistan baru-baru ini senantiasa mengkonfirmasikan upaya serius memerangi terorisme di negara ini dan menegaskan bahwa pemerintah federal, negara bagian dan militer bersama aparat keamanan secara serius menindak tegas pelaku instabilitas di negara ini.

Dalam hal ini, berlanjutnya serangan teror terhadap lokasi penting dan konvoi militer membuat program anti terorisme yang dterapkan Islamabad perlu direvisi. Karena sepertinya program dan upaa pemerintah Pakistan belum berhasil memenuhi harapan masyarakat terkait perang anti terorisme.

Pakistan masih terus menghadapi ancaman terorisme, padahal militer negara ini sejak tujuh dekade lalu terus mempersiapkan diri menghadapi rival utamanya, India. Oleh karena itu, rakyat Pakistan tidak dapat menerima jika militer dan aparat keamanan negara mereka tidak mampu melawan teroris. Terorisme sendiri telah mengancam secara serius keamanan dan stabilitas politik, keamanan dan ekonomi Pakistan.

Sementara itu, Raheel Sharif, kepala staf militer Pakistan baru-baru ini dalam pertemuannya dengan deputi menteri dalam negeri Cina di Islamabad telah memberi jaminan keamanan di jalur ekonomi Beijing-Islamabad. Di pertemuan tersebut, Raheel Sharif berjanji bahwa keamanan jalur ekonomi Beijing-Islamabad akan terjamin. Karena pemerintah Beijing telah memberi peringatan jaminan keamanan program ekonomi senilai 46 miliar dolar di Pakistan kepada Islamabad.

Read 1603 times