Ujicoba ÔÇ£Dirty BombÔÇØ Israel di Negev

Rate this item
(0 votes)
Ujicoba ÔÇ£Dirty BombÔÇØ Israel di Negev

Israel mengujicoba ÔÇ£Dirty BombÔÇØ di gurun Negev, tempat tinggal para suku nomaden Palestina. Haaretz memberitakan hal itu dan menyebutkan bahwa Israel menggunakan bahan peledak beradiasi nuklir untuk mengujicoba dampak dan kekuatan ledakan bom yang diberi nama Bom Kotor itu.

Dua puluh tes peledakan dilakukan melibatkan sekitar  250 gram dan 25 kilogram bahan peledak bersama-sama dengan zat radioaktif yang umum dikenal dengan nama 99mTc.

Sebagian besar ledakan bom kotor dilakukan di selatan gurun Negev berkaitan dengan proyek empat tahun "Green field" di Pusat Riset Reaktor Nuklir Dimona.

Koran terbitan Israel itu mengutip sebuah sumber dari Pusat Riset Nuklir Dimona menyebutkan, "Penelitian ini menyimpulkan bahwa radiasi tingkat tinggi diukur pada pusat ledakan, dengan rendahnya tingkat penyebaran radiasi melalui partikel yang dibawa angin. Sumber tersebut juga mengklaim hal ini tidak menimbulkan bahaya besar di luar efek psikologis.

Yang disebut "bom kotor" menggabungkan bahan peledak konvensional dengan bahan radioaktif dan tidak termasuk dalam kategori senjata nuklir atau senjata pemusnah massal.

Disebutkan pula bahwa dilakukan enam ujicoba tambahan dalam ruangan yang disebut "Red House" untuk mengukur dampak zat radioaktif yang tersisa di ruang publik yang ramai. Selama ujicoba bahan radioaktif dicampur dengan air yang tersisa dalam sistem ventilasi dari pada bangunan dua lantai sebagai simulasi pusat perbelanjaan. Tes itu terbukti tidak efektif dari "perspektif teroris", demikian kata sumber tersebut.

Ujicoba selama empat tahun dimulai tahun 2010 dan hasilnya dipresentasikan pada pertemuan ilmiah dan database ilmu nuklir. Para peneliti  Israel mengklaim bahwa tes dilakukan untuk tujuan defensif.

Rezim Zionis Israel menolak Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang telah ditandatangani oleh 191 negara dunia. Rezim Zionis juga telah memproduksi sedikitnya 400 hulu ledak nuklir.

Seluruh bom atom Israel di produksi Reaktor nuklir Dimona di gurun Negev, selatan Palestina pendudukan. Dimona dibangun oleh Perancis pada tahun 1956. Usia efektif reaktor nuklir tersebut diperkirakan hingga tahun 1986, dan berlanjutnya aktivitas Dimona, bukan hanya mengancam warga Palestina pendudukan melainkan juga seluruh kawasan karena kebocoran zat radioaktif dari dinding-dinging rapuh reaktor yang telah usang itu.

Tel Aviv hingga kini menolak tim inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk meninjau instalasi nuklirnya. Kebungkaman PBB dan Dewan Keamanan terkait isu gudang-gudang senjata nuklir Israel dan serta bahaya yang mengancam kawasan, merupakan bukti nyata standar ganda lembaga-lembaga internasional dan para pendukung Israel, khususnya Amerika Serikat.

Read 1597 times