Perseteruan Abbas dan Lieberman Memanas

Rate this item
(0 votes)

Koran Jerusalem Post melaporkan memanasnya perang verbal antara pemerintah Otorita Ramallah Palestina dan Tel Aviv. Menurut koran ini, Mahmoud Abbas, pemimpin Otorita Ramallah dan Avigdor Lieberman, menlu Israel saling menuding dan meminta proses pengadilan internasional bagi lawan masing-masing.

Menurut koran ini, Otorita Ramallah menudiang Lieberman mendalangi upaya teror terhadap Mahmoud Abbas. Sementara itu, Lieberman pun mengatakan Abbas harus diadili karena mendukung terorisme. Perang verbal antara keduanya kian memanas di awal pekan ini, di mana wakil dari Abbas dan Lieberman saling menuding pihak lawan telah melakukan kejahatan perang dan harus diadili di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).

Hari Jum'at lalu, pemerintah Otorita Ramallah menilai pernyataan Lieberman yang menyatakan Abbas harus dicopot dari kepemimpinan Otorita Ramallah sebagai langkah provokatif dan menyerukan menlu Israel ini dibawa ke Belanda untuk diadili di ICC.

Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan pada hari Selasa, Israel tidak bisa duduk diam ketika Otoritas Palestina merencanakan kampanye diplomatik sepihak setelah pemilu Amerika pada bulan November.

Komentarnya dibuat mengacu pada surat bulan lalu dan menyerang pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, yang ia sebut kebijakan "penghalang bagi perdamaian."
Surat, yang pertama kali diterbitkan di surat kabar Haaretz, dikirim kepada anggota Kuartet mediator Timur Tengah - Menlu AS Hillary Clinton, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Catherine Ashton, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Sekjen PBB, Ban Ki-moon.

Dalam surat itu, Lieberman menjelaskan PA sebagai "pemerintahan diktator penuh dengan korupsi" dan kebijakan Abbas 'dicap sebagai hambatan bagi perdamaian", ia pun mengusulkan pemilu baru di Otorita Ramallah untuk memilih pemimpin yang "lebih sah" dan realistis.
Berbicara kepada anggota partainya, Yisrael Beiteinu, Lieberman menolak klaim media bahwa serangan terhadap Abbas itu bermotif politik dan terutama dimaksudkan untuk menggalang dukungan menjelang pemilu Israel mendatang. Lieberman mengatakan ia komentar ini menggelikan.

"Kita tidak boleh harus hanya duduk tanpa menanggapi tindakan mereka," kata Lieberman.

Dalam pidatonya Lieberman menggambarkan banyak hal yang telah dilakukan Israel untuk Otorita Ramallah, seperti penandatanganan perjanjian ekonomi baru dengan Palestina dan persetujuan proyek-proyek konstruksi baru di Tepi Barat. Menurut Lieberman, Palestina belum menanggapi positif gerakan ini.

Menurut Lieberman fakta membuktikan bahwa Otorita Ramallah memberikan bantuan tulus dari Israel kepada teroris untuk memusuhi Tel Aviv.

Sementara itu, juru bicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeina menolak pernyataan Lieberman.

"Israel sendiri tidak tertarik untuk mencapai perdamaian dengan Palestina," kata pembantu Abbas, Nabil Abu Rudeina kepada wartawan. "Deklarasi ini bertentangan dengan semua norma diplomasi dan demokrasi, dan Israel bertanggung jawab atas setiap kata yang dikatakan tentang Mahmoud Abbas," kata Rudeina. (IRIB Indonesia/MF)

Read 1760 times