Ancaman Perang Bayangi AS-Rusia di Laut Hitam

Rate this item
(0 votes)
Ancaman Perang Bayangi AS-Rusia di Laut Hitam

Komandan Armada Keenam Angkatan Laut AS, Laksamana Madya James Foggo mengatakan, Amerika Serikat akan mempertahankan kehadiran permanen di Laut Hitam, mengingat daerah itu sebagai sebuah kawasan penting.

Pasukan AS bersama 11 negara anggota NATO dan Ukraina sejak Selasa lalu, melakukan latihan militer di Laut Hitam. Latihan yang disebut Sea Breeze ini dimulai pada 1997 dan kekuatan yang dilibatkan terus meningkat setiap tahun.   

Foggo menegaskan bahwa Angkatan Laut AS ingin mempertahankan kehadiran permanen di Laut Hitam. Dia menambahkan, Laut Hitam adalah perairan internasional dan Angkatan Laut AS bermaksud untuk tinggal di sana, menggunakan hak kebebasan navigasi maritim.

“Pada tahun lalu, kami mempertahankan kehadiran di Laut Hitam bahkan ketika kami fokus di Mediterania. Kami ingin membuat kehadiran normal di kawasan dan juga melakukan latihan rutin serta membangun interaksi dengan angkatan laut di kawasan,” tegas Foggo.

Keputusan AS untuk menempatkan pasukan di Laut Hitam – sebagai wilayah pengaruh Rusia – sepertinya bentuk ajakan perang Washington kepada Moskow di wilayah perairan itu.

Pada dasarnya, kebijakan baru AS di Eropa Timur termasuk di zona Laut Hitam dibangun atas dasar dua masalah utama. Pertama adalah klaim para pejabat politik dan militer AS tentang bahaya serius Rusia setelah meluasnya krisis Ukraina. Konflik di Ukraina dan ketegangan militer Uni Eropa dan AS dengan Rusia, telah merusak iklim damai yang tercipta di benua Eropa pasca Perang Dingin.

Para pemimpin Eropa dan AS pada KTT NATO 2014, menyetujui pembentukan pasukan reaksi cepat untuk melawan Rusia di Eropa Timur. Para menteri pertahanan NATO atas dorongan AS, juga mengadopsi langkah-langkah terhadap apa yang mereka sebut “agresi Rusia” dalam pertemuan Juni 2015. Langkah itu mencakup penambahan jumlah anggota pasukan reaksi cepat dari 13.000 menjadi 40.000 orang dan penyebaran peralatan tempur di sekitar perbatasan Rusia.

Masalah kedua adalah pengumuman strategi baru militer AS pada Juli 2015. Dengan memperhatikan krisis Ukraina dan konfrontasi menyeluruh Rusia dan Barat di Eropa Timur, maka Washington menilai potensi pecahnya perang dengan Moskow lebih besar dari sebelumnya.

Strategi baru militer AS menyebut Rusia sudah berulangkali menunjukkan dirinya tidak menghormati kedaulatan negara tetangganya dan Rusia juga bersedia untuk menggunakan kekuatan militer demi mencapai tujuannya.

Atas dasar ini, AS dengan alasan mendukung sekutunya di Eropa Timur, ingin menciptakan kehadiran permanen di perairan Laut Hitam. Tentu saja, ini adalah sebuah rencana yang tidak akan diterima begitu saja oleh Rusia.

Armada Laut Hitam Rusia – salah satu armada terpenting negara itu – bermarkas di pelabuhan Sevastopol, Crimea. Daerah ini telah dianeksasi Moskow pada Februari 2015.

Dalam pandangan Kremlin, kehadiran kapal perang dan pasukan Barat di Laut Hitam merupakan sebuah ancaman terhadap keamanan nasional Rusia dan Moskow sudah sering memberi peringatan kepada NATO dan Washington dalam masalah tersebut.

Krisis Ukraina telah menyebabkan penguatan kehadiran NATO di perairan Laut Hitam, Laut Baltik, dan juga Mediterania. Moskow kini menghadapi peningkatan ancaman maritim oleh blok Barat terutama di perairan sekitar Rusia. Oleh karena itu, doktrin baru Angkatan Laut Rusia menekankan penguatan kehadiran di Laut Hitam. Ini adalah sebuah sinyal yang jelas tentang peningkatan kesiapan Angkatan Laut Rusia untuk melawan ancaman-ancaman NATO dan AS.

Read 1634 times