Menyimak Lawatan PM Kamboja ke Perancis

Rate this item
(0 votes)
Menyimak Lawatan PM Kamboja ke Perancis

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen tiba di Paris, Perancis dalam rangka kunjungan demi memperkokoh hubungan Phnom Phen-Paris.

Pertemuan serta perundingan Hun Sen dengan Presiden Francois Hollande, mengingat kinerja kedua negara, diprediksikan akan mampu menorehkan hasil yang signifikan. Hun Sen yang juga dikenal sebagai tokoh terkuat Kamboja, sebelum bertolak ke Perancis menjelaskan bahwa di lawatannya kali ini dirinya akan menandatangani enam kesepakatan kerjasama di berbagai bidang dengan pejabat Perancis.

Pertemuan Hun Sen dengan perwakilan berbagai perusahaan Perancis dapat memperkuat statemen perdana menteri Kamboja tersebut. kesepakatan yang rencananya bakal ditandatangani di lawatan kali ini  antara Kamboja dan Perancis mencakup sektor pendidikan, pariwisata, energi listrik, budaya dan air bersih. Kamboja merupakan salah satu neagra jajahan Perancis di era perang dingin dan mencapai kemerdekaan di tahun 1953.

Perancis seperti kebanyakan negara imperialis Eropa termasuk Belgia, Portugis, Inggris, Spanyol dan Belanda menjajah berbagai negara di Asia Tenggara dan selama masa penjajahan, negara imperialis Barat ini memanfaatkan dengan rakus kekayaan alam negara jajahan seperti tambang, mineral, hutan dan jalur maritim.

Salah satu faktor keterbelakangan negara-negara jajahan adalah mereka dijadikan sapi perah oleh negara-negara imperialis. Kamboja kini menjadi salah satu anggota ASEAN. Di organisasi ini, Kamboja termasuk negara terbelakang. Namun sejak Hun Sen berkuasa dari tahun 1983 hingga kini, ia telah menunjukkan kemampuannya berinteraksi dan menggalang kerjasama dengan Barat. Kini negara-negara kapitalis dan industri Barat mulai memperhatikan Kamboja.

Sejatinya Hun Sen dengan keberhasilannya menerapkan stabilitas politik dan menjamin keamanan nasional, berhasil menarik simpati dan perhatian investor asing untuk menanam saham di Kamboja. Sementara itu, rakyat, raja dan perdana menteri sepertinya tidak ingin mengungkit kenangan pahit era penjajahan Perancis dan kebijakan anti rakyat negara ini yang diterapkan oleh Paris saat itu.

Sementara itu, Amerika Serikat aktif di pasar Kamboja yang masih belum tersentuh. Meski Cina dengan dalih kesamaan ideologi dan dukungannya kepada Khemer Merah di dekade 70-an, tidak meninggalkan kenangan yang indah di Kamboja, namun hubungan Cina-Kamboja masih tetap berjalan wajar dengan saling pengertian.

Meski demikian, Perancis berusaha meningkatkan pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara. Kamboja di kondisi seperti ini membutuhkan teknologi maju Barat dan oleh karena itu, tidak menyembunyikan kebutuhan finansialnya.

Mengingat kecerdikan Hun Sen, sepertinya Paris dan Phnom Penh memafaatkan peluang ini untuk memperkokoh hubungan di antara mereka dan saling meraih keuntungan. Namun demikian, kerjasama dengan Kamboja bagi Perancis akan banyak memberikan konsesi, karena negara-negara industri Barat termasuk Paris sangat membutuhkan bahan baku dan energi serta mineral. Adapun Kamboja sangat kaya dengan bahan yang dibutuhkan Perancis, oleh karena itu, negara ini mampu menjadi penyuplai kebutuhan dasar industri Paris.

Read 1466 times