Track Record Buruk Hantui Kepemimpinan Adnan Al-Zurufi

Rate this item
(0 votes)
Track Record Buruk Hantui Kepemimpinan Adnan Al-Zurufi

 

Barham Salih, Presiden Irak, menugaskan Adnan al-Zurufi, mantan Gubernur Najaf, untuk menyusun Kabinet, setelah blok Syiah gagal mengajukan kandidat Perdana Menteri.

 Penunjukan Barham Salih ini dilakukan 15 hari setelah Presiden memberikan waktu kepada sayap Syiah untuk mengajukan kandidat pasca turunnya Mohammed Tawfiq Allawi.

Berdasarkan UUD Baghdad, al-Zurufi kini memiliki kesempatan 30 hari untuk membentuk Kabinet dan mengajukan nama-nama Menteri-nya ke Parlemen.

Adnan al-Zurufi harus melibas jalan keras untuk sampai ke kursi Perdana Menteri demi mendapatkan pihak yang sehati dengan Parlemen. Ditambah lagi, al-Zurufi harus mengagendakan Pemilu darurat dan merancang anggaran tahun baru.

Eyad al-Anbar, analis politik Irak, menjelaskan kepada surat kabar al-Hurra, “Al-Zurufi tidak bisa mengambil keputusan riskan. Al-Zurufi masih menghadapi masalah yang dihadapi Allawi. Tawfiq Allawi ditolak di Parlemen bukan karena mengadopsi pihak-pihak bebas dan mandiri, tetapi dikarenakan tidak mengenalkan orang-orang yang dipercaya semua poros.”

30 hari kesempatan Adnan al-Zurufi untuk mengajukan nama-nama Kabinet demi mendapatkan mosi Parlemen.

Ada indikasi bahwa selain poros Syiah yang tidak puas atas Adnan al-Zurufi, orang pilihan Presiden Salih ini juga akan menghadapi keresahan poros politik Kurdi dan Sunni beserta ombak protes rakyat di Baghdad maupun di Najaf. Khususnya pasca track record buruknya dalam memimpin Najaf dan pertaliannya dengan politik Washington.

 Reaksi Poros Politik Irak Menyikapi Penunjukan Adnan Al-Zurufi

Reaksi poros-poros politik Irak dalam menanggapi penugasan Adnan al-Zurufi bisa dibagi menjadi tiga tanggapan: Menolak, abu-abu dan bersyarat. Hanya koalisi politik pengaju al-Zurufi yang mendukung penuh penunjukannya.

Mayoritas kaum politik Syiah dengan keras mengecam langkah Presiden Barham Salih. Koalisi pimpinan Nouri al-Maliki, koalisi Hadi al-Amiri, Sayid Ammar al-Hakim beserta politikus seperti Falih al-Fayyadh masuk dalam kategori ini.

Mereka protes karena menurutnya, Barham Salih tidak menggubris suara mayoritas. Bahkan mengklaim penunjukan Barham Salih tidak sesuai dengan perundang-undangan.

Asa’ib Ahl al-Haq sebelumnya menyatakan bahwa penunjukan Adnan al-Zurufi adalah salah satu bentuk pengkhianatan kepada darah Shuhada Irak.

Sementara aliansi Saairun mengajukan syarat dalam penunjukan Adnan al-Zurufi. Mereka mensyaratkan bahwa Adnan al-Zurufi harus mengindahkan perundang-undangan dan tidak tebang pilih.

“Jika al-Zurufi mengindahkan hal-hal ini, Saairun akan berdiri di belakangnya,” jelasnya.

Hanya koalisi al-Nasr, di mana al-Zurufi yang mengetuai fraksi Parlemennya, yang mendukung penuh PM pilihan Barham Salih ini. “Ini adalah orang yang memenuhi kriteria semua fraksi,” katanya.

Poros Sunni masih sama dengan kemaren. Mereka masih bersikap sama seperti menyikapi Tawfiq Allawi.

Beberapa hari lalu, partai Sunni, Front al-Anqad wa al-Tanmiyah, memberikan isyarat mengenai warga negara ganda Adnan dan politiknya yang sejurus dengan Gedung Putih dan menyatakan, “Kewarganegaraan ganda pihak yang ditugaskan membentuk Kabinet dan politiknya yang selaras (dengan AS) bukanlah hal penting bagi kami. Kami tidak akan menilainya dengan positif atau negatif dengan terburu-buru.”

“Yang penting bagi kami adalah 3 hal. Kebijakannya dalam menangani pihak-pihak yang masih menuntut saham, yang seakan membagi-bagi harta. (Kedua) kebijakannya dalam menjauhkan Irak dari konflik Iran-Amerika. Dan terakhir, orang-orang pilihannya dalam Kabinet harus meyakinkan,” jelas salah satu petinggi Front al-Anqad wa al-Tanmiyah.

Partai Kurdi, Demokrat, pimpinan Masoud Barzani dalam salah satu pernyataannya menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki putusan apapun sebelum penugasan al-Zurufi. “Kurdi terus berpegang teguh pada kriteria dan peraturan tetap Irak,” jelasnya.

Partai Demokrat Irak tersebut juga menegaskan bahwa mereka akan mengadakan pengamatan dengan poros-poros politik Irak demi mengambil keputusan bulat nan satu mengenai kepemimpinan Adnan al-Zurufi.

Demo Warga di Baghdad dan Najaf

Pasca pengumuman resmi penugasan Adnan al-Zurufi untuk membentuk Kabinet, warga ibukota Baghdad turun ke jalan untuk pertama kalinya. Kemudian dilanjutkan oleh penduduk Najaf berteriak menolak al-Zurufi.

 

Para pendemo berkumpul di bundaran al-Tahrir, Baghdad. Mereka berteriak penggelapan uang sebesar 250 miliar dolar oleh Adnan al-Zurufi. Warga protes pemilihan Presiden Barham Salih.

 

Pendemo Najaf juga meneriakkan protesnya atas al-Zurufi. Dalam satu pernyataan mereka menegaskan bahwa mereka terus mengamati pemilihan Perdana Menteri semenjak 2003 hingga sekarang dan mereka menolak tegas pemilihan Adnan al-Zurufi.

Warga Najaf juga protes pemerintah yang terus mengulur tuntutan pendemo dan kini mereka meneriakkan kembali tuntutan-tuntutan demo sebelumnya.

Read 779 times