Mencermati Nasihat Rahbar kepada Anggota Parlemen

Rate this item
(0 votes)
Mencermati Nasihat Rahbar kepada Anggota Parlemen

 

6 Khordad (27/5/2021), bertepatan dengan tahun kedua periode parlemen ke-11 Iran, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menggelar pertemuan virtual dengan ketua dan anggota parlemen.

Di awal pidatonya, Rahbar menilai parlemen periode ini pekerja keras, efisien dan ambisius. Rahbar menyebut parlemen periode ini meraih prestasi besar di bidang peratifikasian draf dan rencana serta isu penting serta di interaksi dengan warga karena kehadiran wakil muda yang memiliki kemampuan tinggi bersama wakil-wakil yang memiliki pengalaman legislatif atau eksekutif.

Seraya mengucapkan terima kasih atas kehadiran ketua dan anggota parlemen di tengah warga dan safarinya ke berbagai provinsi, Rahbar mengungkapkan, "Lanjutkan gerakan sangat baik ini, dan tetaplah bersama rakyat."


Ayatullah Khamenei meminta anggota parlemen mengabaikan isu-isu marjinal dan negatif yang disebarkan kubu penentang di jejaring sosial. Rahbar meminta mereka mengejar program bermanfaat. Rahbar mengatakan, "Hati-hati dengan perilaku dan ucapan kalian sehingga tidak membantu para penentang, ini adalah rekoendasi saya. Perilaku dan ucapan di tubuh internal parlemen ke-11 sedemikian rupa sehingga tidak membenarkan ucapan dan pendekatan orang-orang yang menentang parlemen ini."

Ayatullah Khamenei memberi sejumlah rekomendasi kepada anggota parlemen dan menambahkan, "Rekomendasi utama adalah tetap menjadi revolusioner dan mempertahankan karakteristik seperti bergerak dan berupaya tak kenal henti, Allah Swt berfirman, « اِنَّ الَّذینَ قالوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ استَقاموا تَتَنَزَّلُ عَلَیهِمُ المَلٰئِکَة» turunnya malaikat rahmat hanya milik orang-orang yang komitmen terhadap ucapan ini, ثُمَّ استَقاموا istiqomah. Tetaplah kalian atas karakteristik ini."

Di sisi lain, Rahbar mengingatkan bahwa godaan akan kekayaan, kedudukan dan ketenaran begitu mengancam sehingga menyebabkan banyak orang yang berkuasa dan penuh gairah berangsur-angsur menyimpang, memiringkan jalannya dan terkadang berubah 180 derajat.

Rahbar menganggap tetap menjadi seorang revolusioner membutuhkan perawatan dan perhitungan yang konstan, dan menambahkan: "Kita harus menjaga diri, kita harus memperhitungkan diri kita sendiri. Sangat diperlukan untuk senantiasa menjaga diri. Kita manusia lemah, berisiko, terpeleset; Hati-hati, jaga diri kita sendiri. Penjagaan diri ini dalam istilah Alquran dan Islam, disebut ketakwaan; Takwa berarti menjaga diri secara terus-menerus agar tidak terjerat sifat buruk.


Dalam rekomendasi lain, Rahbar meminta anggota parlemen untuk meningkatkan efisiensi dan perilaku rasional dan percaya diri mereka, dengan mengatakan bahwa kinerja parlemen selama ini baik, tetapi meletakkan dasar untuk mereformasi urusan negara membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Dia menyebut Imam Khomeini sebagai perwujudan dari semua standar revolusioner dan rasionalitas dan menambahkan: "Harus ada keadaan tenang yang diperlukan dan perdamaian intelektual yang diperlukan di parlemen. Yang saya tawarkan ketenangan pikiran adalah kebalikan dari pekerjaan emosional; Keputusan emosional, mendadak, dan  menjijikkan, ini seharusnya tidak ada. Paremen adalah perwujudan rasionalitas kolektif di negara. Jika parlemen adalah manifestasi dari rasionalitas bersama, maka diperlukan perilaku rasional di setiap pekerjaan mereka."

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menarik perhatian para anggota parlemen pada patologi perilaku mereka dan mempertimbangkan penggunaan kemampuan hukum seperti pertanyaan, interogasi, dan investigasi untuk kepentingan pribadi, kelompok atau masalah etnis termasuk di antara kemungkinan bahaya ini. Rahbar menambahkan, "Kemampuan ini harus digunakan hanya untuk menegakkan hukum dan kebenaran. Masuk ke dalam masalah administrasi dan mencoba untuk mendelegasikan tanggung jawab kepada individu tertentu, hati-hati dan teliti dalam menggunakan tribun parlemen, menghindari mencoba untuk mencapai posisi kementerian atau jabatan eksekutif di antara kerugian lainnya dan meminta Dewan Pengawas yang mengawasi perilaku anggota parlemen untuk aktif. Lebih lanjut Rahbar menambahkan, "Tapi lebih dari pengawasan, itu adalah ketakwaan batin Anda sendiri dan perawatan batin Anda sendiri yang bisa efektif dan melindungi Anda dari bahaya ini."

Rekomendasi lain Rahbar kepada anggota parlemen adalah memberikan perhatian yang serius kepada para ahli dalam mengkaji rencana dan rancangan undang-undang serta meningkatkan kualitas undang-undang.

Rahbar mengatakan, "Kualitas undang-undang harus ditingkatkan, undang-undang harus disusun sedemikian rupa sehingga pelaksananya berminat menjalankannya selama bertahun-tahun dan komitmen terhadapnya. Meningkatkan level kualitas undang-undang dapat dilakukan dengan memperkuat undang-undang itu sendiri, realistis, implementasi, transparansi dan tidak dapat disalahtafsirkan. Ini dapat diraih dengan para ahli."

Ayatullah Khamenei seraya merekomendasikan anggota parlemen untuk memperioritaskan masalah mendasar dan pokok, di akhir nasehatnya mengisyaratkan ucapan Imam Khomeini yang mengatakan, "Parlemen inti keutamaan bangsa."

"Apa itu keutamaan bangsa? Apa keutamaan yang dimiliki bangsa kita? Perjuangan, kehormatan diri, percaya diri, harapan, pengorbanan, kekuatan dan kemampuan melawan setiap kesulitan, ini semua adalah kemampuan bangsa kita; banyak kemampuan yang dimiliki bangsa kita seperti hal-hal di atas. Kemampuan ini telah ditunjukkan bangsa kita selama 41 atau 42 tahun revolusi; mereka menunjukkanya selama perang pertahanan suci, di hadapan sanksi, di hadapan kubu arogan Barat dan non Barat, ini semua adalah keutamaan bangsa. Kalian harus menjadi inti keutamaan bangsa. Imam sejatinya dengan satu kalimat ini telah menentukan program kerja parlemen kita hingga akhir," papar Ayatullah Khamenei.


Di pidatonya, Ayatullah Khamenei juga menyingung pemilu dan mengatakan, musuh menggunakan seluruh fasilitasnya untuk mencitrakan pemilu sebagai sumber kegagalan bangsa, dan sejumlah pihak di dalam negeri baik disadari atau tidak, melanjutkan ucapan musuh. Namun saya sangat optimis bahwa dengan kemurahan Allah dan dengan tekad bangsa, pemilu kali ini akan menjadi sumber kebanggaan negara.

Rahbar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bersedia mencalonkan diri di pemilu dan juga mereka yang tidak lolos di uji kelayakan serta dengan ucapan rasionalnya menyeru masyarakat untuk berpartisipasi di pemilu. Rahbar mengingatkan, "Kegagalan sejumlah calon di uji kelayakan bukan berarti mereka orang yang tidak layak, tapi artinya adalah Dewan Garda Konstitusi dengan memperhatikan laporan yang ada, fasilitas dan pengetahuannya belum mampu mengidentifikasi orang itu, meskipun orang itu mungkin juga berkualifikasi tinggi."

Ayatullah Khamenei mengingat beberapa bisikan yang mengindikasikan rendahnya partisipasi rakyat dalam pemilu, dan  mengingatkan: Saya yakin tingkat partisipasi rakyat tidak ada hubungannya dengan nama ini atau itu, tetapi rakyat mencari seseorang yang memiliki manajemen dan kemauan yang kuat serta efisiensi yang tinggi untuk menyelesaikan masalah negara dan tidak masalah bagi rakyat gelar apa yang dimiliki orang ini atau dari faksi apa. Tentu saja, ini mungkin penting bagi kelompok politik, tapi ini bukan untuk umum. Penting bagi para kandidat untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka mengetahui permasalahan masyarakat, bahwa mereka adalah manajerial, banyak akal dan jujur, dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengalola negara. Jika demikian maka dengan kemurahan Allah, masyarakat akan hadir di kotak suara dengan partisipasi yang tinggi.

Dari sudut pandang Rahbar, masalah utama rakyat bukanlah perluasan dunia maya dan politik luar negeri dan komunikasi dengan pemerintah ini dan pemerintah itu; Orang-orang prihatin dengan pengangguran kaum muda, mata pencaharian kaum miskin dan mafia impor yang mematahkan tali produksi dalam negeri. Masalah utama rakyat adalah kebijakan keliru di mana seorang pemuda berprestasi dan inovatif yang mampu melakukan pekerjaan dibuat putus asa. Jangan lupa bahwa motivasi utama musuh terhadap pemilu dan pemerintah Islam sangat dalam. Meski ada beragam permusuhan dan propaganda ini, tugas semua orang adalah menunaikan kewajiban dan meraih keridhaan Tuhan serta melakukan tugas kita.

Lebih lanjut, Rahbar memberi nasehat kepada para kandidat, pendukung dan rakyat. Rahbar meminta pada kandidat untuk tidak terjebak di ajang perang perebutan kekuasaan dan saling tuding, seperti apa yang biasa terjadi di Amerika dan sejumlah negara Eropa serta membuat mereka malu.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Ajang pemilu adalah ajang berlomba untuk memberi pelayanan. Al Quran menginstruksikan kepada kita فَاستَبِقُوا الخَیرٰت, berlomba-lombalah di perbuatan baik, kita harus memiliki perspektif seperti ini di pemilu. Jangan saling menebar tudingan dan kebencian."

Menghindari slogan palsu dan menipu, menjaga serius norma-norma akhlak, menjahui upaya melanggar garis merah negara merupakan rekomendasi lain Rahbar kepada para kandidat.

Kepada mereka yang rela melanggar garis utama negara demi mendapat sorotan lebih, Rahbar mengingatkan, "Republik Islam sebuah pemerintahan yang mapan dan melawan musuh dengan garis Ilahi dan rakyat. Oleh karena itu, perusakan norma tidak akan menciptakan posisi lebih baik di antara rakyat."

Rahbar meminta para pendukung kandidat memiliki niat ilahi di pekerjaan mereka karena hal ini membuat berkah dan ridha Ilahi. Sangat penting bagi para kandidat menerima hasil apa pun pemilu. Jangan sampai hanya menerima hasil pemilu jika menguntungkan diri sendiri, tapi menolaknya jika menguntungkan orang lain dan kita berkata, saya menolak hasil pemilu.

Di akhir pidatonya Rahbar mengatakan, "Bangsa Iran menggelar pemilu dalam satu hari, tapi dampaknya akan tetap ada selama beberapa tahun. Berpartisipasilah di pemilu, anggaplah pemilu milik kalian sendiri, dan mintalah bantuan Tuhan, mintalah petunjuk, maka kalian akan diberi petunjuk, datanglah ke kotak-kotak suara dan berikan suara kalian kepada kandidat yang paling layak."

Read 486 times