Menyimak Pandangan dan Lobi Iran terkait Transformasi Afghanistan

Rate this item
(0 votes)
Menyimak Pandangan dan Lobi Iran terkait Transformasi Afghanistan

 

Menyusul transformasi Afghanistan dan jatuhnya kota Kabul ke tangan Taliban, lobi berbagai negara untuk menyelesaikan krisis di negara ini meningkat drastis.

Sekaitan dengan ini, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif Senin (16/8/2021) saat bertemu dengan Utusan khusus Kemenlu Cina untuk urusan Afghanistan, Yue Xiaoyong di Tehran menjelaskan pandangan Republik Islam Iran soal transformasi Afghanistan, dan menekankan dukungan Iran terhadap Dewan Koordinasi Transisi damai Kekuasaan di Afghanistan dengan tujuan mencegah segala bentuk eskalasi kekerasan dan perang di kondisi saat ini.

Zarif menilai isu pengungsi dalam perkembangan terakhir di Afghanistan dan invasi mereka ke negara tetangga sebagai salah satu isu terpenting dan perlu yang muncul dari perkembangan di Afghanistan, serta perlu mendapat perhatian serius, terutama mengingat kondisi wabah Corona yang sulit.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi saat bertemu dengan Mohammad Javad Zarif menilai keamanan, stabilitas dan kesejahteraan sebagai hak rakyat Afghanistan. “Iran akan berusaha menerapkan stabilitas yang menjadi kebutuhan utama Afghanistan saat ini, dan sebagai negara tetangga dan saudara, Iran menyeru seluruh faksi untuk meraih rekonsiliasi nasional,” tegas Presiden Raisi.

Presiden Iran seraya mengisyaratkan bahwa Republik Islam Iran meyakini bahwa supremasi kehendak rakyat tertindas Afghanistan senantiasa menciptakan keamanan dan stabilitas, mengatakan, Iran seraya mengawasi dengan cerdas transformasi negara tetangga ini tetap komitmen dengan hubungan bertetangga dengan Afghanistan.

Statemen Presiden Raisi terkait kondisi Afghanistan sebuah isyarat terhadap poin penting lain, yakni kekalahan militer dan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan harus menjadi peluang untuk memulihkan kehidupan, keamanan dan perdamaian permanen di negara ini.

Fakta sejarah menunjukkan rakyat Afghanistan senantiasa melawan segala bentuk agresi dan ketamakan, serta para agresor baik dari Timur maupun Barat kalah melawan tekad dan resistensi pejuang Afghanistan serta mereka terusir dari negara ini.

Kini setelah 20 tahun invasi Afghanistan dan pengiriman ratusan ribu tentara dengan biaya miliaran dolar, namun yang ditinggalkan dari kehadiran militer di Afghanistan adalah perang dan instabilitas.

Berdasarkan laporan lembaga Costs of War, Amerika selama 20 tahun lalu telah menghabiskan anggaran sebesar 2,260 triliun dolar di Afghanistan untuk biaya perang. Amerika di Afghanistan juga di Irak telah melakukan banyak kejahatan dan di kondisi saat ini terpaksa meninggalkan Kabul serta membiarkan negara ini terlilit perpecahan dan friksi.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani di akun medsosnya menulis, “Selama kunjungan ke Afghanistan Januari 2019, kami sempat berunding cukup rumit dengan presiden Afghanistan.”

Ia menambahkan, pernyataan sedih Menteri Pertahanan hari ini menerjemahkan efek dari pendudukan 20 tahun di Afghanistan oleh Amerika Serikat dan kedalaman pengaruh Washington dalam pemerintahan.

“Sama seperti 40 tahun lalu, kami tetap mendukung rakyat Afghanistan, tuntutan serta tekad mereka,” ungkap Shamkhani.

Republik Islam Iran berulang kali menyatakan tidak segan-segan berusaha untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di Afghanistan, serta berharap negara-negara tetangga dan kawasan memperkuat kerja sama mereka untuk menerapkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.

Juru bicara Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh hari Senin di jumpa pers seraya berharap semua pihak menyelesaikan tantangan yang ada melalui wacana politik menjelaskan, Iran kembali mengumumkan kesiapannya untuk mempermudah menyelesaikan isu Afghanistan melalui dialog Afghanistan-Afghanistan serta dengan kepemilikan rakyat Afghanistan dan membantu meraih konsensus regional di isu Afghanistan.

Jubir Kemenlu Iran juga menjelaskan bahwa eskalasi kekerasan menciptakan gelombang baru pengungsi di Afghanistan. Ia berharap berbagai lembaga internasional memberi perhatian serius akan masalah ini.

Tak diragukan lagi di kondisi sensitif saat ini, berlanjutnya friksi internal dan perang akan menimbulkan dampak negatif dan tidak dapat dikompensasi bagi bangsa Afghanistan. Afghanistan di kondisi saat ini tidak memiliki solusi lain kecuali dialog untuk meraih kesepahaman antara seluruh faksi dan etnis. 

Read 527 times