Pembersihan Suriah dari Kelompok Teroris dan Bentrokan yang Makin Sengit

Rate this item
(0 votes)

Proses pembersihan berbagai wilayah Suriah dari kehadiran kelompok-kelompok pemberontak terus berlanjut. Akibatnya banyak pemimpin kelompok teroris yang tewas dalam bentrokan dengan militer Suriah.

Reporter Fars News dari Damaskus menyebutkan, pihak militer dan pasukan keamanan Suriah mengumumkan pembersihan wilayah al-Ziyabiyah di Zainabiyah, pinggiran Damaskus, dari keberadaan kelompok teroris. Warga setempat juga membantu aparat dan bahkan banyak teroris yang tewas.

Sementara itu warga di wilayah kap Yarmuk menyatakan rutinitas di kamp ini telah kembali normal dan situasi tenang, meski sejumlah sumber pemberitaan tendensius mengklaim kamp ini tidak aman. Menurut keterangan warga, saat ini militer Suriah sedang merebut kembali kontrol dan mengamankan berbagai wilayah.

Pelaku kerusuhan dan eksekutor program-program internvensif Barat, Israel dan sejumlah rezim despotik Arab itu sudah jelas identitas dan tujuan mereka. Sebagai contoh, Jumat malam (27/7) kelompok teroris menculik imam shalat jamaah di masjid Aminah di wilayah Saif ad-Daulah, dan mengeksekusinya di hadapan puluhan jemaah shalat. Aksi kelompok-kelompok bersenjata mengeksekusi warga Suriah seperti itu adalah untuk menakut-nakuti warga agar tidak bekerjasama dengan pemerintah.

Sabtu dini hari (28/7), empat tentara Suriah tewas dalam bentrokan di kawasan al-Hamdaniyah ketika mereka sedang beroperasi. Namun di sisi lain militer Suriah berhasil mencegah penyusupan kelompok teroris ke wilayah Mahathah Baghdad. Banyak teroris yang tewas dalam insiden tersebut.

Di Aleppo, kelompok teroris merusak jembatan al-Hajj dan membakarnya. Kelompok teroris juga menculik Ketua Kantor Imigrasi Aleppo, Kolonoel Karim al-Karim, perwira di bandara internasional Aleppo ketika sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerja.

Di Idlib, bentrokan sengit antara militer Suriah dan kelompok bersenjata di wilayah Daarah Ezzah menuju Alleppo, setelah para teroris membunuh warga sipil secara acak untuk menakut-nakuti mereka.

Gelombang bentrokan terbaru antara pasukan keamanan Suriah dan kelompok bersenjata dukungan Barat dan sejumlah rezim diktator Arab itu terjadi pasca Barat menyeru Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.

kelompok-kelompok bersenjata melancarkan serangan massif ke Damaskus secara serentak untuk mengurangi tekanan militer Suriah di sejumlah wilayah seperti Homs dan Aleppo. Mereka meledakkan bom yang merenggut nyawa warga sipil dan sejumlah pejabat tinggi Suriah termasuk menteri pertahanan Suriah.

Pada 23 Juli lalu, para menteri luar negeri negara-negara anggota Liga Arab juga mendesak Assad mundur dalam pertemuan darurat mereka di Qatar.

Rabu (25/7) Duta Besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ibrahim Ja'fari mengecam intervensi Amerika Serikat, Perancis, Qatar, dan Arab Saudi dalam urusan internal Damaskus dan menyatakan, "Warga di negara saya sedang berusaha membebaskan diri dari kelompok-kelompok ekstrim, pemikiran wahabi dan salafi, serta dari petro-dollar Arab Saudi dan Qatar yang dibelanjakan untuk menyulut api fitnah di Suriah."(IRIB Indonesia/MZ)

Read 1820 times