Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-5)

Rate this item
(0 votes)
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-5)

Pada kesempatan ini, kita akan mengulas tentang hari-hari penting sepanjang tahun yaitu, hari dan malam pertama di setiap awal bulan Hijriyah, di mana beberapa darinya memiliki amalan khusus untuk dikerjakan seperti, malam pertama bulan Muharram, Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, ada beberapa amalan yang bersifat umum dan dianjurkan untuk dikerjakan.

Hari dan waktu dengan cepat datang silih berganti. Semuanya menjadi saksi atas amal perbuatan manusia. Setiap amalan tidak akan terhapus dengan berlalunya waktu, tapi semua akan terekam dalam lembaran hari-hari manusia. Semua detik, hari dan malam memiliki identitas khusus untuk dirinya. Setiap hari yang pergi berlalu, pembukuan untuk hari itu juga akan ditutup. Semua hari itu akan menjadi saksi atas amal perbuatan manusia di hari kiamat kelak.

Imam Jakfar Shadiq as berkata: "Tiada hari yang datang menyapa anak Adam kecuali hari itu berkata kepadanya; 'Aku adalah hari baru bagimu! Dan aku adalah saksi atasmu! Lakukanlah kebaikan di dalamnya, karena aku akan memberi kesaksian tentang amal perbuatanmu di hari kiamat dan engkau sama sekali tidak akan melihatku setelah hari ini kecuali di hari kiamat nanti." Pada dasarnya, modal terbesar manusia adalah hari-hari dari umurnya. Oleh sebab itu, setiap hari yang berlalu dari kehidupan manusia, maka bagian dari modal itu akan hilang.

Ketika semua hari dari usia seorang individu berakhir, maka perannya dan semua modalnya di dunia ini telah habis. Sebab, dunia bagi manusia adalah arena untuk beramal dan berdagang, sementara akhirat adalah tahap untuk menikmati hasil. Oleh karena itu, orang-orang mukmin berusaha untuk mengisi hari-harinya dengan amal shaleh. Selain mengerjakan tugas-tugas sosial, mereka juga menunaikan amal ibadah dengan bentuk yang sempurna, sebagaimana yang direstui oleh Tuhan.

Semua hari dalam sepekan memiliki tata cara dan amalan khusus untuk dikerjakan. Pada dasarnya, amalan-amalan tersebut merupakan fase dan tahapan untuk membentuk karakter dan mensucikan diri serta jalan manusia untuk menuju pada kesempurnaan. Setiap bulan Hijriyah dengan segala keistimewaannya, juga memiliki tata cara dan amalan khusus yang akan membantu manusia meniti jalan kesempurnaan. Tata cara, amalan dan petunjuk-petunjuk moral dan irfani di setiap bulan, semuanya selaras dengan keistimewaan dan ciri khas bulan tersebut.

Sepanjang satu bulan Hijriyah, seorang individu yang melaksanakan amalan-amalan tersebut dengan ikhlas, akan menemukan dampak-dampaknya dalam dirinya. Masalah ini membuat seseorang semakin haus terhadap ilmu pengetahuan, makrifat dan hakikat yang lebih tinggi. Individu seperti ini di setiap akhir bulan, tak sabar menanti dan siap menyambut datangnya bulan baru. Oleh karena itu, salah satu amalan malam pertama di setiap awal bulan adalah anjuran untuk membaca salah satu doa melihat bulan hilal ketika matahari terbenam dan hilal bulan baru mulai tampak. Salah satu doa terbaik untuk momen itu terdapat di kitab Shahifah Sajjadiyah halaman 43.

Kumpulan doa-doa Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as dalam kitab Shahifah Sajjadiyah merupakan harta karun pengetahuan dan hakikat agama. Kitab tersebut adalah kumpulan samudera pengetahuan Islam di bidang tauhid, akhlak, dan pendidikan yang telah mengundang perhatian banyak ulama. Imam Sajjad as melantunkan bait-bait doa yang indah dan penuh makna setiap kali menyaksikan hilal awal bulan. Beliau menjelaskan bahwa bulan tunduk pada perintah Tuhan dan semua benda di alam semesta seperti matahari, bintang-bintang, langit, bumi, gunung, laut dan lain-lain adalah ciptaan Tuhan. Mereka semua tunduk pada perintah Tuhan dan hanya manusia yang terkadang melanggar perintah dan larangan Sang Pencipta.

Imam Sajjad as berkata, "Maha Suci Engkau Wahai Sang Pencipta, sungguh luar biasa kebijaksanaan yang terdapat dalam pekerjaan-Mu dan sungguh indah seni yang terdapat dalam ciptaan-Mu, di mana Engkau adalah kunci pembuka bulan baru, untuk pekerjaan baru." Kemudian Imam Sajjad mengajarkan kita sebuah poin yang sangat penting untuk pembelajaran dan penyucian diri, di mana sangat berguna untuk diterimanya semua hajat, yaitu bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.

Dengan cara itu, Imam Sajjad as ingin mengajarkan kepada kita bahwa setiap yang kita inginkan dari Tuhan, kita harus menjadikan Nabi Muhammad Saw dan keluarganya sebagai tali penghubung, karena mereka adalah perantara karunia dan rahmat Tuhan. Imam Sajjad as juga memulai setiap doanya dengan menyampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya. Di setiap awal bulan, beliau memohon anugerah taubat kepada Tuhan dan terjaga dari dosa. Di setiap penutup doanya, Imam Sajjad as juga kembali menyampaikan shalawat, sebab Tuhan akan menerima doa yang disampaikan dengan ikhlas di antara dua shalawat.

Amalan lain di hari pertama setiap bulan baru adalah mandi. Mandi selain untuk membersihkan badan, juga untuk mensucikan ruh dan jiwa. Penyucian jiwa merupakan syarat utama untuk membangun interaksi dengan Tuhan. Sementara kebersihan fisik ÔÇô baik badan dan pakaian ÔÇô merupakan mukaddimah untuk mencapai kesucian jiwa dan tanpa itu kita tidak akan bisa sampai pada hakikat ibadah.

Di antara amalan lain setiap awal bulan adalah menunaikan shalat dua raka'at, di mana seseorang pada raka'at pertama setelah surat al-Fatihah, membaca 30 kali surat al-Ikhlas, sementara pada raka'at kedua setelah surat al-Fatihah, membaca 30 kali surat al-Qadr dan memberi sedekah setelah shalat. Kemudian kita dianjurkan berdoa memohon keselamatan atas diri kita dan orang-orang terdekat pada bulan itu. Amalan berikutnya untuk dilakukan di setiap awal bulan adalah memberi sedekah. Sedekah secara etimologis berarti mengeluarkan sesuatu kepada orang yang membutuhkan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt dan mengharapkan pahala.

Ada banyak ayat dan riwayat yang berbicara tentang pentingnya sedekah dan menganjurkan kita untuk memberikannya. Dalam surat al-Baqarah ayat 272, Allah Swt berfirman, "Apa saja harta yang baik yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi pahalanya dengan cukup." Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sedekah yang diberikan seorang mukmin belum sampai ke tangan peminta, tapi sedekah ini telah sampai di tangan Allah Swt." Setelah itu Rasulullah Saw membaca ayat ini, "Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?" (QS. at-Taubah: 104)

Berkenaan dengan sedekah, Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Tidak ada hal yang lebih berat bagi syaitan kecuali sedekah seorang mukmin. Dan sedekah akan sampai ke tangan Tuhan sebelum ia sampai kepada orang miskin." Hadis tersebut dengan sempurna menjelaskan pentingnya sedekah di sisi Allah Swt. Imam Muhammad al-Baqir as bahkan mencium sedekah yang telah diberikan ke tangan orang fakir dan kemudian mengembalikan kepadanya. Sedekah juga berpengaruh dalam terkabulnya doa seseorang. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Ayahku setiap kali memiliki hajat, pertama ia akan bersedekah dan kemudian memakai minyak wangi dan pergi ke masjid untuk memohon hajatnya."

Read 1791 times