Mengambil Teladan Dari Wanita Terbesar Dalam Sejarah

Rate this item
(0 votes)
Mengambil Teladan Dari Wanita Terbesar Dalam Sejarah

 

Putri Rasulullah Saw dalam usianya yang singkat, telah memberikan pengaruh yang sangat besar dan dia adalah wanita terbesar dalam sejarah.

Seluruh wanita dalam sejarah tidak ada yang mencapai pada kedudukan putri Rasulullah. Seorang putri yang hanya berusia delapan belas tahun. Dengan demikian para remaja putri juga bisa menciptakan kebesaran. Para remaja putri harus menjadikan Sayidah Fathimah as sebagai teladan dan belajar darinya. (dalam pertemuan bersama murid sekolah-sekolah Syahid, 13/11/1365)

Puncak Nilai Kemanusiaan Wanita

Hari wanita harus menjadi hari dimana para wanita kita mengambil teladan dari kepribadian yang tinggi Fathimah as. Ketika kami mengumumkan hari kelahiran Fathimah Zahra as sebagai hari wanita, maknanya adalah nilai-nilai wanita dan tujuan tinggi kehidupan wanita adalah sebuah puncak yang di sana ada Fathimah Zahra as. Kami menilai wanita memiliki nilai, potensi, kecemerlangan dan keindahan yang jika potensi itu terwujud, maka sama seperti Fathimah Zahra as. Betapa bagusnya bola kehidupan beliau dari berbagai sisi menjadi perhatian di tengah-tengah para wanita muslim khususnya wanita Iran dan dipelajari serta dikaji. (dalam khutbah salat Jumat, 7/11/1367)

Fathimah Zahra as Dan Ahlul Bait Rasulullah Saw Para Teladan Dalam Jangkauan Dalam Jalan kehidupan

Beliau [Sayidah Fathimah Zahra as] ini adalah sebuah teladan; Inilah poinnya. Para imam maksum as tidak diragukan bahwa kedudukannya lebih tinggi dari para malaikat, tapi mereka tidak hidup, tidak berbicara, tidak berjalan di luar jangkuan kita; tidak. Dalam ucapan almarhum Thabathabai, seperti orang yang berdiri di puncak sebuah gunung, memanggil masyarakat dan berkata; ke sinilah, datanglah kepadaku, ke puncak, ke arah ketinggian. Mereka tidak seperti orang-orang hebat tipuan  dunia materi dan memiliki spiritual palsu yang berada di menara gading dan duduk di ruangan kaca, yang tidak bisa dijangkau; lantas mengatakan ke sinilah, kesinilah, tidak. Jalannya adalah; kita harus mencari para imam. Kehidupan mereka adalah teladan kita. Iya, “’Ala Wa Innakum La Taqdiruna ‘Ala Dzalika” (Nahjul Balaghah, surat 45). Kita tidak bisa bergerak seperti mereka; kita tidak punya kelayakan itu, kita tidak kekuatan itu, tapi kita bisa menetapkan jalan yang dilaluinya sebagai jalan hidup kita. Kita tetapkan sebagai arah. Kita bergerak di arah itu. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw dalam rangka peringatan kelahiran Sayidah Fathimah Zahra as, 23/2/1391)

Menuju Ke Puncak Sayidah Fathimah Zahra as Untuk Bisa Melihat Sifat Ilahi Lebih Baik

Ibu-ibu Iran! Kalian bayangkan bahwa Sayidah Zainab dan Sayidah Fathimah Zahra sedang berada di atas puncak. Kalian sedang mendaki gunung ini menuju ke atas, dari lereng ini untuk sampai ke puncak itu. Ini adalah wanita Iran, semuanya harus mudah bagi kalian. Dengan segala kerepotan, kalian harus bersabar menghadapi lereng ini. Laluilah sehingga kalian sampai ke sana. Ketahuilah semangat kalian. Maka pada saat itu wajah bercahaya yang kita tetapkan sebagai teladan dan contoh yang ada di atas puncak itu, dia setiap saat akan lebih dekat kepada kita. Semakin kalian mendekat, kalian akan menyaksikan ciri khas yang lebih banyak dari wajah itu. (dalam pertemuan bersama para perawat divisi Basij, 30/11/1361)

Ketinggian Posisi Wanita Dengan Bergerak Di Jalan Fathimah as

Imam dalam sebuah penjelasannya berkata kepada para wanita: Bila kalian menerima bahwa hari kelahiran Fathimah Zahra as sebagai hari wanita, maka ini akan mewujudkan tanggung jawab dan kewajiban bagi kalian. Hari kalian, hari wanita, hari ibu, hari Fathimah Zahra as; apa maknanya? Ini adalah gerakan simbolik; hal ini adalah sebuah simbolik. Maknanya adalah seorang wanita harus bergerak di jalan ini. Keagungan dan kebesaran, ketinggian posisi dan derajat bagian para wanita ada di jalan ini; jalan yang di sana ada ketakwaan, ada keilmuan, ada pembicaraan, ada yang namanya resistensi di berbagai lapangan, ada yang namanya pendidikan anak, ada kehidupan rumah tangga, di sana ada semua hiasan dan keutamaan spiritual; para wanita harus bergerak di jalan ini. Untungnya, para wanita kita benar-benar demikian, tidak hanya dalam revolusi kita, bahkan sejak dulu memang demikian. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw dalam rangka peringatan kelahiran Sayidah Fathimah Zahra as, 23/2/1391)

Teladan Yang Paling Indah, Paling Tinggi Dan Paling Suci

Memilih hari semacam ini sebagai hari wanita adalah bermakna memilih teladan yang paling indah, paling tinggi dan dan paling suci bagi para wanita muslim, bahkan bagi semua wanita di dunia. (dalam pesan untuk seminar Kautsar, di Shiraz, 20/11/1366)

Perlunya Menjelaskan Sisi Keberadaan Fathimah Zahra as Dan Zainab Kubra as Sebagai Teladan Yang Paling Bagus

Fathimah Zahra as adalah teladan nyata yang paling bagus bagi para wanita muslim. Para pemikir, pembicara keagamaan dan ilmuwan harus menggambarkan dan menjelaskan sisi keberadaan dan kepribadian wanita besar dalam penciptaan ini dengan penjelasan dan penanya secara lebih baik dan lebih banyak. Putri Sayidah Fathimah yakni Sayidah Zainab, juga sebuah teladan lainnya yang memerankan sisi baru seorang wanita hebat dalam keluarga Rasulullah Saw dengan cara yang paling bagus. Kepribadian beliau sebelum peristiwa Karbala dan di Madinah sangat menonjol dan terkenal serta hebat, dan dari sisi keilmuan, spiritual, akhlak, ketakwaan, kesucian, bisa dianut dan diikuti bagi para wanita muslim. (dalam pertemuan bersama para perawat, 12/7/1374)

Sayidah fathimah Zahra as Seorang Manusia Hebat Yang Memiliki Semua Kelebihan

Wanita besar ini yakni Sayidah Fathimah Zahra as merupakan teladan makrifat, pengetahuan, ibadah, zuhud, ibu rumah tangga, jihad, syahadah dan semuan kelebihan dan ciri khas seorang yang manusia yang hebar dan maksum [suci dari dosa]. Kita bangga sebagai pengikut beliau. Kita bangga telah menjadikan fathimah Zahra as sebagai teladan diri kita. Para wanita, para remaja putri dan generasi revolusioner sebisa mungkin harus berusaha untuk lebih mendekatkan dirinya kepada gambaran yang diberikan oleh Fathimah Zahra untuk kita tentang wanita muslim. (dalam khutbah salat Jumat, 12/11/1363)

Manusia Yang Sempurna Dan Kapasitas Malaikat Berwujud Manusia

Saya gembira karena melihat; alhamdulillah, arah pemikiran para wanita pilihan negara kita dalam dalam posisi yang insyaallah masa depannya memberikan harapan dan menggembirakan. Saya juga menyampaikan selamat atas kelahiran Fathimah Zahra as kepada kalian saudari yang mulia, kepada semua wanita negara kita, kepada semua wanita muslim dan semua muslim yang ada di dunia; dimana beliau adalah seorang teladan bagi para wanita sepanjang sejarah dan bagi semua generasi dan sebagai contoh wanita sempurna dan tampak kapasitas malaikat berwujud manusia dalam diri beliau. (dalam pertemuan bersama para anggota syura kebudayaan-sosial para wanita, 4/10/1370) (Emi Nur Hayati)

Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Udzma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami

Read 584 times