Kisah Abu Nawas; Menghitung Bulu

Rate this item
(0 votes)
Kisah Abu Nawas; Menghitung Bulu

 

Suatu hari, ada tiga orang bijak dan pandai pergi berkeliling negeri mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka, ketiga orang tersebut sangat terkenal pintar akan tetapi juga licik. Sampailah mereka di desa Abu Nawas tinggal. Orang-orang desa tersebut dibuat kewalahan menghadapi mereka. Akhirnya para penduduk bersepakat untuk menyerahkan permasalahan tersebut pada Abu Nawas untuk menghadapi kepintaran dan kelicikan ketiga orang tersebut.

Kali ini kepandaian Abu Nawas diuji oleh tiga orang bijak. Mereka menentang Abu Nawas menjawab pertanyaan yang mereka ajukan dengan benar. Mereka sepakat menentukan hari untuk menggelar tantangan tersebut di sebuah lapangan dan ditonton oleh seluruh penduduk desa.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, penduduk desa berbondong-bondong menuju lapangan untuk menyaksikan kepandaian Abu Nawas menghadapi tiga orang bijak yang menantangnya.

Acara sudah dimulai. Sebagai tamu, ketiga orang bijak itu diberi kehormatan untuk mengutarakan pendapatnya kepada Abu Nawas,

“Sebagai rasa hormat kami, maka kalian bertiga terlebih dahulu diberi kesempatan untuk mengutarakan pertanyaan kepada Abu Nawas.” Kata kepala desa.

Mendapat kesempatan tersebut, ketiga orang itu merasa sangat senang. Orang bijak pertama bertanya kepada Abu Nawas.

“Di mana sebenarnya pusat bumi ini, wahai Abu Nawas yang tolol?” Tanyanya dengan sombong melecehkan Abu Nawas.

“Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara yang budiman.” Jawab Abu Nawas merendah diri.

Orang bijak kedua tidak terima dengan jawaban Abu Nawas. Ia langsung berkata dengan keras,

“Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”

“Jika kalian tidak percaya atas jawabanku, ukur saja sendiri!” Jawab Abu Nawas.

Tampaknya jawaban tersebut membuat orang bijak pertama tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa. Untuk itu, orang bijak kedua mengajukan pertanyaannya kepada Abu Nawas.

“Berapa banyak jumlah bintang di langit?”.

“Sama dengan jumlah rambut yang tumbuh di keledaiku ini, saudaraku!” Jawab Abu Nawas kembali dengan santai.

Jawaban tersebut tidak memuaskannya, ia kembali bertanya,

“Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?? Tanyanya.

“Nah, kalau saudara tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di tubuh keledai ini, nanti saudara akan tahu berapa jumlahnya.” Jawab Abu Nawas.

“Itu hal bodoh, akal-akalanmu saja. Bagaimana bisa orang menghitung bulu keledai?” Sanggah orang bijak kedua itu.

“Nah, kalau aku bodoh, berarti saudara juga bodoh, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?” Kata Abu Nawas.

Baca Juga : Kisah Abu Nawas; Merayu Tuhan

Mendengar jawaban Abu Nawas, si bijak kedua merasa sangat kesal, tetapi ia tidak bisa memberi alasan lagi untuk menyanggah. Sekarang giliran orang bijak ketiga yang merupakan paling bijak diantara yang lain. Ia tidak terlalu menyombongkan diri, berkata pada Abu Nawas,

“Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, coba saudara katakan kepadaku, berapa jumlah bulu yang ada di ekor keledai itu?” Tanyanya pada Abu Nawas.

“Jumlah bulu yang ada di ekor keledaiku ini sama dengan jumlah rambut yang ada di janggut saudara.” Jawab Abu Nawas dengan santai.

“Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?” Tanya si bijak ketiga mulai tersinggung.

“Oh itu mudah sekali !!! Begini, saudara mencabut sehelai bulu dari ekor keledaiku, kemudian saya akan mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka yang aku katakan adalah benar. Kalau tidak, berarti saya keliru !!” Jawab Abu Nawas.

Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tak mau menerima cara menghitung tersebut dengan mengorbankan janggutnya. Dengan terpaksa, ketiga orang bijak yang sombong tersebut harus mengakui Abu Nawas sebagai orang yang paling bijak dari mereka. Dengan perasaan malu ketiga orang itu kemudian berlalu meninggalkan desa.

Read 930 times