کمالوندی

کمالوندی

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, mengirim pesan yang dibacakan dalam prosesi pemakaman Sekjen Hizbullah Syahid Sayid Hassan Nasrullah, dan Ketua Dewan Politik Hizbullah Syahid Sayid Hashem Safieddine di Beirut.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, dalam pesannya yang dibacakan hari ini, Minggu (23/2/2025) mengatakan, “Pejuang besar dan Pemimpin unggul perlawanan di kawasan, Sayid Hassan Nasrullah (semoga Allah meninggikan derajatnya) saat ini berada di puncak kemuliaan.”
 
Rahbar dalam pesannya bertepatan dengan penyelenggaraan prosesi pemakaman Pejuang besar Syahid Sayid Hassan Nasrullah, dan Syahid Sayid Hashem Safieddine, mengapresiasi kedua syahid besar itu.
 
“Musuh harus tahu bahwa perlawanan dalam menghadapi perampokan, penindasan, dan penjajahan, tidak akan pernah mati, dan akan terus berlanjut sampai tujuan tercapai,” ujarnya.
 
Isi pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran adalah sebagai berikut,
 
 
Bismillahirahmanirahim
 
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Munafiqun ayat 8, وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”
 
Pejuang besar dan Pemimpin unggul perlawanan di kawasan, Sayid Hassan Nasrullah (semoga Allah meninggikan derajatnya) saat ini berada di puncak kemuliaan.
 
Tubuh sucinya dikebumikan di tanah jihad fi sabilillah, tapi ruh dan jalannya setiap hari akan semakin membanggakan dari sebelumnya InsyaAllah, dan akan memberi petunjuk bagi mereka yang kehilangan jalan.
 
Musuh harus tahu bahwa perlawanan di hadapan perampokan, penindasan, dan penjajahan, tidak akan pernah mati, dan akan terus berlanjut sampai tujuan tercapai berkat izin Allah SWT.
 
Nama indah dan wajah bercahaya Sayid Hashem Safieddine (semoga Allah meridhoinya) juga adalah bintang yang bersinar dalam sejarah kawasan ini. Ia adalah pendukung terdekat, dan bagian tak terpisahkan dari kepemimpinan perlawanan di Lebanon.
 
Salam Allah SWT dan hamba-hamba-Nya yang saleh semoga tercurah kepada dua pejuang membanggakan, dan para pejuang pemberani dan altruis lain yang gugur dalam peristiwa terbaru ini, dan juga untuk semua syuhada Islam. Salam khusus saya untuk Anda putra-putra tercinta, para pemuda pemberani Lebanon.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, menilai penyelesaian proses penerjemahan kitab tafsir Al Quran “Tasnim” ke bahasa Arab, penting, supaya bisa dimanfaatkan di Dunia Islam.

Pemaparan Ayatullah Sayid Ali Khamenei, dalam pertemuan dengan panitia seminar internasional “Tafsir Tasnim” pada Sabtu, dipublikasikan hari ini Senin (24/2/2025) di lokasi seminar di kota Qom.
 
Imam Khamenei dalam pertemuan itu memuji ketokohan Ayatullah Abdollah Javadi Amoli, mufasir besar Al Quran, dan penulis kitab tafsir Tasnim.
 
Menurutnya, Hauzah Ilmiah, berutang budi pada perjuangan ulama besar ini karena kerja kerasnya selama lebih dari 40 tahun meneliti, mengajar, dan menulis kitab tafsir Tasnim.
 
“Tentu saja aktivitas-aktivitas Ayatullah Javadi Amoli, di bidang ilmu akli dan naqli, fikih, filsafat, dan Irfan, semuanya penting, dan layak diapresiasi, akan tetapi semua itu tidak bisa dibandingkan dengan kerja kerasnya di bidang tafsir Al Quran,” papar Rahbar.
 
Ayatullah Khamenei, menganggap Tafsir Tasnim, sebagai kebanggaan Syiah, dan Hauzah Ilmiah, dan terkait karakteristik tafsir ini menuturkan, “Kekuatan pemikiran rasional mufasir terhormat ini memberikan bantuan besar dalam memahami poin-poin yang maknanya tersembunyi di dalam ayat-ayat Al Quran.”
 
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menganggap tafsir Al Quran ini sama dengan Tafsir Al Mizan, tapi lebih kekinian dan cakupannya lebih luas, sarat akan pembahasan-pembahasan informatif, dan bisa dimanfaatkan, serta pada kenyataannya merupakan ensiklopedia.
 
Pada saat yang sama, Ayatullah Khamenei, mengenang Allamah Tababaei, penulis Tafsir Al Mizan, sebagai pelopor upaya menaruh perhatian pada tafsir dan ajaran-ajaran Al Quran, di Hauzah Ilmiah.
 
Ia menerangkan, “Penyelenggaraan sekitar 300 kelas tafsir Al Quran, di Hauzah Ilmiah Qom, adalah kabar gembira, dan strategi ini harus diperkuat serta dipertahankan.”
 
Tafsir Tasnim, karya Ayatullah Javadi Amoli, ditulis dalam 80 jilid. Kitab tafsir ini adalah hasil dari 40 tahun mengajar dan meneliti yang dilakukan Ayatullah Javadi Amoli, dan kerja sama puluhan peneliti dalam tim riset “Tafsir-Tafsir Quran dengan Quran”.
 
Metode penulis Tafsir Tasnim, adalah dengan mengutip sebuah ayat atau beberapa ayat yang diinginkan, dan mengkaji ayat-ayat tersebut dalam empat tahap, pilihan tafsir, tafsir ayat, hikmah dan petunjuk, serta pembahasan hadis.

 

Kepala Kantor Perwakilan Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam Provinsi Qom Iran, menilai Mahdisme, bukan sekadar sebuah keyakinan Islam, tapi sebuah pesan global dan lintas agama.

Hujatulislam Yahya Jahangiri, dalam pertemuan di Antalya, Turki, bertema “Konsep Mesianisme dalam Islam” mengatakan, “Mahdisme bukan hanya ajaran Islam, tapi sebuah pesan global dan lintas agama yang membimbing umat manusia menuju keadilan, perdamaian, dan pembangunan berkelanjutan.”
 
Ia menambahkan, “Jika kita mampu mewujudkan pesan tersebut di dunia hari ini, maka tidak diragukan kita akan mencapai sebuah pemerintahan ideal umat manusia.”
 
Pada saat yang sama, Jahangiri juga menyinggung pembahasan Mahdisme, di agama-agama lain dan mengatakan, “Dalam ajaran Zoroaster, terdapat pesan terkait reformasi global dan kemunculan seorang figur adil di dunia. Di kitab-kitab suci Yahudi, juga disinggung tentang sebuah periode ketika keadilan dan perdamaian tegak di dunia. Kristen juga menyinggung tentang kemenangan keadilan dan pesan perdamaian di akhir zaman.”
 
 
Puisi-Puisi Rusia dengan Sentuhan Mahdisme
 
Seminar sastra pembacaan puisi, dan karya sastra yang sudah diterjemahkan ke bahasa Rusia, dengan tema Mahdisme, digelar di Universitas Azad Eslami, Unit Tehran Utara, dengan dihadiri para pengajar, dan mendapat sambutan para mahasiswa Jurusan Sastra Rusia, di kampus ini.
 
Sekitar 120 mahasiswa Sastra Rusia, di berbagai jenjang pendidikan saat ini sedang menempuh studi di Universitas Azad Eslami Unit Tehran Utara.
 
 
Komandan Militer Iran: Melawan Penindasan, Prasyarat Penantian Imam Mahdi
 
Mayjen Sayid Abdolrahim Mousavi, dalam sebuah pertemuan internasional bertema “Mahdisme dan Keamanan Militer yang Sesuai dengan Kemunculan Imam Mahdi” mengatakan, “Salah satu prasyarat penantian, adalah perjuangan, dan gerakan ke arah perlawanan serta tidak tunduk pada penindasan, penjajahan, juga percaya dan menaruh harapan pada masa depan serta terhindar dari keputusasaan.” 

 

Menteri luar negeri Republik Islam Iran dalam sidang Dewan HAM di Jenewa, menegaskan urgensi penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghindari standar ganda serta selektif.

Sayid Abbas Araghchi, menlu Iran bertolak ke Jenewa untuk menghadiri sidang tingkat tinggi Dewan HAM dan Konvensi Pelucutan Senjata PBB. Menurut laporan Parstoday, Araghchi di sidang Dewan HAM seraya mengungkapkan penyesalannya atas berlanjutnya standar ganda dan selektif di isu HAM, menyebut penggunaan isu-isu Ham sebagai alat untuk pemanfaatan politik telah melemahkan kepercayaan berbagai bangsa terhadap Dewan HAM dan organisasi internasional.

"Iran, mengingat budayanya yang kaya dan sejarah panjangnya di bidang HAM, senantiasa berusaha untuk meningkatkan hak individu dan sosial warganya. Dalam hal ini, kami telah melakukan upaya besar untuk meningkatkan hak asasi manusia termasuk hak perempuan, anak-anak dan kelompok minoritas di negara kami," papar Araghchi.

 

Berita lainnya:

Dewan Keamanan PBB Mengesahkan Resoludi untuk Mengakhiri Perang Ukraina

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) menyetujui resolusi usulan AS yang menyerukan diakhirinya segera perang antara Ukraina dan Rusia. Pengesahan resolusi ini terjadi setelah kegagalan upaya AS di Majelis Umum PBB untuk meloloskan resolusi yang diinginkannya. Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan, 10 negara memberikan suara mendukung resolusi AS, 5 negara abstain, tetapi tidak ada negara yang menentangnya.

Resolusi AS mengenai Ukraina, yang didukung oleh Rusia, disahkan di Dewan Keamanan PBB sementara negara-negara Eropa sangat menentang rencana untuk menekan Ukraina agar menyerah, dan Prancis serta Inggris kali ini abstain alih-alih menggunakan hak veto mereka (suara menentang).

 

Legislator Eropa: Israel Pemberontak

Associated Press (AP) melaporkan: Anggota parlemen Parlemen Eropa Lynn Boylan mengatakan Israel adalah negara jahat dan penodaan tersebut menunjukkan tingkat pengabaian terhadap hukum internasional. Boylan, anggota partai Sinn Féin di Irlandia, mengatakan bahwa Eropa harus meminta pertanggungjawaban Israel, seraya menambahkan: "Perilaku keterlaluan Israel merupakan akibat dari kegagalan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawabannya." Perlu dicatat bahwa rezim Israel mencegah Boylan memasuki Palestina pada hari Senin.

 

Pengamat masalah Iran, dan mantan perwira intelijen Israel, mengakui bahwa komunitas Yahudi, di Iran, memiliki kebanggaan terhadap budaya dan identitas nasional Iran.

Meskipun media-media Barat, melancarkan propaganda luas melawan Republik Islam Iran, bahwa negara ini memperlakukan warga Yahudi dengan buruk, tapi kenyataan berkata lain, dan para pengikut agama Yahudi, di Iran, bangga dengan kehidupan dan warisan budaya negaranya.
 
Sindikat Berita Yahudi, JNS, dalam catatannya terkait komunitas Yahudi, dan hubungan dengan Republik Islam Iran, secara terang-terangan mengatakan di tengah propaganda negatif media-media Barat, nyatanya tidak ada ketegangan antara masyarakat Yahudi, dengan pemerintah berkuasa Iran.
 
David Nissan, pengamat masalah Iran, dan mantan perwira intelijen Israel, yang lahir dan besar di Tehran, menjelaskan perkembangan masyarakat Yahudi, dalam 16 bulan terakhir.
 
“Memahami masalah ini bahwa identitas nasional orang-orang Yahudi, di Iran, terikat dengan negara Iran, sangat penting,” imbuhnya.
 
Sehubungan dengan komunitas Yahudi Iran, Nissan menulis, “Meskipun orang-orang Yahudi, sejak Revolusi Islam 1979 sampai hari ini banyak yang bermigrasi dan keluar dari Iran, namun warga Yahudi yang ada di Iran, sampai sekarang mempertahankan gaya hidup yang sepenuhnya Yahudi, dan sama sekali tidak mendapat gangguan dari pemerintah.”
 
perempuan-perempuan Yahudi Iran membaca Taurat di sebuah sinagog
 
Selain 30 sinagog aktif, komunitas Yahudi Iran, juga memiliki sekolah-sekolah Yahudi, dan institusi lain, serta tidak pernah mengalami gangguan apa pun. Mereka diperbolehkan untuk menjalankan hidup sesuai tuntunan agama mereka tanpa campur tangan pemerintah atau pihak lain.
 
Hak-hak mereka sebagai sebuah minoritas agama resmi di Iran, diakui undang-undang dan konstitusi, bahkan memiliki perwakilan di Majelis Syura Islam Iran (parlemen).
 
Orang-orang Yahudi Iran, tidak berminat untuk bermigrasi ke Israel, karena sejumlah alasan. Berikut ini beberapa alasan tersebut,
 
1. Sejarah panjang dan mengakar. Masyarakat Yahudi Iran, adalah salah satu masyarakat Yahudi tertua di dunia yang sudah menempati negara ini selama lebih dari 2.500 tahun. Orang-orang Yahudi Iran, terutama di berbagai periode pemerintahan Iran, merupakan bagian penting dari masyarakat, dan banyak dari mereka yang menempati posisi khusus dalam kehidupan sosial serta kebudayaan Iran.
 
2. Kebebasan beragama. Hampir di semua periode dan generasi pemerintahan di Iran, orang-orang Yahudi, dikenal sebagai minoritas agama, tapi hak-hak mereka untuk menjalankan agamanya tetap terjaga.
 
3. Kesejahteraan ekonomi dan budaya. Masyarakat Yahudi Iran, dikarenakan interaksi mereka dengan masyarakat dan budaya lain, berpartisipasi aktif di berbagai bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan budaya Iran, selain itu memainkan peran penting di tengah masyarakat Iran.
 
4. Menjaga identitas budaya dan agama. Orang-orang Yahudi, Iran, terus menjaga tradisi mereka, dan di banyak kota serta desa Iran, terdapat komunitas Yahudi, yang tetap menjalankan tradisinya.
 
5. Situasi sosial dan politik. Sebagian orang Yahudi Iran, dikarenakan situasi politik dan sosial Iran, yang kondusif, tidak berminat untuk bermigrasi, dan keluar dari Iran.
 
Homayoun Sameyah, wakil komunitas Yahudi di Parlemen Iran
 
Kesimpulannya masyarakat Yahudi Iran, melakukan aktivitas mereka secara aktif, dan tanpa gangguan di negara Islam ini, mereka merupakan bagian dari sejarah serta kebudayaan Iran.

 

Seorang fotografer Australia memandang Sayid Hassan Nasrullah sebagai simbol perlawanan tak tergoyahkan yang tidak tunduk pada musuh.

Seorang fotografer Australia berkata,"Kesyahidan Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon dalam membela rakyat Palestina dan solidaritas dengan mereka adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh Barat"

Parstoday melaporkan, ia menambahkan,"Sayid Hassan Nasrullah adalah simbol perlawanan terhadap Amerika dan Barat".

Fotografer internasional tersebut mengatakan,"Besarnya jumlah peserta dalam pemakaman Sayid Hassan Nasrullah menunjukkan dukungan mereka yang luar biasa terhadap Hizbullah dan perlawanan di seluruh dunia".

Warga negara Brasil: Sayid Hassan Nasrullah membebaskan rakyat Palestina dan Gaza.

Warga negara Brasil dan pendukung hak-hak Palestina, sekaligus pendukung perlawanan Lebanon dan penentang imperialisme di seluruh dunia menyampaikan pandangannya mengenai pribadi syahid Sayid Hassan Nasrullah dengan mengatakan,"Seluruh dunia harus mengetahui buah dari kehidupan Sayid Hassan Nasrullah dan menyadari kepribadiannya, karena saya percaya bahwa tidak banyak orang di dunia yang telah menantang imperialisme Amerika dan Zionis dan menang".

Ia melanjutkan,"Sayid Hassan Nasrullah adalah seorang pemimpin yang menentang Zionisme pada tahun 2000, menggagalkan serangan Zionis terhadap Lebanon pada tahun 2006, dan dalam beberapa tahun terakhir merupakan pemimpin perlawanan Lebanon dalam solidaritas dengan rakyat Palestina. Sayyed Hassan Nasrallah adalah pemimpin yang mampu memberi tahu orang-orang tentang situasi di Gaza".

Warga negara Irlandia: Sayid Hassan Nasrullah melawan intimidasi penjajah
 

Dalam konteks ini, aktivis hak asasi manusia Irlandia mengatakan, "Sayid Hassan Nasrllah adalah seseorang yang hidup di tengah-tengah rakyatnya, berjuang, dan mengorbankan dirinya untuk rakyat Lebanon. Dialah yang rela mengirim putranya ke medan perang demi pembebasan rakyat Lebanon, Palestina, dan dunia. Kita dapat membandingkannya dengan para pemimpin revolusioner besar di dunia seperti Nelson Mandela dan Che Guevara".

Mengenai bagaimana Sayyed Hassan Nasrallah dapat diperkenalkan sebagai panutan di kalangan pemuda dan pejuang kebebasan di dunia, ia berkata: "Saya percaya bahwa orang-orang harus mendengarkan pidato Sayyed Hassan Nasrullah. Pernyataannya cukup jelas. Dia adalah seseorang yang berbicara tentang persatuan dan solidaritas antarmanusia".

 

Seorang analis politik asal Amerika Serikat, menyebut Presiden Donald Trump, dan kabinetnya sebagai orang-orang yang bodoh.

David Brooks, analis politik AS, mengatakan terdapat dua kemungkinan terkait pemerintahan Donald Trump, jahat atau bodoh. Tapi dapat dipastikan bahwa Trump adalah seorang yang bodoh.
 
Jurnalis New York Times itu menuturkan, “Orang-orang jahat di tengah semua kejahatan mereka, tetap memahami dengan baik area kepentingan mereka, tapi orang-orang bodoh tidak mengenal batas kebodohan mereka, bahkan membahayakan kepentingan diri dan negaranya sendiri. Dapat dipastikan Trump masuk kategori ini.”
 
Minouche Shafik, staf pengajar di Universitas Columbia, menyebut Presiden AS Donald Trump, telah menghilangkah wacana dan pemikiran dari negaranya. Shafik menjelaskan, “Seakan-akan Donald Trump, telah menciptakan ‘zaman monster’ di Amerika Serikat, dan dunia.”
 
Sementara itu, Thomas Friedman, jurnalis terkemuka Amerika Serikat mengatakan, Trump bermaksud mengubah posisinya saat ini menjadi presiden seumur hidup.
 
Ia mengatakan, “Trump benar-benar memandang dunia sebagai sebuah toko kelontongan di Trump Tower. Misalnya ia berkata kepada prancis, ‘Anda tidak membayar uang sewa yang cukup untuk toko baguette ini’. Ia menganggap Eropa sebagai sebuah blok dagang yang bisa memberikan tekanan besar pada AS, maka dari itu ia lebih suka untuk memecahnya, lalu berunding dengan masing-masing negara itu, tapi ia sama sekali tidak membayangkan apa dampaknya.”
 
Dalam hal ini Amir Ali Abolfath, pengamat masalah AS di X menulis, “Trump haus kekuasaan abadi. Presiden seumur hidup atau raja. Tapi keinginan ini tidak akan bisa tercapai tanpa kudeta militer atau amandemen undang-undang dasar AS. Opsi pertama membutuhkan dukungan militer, tapi tidak ia memperolehnya, dan opsi kedua, membutuhkan dukungan Kongres serta negara-negara bagian, ini pun tidak didapatkanya.”
 
Di sisi lain, Abdolreza Farajiraad, pengamat internasional asal Iran, meyakini bahwa Donald Trump, berusaha menerapkan kebijakan-kebijakan kolonialisme.
 
Ia mengatakan, “Tujuan asli Presiden AS adalah mempertahankan opini publik dalam negeri, dan basis-basis pemilihannya. Trump, untuk sementara ini, menerapkan kebijakan otoriter dan intimidasi.”
 
Gerard Baker, jurnalis Wall Street Journal, menyinggung dimulainya perang dagang Trump, terhadap berbagai negara dunia, dan menyebut perang ini sebagai langkah paling bodoh yang diambil Presiden AS.
 
Pada saat yang sama Baker, memperingatkan bahwa berlanjutnya fenomena ini akan membawa kerugian-kerugian yang besar bagi perekonomian Amerika Serikat. 

 

Husein bin Ali, seorang anggota keluarga dan cucu Nabi Muhammad Saw, sebelum melakukan perlawanan berkata, "Saya tidak bangkit dari aorgansi, korupsi, dan ketidakadilan, saya hanya berdiri untuk memperbaiki urusan umat kakekku,".

Tidak ada orang seperti Imam Husein yang bersemayam di hati orang-orang yang bebas dan mencintai kebebasan di dunia. beliau adalah teladan spiritualitas dan ketulusan, keberanian dan pengusung keadilan dan anti-tirani, dan pada saat yang sama, penuh pengabdian.

Dalam artikel Parstoday ini, kita melihat kehidupan dan pemikiran Imam Husein.

Hussain, Ahlul Bait dan cucu Nabi Muhammad saw, dan putra Sayidah Fatimah putri Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib, Imam pertama Syi'ah , lahir pada tahun keempat Hijriah di kota Madinah.

Imam Husein adalah salah satu Ahlul-Bait Nabi, yang disinggung dalam ayat Tathir dalam al-Quran mengenai orang-orang yang suci dari dosa. Beliau mengerahkan segala dayanya untuk memulihkan moralitas, kemanusiaan, dan kebebasan.

Menurut laporan sejarah Syiah dan Sunni, Nabi Muhammad Saw mengumumkan kesyahidannya ketika ia dilahirkan, dan memilih nama Husein untuknya. Selain posisinya sebagai Imam ketiga dan pemimpin syuhada di kalangan Syiah, juga di kalangan Sunni, Imam Husein dikenal karena keutamaan yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dan juga dihormati karena pendiriannya melawan penguasa yang kejam di zamannya, Yazid bin Muawiyah.

Peringatan Asyura di Makam Shahcheragh, Shiraz, Iran
 

Imam Husein sangat keberatan dengan kinerja Muawiyah, raja Dinasti Bani Umayyah saat itu. Beliau menolak berjanji setia kepada Yazid (putra Muawiyah) dalam urusan jabatan khalifah. Imam Husein menyebut Yazid sebagai orang yang kejam, menindas, dan tidak kompeten dengan perilaku anti kemanusiaan dan anti sosial.

Imam Husein memandang kekhalifahan sebagai kedudukan ilahi dan meyakini bahwa penjaga masyarakat harus menauladani Nabi Muhammad saw. Setelah kematian Muawiyah, Yazid menekan Imam Husain untuk berbaiat, bahkan akan membunuhnya, jika menolak untuk berjanji setia.

Akhirnya Imam Husain berangkat ke Mekkah dari kota Madinah karena tekanan dari antek-antek Yazid dan tentara bayarannya. Selama empat bulan tinggal di Mekkah, beliau juga menerima banyak permintaan dan surat dari masyarakat Kufah untuk menerima jabatan Khalifah. Dengan mengikuti permintaan tersebut, Imam Husein mengirimkan utusannya Muslim bin Aqil ke Kufah. Muslim membenarkan dukungan orang-orang Kufi dan Imam berangkat ke kota ini. Tapi di sisi lain, Yazid juga mengirimkan pasukan untuk menghadapi Imam Husein.

 

Upacara berkabung Asyura di Afghanistan
 

Akhirnya kedua belah pihak saling bertemu pada hari kedua Muharram tahun 61 H di gurun Karbala. Sementara itu, masyarakat Kufah tidak berpegang teguh pada kesepakatan mereka dengan Imam Husein dan membiarkannya sendirian dalam pertempuran yang tidak adil. Menurut riwayat sejarah, pasukan Yazid berjumlah sekitar 30 ribu orang, sedangkan jumlah prajurit Imam Hussein hanya 72 orang. Namun, Imam tidak menyerah pada kesetiaan palsu musuh.

Pada hari Asyura, 10 Muharram, terjadi pertempuran sengit dan para sahabat Imam Husain membuat epos yang langgeng dalam sejarah. Tentara Yazid bahkan memblokir jalur air menuju perkemahan Imam Husein, sehingga beliau serta para sahabatnya syahid dengan bibir kehausan. Kepala suci Imam Husein dan para sahabatnya dipisahkan dari tubuh mereka dan dikirim ke istana Yazid.

Imam Husein pernah dalam suratnya sebelum syahid mengungkapkan,"Dan saya tidak bangkit karena pemberontakan, korupsi dan penindasan, saya hanya ingin mereformasi bangsa nenek moyang saya." Aku ingin memerintahkan apa yang baik dan melarang apa yang buruk dan berperilaku seperti kakekku dan ayahku Ali bin Abi Thalib.

Nabi Islam telah bersabda berkali-kali tentang beliau, "Hussein bagian dariku, dan aku bagian dari Hussain." Bagian pertama dari pernyataan ini jelas, tetapi bagian kedua, yaitu agama, aliran, dan keyakinan Nabi Muhammad saw, akan bertahan dengan perjuangan Husein, untuk membawa umat manusia menuju tujuan yang disampaikan Nabi.

Makam Imam Husein di Karbala saat ini menjadi tempat ziarah bagi orang-orang yang merdeka di dunia, dan kesyahidannya adalah ibu kota gerakan kaum tertindas dan pencari kebebasan di dunia.


Dalam kelanjutan artikel dari Parstodi ini, kita menelisik petuah terkenal Imam Husein.

Permata berharga

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «نَحْنُ حِزْبُ اللّه ِ الْغالِبُونَ، وَعِتْرَةُ رَسُولِ اللّه ِ صلي الله عليه و آلهالاْقْرَبُونَ، وَاَهْلُ بَيْتِهِ الطَّيِّبُونَ، وَأَحَدُالثَّقَلَيْنِ الَّذينَ جَعَلَنا رَسُولُ اللّه ِ ثانِىَ كِتابِ اللّه ِ...» [احتجاج طبرسى، 229]

Imam Husain (a.s.) berkata, "Kami para pejuang di jalan Allah akan menang, dan kami lebih dekat dengan Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait yang suci, dan kami adalah salah satu dari dua neraca berat yang diberikan Rasulullah saw, Kitabullah (dan penafsirnya)".

Kemunculan Mahdi bin Husein

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «لَوْلَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيا إلاّيَوْمٌ واحِدٌ لَطَوَّلَ اللّه ُ عَزَّوَجَلَّ ذلِكَ الْيَوْمَ حَتّى يَخْرُجَ رَجُلٌ مِنْ وُلْدى، فَيَمْلاَءُها عَدْلاً وَ قِسْطاً كَما مُلِئَتْ جَوْراً وَظُلْماً، كَذلِكَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللّه ِ صلي الله عليه و آلهيَقُول» [كمال الدين، ص317 - بحارالانوار، ج51، ص133]

Imam Husain AS berkata, "Seandainya hanya tersisa satu hari dalam kehidupan dunia, niscaya Allah akan menjadikan hari itu panjang sehingga muncullah seorang laki-laki dari keluargaku dan memenuhi dunia yang penuh dengan penindasan dengan keadilan dan kebaikan. Saya mendengarnya dari Rasulullah Saw,".

Kematian lebih baik daripada kejahatan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «مَوْتٌ في عِزٍّ خَيْرٌ مِنْ حَياةٍ في ذُلٍّ اَلْمَوْتُ اَوْلى مِنْ رُكُوبِ الْعارِ وَالْعارُ اَوْلى مِنْ دُخُولِ النّارِ» [موسوعة كلمات الامام الحسين 499، ح 289]

Imam Husein pada hari Asyura berkata, "Kematian yang bermartabat lebih baik daripada kehidupan yang hina. Kematian lebih baik dari pada dikaitkan dengan kehinaan dan kehinaan, dan kehinaan lebih baik dari pada masuk api (neraka),".

Kebebasan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «وَيْحَكُمْ يا شِيعَةَ آلِ اَبى سُفْيانَ، اِنْ لَمْ يَكُنْ لَكُمْ دِيْنٌ وَكُنْتُمْ لاتَخافُونَ الْمَعادَ فَكُونُوا اَحْـراراً فِى دُنْيـاكُمْ» [بحارالانوار، ج 45، ص 51 - مقتل خوارزمى، ج 2، ص 33]

Imam Husein berkata, "Celakalah kalian, pengikut Abu Sufyan, jika kamu tidak beragama dan tidak takut hari kiamat, maka setidaknya jadilah orang yang merdeka di duniamu sendiri,".

Peringatan Asyura di Türki
 

Kematian dan kehidupan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «لَيْسَ شَأْنى شَأنُ مَنْ يَخافُ الْمَوْتَ، ما أَهْوَنَ الْمَوْتِ عَلى سَبيلِ نَيْلِ الْعِزِّ وَاِحْياءِ الْحَقِّ، لَيْسَ الْمَوْتُ في سَبيلِ الْعِزِّ اِلاّ حَياةً خالِدَةً وَلَيْسَتِ الْحَياةُ مَعَ الذُّلِّ اِلاَّالْمَوْتَ الَّذى لاحَياةَ مَعَهُ، اَفَبِالْمَوْتِ تُخَوِّفُنى... وَهَلْ تَقْدِرُونَ عَلى أَكْثَرِ مِنْ قَتْلى؟! مَرْحَباً بِالْقَتْلِ فيسَبيلِ اللّه ِ، وَلكِنَّكُمْ لاتَقْدِروُنَ عَلى هَدْمِ مَجْدى وَمَحْوِ عِزّى وَشَرَفى» [كلمات الامام الحسين، 360، ح 348]

 

Imam Hussein berbicara kepada musuh-musuhnya, dengan berkata, "Aku bukanlah orang yang takut mati. Kematian di jalan kehormatan dan kebangkitan kebenaran sangatlah mudah bagiku. Kematian di jalan kehormatan tidak lain hanyalah hidup kekal dan hidup dengan kehinaan tidak lain hanyalah kematian dan ketiadaan. Apakah kamu membuatku takut menghadapi kematian? Bisakah kamu melakukan lebih dari sekedar membunuhku? Mulialah mati di jalan Allah, tetapi kamu tidak dapat menghancurkan kemuliaanku dan menghancurkan martabat dan kehormatanku,".

Jadilah orang yang berguna

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «خَمْسٌ مَنْ لَمْ تَكُنْ فِيهِ، لَمْ يَكُنْ فِيهِ كَثيرُ مُسْتَمْتَعٍ: اَلْعَقْلُ، وَالدّينُ وَالْأَدَبُ، وَالْحَياءُ، وَحُسْنُ الْخُلْقِ» [حياة الامام الحسين، ج 1، ص 181]

Imam Husein berkata, "Jika tidak ada lima hal dalam diri seseorang, maka kita tidak akan melihat banyak manfaat pada dirinya: Akal,agama, adab,  rasa malu, dan akhlak yang baik,".

Jenis ibadah

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «اِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ رَغْبَةً فَتِلْكَ عِبادَةُ التُّجّارِ، وَاِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ رَهْبَةً فَتِلْكَ عِبادَةُ الْعَبيدِ، وَاِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ شُكْراً فَتِلْكَ عِبادَةُ الاَْحْرارِ، وَ هِىَ اَفْضَلُ العِبادَةِ» [بحارالانوار، 78، 117. موسوعه كلمات الامام الحسين 748، ح 906. بلاغة الامام على بن الحسين، ص 171 باب سوم كلمات قصار]

Imam Husein berkata, "Sekelompok orang yang beribadah kepada Tuhan untuk mendapat pahala, itulah ibadah para pedagang. Kelompok menyembah Tuhan karena takut, inilah ibadah para budak. Namun suatu kelompok beribadah kepada Tuhan karena rasa syukur, maka ibadah ini milik orang-orang merdeka dan merupakan jenis ibadah yang terbaik,".

Hikmah puasa

سُئِلَ الْحُسَيْنُ (ع): «لِمَ افْتَرَضَ اللّه ُ عَزَّوَجّلَ عَلى عَبيدِهِ الصَّوْمَ؟ قالَ: لِيَجِدَ الْغَنىُّ مَسَّ الْجُوعِ فَيَعُودَ بِالْفَضْلِ عَلَى المَساكينَ» [موسوعة كلمات الامام الحسين، ص 692، ح 759]

Imam Husain ditanya mengapa Allah mewajibkan puasa bagi hamba-Nya? Beliau menjawab, "Agar orang kaya merasakan kerasnya kelaparan dan akibatnya menggunakan hartanya untuk membantu orang miskin,".

Makam imam Husein di Karbala
 

Semuanya, kecuali Tuhan akan binasa

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): ا«ِنَّ سُكّانَ السَّمواتِ يَفْنُونَ وَاَهْلَ الاْرْضِ يَمُوتُونَ وَجَمِيعُ الْبَرِيَّةِ لا يَبْقُونَ وَكُلَّ شَىْ ءٍ هالِكٌ اِلاّ وَجْهَهُ» [فتوح ابن اعثم، ج 5، ص 94 - مقاتل الطالبيين، ص 112]

Imam Husein berkata, "Makhluk langit binasa dan makhluk bumi mati, semuanya tidak stabil dan segala sesuatu dapat binasa, kecuali Tuhan,".

Jangan menindas orang lain

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «يا بُنَىَّ اِيّاكَ وَظُلْمَ مَنْ لايَجِدُ عَلَيْكَ ناصِراً اِلاَّ اللّه َ» [بحارالانوار، ج 75، ص 308 - اعيان الشيعة، ج 1، ص 620]

Imam Husein berkata, "Anakku! Hindarilah menindas orang yang tidak ada penolong di hadapanmu selain Allah,".

 

Lembaran sejarah menunjukkan bahwa Khawaja Nasiruddin memperoleh bagian penting dalam pendidikannya di era kekaisaran Mughal, bahkan mendirikan Sekolah Maragheh dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan melalui para siswa yang dilatihnya.

Tehran, Parstoday- Evolusi bangsa Mongol setelah memasuki Iran merupakan salah satu peristiwa sejarah terpenting yang secara jelas menunjukkan pengaruh budaya dan ilmu pengetahuan Iran terhadap bangsa ini.

Transformasi ini terjadi terutama melalui tokoh-tokoh seperti menteri dan orang bijak Iran yang kompeten seperti Khwaja Nasiruddin Tusi (579-672 H) (1201-1274 M) dan dengan penekanan pada penciptaan keseimbangan dan moderasi dalam pemikiran dan perilaku bangsa Mongol.

Dalam artikel Parstoday ini, kita akan menelisik beberapa tindakan penting yang dilakukan oleh Khawaja Nasiruddin Tousi yang mengubah  sikap dan intelektual bangsa Mongol

1. Mengenali bangsa Mongol dengan pandangan ilmiah dan pemikiran bangsa

Khwaja Nasir al-Din Tusi memainkan peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dengan memasuki istana Hulagu Khan. Dengan menulis, mengajar dan menerjemahkan karya-karya yang berorientasi pada sains, ia meletakkan dasar bagi kebangkitan pemikiran yang berbeda dan ilmiah di antara sebagian bangsa Mongol.

Hossein Masoumi Hamdani, seorang peneliti peradaban Iran mengungkapkan,"Pada masa ketika situasi di Kastil Alamut sedang kacau, Khawaja Nasir mendapatkan status di kalangan kaum Ismaili, yang berdasarkan itu ia dapat terlibat dalam kegiatan ilmiahnya dan menulis. buku. Penerjemahan yang dilakukan di bawah pengawasan Khwaja Nasiruddin juga membuat bangsa Mongol mengenali budaya bangsa lain. Salah satu tindakan terpenting Khawaja Nasiruddin Tusi adalah pendirian Observatorium Maragheh pada tahun 657 H. Observatorium ini menjadi pusat ilmiah besar pada masanya dengan dukungan Hulagu Khan. Dengan memanfaatkan situasi ini, Khawaja Nasir mempertemukan banyak ilmuwan dari seluruh dunia Islam dan mendirikan landasan ilmiah baru yang membawa pada transformasi pemikiran bangsa Mongol dan mengubah pandangan mereka terhadap dunia.

2. Memberikan peta jalur moderasi

Salah satu poin penting dalam pemikiran Khawaja Nasir adalah keterhubungan antara agama dan politik serta berusaha menciptakan keseimbangan di antara keduanya. Ia menilai kebahagiaan bergantung pada upaya menemukan garis moderasi dan jalan tengah antara sikap ekstrem, terutama di bidang politik. Pandangannya ini menyebabkan sebagian orang Mongol, seperti Hulagu Khan, yang sampai batas tertentu dipengaruhi olehnya, menjauhkan diri dari kekerasan dan kekejaman ekstrem yang disebabkan oleh takhayul yang dikaitkan dengan agama dan beralih menjalankan pemerintahan dengan pendekatan yang lebih moderat.

3. Mengenal rasionalitas dan sikap Iran

Khawaja Nasir juga berperan penting dalam evolusi intelektual bangsa Mongol dengan menghidupkan kembali karya-karya filosofis Ibnu Sina dan mengedepankan pemikiran rasional.

Menurut Hasan Ansari, seorang peneliti sejarah, “Khawaja Nasir memulai menghidupkan kembali tradisi kuno filsafat Ibnu Sina dengan menulis penjelasannya Hal ini menyebabkan bangsa Mongol mempelajari jenis pandangan dunia lain, yang ironisnya bersifat religius dan duniawi, dan lebih mementingkan pemikiran daripada hanya mengandalkan kekerasan.

4. Pendirian sekolah Maragheh dan pendidikan anak-anak Mongol

 Dengan mendirikan Sekolah Maragheh dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan melalui murid-murid yang dilatihnya, Khawaja Nasir memperoleh bagian penting dalam pendidikan generasi Mughal berikutnya. Sekolah ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga menunjukkan bahwa bangsa Mongol juga bisa menjadi pencipta pemikiran dan seni dengan memanfaatkan budaya dan pengetahuan Iran.

5. Berencana untuk melestarikan dan memperkuat identitas Iran dengan tujuan mengubah gaya hidup bangsa Mongol

Khawaja Nasir juga berusaha mempertahankan dan memperkuat identitas Iran melawan bangsa Mongol dengan merancang dan melaksanakan proyek nasional. Dengan memberikan keaslian pada budaya Iran-Islam dan dengan menonjolkan berbagai dimensi dan orientasi hidup dalam pikiran orang-orang Mongol, ia berhasil membuat mereka terkesan dengan budaya ini dan menciptakan transformasi mendalam dalam gaya hidup mereka. Ansari mengatakan dalam hal ini, "Saya pikir Khawaja Nasir telah memikirkan isu-isu ini selama bertahun-tahun."

6. Pengaturan prinsip-prinsip moral dan pemajuannya

Khawaja Nasir tidak melupakan pendidikan dasar etika, dan dengan menulis Etika Naseri. Ia memadukan konsep moral dan politik sedemikian rupa sehingga berdampak mendalam bagi bangsa Mongol. Buku ini menunjukkan moderasi intelektual Khawaja Nasir dan upayanya menghubungkan etika dengan politik.

Mohammed Javad Anvari, salah satu peneliti di bidang ini mengatakan: "Akhlaq Naseri adalah tulisan filosofis dalam bahasa Persia, dan dalam buku ini, Khawaja telah menghubungkan etika dengan agama dan politik."

Yang terakhir, poin-poin singkat ini menunjukkan bagaimana bangsa Iran, khususnya melalui Khawaja Nasiruddin Tusi meletakkan dasar untuk mengubah sikap bangsa Mongol, mengubah mereka dari masyarakat yang biadab dan kejam menjadi peminat budaya dan ilmu pengetahuan serta politisi beretika. Perkembangan ini tidak hanya membawa bangsa Mongol menuju moderasi dan keseimbangan dalam politik dan etika, namun juga meletakkan dasar bagi kebangkitan budaya dan identitas transenden di dalamnya berdasarkan konteks Iran-Islam.

 

Sheikh Naim Qassem mempunyai andil dalam menulis dan merupakan penulis berbagai karya di bidang hak-hak sipil, status perempuan, status guru, status pelajar, hak laki-laki dan perempuan, kewajiban orang tua terhadap anak dan lainnya.

Tehran, Parstoday- Sheikh Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon dalam pidato peringatan lima tahun kesyahidan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis, yang gugur akibat serangan drone Amerika Serikat pada tanggal 3 Januari 2020, mengatakan, " Perlawanan akan terus berlanjut dan kepemimpinan perlawananlah yang menentukan kapan dan bagaimana perlawanan menentukan metode perlawanan dan senjata yang digunakan".

"Ada yang mengatakan bahwa perlawanan telah mundur, namun perlawanan adalah keyakinan yang kuat, semakin kuat dan mengakar" ujar Sheikh Qassem.

Statemen Sheikh Naim Qassem dalam pidatonya mendapat reaksi luas di media kawasan. Surat kabar Rai Alyoum menulis dalam konteks ini, "Pidato Naeem Qassem mengejutkan Israel dan menunjukkan bahwa Hizbullah tidak akan mundur".

Namun siapakah Sheikh Naim Qassem yang menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon setelah Sayid Hassan Nasrullah syahid?

Naim bin Muhammad Naim Qassem lahir pada bulan Februari 1953 di kota Kfar Fila di provinsi Nabatieh, selatan Lebanon. Beliau menikah dan memiliki 6 orang anak, empat putra dan dua putri.

Ketertarikannya pada Islam membuatnya mempelajari kitab-kitab Islam saat remaja, dan ketika ia berusia 18 tahun, ia menyelenggarakan kelas agama dan mengadakan kelas mingguan untuk anak-anak dan remaja di masjid.

Tentu saja minat Sheikh Naim Qassem tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu Islam saja, ia juga tertarik pada bidang kimia. Naim Qassem meraih gelar sarjana kimia dalam bahasa Prancis dari Universitas Lebanon dan pada tahun 1977 ia menerima gelar master di bidang kimia dari universitas ini, kemudian ia mulai mengajar dan bekerja sebagai guru di sekolah menengah negeri selama 6 tahun.

Selain studi di universitas, Naim Qassem juga mempelajari mata pelajaran agama di seminari Lebanon.

Pada awal tahun 1970-an, Naim Qassem mendirikan Persatuan Mahasiswa Muslim Lebanon bersama sekelompok pemuda dengan tujuan kegiatan keagamaan dan transmisi pemikiran Islam di universitas dan sekolah.

Sheikh Naim Qassem bergabung dengan cabang militer gerakan yang disebut "Gerakan Orang yang Dirampas" setelah berdirinya Gerakan Amal oleh Imam Musa Sadr pada tahun 1974 untuk menghadapi penjajah Zionis yang menduduki sebagian Lebanon pada saat itu.

Setelah pertemuan Komite Islam pada tahun 1982, Hizbullah Lebanon berdiri dan Naim Qassem adalah salah satu aktivis paling terkemuka yang berperan dalam pendiriannya.

Ia kemudian menjadi anggota Dewan Hizbullah Lebanon dan menjabat selama tiga periode. Setelah itu, ia diserahi tanggung jawab kegiatan pendidikan dan kepanduan di Beirut, dan kemudian menjabat sebagai wakil dewan eksekutif kelompok tersebut.

Naim Qassem juga memainkan peran penting dalam pengembangan hubungan Hizbullah dengan partai politik Lebanon lainnya. Ia telah berperan dalam banyak negosiasi yang menghasilkan kesepakatan politik dengan pemerintah Lebanon.

Kemudian pada tahun 1991, ia diangkat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah dan memegang posisi tersebut hingga Sayid Hassan Nasrullah syahid.

Pada tanggal 27 September 2024, Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon gugur setelah serangan udara rezim Zionis di pinggiran selatan Beirut.

Pada tanggal 29 Oktober 2024, dan sekitar sebulan setelah kematian Sayid Hassan Nasrullah, Hizbullah Lebanon memilih Naim Qassem sebagai sekretaris jenderal gerakan Islam tersebut.

Sheikh Naim Qassem dalam pidato pertamanya sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengirimkan beberapa pesan seperti tekad, kekuatan dan kemenangan, dan kelanjutan perlawanan dan tidak menerima persyaratan penjajah Zionis, serta mendukung gencatan senjata dan negosiasi.

Situs pribadi Sheikh Naim Qassem menulis, "Dia percaya pada teori politik-agama tentang otoritas agama dan, sebagai hasilnya, otoritas Imam Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam".

Sheikh Naim Qassem juga memiliki andil dalam menulis dan merupakan penulis berbagai karya di bidang hak-hak sipil, status perempuan, status guru, status siswa, hak laki-laki dan perempuan, kewajiban orang tua terhadap anak-anak, dan lainnya.

Beliau menulis buku penting berjudul “Al-Imam al-Khomeini antara orisinalitas dan pembaharuan” tentang Imam Khomeini, dan buku “Al-Wali al-Mujadid” tentang Ayatullah Imam Khamenei yang telah diterbitkan.

Selain itu, salah satu karyanya adalah buku berjudul "Hizbullah: Al-Manhaj - Al-Taqaba - Al-Mustaqbal" (Hizbullah of Lebanon; kebijakannya, masa lalu dan masa depan) yang ditulis pada tahun 2002 dan telah diterbitkan dalam bahasa Farsi, Inggris, Perancis, Turki, Urdu dan bahasa Indonesia.

Buku Tafsir Hukum Imam Zainal Abidin, putra Imam Hussein merupakan salah satu karya Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon lainnya.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa Sheikh Naim Qassem adalah tokoh sentral dalam kancah politik Lebanon dan terus mempengaruhi dinamika Lebanon melalui perannya dalam Hizbullah dan kecenderungan politiknya.

Banyak ahli percaya bahwa Hizbullah Lebanon akan mengalami perubahan penting dan mengambil tindakan luar biasa bersama Sekretaris Jenderalnya Sheikh Naim Qassem.