کمالوندی
Raisi: Amerika Latin, Prioritas Diplomasi Ekonomi Iran
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raeisi mengatakan Republik Islam ingin secara signifikan mengembangkan hubungan dengan negara-negara berkembang.
Raisi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Venezuela, Felix Plasencia di Tehran pada Senin (18/10/2021).
"Amerika Latin, khususnya Venezuela, adalah bagian dari prioritas diplomasi ekonomi Republik Islam Iran. Kami bertekad untuk mengembangkan hubungan kami dengan negara-negara tersebut," ujar Raisi.
Menurutnya, untuk mengembangkan hubungan bilateral, Tehran dan Karakas perlu memiliki rencana jangka panjang yang jelas sehingga hubungan kedua pihak berkembang secara maksimal.
"Melalui rencana kerja sama jangka panjang ini, tercipta prospek yang cerah untuk pengembangan dan penguatan hubungan," jelasnya.
Raisi berharap dengan adanya kunjungan Presiden Venezuela ke Tehran dalam waktu dekat, dapat diambil langkah-langkah baru untuk pengembangan kerja sama dan hubungan.
Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian (kanan) dan Menlu Venezuela Felix Plasencia.
Dalam pertemuan ini, menlu Venezuela menyampaikan salam presiden negaranya kepada presiden Iran, dan menganggap hubungan kedua negara bersahabat.
"Kedua negara bersatu melawan kekuatan hegemoni dan pihak-pihak yang ingin merusak independensi kita,” kata Plasencia.
"Republik Bolivarian Venezuela berdiri bersama Iran dalam membela multilateralisme dan melawan campur tangan Amerika Serikat," tegasnya.
Menurut menlu Venezuela, Iran merupakan negara penting dan berpengaruh di kawasan.
"Menyusun rencana hubungan jangka panjang Iran-Venezuela dapat membantu kita dalam mengembangkan hubungan. Karakas siap untuk mempererat hubungan dengan Tehran di semua bidang yang menjadi kepentingan bersama," tegas Plasencia.
Menlu Venezuela berkunjung ke Tehran untuk bertemu dengan para pejabat tinggi Iran. Dia diterima oleh Presiden Raisi setelah berdialog dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Menlu Cina Tegaskan Dukungan Beijing terhadap Program Nuklir Iran
Menteri Luar Negeri China Wang Yi Beijing kembali menegaskan dukungan negaranya terhadap program nuklir damai Republik Islam Iran.
Menlu Cina, Wang Yi dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Arab Saudi, Faisal bin Farhan hari Minggu (17/10/2021) mengatakan, "Cina selalu memiliki posisi yang objektif dan adil dalam program nuklir damai Iran dan tidak mencari keuntungan pribadi atau politik,".
"Meskipun sangat mendukung program nuklir Iran, tapi Beijing menyadari perlunya perlindungan sistem internasional, pertahanan keamanan dan stabilitas di Timur Tengah dan Teluk Persia. Bagaimanapun Cina tidak menganggap kegiatan nuklir Iran bertentangan dengan fakta ini," ujar Wang Yi.
Sementara itu, Menteri Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan dalam percakapan telpon ini mengungkapkan, "Riyadh sangat mementingkan peran unik Cina dalam masalah nuklir Iran dan mengharapkan negara ini melanjutkan kesepakatan nuklir Iran dan menemukan solusi yang komprehensif dan berkesinambungan dengan peran pentingnya,".
Menteri luar negeri Cina dan Saudi juga sepakat untuk melakukan upaya bersama untuk memajukan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih dalam lagi.
Taliban Tangkap Pentolan Daesh di Kandahar
Pasukan Taliban menangkap seorang anggota senior kelompok teroris Daesh di Afghanistan.
Taliban menangkap anggota senior Daesh itu di Provinsi Kandahar, Afghanistan Selatan, kata laman media U-News, Senin (18/10/2021).
Dua masjid Syiah di kota Kunduz dan Kandahar diserang oleh teroris Daesh dalam delapan hari terakhir. Ratusan jamaah shalat gugur dan terluka dalam aksi tersebut.
Otoritas Taliban berjanji akan meningkatkan keamanan di masjid-masjid Syiah ketika ratusan orang berkumpul pada hari Sabtu untuk memakamkan para korban serangan Daesh di Masjid Bibi Fatimah, Kandahar.
Sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu, Daesh telah melancarkan puluhan operasi, mulai dari serangan skala kecil terhadap sasaran Taliban hingga operasi skala besar seperti, bom bunuh diri.
Kemiskinan Energi Tengah Membayangi Eropa
Nicolas Schmit, Komisioner Eropa Bidang Tenaga Kerja dan Hak-hak Sosial menyoroti kenaikan harga energi di dunia, dan memperingatkan munculnya kemiskinan energi di Eropa.
Nicolar Schmit mengatakan saat ini jutaan orang di Eropa tidak bisa menghangatkan rumah mereka secara cukup di musim dingin, dan jumlah tersebut akan mengalami peningkatan signifikan.
European Trade Union Confederation (ETUC) bulan September 2021 menyampaikan kekhawatirannya karena lebih dari 2,7 juta orang di Eropa, tidak mampu menghangatkan apartemen mereka di musim dingin karena krisis energi, meski mereka memiliki pekerjaan.
Komisi Eropa meminta negara-negara anggotanya untuk segera melindungi warga dan perusahaan-perusahaan Eropa dari dampak kenaikan harga energi dunia.
Peringatan dan kekhawatiran serius terkait munculnya kemiskinan energi di Eropa mengungkap kenyataan baru bahwa masyarakat Eropa tidak memiliki akses yang cukup terhadap energi terutama gas, khususnya dengan semakin dekatnya musim dingin.
Masalah ini muncul lebih disebabkan oleh peningkatan tajam harga gas dalam beberapa bulan terakhir. Harga gas alam di Eropa antara Januari hingga Oktober 2021, mengalami peningkatan sekitar 440 persen, dan ini telah membangkitkan kekhawatiran mendalam seluruh negara Eropa.
Harga gas dipatok pada kisaran harga 1.200 dolar setiap meter kubik. Gas ini digunakan untuk menghidupkan alat pemanas ruangan, dan memproduksi listrik. Biasanya masalah ini bukan hanya akan berdampak negatif pada daya beli warga Eropa, dalam membayar biaya gas alam yang digunakan di rumah-rumah mereka, tapi juga menyebabkan kenaikan signifikan harga listrik.
Di Jerman, harga listrik sejak Januari 2021 mengalami kenaikan sekitar 140 persen, di Italia, 340 persen, dan di Spanyol, 425 persen.
Di Eropa, gas dan listrik digunakan untuk menghangatkan rumah, namun seiring dengan naiknya harga energi ini, maka dapat dipastikan banyak warga yang tidak akan mampu menikmatinya lagi, dan masalah ini menyebabkan terbentuknya sebuah fenomena baru yang disebut sebagai Kemiskinan Energi.
Ketua Federasi Organisasi-Organisasi Konsumen Jerman, Thomas Engelke mengatakan, "Peningkatan signifikan harga-harga di tahun depan juga akan dialami oleh para konsumen pribadi."
Pada saat yang sama, naiknya harga gas dan listrik di Eropa memberikan sinyal kuat kepada para pengusaha untuk mengkaji kemungkinan penutupan sementara perusahaan-perusahaan mereka.
Poin penting yang perlu diperhatikan adalah, dalam hal faktor penyebab kondisi pasokan gas yang tak menentu, terdapat perbedaan pandangan tajam antara Uni Eropa dan Rusia, sebagai salah satu negara pemasok utama gas ke Eropa.
Negara-negara Eropa menganggap penurunan pasokan gas dari Rusia, dan ketergantungan gas Eropa ke negara itu sebagai penyebab utama naiknya harga gas. Saat ini sedikitnya 30 persen gas Eropa dipasok dari Rusia.
Menurut Komisioner Energi Uni Eropa, ketergantungan Eropa atas impor gas sebesar 90 persen, oleh karena itu independensi energi harus menjadi prioritas utama Uni Eropa.
Sebaliknya Rusia meyakini bahwa Uni Eropa telah melakukan kesalahan fatal karena menurunkan saham transaksi jangka panjang dalam perdagangan gas alam, dan bergerak ke pasar lokal yang di sana harga-harga telah menyentuh level tertinggi, sehingga menyebabkan kenaikan harga gas.
Deputi Perdana Menteri Rusia Alexander Novak sehubungan dengan munculnya bencana kemiskinan energi di Eropa, mengabarkan kelangkaan 25 miliar meter kubik cadangan gas di fasilitas bawah tanah Eropa, dan mendesak tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini.
Namun demikian, beberapa pengamat memiliki pendapat lain. Mereka meyakini bersamaan dengan menurunnya krisis Corona di Eropa, maka perekonomian di wilayah ini juga akan pulih, dan hal ini dapat berujung dengan meningkatnya permintaan gas terutama di perusahaan-perusahaan dan industri.
Oleh karena itu, kondisi seperti sekarang ini merupakan akibat dari kombinasi berbagai faktor yang memicu krisis di bidang gas, dan kenaikan luar biasa harga gas di Eropa.
Kebakaran Hebat di Pusat Perbelanjaan Israel
Sebuah pusat perbelanjaan di utara wilayah Palestina pendudukan dilalap api, dan pemadam kebakaran rezim Zionis dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi ratusan orang.
Dikutip Haaretz, Sabtu (16/10/2021), kebakaran hebat terjadi di mall Z Center di kota Kalansua, tengah Israel, dan kebakaran ini menyebabkan dua orang terluka.
Menurut Yedioth Ahronoth, kebakaran yang terjadi Sabtu sore itu, menyebabkan ratusan orang dievakuasi, dan beberapa mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.
Mobil pemadam kebakaran kesulitan menjangkau lokasi kebakaran karena kepadatan pengunjung di sekitar wilayah itu.
Menurut media, pertama api muncul di dekat sebuah pom bensin, dan tim pemadam kebakaran segera meminta warga untuk meninggalkan lokasi kebakaran.
Walla: Israel Bangun Pangkalan Rahasia untuk Mengintai Iran
Situs berita rezim Zionis Israel, Walla mengklaim, militer rezim Zionis membangun sebuah pangkalan militer rahasia untuk mengamati aktivitas regional Iran, dan program nuklir negara ini.
Walla, Minggu (17/10/2021) melaporkan, militer Israel membangun sebuah pangkalan intelijen, dan analisa untuk mengawasi aktivitas Iran terutama yang terkait dengan program nuklir.
Menurut Walla, pangkalan ini sangat rahasia dan sudah dibangun beberapa bulan lalu, dan merupakan lokasi berkumpulnya para perwira militer dan intel Israel.
Tugas pangkalan rahasia ini adalah mengidentifikasi, dan menganalisa langkah rahasia Iran di bidang nuklir.
Israel mengaku membangun pangkalan rahasia ini untuk mengamati program nuklir Iran, padahal rezim itu merupakan satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan.
Hasil Pemilu Legislatif dan Masa Depan Politik Irak
Komisi Pemilihan Umum Pusat Irak telah mengumumkan hasil putaran kelima pemilu legislatif.
Pemilu legislatif dini kelima Irak, digelar hari Minggu, 10 Oktober 2021, dengan tingkat partisipasi pemilih 41 persen, dan sepekan kemudian hasil akhir diumumkan. Sementara itu, hasil pendahuluan pemilu diumumkan pada 11 Oktober, sehari setelah pemilu.
Penundaan satu minggu dalam mengumumkan hasil itu karena beberapa kelompok memprotes hasilnya. Alasan protes mengenai isu kecurangan pemilu. Meskipun muncul banyak tuduhan kecurangan pemilu pada pemilu 10 Oktober daripada pemilu 2018, tapi volume pengaduan yang diterima hanya seperlima dari 2018. Hanya 356 pengaduan yang diajukan ke komisi pemilu pusat dalam batas waktu yang ditetapkan, dibandingkan dengan 1.875 pada pemilu sebelumnya.
Selain itu, meskipun demonstrasi berlanjut di beberapa bagian Irak untuk memprotes hasil pemilu, tapi para pemimpin kelompok politik yang memprotes tidak menabuh genderang ketidakstabilan dan ketidakamanan.
Dalam hal ini, Nouri al-Maliki, kepala Koalisi Negara Hukum dan Perdana Menteri Irak selama sembilan tahun dari 2005 hingga 2014, dalam sebuah pernyataan tanpa menyerukan penipuan atau manipulasi dalam pemilihan, menyerukan penghapusan kesenjangan yang ada untuk melindungi hak semua orang.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Irak tidak akan memasuki periode ketidakstabilan dan ketidakamanan akibat protes hasil pemilu, dan kelompok-kelompok politik memasuki fase tawar-menawar lain untuk membentuk faksi yang lebih besar untuk meningkatkan negosiasi meraih posisi perdana menteri.
Isu lainnya mengenai koalisi Sairun yang dipimpin oleh Muqtada al-Sadr memenangkan 73 kursi di parlemen dengan selisih yang besar dibandingkan dengan rival lainnya. Dengan demikian, faksi Sadr memiliki peluang besar untuk membentuk faksi yang lebih besar dan mencalonkan perdana menteri. Tetapi faksi Sadr membutuhkan 92 kursi lagi untuk mencapai tujuan ini dengan dukungan 50 persen plus satu anggota parlemen, atau 165 kursi.
Hingga kini belum jelas kelompok Irak mana yang akan berkoalisi dengan faksi Sadr. Tawar-menawar politik untuk membentuk faksi yang lebih besar sudah dimulai. Kubu penentang front perlawanan Irak berusaha membentuk faksi yang lebih besar melalui koalisi Sadr saat ini dengan kelompok-kelompok seperti Al-Taqadum dan Partai Demokrat Kurdistan, bersama dengan beberapa kelompok independen yang lebih kecil.
Pesan kesiapan Muqtada al-Sadr untuk berunding dengan Amerika Serikat dan perbedaan serius antara dia dan Nouri al-Maliki, serta al-Fatah menjadi isu yang mendapat perhatian khusus dari pihak oposisi dan masyarat Irak saat ini.
Al-Assad: Penarikan dari Afghanistan, Bukti Melemahnya Peran AS
Presiden Bashar al-Assad menerima kunjungan Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev dan Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin di Damaskus pada hari Minggu (17/10/2021).
Menurut kantor berita Suriah (SANA), Presiden al-Assad dan pejabat Rusia membahas kerja sama kedua negara dalam perang melawan terorisme dan peningkatan hubungan ekonomi.
Lavrentiev dan Vershinin mengatakan, kunjungan ini dilakukan atas arahan Presiden Vladimir Putin untuk meningkatkan kerja sama dan memperluas hubungan dengan Suriah di semua bidang.
“Rusia siap untuk secara aktif berkontribusi pada proses rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur yang dihancurkan oleh teroris serta membangun kemitraan investasi dengan Suriah di bidang energi dan pertanian,” kata mereka.
Pertemuan tersebut juga membahas perkembangan terbaru di Suriah, kawasan, dan dunia.
Presiden Suriah mengatakan perkembangan di kawasan terutama penarikan pasukan AS dari Afghanistan, merupakan indikasi dari melemahnya peran AS dan sekutunya.
Oleh karena itu, lanjutnya, negara-negara di kawasan perlu bekerja untuk meningkatkan keamanan dan perdamaian sesuai dengan kehendak rakyatnya dan tanpa intervensi asing.
Al-Assad dan delegasi Rusia juga berdiskusi tentang pertemuan komite pembahasan konstitusi Suriah yang akan dimulai besok. Mereka menegaskan pentingnya melanjutkan jalur politik untuk mencapai konsensus berdasarkan prinsip-prinsip rakyat Suriah serta menjaga kedaulatan dan integritas wilayah.
Iran Gagalkan Serangan atas Dua Tankernya di Teluk Aden
Komandan Angkatan Laut Militer Iran mengabarkan keberhasilan pasukan komando Armada ke-78 menggagalkan serangan perompak laut terhadap dua kapal tanker Iran di Teluk Aden.
Laksamana Muda Shahram Irani, Sabtu (16/10/2021) mengatakan, "Armada ke-78 AL Militer Iran yang meliputi kapal perusak Alborz, Sabtu dinihari saat melakukan pengawalan dua kapal tanker Iran, menghadapi serangan lima perahu yang kami sebut sebagai terorisme laut, namun berkat tindakan cepat pasukan komando Armada ke-78, dan tembakan peringatan, perahu-perahu penyerang itu melarikan diri, dan serangan berhasil digagalkan."
Komandan AL Militer Iran menambahkan, "Dengan tindakan tepat waktu pasukan komando AL Iran tersebut, dua kapal tanker akhirnya selamat melewati Teluk Aden, dan sekarang kapal-kapal Iran serta kapal negara lain melewati kawasan ini dengan dengan keamanan penuh."
Manuver Laut Bersama; Babak Baru Kerja Sama Tehran-Islamabad
Kunjungan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri ke Pakistan berakhir dengan kesepakatan baru di bidang perluasan hubungan pertahanan, keamanan dan militer.
Mayjen Bagheri meyinggung pertemuan terbarunya dengan petinggi politik dan militer Pakistan serta hasil lobi dan kesepakatan yang diraih selama kunjungan resmi empat harinya. Ia mengatakan, selama kunjungan ini selain dicapai kesepakatan di bidang peningkatan kerja sama intelijen untuk melawan terorisme, juga diraih kesepakatan untuk menggelar manuver gabungan laut di perairan kedua negara.
Mayjen Bagheri juga mengonfirmasi kehadiran kapal perang Pakistan di manuver gabungan Iran, Rusia dan Cina yang digelar sejak dua tahun lalu.
Saat menjelaskan urgensitas hasil kunjungannya tersebut mengungkapkan, Pakistan memiliki posisi khusus di mata Iran, sesuai dengan pandangan Rahbar, Ayatullah Khamenei dan juga dari sisi perbatasan panjang yang dimilikinya.
Pengokohan hubungan militer antara Republik Islam Iran dan Pakistan di kondisi sensitif kawasan saat ini sebuah keharusan yang memiliki nilai strategis.
Mayjen Bagheri
Menjawab kebutuhan ini, kunjungan angkatan laut Iran ke Pakistan dan kunjungan timbal balik antara pejabat kedua negara selama beberapa tahun terakhir terus meningkat dan ini mengindikasikan solidaritas dan partisipasi dua angkatan laut untuk menjaga stabilitas regional dan perluasan hubungan bilateral.
Kerja sama ini juga diperkuat dengan negara lain seperti India, Cina dan Rusia dengan tujuan mengembangkan hubungan maritim. Kunjungan semacam ini memiliki dampak positif untuk meningkatkan interaksi dua arah guna menjamin keamanan rute navigasi dan perdagangan laut.
Sayid Mohammad Hosseini, dubes Iran di Pakistan mengatakan, Pakistan mengajukan rencana untuk menghubungkan Pelabuhan Gwadar ke Bandar Abbas di Iran, dan proyek serupa juga telah dijalankan dengan negara lain seperti Oman, Uni Emirat Arab (UEA) dan Irak. Berdasarkan pengumuman Kementerian Kelautan Pakistan, rute navigasi internasional akan dibuka dari Palabuhan Karachi dan Gwadar ke Iran.
Kini dengan keanggotaan Iran di Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), hubungan Iran dengan Pakistan serta negara anggota lain semakin beragam. Domain geografi SCO dengan kehadiran dua kekuatan besar dunia, yakni Rusia dan Cina di samping keanggotaan tetap Iran di organisasi ini, dari satu sisi memiliki koneksi teritorial dan dari sisi lain, akses ke perairan hangat Teluk Persia disediakan untuk semua negara anggota.
Peluang yang ada di bidang ini membutuhkan pengokohan dan dukungan keamanan dengan melibatkan negara-negara kawasan. Angkatan Laut Republik Islam Iran, dengan kehadirannya yang berwibawa di perairan regional dan internasional, telah menunjukkan kemampuan mereka dalam menjaga keamanan yang langgeng untuk perdagangan, terutama jalur pelayaran, perdagangan dan minyak. Armada 75 intelijen dan tempur AL Iran baru-baru ini dengan gagah berani mengarungi tiga samudera, Hindia, Atlantik Selatan dan Atlantik Utara.
Menurut perspektif regional, kebijakan Iran terhadap keamanan maritim bertumpu pada doktrin keamanan bersama. Strategi ini sangat penting dari dua sisi:
Pertama, dampaknya dalam memperkokoh kerja sama antara negara-negara kawasan guna melawan ancaman kolektif.
Kedua, menutup alasan bagi pihak asing untuk melakukan intervensi militer di kawasan dan memperkuat multilateralisme.
Kedua strategi ini bersama-sama dapat mengarah pada penciptaan kawasan yang aman berdasarkan pemahaman bersama tentang kepentingan kolektif. Kesepakatan antara Iran dan Pakistan tentang kerja sama maritim dan penyelenggaraan latihan bersama penting dari perspektif ini.



























