کمالوندی

کمالوندی

 

Amerika Serikat terus berupaya memperkuat Autralia untuk membendung peningkatan kekuatan Cina. Kali ini Washington menandatangani kontrak penjualan 12 unit helikopter serbu, dan sebuah pesawat perang elektronik dengan Canberra.

Departemen Luar Negeri AS, Sabtu (9/10/2021) mengumumkan, Washington memutuskan untuk menandatangani kontrak penjualan 12 unit helikopter serbu, dan satu unit pesawat perang elektronik dengan Australia, senilai lebih dari satu miliar dolar.
 
Baru-baru ini Australia menandatangani pakta keamanan trilateral dengan AS dan Inggris, AUKUS yang bertujuan untuk membendung peningkatan kekuatan Cina di kawasan.
 
Dalam kontrak terbaru yang ditandatangani AS dan Australia, Canberra rencananya akan membeli 12 unit helikopter serbu MH-60R Seahawk, dan peralatan pendukungnya senilai 985 juta dolar.
 
Deplu AS mengabarkan, Presiden Joe Biden kepada Kongres mengatakan sudah memutuskan untuk menandatangani kontrak ini.
 
Helikopter serbu MH-60R Seahawk adalah jenis helikopter tempur multifungsi yang digunakan untuk operasi anti-kapal atau kapal selam, dan bisa ditempatkan di geladak kapal laut. MH-60R Seahawk juga bisa dipakai untuk operasi penyelamatan, penyaluran bahan bakar atau alat transportasi.

 

Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan pemuda perwakilan negara-negara Afrika di kota Montpellier mengakui kesalahannya terkait hubungan dengan negara-negara pesisir dan menekankan, intervensi militer Prancis di Libya tahun 2011 sebuah kesalahan.

Terkait transformasi kawasan pesisir dan pertanyaan pemuda Afrika soal peran Prancis di krisis keamanan kawasan ini, Macron mengatakan, “Kami di tahun 2013 tidak menyerang Mali hanya demi kepentingan pribadi, meski Saya pribadi terkait kasus Libya sepenuhnya sepakat dengan kalian. Prancis tanpa memperhatikan pandangan dan pendapat bangsa Libya langsung mengintervensi negara ini. Intervensi ini pada akhirnya berujung pada tumbangnya pemerintahan Muammar Gaddafi dan kami tidak menghormati kedaulatan bangsa mana pun.

Pengakuan presiden Prancis akan kesalahan negaranya terlibat di serangan ke Libya tahun 2011 sejatinya merupakan bagian dari serial statemen Macron terkait kolonialisme dan kejahatan Prancis di Afrika dan permintaan maaf di bidang ini. Prancis bersama sejumlah negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) seperti Amerika Serikat dan Inggris, setelah kebangkitan rakyat Libya, melancarkan serangan terhadap Muammar Gaddafi dan ketika terjadi konfrontasi antara kubu anti-pemerintah dan militer pro-Gaddafi, Paris terlibat di serangan udara terhadap militer dan pangkalan militer Libya. Serangan ini berujung pada perubahan kondisi yang kemudian menguntungkan kubu anti-Gaddafi dan serta akhirnya diktator Libya ini terguling dan ia terbunuh oleh pasukan anti-pemerintah. Meski demikian, masalah ini tidak berhasil memulihkan kondisi negara kaya minyak di Afrika Utara ini.

Faktanya, Libya telah mengalami banyak kekacauan sejak jatuhnya rezim Gaddafi, dan kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS, khususnya, telah menyerbu negara itu. Kemudian, dengan pembentukan satu pemerintahan di Tripoli, Pemerintah Persatuan Nasional, dan satu lagi di Benghazi di Libya timur, yang didukung oleh Tentara Nasional Libya yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar, perang saudara besar pecah di negara itu yang menyebabkan masuknya beberapa negara untuk kepentingan salah satu dari kedua belah pihak, konflik ini menyebabkan kerugian besar bagi rakyat Libya. Prancis mengambil sikap mendukung Khalifah Haftar melawan Pemerintah Persatuan Nasional, yang diakui oleh PBB sebagai pemerintah sah Libya.

Michel Duclou, pengamat Prancis mengatakan, “Prancis selama beberapa tahun terakhir mendukung Tentara Nasional Libya dengan mengirim pasukan khusus atau serangan udara.”

Prancis telah memainkan peran negatif dalam menjajah banyak bagian Afrika, terutama di utara dan barat benua, selama beberapa abad terakhir dan sekarang, dengan dalih memerangi terorisme di wilayah pesisir. Dalam beberapa tahun terakhir, presiden Prancis telah dipaksa untuk mengakui bahwa tindakan Prancis di Afrika salah; Macron, misalnya, mengakui pada akhir Mei 2021 bahwa Prancis terlibat dalam genosida Rwanda 1994.

Pengakuan Macron atas keterlibatan Prancis dalam genosida Rwanda, 27 tahun setelah bencana, menandai contoh lain pengabaian Barat terhadap hak asasi manusia, serta kejahatan besar, termasuk genosida Prancis di benua Afrika. Macron sebelumnya dipaksa untuk mengakui kejahatan keji Prancis di Aljazair di Afrika Utara, tetapi menolak untuk meminta maaf.

Faktanya berkas kejahatan Prancis yang termasuk kelompok Barat pengklaim pendukung HAM sangat hitam selama perang kemerdekaan Aljazair dan genosida Rwanda dan justifikasi pun tidak layak diungkapkan.

Poin unik adalah sampai saat ini tensi antara Aljazair dan Prancis masih terus berlanjut. Kini presiden Prancis terpaksa mengakui bahwa intervensi negaranya di Libya tahun 2011 juga sebuah kesalahan. Meski demikian, hal ini bukan berarti perubahan pendekatan Paris dan Prancis masih terus melanjutkan intervensinya di berbagai wilayah Afrika dan Asia Barat. 

Sabtu, 09 Oktober 2021 20:26

Pelikan 2, Drone Pengintai Maritim Iran

 

Misi identifikasi dan pengintaian merupakan salah satu dari kegiatan yang paling penting di kesatuan angkatan laut. Mengidentifikasi target lebih cepat dan lebih jauh telah menjadi perhatian utama di semua angkatan laut dunia.

Selama ini, misi tersebut dilakukan oleh pesawat berawak seperti, pesawat pengintai dan pesawat patroli maritim. Namun, potensi terlukanya awak oleh tembakan musuh di satu sisi dan kemajuan luar biasa di bidang pengembangan drone pengintai dengan biaya operasional rendah di sisi lain, telah mendorong meningkatnya penggunaan perangkat ini untuk melakukan misi-misi semacam itu.

Di angkatan laut, kapal-kapal permukaan mengalami kesulitan dalam melakukan misi pengintaian dan mengamati target mereka karena kondisi geografis dan wilayah yang diamati. Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan drone berbasis maritim atau berbasis kapal sudah umum dilakukan di beberapa angkatan laut dunia selama beberapa tahun terakhir.

Drone kecil dengan ketinggian rendah sudah terbukti bahwa ia dapat menembus radar dan jaringan pertahanan, memberikan gambar yang diperlukan, dan bahkan meluncurkan serangan.

Angkatan Laut Republik Islam Iran – demi memenuhi kebutuhannya di bidang pengintaian maritim – telah menggunakan drone berbasis maritim, Pelikan 2.


Drone Pelikan 2 diperkenalkan pada Pameran Prestasi Pertahanan Angkatan Laut Militer Iran pada 30 November 2019. Peresmian ini disaksikan oleh Komandan Militer Iran Mayor Jenderal Abdul Rahim Mousavi dan Komandan Angkatan Laut waktu itu, Laksamana Hossein Khanzadi.

Pelikan 2 memiliki fitur-fitur yang sesuai dengan namanya dan nama ini juga dipilih berdasarkan keunggulan yang dimilikinya. Sebelum diluncurkan, Pelikan 2 telah menjalani uji lapangan dan pemeriksaan teknis secara menyeluruh. Setelah diperoleh hasil yang sesuai standar, burung besi ini dinyatakan siap beroperasi.

Drone ini dibangun untuk melakukan misi pengintaian dan pengawasan yang akurat terhadap kapal-kapal permukaan. Dalam misi tertentu, para pakar Angkatan Laut Iran telah menyiapkan sebuah platform untuk menargetkan kapal musuh. Ia memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan musuh serta melakukan patroli dan pengintaian dengan cara yang tepat.

Pelikan 2 ikut menyisir perairan selatan Iran dalam latihan drone pertama yang digelar oleh militer. Sebagai sebuah sistem militer dan kendaraan udara tanpa awak, Pelikan 2 memiliki kinerja yang baik dalam menjalankan misi militer di daerah dan zona yang tidak memungkinkan untuk penggunaan pesawat berawak.

Struktur dan spesifikasi drone Pelikan 2 dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan misi dalam situasi tertentu dengan cara yang diinginkan. Drone milik Angkatan Bersenjata Iran ini dirancang agar dapat lepas landas dari sebagian besar kapal perang berpeluru kendali.

Pelikan 2 dapat melakukan pengintaian dan membantu memandu rudal dalam jarak 100 kilometer. Hal ini akan membantu meningkatkan akurasi rudal milik angkatan laut lebih dari sebelumnya.


Dengan mengamati target selama beberapa saat dan mengirim informasinya ke pusat komando sudah cukup bagi Pelikan 2 untuk menyelesaikan misinya. Selain meningkatkan jangkauan sistem rudal, di bidang artileri angkatan laut, drone ini juga membantu meningkatkan akurasi peluru yang ditembakkan dari artileri.

Dengan mengembangkan drone Pelikan 2 ini, industri pertahanan dan militer Iran mampu meningkatkan jangkauan sistem rudal dan menambah akurasi tembakan peluru dari kapal perang dan tembakan artileri angkatan laut.

Performa luar biasa Pelikan 2 memungkinkannya untuk melakukan operasi dalam kondisi yang tidak biasa, di mana pesawat berawak tidak mampu melakukannya. Ia juga tidak membutuhkan sarana dan prasarana yang mahal untuk mengoperasikannya. Oleh sebab itu, angkatan laut militer Iran memilih menggunakan drone ini untuk membantu misinya di armada kapal perang, terutama misi di perairan terpencil di bawah kendali operasionalnya.

Drone Pelikan 2 dapat melakukan vertical take-off and landing (VTOL). Ia dilengkapi dengan empat motor untuk gerakan vertikal dan baling-baling yang kuat sehingga dapat lepas landas dari kapal perang jelajah untuk misi patroli dan pengintaian. Drone Iran ini bahkan dapat mendarat dan mengapung di atas air dalam keadaan darurat.

Dengan melihat tampilan fisiknya, desain dan konstruksi Pelikan 2 kemungkinan diadaptasi dari drone Mohajer 2. Jadi masuk akal untuk mempertimbangkan jarak terbangnya sekitar 100 km dengan ketinggian terbang 3 hingga 5 km.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam sebuah pesan, meminta para pelaku serangan terhadap sebuah masjid di Provinsi Kunduz, Afghanistan dihukum.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyerukan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya tragedi semacam itu.

“Insiden tragis ledakan di masjid distrik Khan Abad, Provinsi Kunduz, yang mengakibatkan gugurnya sejumlah besar jamaah shalat, membuat kami berduka,” kata Rahbar dalam pesannya pada Sabtu (9/10/2021).

“Pejabat negara-negara tetangga dan saudara Afghanistan sangat diharapkan untuk menghukum para pelaku kejahatan besar ini dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah terulangnya tragedi semacam itu,” tambahnya.

Ayatullah Khamenei memohon kepada Allah Swt agar mencurahkan rahmat-Nya dan meninggikan derajat para syuhada peristiwa itu serta memberikan kesembuhan segera bagi korban luka dan ketenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Serangan bom bunuh diri di sebuah masjid Syiah di Provinsi Kunduz, Afghanistan Utara pada hari Jumat menyebabkan hampir 100 jamaah shalat gugur dan sekitar 200 lainnya terluka.

Kelompok teroris Daesh dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam mengaku bertanggung jawab atas serangan berdarah itu. 

 

Sebuah pesawat nirawak militer Amerika Serikat dijatuhkan oleh sistem jammer kelompok perlawanan Irak, di garis perbatasan Irak dan Suriah.

Akun media sosial Sabereen News, Sabtu (9/10/2021) melaporkan, drone AS itu dijatuhkan saat tengah melaksanakan misi serangan ke pasukan kelompok perlawanan Irak.
 
Sebelum dijatuhkan, drone tersebut sempat menembakan rudal ke posisi pasukan kelompok perlawanan Irak yang sedang kosong.
 
Sebelumnya dikabarkan terjadi serangan drone tak dikenal ke markas pasukan perlawanan Irak, di kota Albu Kamal di perbatasan Irak-Suriah, namun Hashd Al Shaabi atau otoritas resmi Irak belum mengonfirmasi berita ini.
 
Kendaraan dan truk pasukan Hashd Al Shaabi di sekitar Albu Kamal kerap menjadi sasaran serangan drone tak dikenal, namun AS mengklaim drone-drone-nya tidak pernah melancarkan serangan semacam ini.

 

Seorang jurnalis sekaligus peneliti Zionis mengatakan, perang mematikan dan luas terhadap Zionis Israel di jantung rezim ini pasti terjadi, dan setiap hari 3.000 rudal akan ditembakan ke wilayah pendudukan.

Yossi Halevi, Sabtu (9/10/2021) seperti dikutip surat kabar Israel, Maariv menulis, konstelasi kekuatan lama yang menyebutkan bahwa perang-perang Israel terjadi di "area musuh", sekarang sudah berubah, dan menurut laporan keamanan Zionis, perang berikutnya akan pecah di jantung Israel.
 
Ia menambahkan, sebagian besar prediksi keamanan internal Israel menunjukkan bahwa perang mematikan luas akan meliputi wilayah luas dari Gush Dan, daerah metropolitan di Tel Aviv, hingga kota Eilat. Seluruh wilayah Israel setiap hari akan menjadi sasaran serangan ribuan rudal, ditambah serangan darat ke distrik-distrik Zionis di perbatasan.
 
Menurut Halevi, prediksi keamanan Israel menyebutkan, 250.000 rudal dari berbagai tipe di bawah komando Iran, dan kelompok perlawanan Palestina, akan ditembakan ke Israel. Perang ini pasti terjadi hanya menunggu waktu.
 
Jurnalis Israel menegaskan, perang ini akan menyebabkan musnahnya "negara Israel", layaknya kerusakan yang melanda Irak, Suriah, Lebanon, Libya dan Yaman dalam satu dekade terakhir.

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, rezim Zionis Israel tidak pada posisinya untuk berbicara tentang Iran. Terkait perundingan Wina, ia menyebut Amerika Serikat yang ingin kembali ke perundingan, maka dari itu diperlukan kunci.

Saeed Khatibzadeh, Sabtu (9/10/2021) dalam wawancara dengan France 24 ditanya tentang statemen Menlu Iran soal dimulainya perundingan Wina dalam waktu dekat.
 
Ia menjawab, perundingan akan dimulai setelah proses pengkajian, dan peninjauan ulang sebelumnya, selesai dilaksanakan.
 
Sehubungan dengan pidato PM Israel di Sidang Umum PBB ke-76 yang menyebut program nuklir Iran sudah sampai pada level yang bisa memicu konflik, Khatibzadeh menjelaskan, semua tahu Israel tidak pada posisinya berbicara tentang Iran.
 
Ia menambahkan, Israel duduk di atas lebih dari ratusan hulu ledak nuklir, ia juga bukan anggota NPT, dan menolak bergabung dengan traktat non-proliferasi nuklir ini, serta menolak lembaga pengawasan internasional lainnya. 

 

Ketua Asosiasi Perusahaan Layanan Perjalanan Iran mengumumkan, Tunisia dan Sri Lanka menyatakan kesiapan untuk memulai kerja sama pariwisata dengan Iran.

Hormatollah Rafiei, Sabtu (9/10/2021) kepada ISNA mengatakan, dalam pertemuan dengan pejabat Tunisia dan Sri Lanka, membicarakan kesiapan Iran untuk menerima wisawatan dari kedua negara ini.

Ia menambahkan, "Kami juga sudah berbicara tentang penerimaan wisatawan, dan kerja sama pariwisata dengan perwakilan bidang wisata kedua negara."

Menurut Rafiei, wisawatan adalah para duta wisata yang bisa mengenalkan kebudayaan Iran, dan dapat mematahkan proyek Iranfobia.

"Mulai awal tahun 2022, secara bertahap roda industri pariwisata akan bergerak kembali dengan cepat," pungkasnya. 

 

Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Masjid Kunduz, yang menyebabkan puluhan orang gugur.

Serangan bom bunuh diri yang terjadi di Masjid Syed Abad, Kunduz, utara Afghanistan, Jumat (9/10/2021) menyebabkan puluhan warga Syiah gugur, dan terluka.
 
Tidak lama kemudian, kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di masjid Syiah ini. ISIS mengumumkan pelaku bom bunuh diri bernama Mohammad Al Uyghuri.
 
ISIS mengklaim serangan ini menewaskan, dan melukai 300 orang. Sementara Ketua Komisi Informasi dan Budaya Taliban di Kunduz mengatakan, ledakan bom di Masjid Syed Abad menewaskan 24 warga sipil, dan melukai 143 lainnya. 

 

Pejabat hubungan masyarakat Pusat Komando Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan tidak terjadi "interaksi tidak aman" antara kapal perang Iran, dan AS di Teluk Persia.

Dikutip kantor berita Sputnik, Jumat (8/10/2021), Departemen Pertahanan AS, Kamis malam membantah terjadinya segala bentuk konfrontasi tidak aman, dan berbahaya antara kapal perang negaranya dengan Iran.
 
Menurut keterangan yang dirilis Pentagon, situasi di perairan kawasan Asia Barat aman, dan tenang.
 
Pejabat Humas Pusat Komando AL Amerika Serikat Tim Hawkins menuturkan, "Tidak terjadi interaksi tidak aman atau tidak profesional antara kapal perang Iran, dan AS di Teluk Persia, baru-baru ini."
 
Sebelumnya media mengabarkan terjadinya pengejaran yang dilakukan oleh perahu cepat Iran terhadap kapal militer AS, namun dibantah oleh Washington.