کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 18 November 2015 12:09

Agitasi Barat Jegal Penerapan JCPOA

Sekretaris Dewan Tinggi  Keamanan Nasional Iran membantah sejumlah tudingan yang dilemparkan pejabat AS mengenai dimensi militer program nuklir Iran, PMD yang dihubungkan dengan penerapan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA). Ali Shamkhani menyatakan, sesuai intruksi surat yang disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran kepada Dewan Tinggi Keamanan Nasional dan Parlemen Iran telah dijelaskan beberapa poin yang harus diperhatikan. Menurut Shamkhani, masalah sebelumnya mengenai program nuklir Iran berdasarkan laporan dinas intelejen yang bertujuan untuk merusak Iran.

Sementara itu, wakil Iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa syarat penerapan JCPOA adalah penutupan kasus nuklir Iran. Sejumlah laporan baru-baru ini menyinggung penerapan JCPOA bergantung kepada laporan IAEA mengenai PMD atau potensi militer dimensi nuklir Iran. Reza Najafi di Wina mengatakan, sesuai butir 14 JCPOA, negara anggota kelompok 5+1 harus menjalankan komitmennya untuk menyerahkan resolusi kepada Dewan Gubernur mengenai penutupan berkas kasus nuklir Iran di IAEA.

Kini media massa mainstream menjadikan masalah keterkaitan PMD dengan investigasi IAEA ke instalasi militer Iran dan wawancara dengan ilmuwan Iran sebagai syarat penerapan JCPOA sebagai headlinenya. Padahal, salah point yang disepakati Iran dan kelompok 5+1 sejak awal berunding adalah kesepakatan bahwa Iran menjalankan protokol tambahan secara sukarela dan sementara.

Menyikapi masalah ini Parlemen Iran pun akan mengambil sikap mengenai komitmen pihak lawan terhadap penerapan JCPOA, termasuk masalah ratifikasi protokol tambahan.

Tudingan adanya aktivitas nuklir militer di kawasan militer Parchin dilemparkan untuk pertama kalinya pada tahun 2006. Tapi klaim yang dilancarkan IAEA itu tidak didukung argumentasi yang memadai, bahkan cenderung fiktif dan rekayasa belaka.

Selanjutnya, IAEA sebanyak dua kali melakukan investigasi ke situs militer Parchin dan tidak bisa membuktikan tudingan fiktifnya itu. IAEA dalam laporannya menyatakan tidak ada aktivitas nuklir di kawasan militer itu.

Tapi ironisnya saat ini ketika Rencana Aksi Bersama Komprehensif akan dijalankan, berkas lama itu kembali dibuka. Padahal Iran telah menyampaikan penjelasan terperinci mengenai penyelesaian yang masih tersisa sesuai peta jalan yang telah dicapai.

Agitasi mengenai ancaman nuklir Iran kepada dunia yang dilancarkan Barat hingga kini tetap menjadi bagian dari strategi politik mereka terhadap Tehran. Oleh karena itu, Iran mendesak IAEA untuk menerapkan peta jalan yang telah disepakati bersama dari pada mendengarkan propaganda tersebut.

Rabu, 18 November 2015 12:08

Kebijakan Represif Mesir terhadap Oposisi

Pemerintah Mesir melanjutkan kebijakan represifnya terhadap oposisi, bahkan tidak ada tempat yang aman dari kekerasan dan serangan aparat keamanan negara ini. Hal ini mencerminkan bahwa para pejabat Mesir masih mengedepankan kebijakan tangan besi terhadap oposisi terutama para mahasiswa.

Pusat  Hak Asasi Manusia Mesir telah mengumumkan data terkait kekerasan aparat keamanan negara ini terhadap para mahasiswa. Data tersebut diumumkan pada Selasa, (17/11/2015) dalam sebuah pernyataan yang bertepatan dengan Hari Mahasiswa, 17 November.

Disebutkan bahwa 245 mahasiswa Mesir tewas dan 487 lainnya hilang selama dua tahun pasca tergulingnya Muhammad Mursi, Presiden Mesir pada tahun 2013.

Menurut Pusat HAM Mesir, 5.032 mahasiswa juga ditangkap dalam jangka waktu dua tahun tersebut. Namun 2.004 orang dari mereka telah dibebaskan dan sisanya hingga sekarang masih mendekam di penjara-spenjara Mesir.

Sementara itu, 487 mahasiswa Mesir hingga sekarang tidak diketahui nasibnya setelah berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah. 300 mahasiswa Mesir juga dilaporkan diadili di pengadilan militer, di mana 60 orang dari mereka dipersidangkan secara in Absentia.

Sejak tergulingnya Mursi, Mesir tak henti-hentinya dilanda demonstrasi dari berbagai kalangan masyarakat termasuk para mahasiswa. Mereka menggelar protes di kampus-kampus dan jalan-jalan kota.

Aksi tersebut sering direspon keras oleh aparat keamanan Mesir. Banyak mahasiswa yang ditangkap dan kemudian tidak diketahui nasib mereka.

Sejak dimulainya tahun ajaran baru di perguruan-perguruan tinggi Mesir dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah mulai meningkatkan tekanannya terhadap oposisi terutama dari kalangan mahasiswa.

Menurut pandangan para pemimpin Mesir, perguruan tinggi merupakan salah satu pusat utama gerakan dan provokasi opini publik di negara ini. Oleh karena itu mereka mengambil langkah ketat di seluruh pusat pendidikan.

Untuk mengontrol situasi di perguruan tinggi, pemerintah Mesir menyerahkan tanggung jawab pengawasan terhadap seluruh perguruan tinggi pemerintah kepada sebuah perusahaan keamanan swasta. Pengawasan ini dilakukan secara berkelanjutan.

Langkah-langkah tersebut diambil ketika selama beberapa pekan terakhir, aparat keamanan Mesir melakukan patroli di sekitar perguruan tinggi di berbagai kota besar negara ini.

Namun faktanya, setiap kebijakan keamanan di internal Mesir diperketat dan tindakan represif ditingkatkan, situasi dan krisis di negara ini justru semakin rumit.

Saat ini, tidak hanya gerakan Ikhwanul Muslimin yang mendukung para mahasiswa, namun Koalisi Pendukung Legitimasi juga memberikan dukungan untuk melawan kebijakan represif para pejabat Mesir.

Rakyat Mesir berharap situasi HAM di negara mereka membaik setelah tumbangnya rezim Hosni Mubarak, namun harapan ini alih-alih terealisasi, pelanggaran nyata terhadap HAM justru meningkat di periode pemerintahan Abdel Fattah El Sisi.

Hak untuk berkumpul dan berbicara telah dibatasi, bahkan tidak sampai di sini saja, pemerintah Mesir juga mengesahkan undang-undang terorisme pada tahun lalu yang menganggap pemrotes sebagai teroris dan harus diadili di pengadilan militer dengan ancaman vonis hukuman mati dan penjara dalam jangka waktu lama.

Sebenarnya, pengesahan UU anti-terorisme dalam rangka untuk meningkatkan pengekangan terhadap gerak oposisi dan juga sebagai langkah untuk memperkuat kebijakan tangan besi pemerintah.  

Berdasarkan UU tersebut, pemerintah Mesir memiliki wewenang untuk menumpas segala bentuk protes dan menangkap oposisi dengan dalih mendukung terorisme. Pemerintah El Sisi juga bisa membubarkan atau membekukan setiap kelompok oposisi dengan dalih mendukung terorisme.

Kelanjutan protes anti-pemerintah khususnya para mahasiswa menunjukan bahwa para pejabat Mesir telah gagal untuk meyakinkan rakyat negara ini untuk menerima penggulingan Mursi dan melegitimasi pemerintahan sekarang.

Duta  Besar Republik Islam Iran di PBB menyerukan pencabutan seluruh resolusi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dikeluarkan Dewan Gubernur terhadap Tehran. Gholamali Khoshroo dalam sidang Majelis Umum PBB yang membahas mengenai laporan tahunan IAEA hari Selasa (17/11), menyatakan bahwa Iran telah menjalankan seluruh kesepakatan dalam peta jalan organisasi nuklir internasional ini secara sukarela.

 

Duta  Besar Republik Islam Iran di PBB, dalam statemennya menyinggung Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) yang berujung penyelesaian sebuah krisis yang tidak penting.Gholamali Khoshroo menyatakan, perubahan fundamental dalam kinerja Dewan Keamanan mengenai program nuklir Iran harus disertai perubahan serupa oleh Dewan Gubernur IAEA dengan mencabut seluruh resolusi mengenai Iran.

 

Khoshroo dalam pertemuan tersebut mengemukakan pandangan mendasar Iran mengenai aktivitas damai program nuklir Iran. Ditegaskannya, kebutuhan dunia terhadap energi, terutama energi listrik saat ini semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan energi yang lebih ramah lingkungan.

 

Duta  Besar Republik Islam Iran di PBB menilai energi nuklir akan memainkan peran penting dalam kemajuan negara berkembang.Terkait hal ini, tanggung jawab utama IAEA sesuai anggaran dasarnya adalah membantu negara-negara anggota dalam penelitian, pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai.

 

Sementara itu, Dirjen IAEA, Yukiya Amano dalam pertemuan tersebut menyampaikan laporan mengenai aktivitas organisasi nuklir internasional ini, dan menilai JCPOA sebagai bukti tercapainya kesepakatan diplomasi. Amano mengungkapkan kemajuan dan perubahan signifikan dalam hubungan dengan program nuklir Iran. Ditegaskannya, sesuai aturan yang ditetapkan hingga 15 Desember 2015, hasil investigasi mengenai tahapan penerapan JCPOA oleh Iran akan diserahkan kepada Dewan Gubernur IAEA.

 

Menurut Dirjen IAEA, pasca tercapainya kesepakatan nuklir anatar Iran dan kelompok 5+1, Dewan Keamanan PBB akan menguji dan mengawasi komitmen Tehran dalam koridor JCPOA kepada IAEA. Amano juga menyatakan pihaknya telah menyusun sebuah prakarsa praktis khusus mengenai transparansi program nuklir Iran. Seluruh tahapan tersebut secara penuh akan berakhir sesuai tenggat waktu, yaitu 15 Oktober mendatang.

Sementara itu, wakil Iran di IAEA mengatakan, pihak lawan ( kelompok 5+1) tahu bahwa syarat penerapan JCPOA adalah penutupan berkas nuklir Iran.

Angkatan Bersenjata Malaysia akan mengerahkan 4.500 personelnya untuk membantu polisi dalam meningkatkan keamanan KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Malaysia, Tan Sri Zulkifeli Mohd Zin mengatakan, 2.000 personel akan ditempatkan di lokasi-lokasi strategis di dalam ibukota.

"Sisanya 2.500 akan disiagakan di sekitar ibukota,” tambahnya.

"Kami akan membantu polisi dalam mengamankan kota untuk KTT terutama setelah serangan teror Paris," katanya dalam konferensi pers Rabu (18/11/2015).

Dia menegaskan bahwa militer siap untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan.

KTT ASEAN akan diselenggarakan mulai Sabtu dan Minggu depan di Kuala Lumpur.

 

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan, gencatan senjata antara pemerintah Suriah dan oposisi kemungkinan akan terwujud dalam beberapa minggu mendatang.
 

Seperti dilansir Associated Press, Kerry menyampaikan hal itu kepada wartawan di Paris, Selasa (17/11/2015).

 

Dia menambahkan, gencatan senjata yang diprediksi dalam proses politik yang telah disepakati di Wina, secara eksponensial akan membantu upaya untuk memerangi kelompok teroris ISIS dan mengakhiri konflik berkepanjangan di Suriah.

 

"Ini adalah sebuah langkah besar," kata Kerry. "Jika kita bisa merealisasikannya, maka akan terbuka mukaddimah untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih besar.”

 

Menurutnya, hanya tersisa beberapa minggu bagi kemungkinan terwujudnya sebuah transisi besar di Suriah.

 

"Kita tidak berbicara tentang bulan, tapi kita berbicara tentang minggu,” tegas Kerry.

 

Para peserta pertemuan Sabtu lalu di Wina untuk membahas masa depan Suriah, menyetujui gencatan senjata, pembentukan pemerintahan transisi nasional dan penyelenggaraan pemilu di Suriah dalam sebuah proses yang jelas.

Darul Ifta Mesir mengutuk fatwa-fatwa Mufti terkemuka Arab Saudi.

Stasiun televisi Nabaa (18/11) melaporkan, lembaga pengawas fatwa-fatwa Takfiri, Darul Ifta Mesir dalam pernyataannya memprotes Syeikh Salih bin Uthaymeen, Mufti terkemuka Saudi dan menuding syeikh Wahabi Takfiri itu telah menyimpang.

Menurut Darul Ifta Mesir, fatwa-fatwa Uthaymeen keluar dari kerangka syariat dan aturan agama.

Media-media Barat memanfaatkan fatwa-fatwa Uthaymeen untuk merusak citra Islam dan memprovokasi masyarakat internasional agar melawan Muslimin.

Lembaga pengawas Darul Ifta Mesir menjelaskan, “Salih bin Uthaymeen, membolehkan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak sipil untuk menciutkan musuh. Hal ini bertentangan dengan risalah dan sunnah Nabi Muhammad Saw.”

200 tentara bayaran koalisi Arab Saudi tewas dalam operasi penyergapan yang dilakukan militer Yaman.

Situs stasiun televisi Nabaa (18/11) melaporkan, puluhan tentara koalisi Arab tewas di tangan militer dan komite rakyat Yaman ketika menyerang markas Ansarullah di Bab El Mandeb.

Sebelum pasukan bayaran Saudi menyerang pangkalan militer Bab El Mandeb, militer Yaman sudah mengosongkan tempat itu dan memasang perangkap bagi mereka.

Begitu pasukan bayaran Saudi dan para teroris masuk ke pangkalan tersebut, bom dan ranjau-ranjau darat meledak, menewaskan serta melukai puluhan tentara bayaran Saudi.

Dalam operasi itu, Hashem Al Sayid, salah seorang Syeikh Wahabi, sekaligus wakil pasukan koalisi dan dekat dengan Uni Emirat Arab, terluka parah dan salah satu orang dekatnya tewas.

Di sisi lain, stasiun televisi Al Masirah, Yaman, mengabarkan, seiring dengan meningkatnya kemarahan suku-suku Yaman atas kejahatan Saudi, sekutu dan pasukan bayarannya terhadap rakyat negara itu, sebagian dari mereka di Zumar menandatangani perjanjian “Manshour Sharaf”.

Perjanjian tersebut yang digunakan oleh suku-suku Yaman untuk mempersiapkan diri guna menghadapi para agresor.

Suku-suku Yaman menganggap Manshour Sharaf sebagai penjamin persatuan dan solidaritas front internal dan memperkuat stabilitas di seluruh penjuru negara.

Mereka menegaskan dukungannya atas seluruh strategi yang ada untuk menghadapi para agresor.

Beberapa kelompok suku bersenjata Yaman menggelar demonstrasi, mengumumkan kesiapan untuk melawan para agresor.

Manshour Sharif yang dibuat dalam enam bab, menekankan urgensi persatuan seluruh kelompok Yaman dalam beberapa front media dan politik untuk menghentikan agresi militer ke negara itu.

PBB mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengirim sekitar 300 pasukan penjaga perdamaian ke Republik Afrika Tengah (CAR) dalam upaya untuk meningkatkan keamanan menjelang pemilu Desember dan kunjungan Paus Fransiskus.

Menurut laporan media Libya, juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Selasa (17/11/2015) mengatakan, PBB akan meningkatkan keamanan sebelum kunjungan Paus Fransiskus ke CAR pada November ini dan juga pelaksanaan pemilu presiden pada Desember.

“Sekitar 300 pasukan penjaga perdamaian PBB akan ditempatkan di CAR,” tambahnya.

Dia mengatakan, pasukan tersebut sekarang bertugas di Pantai Gading dan mereka segera akan dipindahkan ke CAR dan tinggal di negara itu selama delapan bulan.

Pada tanggal 9 Muharam 61 Hq, Syimr bin Dzil Jausyan mendatangi perkemahan Imam Husein as. Selain memanggil Abbas dan putra-putra Ummul Banin lainnya, ia mengatakan, "Aku telah mengambil surat jaminan untuk kalian dari Ubaidillah bin Ziyad."
 

Secara bersamaan, mereka berkata kepada Syimr, "Allah melaknatmu dan melaknat surat jaminanmu! Kami berada dalam keamanan dan putra dari putri Rasulullah berada dalam ancaman?!"

 

Melalui saudara lelakinya, Abbas, Imam Husein as meminta kesempatan satu malam dari musuh untuk melakukan shalat, berdoa, berkhalwat dengan Tuhan dan membaca al-Quran.

 

Setelah memuji kebesaran Tuhan, Imam Husein mempersilahkan para sahabatnya agar menggunakan kegelapan malam itu untuk menyelamatkan diri dan pergi dari medan peperangan. Karena tidak ada seorangpun yang akan selamat dalam pertempuran melawan tentera Yazid keesokan harinya. Namun, keluarga dan sahabat Imam Husein as bertekad untuk memberi dukungan kepada agama Allah dan cucu Rasulullah selagi hayat dikandung badan. Pada malam  Asyura itu, sahara Karbala menjadi tempat beribadah yang paling indah dan menunjukkan puncak keimanan kafilah Imam Husein as.

 

Para sahabat Imam Husein menggali parit di seputar perkemahan untuk menghadapi musuh dan memutus hubungan musuh dengan perkemahan dari tiga arah. Serangan musuh hanya bisa dilakukan dari satu arah dimana para sahabat Imam Husain as ditempatkan. Ini adalah strategi Imam Husain as yang sangat bermanfaat bagi para sahabat.

 

Di hari itu sekelompok dari pasukan Umar bin Saad bergabung dengan pasukan Imam Husein as.

 

Pidato Imam Husein as kepada musuh, "Celaka kalian! Kerugian apa yang akan kalian peroleh jika mendengarkan perkataanku? Aku mengajak kalian ke jalan yang benar. Akan tetapi kalian menolak seluruh perintahku dan tidak mendengarkan perkataanku, karena perut-perut kalian telah terpenuhi oleh kekayaan haram hingga mengeraskan hati-hati kalian."

Dalam surat al-Maidah ayat 67 disebutkan:

یَا أَیُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَیْکَ مِن رَّبِّکَ

Yang artinya: “Wahai Rasul sampaikanlah (kepada masyarakat) apa yang telah diwahyukan Tuhanmu.” Itu adalah suara malaikat pembawa wahyu yang terdengar di telinga dan kalbu Rasulullah Saw. Pada waktu itu, Nabi Muhammad Saw, Rasul dan penjaga amanat Allah Swt itu gelisah. Tampaknya ada yang beliau khawatirkan. Beliau mengkhawatirkan masa depan Islam. Oleh karena itu, penyampaian pesan tersebut ditangguhkan, sampai pada saat yang tepat. Namun sang pembawa wahyu Allah Swt, malaikat Jibril, kembali turun dan menyampaikan kembali ayat yang telah disebutkan. Kemudian dengan nada lebih serius Jibril berkata:

وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ

“Dan jika tidak kau lakukan maka tidak pula kau sampaikan risalah [agama]-Nya”

 

Selanjutnya untuk menenangkan hati Rasulullah Saw yang telah dengan segenap jiwa dan raga berjuang demi Islam, malaikat Jibril berkata:

وَاللّهُ یَعْصِمُکَ مِنَ النَّاسِ

“Dan Allah [Swt] akan menjagamu dari [gangguan] masyarakat.”

 

Pada tahun ke-10 Hijriah Rasulullah Saw mengumumkan akan menunaikan haji dan mengimbau masyarakat yang mampu untuk menyertai beliau, karena akan ada ketetapan penting dalam hukum Islam yang hingga kini belum disampaikan secara sempurna dan resmi kepada masyarakat. Salah satunya adalah masalah haji dan berikutnya adalah masalah kepemimpinan dan penerus sepeninggal beliau.

 

Setelah pengumuman dari Rasulullah Swt itu, mayoritas umat Islam berduyun-duyun menuju Mekkah untuk mempelajari perincian haji dari Rasulullah Saw. Selain itu, Rasulullah Saw juga menyebutkan bahwa tahun itu adalah tahun terakhir kehidupan beliau. Atas pertimbangan itu pula, jumlah orang yang menyertai haji Rasulullah Saw mencapai 120.000 orang. Rasulullah Saw melaksanakan manasik haji satu per satu dan juga menjelaskan amalan wajib dan mustahabnya kepada masyarakat.

 

Di Mina, Rasulullah Saw menyampaikan khutbah panjang kepada masyarakat. Pada bagian awal khutbah itu, Nabi Muhammad Saw menyinggung keamanan sosial umat Islam dari sisi nyawa, harta dan kehormatan. Kemudian beliau mengampuni darah yang tertumpah dan harta yang terampas di era jahiliyah agar tidak ada lagi dendam dan permusuhan sehingga terwujud keamanan dalam masyarakat Islam. Rasulullah Saw memperingatkan masyarakat soal ancaman perpecahan sepeninggal beliau dan menyampaikan hadis yang terkenal dengan nama hadis Tsaqalain. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Aku akan tinggalkan untuk kalian dua hal, kitab Allah Swt (al-Quran) dan itrahku (Ahlul Bait as), jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan pernah tersesat.”

 

Pada hari ketiga di Mina, kembali Rasulullah Saw menginstruksikan masyarakat berkumpul di masjid Khaif. Di sana, Rasulullah kembali menyampaikan khutbah. Pada khutbah itu beliau menekankan keikhlasan dalam amal, kecintaan kepada imam umat Islam serta menghindari perpecahan serta keseteraan semua orang di hadapan hukum dan ketetapan Allah Swt. Kemudiah beliau memaparkan pentingnya kepemimpinan sepeninggal beliau dengan mengulang hadis Tsaqalain.

 

Rasulullah Saw yang jauh dari tanah kelahirannya, akhirnya setelah 10 tahun menginjakkan kaki di Mekkah. Oleh karena itu, diperkirakan setelah menyelesaikan manasik haji, Rasulullah Saw akan berada di Mekkah selama beberapa waktu. Namun tidak demikian. Setelah semua manasik haji terlaksana, Rasulullah Saw memanggil muadzin beliau yaitu Bilal Habasyi, untuk menyeru kepada masyarakat untuk bergerak meninggalkan kota Mekkah. Masyarakat pun menyertai Rasulullah Saw meninggalkan Mekkah. Bahkan para hujjaj dari Yaman yang jalur perjalanan pulang mereka menuju ke arah utara, tidak meninggalkan Rasulullah.

 

Ketika rombongan Rasulullah Saw sampai di wilayah Kura’ al-Ghamim, di mana Ghadir Khum juga di wilayah itu, Nabi Muhammad Saw bersabda:
 

اَیُّهَا النَّاسُ، أجیبُوا داعِیَ اللَّهِ، اَنَا رَسُولُ اللَّهِ

“Wahai masyarakat! Jawablah penyeru Allah bahwa aku adalah Rasulullah”

Ucapan Rasulullah Saw ini menunjukkan bahwa beliau akan menyampaikan sebuah pesan penting. Kemudian Nabi memerintahkan rombongan untuk berhenti. Mereka yang berjalan terdepan juga kembali, sampai akhirnya  semua berkumpul di Ghadir Khum. Masing-masing mencari tempat. Para sahabat menumpuk batu-batu dan pelana onta agar Rasulullah Saw dapat berdiri lebih tinggi hingga disaksikan semua sahabat dan agar suara beliau terdengar.

 

Para sahabat Nabi menanti beberapa waktu sampai akhirnya adzan dikumandangkan dan bersama-sama menunaikan shalat zuhur diimami Rasulullah. Usai shalat, Rasulullah berdiri di atas tumpukan batu dan pelana itu dan memanggil Ali bin Abi Thalib as serta memerintahkannya untuk berdiri di sebelah kanan dan satu tingkat lebih rendah. Setelah itu, Nabi Muhammad Saw menyampaikan khutbah bersejarahnya. Setelah memanjatkan puja dan puji kepada Allah Swt, beliau bersabda: Allah Swt telah mewahyukan kepadaku demikian: Wahai Rasul sampaikanlah (kepada masyarakat) apa yang telah diwahyukan Tuhanmu, dan jika tidak kau lakukan maka tidak pula kau sampaikan risalah [agama]-Nya, dan Allah [Swt] akan menjagamu dari [gangguan] masyarakat.”

 

Rasulullah Saw melanjutkan khutbahnya dan berkata, “Wahai masyarakat, aku tidak lalai dalam menyampaikan apa yang diwahyukan Allah Swt kepadaku. Aku akan menjelaskan kepada kalian sebab-sebab turunnya ayat ini. Jibril tiga kali menghadapku dan dari sisi Allah Swt dia memerintahkanku untuk mengumumkan kepada kalian semua bahwa Ali bin Abi Thalib, adalah saudaraku, wakilku dan penggantiku untuk umatku dan imam sepeninggalku. Wahai masyarakat! Aku meminta Jibril untuk memohon kepada Allah agar aku dibebaskan dari penyampaian pesan ini, karena aku mengetahui hanya sedikit orang yang bertakwa serta banyaknya orang-orang munafik dan para mufsidin pendosa dan berbagai tipu daya mereka dalam mengolok agama Islam. Akan tetapi Allah Swt pada kali ketiga, memperingatkanku bahwa jika tidak aku sampaikan pesan ini maka aku juga tidak menyampaikan risalah-Nya.” 

 

Rasulullah Saw juga menjelaskan 12 imam yang akan memimpin umat sepeninggal beliau dan bersabda, “Wahai masyarakat! Ini adalah terakhir kalinya aku berbicara dalam perkumpulan seperti ini. Maka dengarkan dan patuhilah dan berserahdirilah kalian di hadapan perintah Allah Swt. Ketahuilah bahwa yang halal dan haram sangat banyak bagiku untuk menjelaskannya satu per satu, oleh karena itu, aku akan mengatakannya sekali bahwa aku memerintahkan [kalian] pada yang halal dan aku melarang [kalian] dari yang haram dan untuk menjelaskannya aku diperintahkan untuk mengambil baiat dari kalian dan berjanji dalam jabat tangan bahwa kalian menerima apa yang datang dari sisi Allah Swt terkait Ali sebagai Amirul Mukminin dan para imam dari keturunanku dan Ali. Dan Mahdi adalah hakim kebenaran hingga hari akhir.”

 

“Wahai masyarakat! Jumlah kalian sedemikian banyak untuk satu per satu berjabat tangan denganku akan tetapi sesuai perintah Allah Swt aku harus mengambil pengakuan kalian satu per satu bahwa kalian telah menerima posisi kepemimpinan atas umat Mukmin yang telah aku tetapkan untuk Ali, dan juga aku diperintahkan untuk mendapat pengakuan dan baiat tentang penerimaan keimaman dan kepemimpinan dari keturunanku dan keturunan Ali. Dengan demikian, katakan secara bersama-sama: kami telah mendengar apa yang telah kau sampaikan dari sisi Allah Swt kepada kami tentang kepemimpinan multak Ali dan para imam setelahnya yang dari keturunannya, dan kami mematuhi, berserah diri serta kami ridho atas perintah tersebut! Sekarang kami menerima kepemimpinanmu dengan berbaiat dengan jiwa, hati, mulut dan tangan kami dan berjanji untuk hidup dan mati dengan keyakinan tersebut sampai kami dibangkitkan.”

 

Lalu para sahabat pun dengan suara lantang mengiyakan seruan Rasulullah Saw. Kemudian para sahabat  mengerumuni Rasulullah Saw dan Amirul Mukminin. Untuk meresmikan baiat, Rasulullah Saw memerintahan kepada para sahabatnya untuk mendirikan dua tenda, yang satu untuk beliau dan lainnya untuk Amirul Mukminin. Dengan demikian para sahabat dapat secara teratur berbaiat kepada Rasulullah Saw kemudian menuju Amirul Mukminin untuk berbaiat dan mengucapkan selamat kepada beliau. 

 

Acara baiat itu belum selesai, Nabi Muhammad Saw kembali menerima wahyu yaitu ayat 3 surat al-Maidah:

 

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”