کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 24 Oktober 2012 10:59

Fathimah Az-Zahra

Az-Zahra Fathimah, putri Muhammad bin Abdullah saw dan Khadijah binti Khuwailid ra. Beliau lahir dari dua orangtua termulia sepanjang sejarah manusia. Fathimah Az-Zahra adalah putri nabi teragung dan istri Imam pertama.

Imam Hasan bin Ali as berkata, “Aku pernah melihat ibuku Fathimah as berdiri di mihrabnya sepanjang malam Jumat. Beliau senantiasa melakukan rukuk dan sujud sampai terbit fajar. Aku mendengarnya berdoa untuk mukminin dan mukminat dengan menyebut nama-nama mereka. Beliau memperbanyak doanya untuk mereka, namun tidak berdoa untuk dirinya sama sekali. Aku bertanya padanya, “Wahai Ibu, mengapa ibu tidak mendoakan untuk diri ibu sebagaimana ibu mendoakan orang lain.?” Beliau menjawab, “Wahai anakku, dahulukan tetangga lalu rumah kita.”

Para sejarawan berbeda pendapat tentang sejarah kelahiran Fathimah as. Namun yang masyhur di kalangan sejarawan Syiah Imamiyah, kelahirannya pada hari Jumat tanggal 20 Jumadil Akhir, tahun kelima Bi’tsah. Sementara yang lain menyatakan: Beliau dilahirkan 5 tahun sebelum Bi’tsah.

Abu Bashîr meriwayatkan dari Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad as berkata, “Fathimah dilahirkan pada tanggal 20 Jumadil Akhir tahun ke 45 dari kelahiran Nabi saw. Menetap di Mekah selama delapan tahun dan di Madinah sepuluh tahun. Beliau wafat 75 hari setelah wafat ayahnya. Beliau wafat pada hari Selasa tanggal 3, bulan Jumadil Akhir, tahun 11 H.”

Nama-nama Az-Zahra

As-Siddîqah

Berarti sempurna kebenarannya. Beliau membenarkan ayahnya, benar perkataan, perbuatan dan kesetiaannya. Beliau adalah as-Shiddîqah al-Kubrâ. Masa berputar untuk mengenalnya sebagaimana yang diriwayatkan dari cucu-cucunya Imam Shadiq as.

Al-Mubârakah

Yaitu kebaikan melimpah yang muncul dari Az-Zahra, al-Quran mensifatinya dengan Kautsar karena keturunan Nabi saw terputus kecuali dari beliau as. Dia adalah ibu para Imam yang suci dan ibu dari keturunan yang banyak. Dia yang mempertahankan risalah Muhammad saw. dan menanggung beban menghadapi tirani dan para penyeleweng. Dia adalah kebaikan yang banyak atau permata terindah yang diberikan Allah Swt pada Rasulnya sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Kautsar. Ibnu Abbas meriwayatkan: Rasulullah saw bersabda, “Putriku Fathimah adalah bidadari dalam rupa manusia. Dia tidak tercemari oleh (darah) haid dan kotoran dan dinamai Fathimah karena Allah Swt melindunginya dan pengikutnya dari api neraka.”  Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Fathimah adalah bidadari dalam rupa manusia, disaat aku merindukan surga aku pun menciumnya.” Ibnu Abbas bin Malik mengatakan, “Fathimah laksana bulan di malam purnama atau seperti matahari mengatasi mendung ketika keluar dari awan, putih, mempunyai raut wajah yang kemerah-merahan, berambut hitam, dan sangat mirip dengan Rasulullah saw.”

Al-Thâhirah

Beliau dijuluki al-Thâhirah karena kesuciannya dari segala noda dan dosa. Beliau sama sekali tidak pernah melihat darah haid ataupun nifas sebagaimana diriwayatkan Imam Baqir as. Al-Quran pun telah menyatakan kesuciannya dari kotoran dalam ayat Tathhîr.

Ar-Râdhiyah

Beliau salamullah’ alaiha senantiasa ridha’ terhadap apa yang ditakdirkan kepadanya dari kepahitan hidup, kesulitan, musibah dan pahalanya.

Al-Mardhiyyah

Beliau diridhai oleh Tuhannya sebagaimana diberitakan oleh al-Quran al-Karim tentang hal tersebut dalam surah ad-Dahr karena Tuhannya meridhai usahanya dan mengamankannya dari ketakutan paling besar dan beliau termasuk dalam ayat, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Beliau juga sangat takwa pada Tuhannya sebagaimana kita dapat melihat hal itu dalam sejarah hidupnya.

Al-Muhaddatsah

Wanita yang berbicara dengan para Malaikat, seperti halnya Malaikat berbicara dengan Maryam putri Imran, Ibu Musa dan Sarah istri Nabi Ibrahim ketika Malaikat memberi kabar gembira padanya dengan Ishaq dan Ya’qub setelah Ishaq. Rasulullah saw menjuluki Fathimah dengan sebutan “Ummu Abiha” sebagai penghormatan terhadap kedudukannya karena tak seorang pun yang menyamainya dalam kecintaan Rasul saw. kepadanya serta tingginya kedudukannya di sisi beliau. Rasul memperlakukannya seperti perlakuan seorang anak pada ibunya sebagaimana dia memperlakukan Rasul seperti perlakuan ibu pada anaknya karenanya Fathimah selalu mendekap beliau, membalut luka-lukanya dan meringankan deritanya.

Az-Zahra juga dijuluki Ummul Aimmah (ibu para Imam) karena Rasul saw telah memberitahukan bahwa para Imam berasal dari putra-putranya dan al-Mahdi afs berasal dari keturunannya.

 

 

Bihar al-Anwâr : 43 / 105 dan lihat Al-Manâqib : 3 / 233

Târikh Baghdad : 12 / 331, Hadis 6772 dan Kanzul ‘Ummâl : 12 / 109

Târikh Al-Khatib Al-Baghdadi : 5 / 87, Al-Ghadir ; 3 / 18

Mustadrak Al-Hakim : 3 / 161

Bihar al-Anwâr : 43 / 19

QS. al-Ma’idah:119

Yanabi’ Al-Mawaddah : 2 / 83, Muntakhab Al-Atsar : 192, dan Kanzul ‘Ummâl : 12 / 105

Rabu, 24 Oktober 2012 10:57

Doa Kumayl di Masjid Nabawi

Saat ini sekitar 22 ribu peziarah Iran berada di kota suci Madinah al Munawarah, dan hampir semuanya malam jum'at kemarin (4/10) bersama dengan muslim syiah lainnya dari berbagai Negara mengadakan majelis pembacaan do'a Kumayl di areal Masjid Nabawi di bawah pengawalan kepolisian Arab Saudi. Majelis tersebut berlangsung sejak pukul 21:30 waktu setempat selama satu jam.

Pihak kepolisian Arab Saudi sejam sebelum penyelenggaraan majelis do'a khas Syiah tersebut dimulai telah meningkatkan pengamanan dan menyerukan toko-toko yang berada dekat majelis untuk ditutup. Pihak kepolisian awalnya bahkan hendak mengosongkan masjid Nabawi dari berbagai aktivitas namun kemudian mengurungkan rencana tersebut sebab para peziarah tetap membludak hendak beribadah di dalam masjid Nabawi. Karena tidak bisa mencegah tuntutan peziarah Syiah dari berbagai Negara termasuk dari Arab Saudi sendiri yang juga berada di lokasi majelis mendesak untuk turut bergabung, pihak kepolisian akhirnya memberi izin kepada warga Syiah lainnya untuk menyertai majelis yang awalnya hanya dikhususkan untuk peziarah Iran tersebut. Pihak kepolisian hanya mampu mencegah beberapa peziarah Sunni yang hendak turut bergabung meskipun peziarah tersebut berkewarganegaraan Iran dan memberi alasan ukhuwah Islamiyah. Dengan berdalih, pihak kepolisian bertanggungjawab atas keamanan warga Iran dan Syiah dan kelancaran majelis, akhirnya peziarah Sunni tidak bisa bergabung dan hanya turut berdo'a di luar pagar yang dijaga ketat beberapa kesatuan kepolisian Arab Saudi tersebut.

Dalam majelis do'a tersebut para pezirah Syiah membaca zikir dan munajat secara berjama'ah dan membaca doa Nabi Khidir as yang diajarkan Imam Ali as kepada sahabatnya Kumayl bin Ziad sehingga masyhur disebut dengan do'a Kumayl. Meskipun hanya berlangsung selama sejam, para peziarah Syiah mengucapkan suka citanya mampu menyelenggarakan secara berjama'ah dan terbuka majelis do'a khas Syiah tersebut di areal masjid Nabawi dan disisi makam Rasulullah Saw. Pada tahun-tahun sebelumnya, peziarah Syiah tidak bisa menampakkan terang-terangan ritual khas Syiah yang dinilai pihak kepolisian syariat Arab Saudi sebagai amalan syirik dan bid'ah. Sebelumnya ditetapkan larangan keras bagi muslim Syiah untuk sekedar membawa buku do'a memasuki areal masjid Nabawi, pemakaman Baqi dan kawasan suci Ka'bah.

 

Sejarah Do'a Kumayl

Doa Kumayl diajarkan Imam ali Menurut seorang alim besar, Sayyid Ibn Thawuus, dalam buku Iqbal, riwayat ini disampaikan Kumayl, "Pada suatu hari, saya duduk di Masjid Basrah bersama Maulana Amirul Mukminin (Imam Ali) membicarakan hal Nisfu Sya'ban. Ketika ditanya tentang ayat "Fiiha yufroqu kullu amrin hakimin" QS 44:4), Imam Ali mengatakan ayat ini mengenai Nisfu Sya'ban; orang yang beribadat di malam itu, tidak tidur dan membaca Doa Hidhir, akan diterima doanya oleh Alah SWT."

Ketika Imam Ali pulang kerumahnya, dimalam itu, saya menyusul beliau. Melihat saya, imam bertanya, apakah keperluan anda kemari? Jawab saya, "Saya kemari untuk mendapatkan doa Hadhrat Hidir, Imam mempersilahkan saya duduk, seraya mengatakan: "Ya Kumayl apabila anda menghafal doa ini dan membacanya setiap malam jum'at cukuplah itu untuk melepaskan anda dari kejahatan, anda akan ditolong Allah diberi rizki dan doa ini akan makbul. Ya Kumayl, lamanya persahabatan dan kekhidmatan anda, menyebabkan anda dikarunia nikmat dan kemuliaan untuk belajar (Doa Kumayl)".

Dalam Mafatihul Jinan, Muhaddits besar Al-Qummi, yang dikutip dalam Mishbah-ul-Mutahajjid, disebutkan bahwa doa ini adalah doa terbaik dan termasyur sebagai Doa Hadhart Khidr dan bahwa Imam Ali mengatakan kepada Kumayl, salah seorang sahabat beliau, untuk membacanya dimalam Nisfu Sya'ban dan setiap malam Jum'at. Dikatakan bahwa doa ini memperluas pintu rezeki dan melawan niat jahat musuh dan meluputkan dari dosa.

Dewasa ini krisis spiritual menjadi salah satu masalah utama di dunia Barat. Islam adalah agama yang sempurna dan dapat menjawab semua tantangan dan tuntutan zaman termasuk tuntutan jiwa masyarakat Barat yang haus akan spiritual. Agama ini sangat memperhatikan sisi-sisi mendalam jiwa dan fitrah manusia.

Para politisi Barat yang memahami daya tarik, keistimewaan, kesempurnaan dan kebenaran Islam berusaha menghalangi meluasnya agama Samawi ini di tengah masyarakat Barat. Mereka menggelontorkan berbagai proyek anti-Islam (Islamphobia). Contoh terbarunya adalah produksi dan penyangan film Innocence of Muslim yang terang-terangan melecehkan kesucian Nabi Muhammad Saw dan penerbitan karikatur penghinaan terhadap nabi umat Islam ini oleh majalah Perancis, Charlie Hebdo .

Nabi Muhammad Saw mengajarkan manusia akan cinta dan kasih sayang, kemanusiaan, dan kebebasan. Beliau diutus untuk mengajarkan hikmah, penyucian diri, dan suri tauladan bagi umat manusia terutama dalam menjalankan keadilan. Manusia suci pilihan Allah Swt ini dalam pidatonya yang terakhir menjelaskan tentang pesan-pesan penting terkait kemanusiaan seperti martabat, hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Dalam pidato perpisahan beliau yang disampaikan dalam keadaan sakit, Rasulullah Saw kepada masyarakat mengatakan, "Barang siapa yang memiliki hak dari diriku, katakanlah, ia memafkanku dan merelakanku atau menghukumku (qishash) sehingga perhitungan kami tidak sampai di akhirat."

Seseorang bernama Sauda Bin Qais berdiri dan kepada Rasulullah Saw mengatakan, "Suatu hari kita pulang dari medan perang bersama-sama. Untamu dan untaku berdiri berdampingan kemudian cambuk di tanganmu mengenaiku. Aku tidak tahu apakah itu engkau sengaja atau tidak." Mendengar perkataan Sauda, Rasulullah Saw berkata, " Aku berlindung kepada Allah jika aku lakukan dengan sengaja. Ya Sauda Bin Qais, engkau lakukan qishashmu atau memaafkan perbuatanku itu?" Sauda mengatakan, "Aku akan lakukan qishas terhadapmu." Beliau berkata, "Ambillah cambuk itu dari rumahku."

Nabi Muhammad Saw dengan penuh tawadhu menyiapkan diri untuk dicambuk. Namun Sauda mengatakan bahwa bahunya yang terkena cambuk Rasulullah Saw waktu itu dalam keadaan telanjang. Kemudian beliau menyingkapkan pakaian yang menutupi bahunya. Sauda pun mendekati Rasulullah Saw, namun ia tidak mencambuk bahu beliau tetapi justru menciumnya kemudian berkata, "Aku hanya mencari alasan untuk dapat mencium bahumu."

Rasulullah Saw mengajarkan kepada umat Islam bahwa para pejabat pemerintahan harus bersikap tawadhu dan sopan kepada masyarakat dan tidak berbicara dengan kekuatan dan kekuasaannya. Ibnu Masud meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dengan badan gemetar karena kebesaran dan keagungan beliau. Ketika Rasulullah Saw mengetahui hal itu, beliau mengatakan, "Wahai saudaraku tenanglah, aku bukan seorang raja."

Nabi Muhammad Saw tidak suka bersikap seperti raja. Beliau berperilaku seperti layaknya masyarakat biasa dan duduk di atas tanah bersama mereka. Imam Ali as ketika mensifati keluhuran akhlak dan budi Nabi Muhammad Saw mengatakan, Rasulullah Saw menerima undangan makan para budak. Beliau duduk di atas tanah bersama masyarakat, memeras susu sendiri, berperilaku sederhana dan tawadhu. Beliau tidak pernah selonjorkan kaki di depan orang meskipun di hadapan anak kecil dan tidak pernah duduk bersandar ketika orang-orang datang kepada beliau. Perut beliau selalu kosong dan dalam keadaan lapar. Fisik luar beliau tampak seperti orang-orang lemah tetapi hati beliau kuat.

Poin lain dalam pribadi Nabi Muhammad Saw adalah beliau marah karena Allah Swt. Beliau marah jika ada hak-hak seseorang dilanggar. Dalam hal ini beliau tidak takut kepada siapa pun dan apa pun hingga hak-hak itu dikembalikan kepada pemiliknya. Namun ketika beliau dihina dan di sakiti, beliau tidak pernah merasa dendam atau ingin membalasnya. Beliau justru menunjukkan kemurahan hatinya dengan memaafkan orang yang meyakitinya. Pasca penaklukan kota suci Mekah, beliau memaafkan semua kesalahan orang-orang yang telah menindasnya. Padahal selama 20 tahun kaum kafir Quraisy menindas umat Islam.

Di masa jahiliyah di mana kebodohan menyelimuti umat manusia, Allah Swt mengutus Nabi Muhammad Saw. Di masa itu, manusia diliputi kegelapan hingga memiliki keyakinan bahwa anak perempuan tidak berguna. Mereka mengubur hidup-hudup anak perempuannya yang tidak berdosa dan menindas kaum Hawa. Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada yang merendahkan perempuan kecuali orang-orang yang rendah dan tercela."

Rasulullah Saw menempatkan perempuan dalam posisi yang terhormat. Ketika terjadi pembaiatan, beliau memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Kaum laki-laki kepada beliau berkata, "Perempuan dan keluarga kami mengikuti kami dan tidak memerlukan baiat mereka kepada engkau." Kemudian turun sebuah ayat kepada Nabi Muhammad Saw bahwa laki-laki tidak dapat menggantikan baiat perempuan.

Di kesempatan lainnya, Rasulullah Saw kembali memposisikan perempuan untuk berbaiat secara independen dan mengajarkan kepada mereka untuk berperan aktif di berbagai bidang seperti sosial, politik, dan tanggung jawab-tanggung jawab lainnya. Sementara hingga satu abad sebelumnya, perempuan di Barat tidak mempunyai hak suara seperti yang diberikan oleh Islam.

Meski Rasulullah Saw mengemban risalah besar dari Allah Swt, namun beliau berperilaku sederhana layaknya masyarakat biasa. Beliau duduk di atas tanah bersama mereka. Ketika seseorang datang dan bergabung dengan mereka, orang tersebut tidak mengetahui yang mana pemimpin dan siapa yang dipimpin, semua kelihatan sama. Kemudian orang itu akan bertanya, "Siapa yang namanya Muhammad di antara kalian?"

Ketika beliau masuk ke sebuah pertemuan, beliau selalu duduk di tempat yang kosong bersama masyarakat lainnya dan tidak pernah mengizinkan orang berdiri hanya untuk menghormati beliau. Beliau berbicara menggunakan kalimat yang pendek dan penuh makna dan tidak pernah menggunakan kata-kata kasar atau memotong pembicaraan orang lain. Kelembutan dan kesopanan Nabi Muhammad Saw menyebabkan masyarakat di masa itu menilai beliau sebagai seorang ayah yang penuh kasih sayang.

Sisi lain pribadi Rasulullah Saw adalah perhatian beliau kepada orang-orang miskin, lemah dan tertindas. Ketika mayarakat kota Madinah menyambut beliau pulang dari perang Tabuk, ada seorang laki-laki tua bernama Saad al-Anshari turut menyambut dan mengulurkan tangan kepada beliau. Kemudian Rasulullah Saw berkata, "Mengapa tanganmu kasar sekali?" Saad menjawab, "Aku bekerja keras dengan skop (alat untuk mengeruk tanah) demi memenuhi kebutuhan keluargaku." Kemudian beliau mengangkat tangan lelaki tua tersebut supaya orang-orang melihatnya lalu menurunkannya dan mencium tangan lelaki tua itu. Beliau kembali mengangkatnya tinggi-tinggi dan berkata,"Demi Allah, tangan ini tidak akan menyentuh api neraka."

Memerangi khurafat adalah sisi lain dari pribadi Rasulullah Saw. Ketika putra beliau Ibrahim yang masih kecil meninggal, Rasulullah sangat bersedih dan menangisinya. Sejumlah sahabat berkata,"Nabi Saw seharusnya tidak menangisi kematian anaknya." Beliau kepada mereka berkata, "Aku menangis tetapi aku tidak mengeluh yang bertentangan dengan Tauhid. Hatiku hancur, mataku mengucurkan air mata namun aku menghadapi kematian dengan benar. Aku mempunyai perasaan. Seorang ayah yang tidak menangis karena berpisah dengan anaknya, maka ia bukan seorang ayah."

Ketika putra Rasulullah Saw Ibrahim meninggal dunia, terjadi gerhana matahari. Masyarakat di masa itu yang dipenuhi dengan khurafat menganggap gerhana matahari sebagai tanda kesedihan langit atas meninggalnya Ibrahim. Kemudian Nabi Muhammad Saw kepada mereka berkata,"Wahai manusia, gerhana matahari hari ini sebagai tanda kebesaran Allah Swt dan tidak ada hubungannya dengan kematian Ibrahim. Gerhana matahari dan bulan bukan untuk kematian atau kelahiran seseorang. Setiap kali kalian melihat gerhana matahari dan bulan maka dirikanlah shalat." Rasulullah Saw tidak hanya memerangi khurafat tetapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Tauhid supaya tidak tersesat dengan kebodohan mereka.

Nabi Muhammad Saw adalah hamba yang shaleh dan menjelaskan kebenaran dengan argumentasi dan logika. Beliau dengan kekuatan iman dan kelembutan telah menghancurkan pondasi kebatilan dan memadamkan api bujukan setan yang menyesatkan manusia. Di samping itu, beliau juga telah menebarkan suara kebenaran kepada manusia.

Namun Barat berupaya merusak kepribadian mulia Nabi Muhammad Saw dengan menyebarkan berbagai pelecehan dan penghinaan demi mencegah meluasnya ajaran suci beliau. Dalam al-Quran surat Al-i-Imran ayat 54, Allah Swt berfirman, "(Mereka mengatur tipu daya) maksudnya orang-orang kafir dari golongan Bani Israil terhadap Isa karena menunjuk orang yang akan membunuhnya secara diam-diam (dan Allah membalas tipu daya mereka) dengan jalan mengubah muka seorang seperti Isa sehingga mereka bunuh sedangkan Isa diangkat ke langit, (dan Allah sebaik-baik yang membalas tipu daya)."

Tak diragukan lagi, aksi penistaan terhadap kesucian Nabi Muhammad Saw tidak akan menghasilkan apa pun bagi musuh-musuh Islam kecuali hanya meningkatkan ketertarikan dan kecondongan orang kepada agama suci ini.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Kamis (11/10) pagi dalam pertemuan dengan ribuan guru, dosen dan dewan keilmuan perguruan tinggi provinsi Khorasan Utara mengingatkan pentingnya membangun jatidiri insani sejak usia dini yang didasarkan pada kepribadian luhur. Beliau menandaskan, "Kebutuhan paling mendasar di negara ini adalah menumbuhkan jiwa optimisme akan masa depan, gairah, dan rasa percaya diri pada generasi muda."
Di awal pembicaraan, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa digelarnya pertemuan dengan para guru dan dosen seperti ini dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya penghormatan kepada kedudukan guru. Beliau menyinggung pembicaraan sejumlah guru dan dosen di awal pertemuan dan menyebutnya sebagai pembicaraan yang tepat, cermat dan ilmiah yang disampaikan oleh para guru dari provinsi Khorasan Utara. "Apa yang sudah disampaikan tadi sangat layak untuk dimanfaatkan dan orang senang mendengarnya. Ini menunjukkan potensi menonjol dan pemikiran maju dan cerah yang dimiliki Khorasan Utara," kata beliau.
Berbicara mengenai filosofis pembentukan pemerintahan dalam Islam yang ditujukan untuk menciptakan perubahan mendasar dan menyeluruh pada individu dan masyarakat serta untuk menegakkan nilai-nilai suci yang menggeser sifat-sifat buruk, Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan, "Dalam perspektif ini, peran pendidikan dan bimbingan serta kedudukan lembaga pendidikan tinggi berikut guru dan dosen sangatlah penting dan menonjol."
Seraya mengingatkan bahwa salah satu tugas utama pendidikan adalah membentuk kepribadian anak, beliau menjelaskan beberapa karakter penting yang dibutuhkan masyarakat dan harus dipupuk sejak dini.
Rahbar menyinggung pula masalah pendidikan budaya berlogika, dan mengatakan, "Sejak usia dini anak-anak harus dilatih dan dibiasakan untuk berlogika dan berpikir benar."
Masalah lain yang juga mesti diperhatikan dalam pendidikan anak adalah menumbuhkan rasa percaya diri. Beliau mengungkapkan, "Salah satu budaya keliru di masa lalu dan sampai saat ini masih mengakar adalah budaya memandang Barat dengan kacamata membutuhkan, menganggap besar Barat dan memandang kerdil diri sendiri khususnya yang berhubungan dengan masalah keilmuan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, pandangan yang keliru ini harus diberantas hingga ke akar dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri.
"Rasa percaya diri yang bertolak belakang dengan kepercayaan kepada Barat harus dikembangkan di tengah anak-anak dan generasi muda. Menumbuhkan rasa percaya diri adalah salah satu tugas penting lembaga pendidikan dan bimbingan dan lembaga pendidikan tinggi," imbuh beliau.
Lebih lanjut Rahbar menyebut soal lapang dada dan kesabaran yang merupakan salah satu sifat mulia. Menurut beliau sifat mulia ini sangat diperlukan oleh masyarakat dan merupakan modal utama dalam menjalin hubungan sosial bahkan politik. "Jika faksi-faksi politik menjunjung tinggi asas toleransi dan lapang dada diantara mereka, maka akan tercipta kondisi yang lebih baik," tandas beliau.
Hal lain yang disinggung dalam pembicaraan ini adalah membudayakan rasa keingintahuan, semangat kerja berkelompok dan kerjasama, menghindari kemalasan, serta budaya menelaah dan membaca di tengah anak-anak dan generasi muda. Membiasakan anak dengan cita-cita yang tinggi, menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah salah satu hal yang dibutuhkan negara.
"Salah satu tugas lembaga pendidikan dan bimbingan adalah menumbuhkan kepercayaan diri bahwa kita bisa," kata beliau.
Seraya menjelaskan kemajuan yang dicapai Iran di bidang keilmuan dan besarnya tingkat penerimaan mahasiswa dan dewan keilmuan di perguruan tinggi negara ini dibanding kondisi di awal kemenangan revolusi Islam, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Lembaga-lembaga sains terkemuka dunia mengumumkan bahwa Republik Islam Iran berada di peringkat keenam belas dunia di bidang sains. Mereka juga memprediksikan bahwa enam tahun kedepan Republik Islam Iran akan naik ke peringkat empat dunia."
Iran, ungkap beliau, menyumbangkan dua persen produksi sains dan keilmuan dunia. "Semua prestasi ini dicapai dalam kondisi yang sulit, di tengah himpitan embargo dan intimidasi. Langkah kemajuan itu dimulai oleh sekelompok pemuda berbakat yang mengandalkan tekad dan semangat kuat meski tidak mendapat dukungan spiritual dan finansial yang terlembaga," ujar beliau.
Rahbar menambahkan, "Prestasi-prestasi besar keilmuan dan akademi yang dicapai dalam kondisi seperti itu menumbuhkan optimisme sekaligus menunjukkan rasa percaya diri dan tekad untuk maju di tengah generasi muda."
Beliau menekankan untuk selalu menyuntikkan rasa percaya diri di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi sekaligus mengikis pesimisme.
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengimbau para guru dan dosen untuk melindungi generasi muda dari mistik palsu. Beliau mengatakan, "Parameter Islam dalam masalah ketinggian spiritual dan ruhani adalah ketaqwaan, menjauhi dosa dan memandang penting masalah shalat dan mengakrabkan diri dengan al-Qur'an."
Lebih lanjut beliau menyampaikan kritikan atas puji-pujian yang disampaikan dalam banyak pertemuan. Menurut beliau, mengungkapkan cinta kepada abdi masyarakat adalah hal yang didukung oleh Islam. Tapi jangan sampai menggunakan kata-kata yang berlebihan.
Jum'at (12/10) pagi, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei ikut serta dalam upacara gabungan korps militer, kepolisian, dan basij provinsi Khorasan Utara di kamp militer Syahid Nouri Brigade Infantri Jawadul Aimmah (as) Pasukan Garda Revolusi Islam (Sepah-e Pasdaran Enqelab-e Islami).
Setibanya di kamp militer Syahid Nouri, Rahbar memberikan penghormatan kepada para syuhada di monumen syuhada di kamp militer tersebut, membaca surat al-Fatihah dan memohon ketinggian derajat di sisi Allah bagi para syuhada. Usia pemberian hormat, beliau memeriksa barisan satuan-satuan militer yang hadir pada acara itu.
Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pembicaraannya di upacara tersebut menyatakan bahwa angkatan bersenjata memberi ketenangan kepada rakyat dan melindungi negara ini dari gangguan dan ancaman pihak asing. Beliau menegaskan bahwa bangsa Iran yang mengikuti ajaran Islam bukan bangsa agresor, tapi tak akan pernah diam bila menjadi sasaran agresi.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa tindakan kubu hegemoni dalam menebar perang dimaksudkan untuk mencari pasar bagi penjualan senjata dan untuk memarakkan industri militer yang dimiliki oleh para konglomerat. Beliau menandaskan, "Satu-satunya cara melemahkan atau bahkan memadamkan motivasi kubu hegemoni dalam menebar perang adalah kesiagaan umum dan kesiapan pertahanan angkatan bersenjata."
Rahbar yang juga Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata menegaskan, "Kesiapan umum bangsa Iran terlebih para pemudanya saat ini lebih tinggi dibanding sebelumnya, dan angkatan bersenjata saat ini jauh lebih kuat dan lebih siaga."
Seraya mengingatkan bahwa faktor utama yang memberikan kekuatan dan kemampuan pertahanan angkatan bersenjata adalah dengan mengingat Allah dan meningkatkan spiritualitas, beliau mengatakan, "Kemenangan para pejuang Islam sepanjang delapan tahun Perang Pertahanan Suci atau kekalahan pasukan Zionis yang secara lahiriyah sangat kuat dalam perang 33 hari di Lebanon dan 22 hari di Gaza adalah contoh paling tepat untuk menunjukkan kekuatan spiritualitas dalam meningkatkan kemampuan pertahanan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Dibandingkan masa lalu, saat ini bangsa Iran merasa lebih kuat dalam menghadapi lawan-lawannya. Perasaan ini didasari oleh realita."
Beliau menekankan untuk menjaga kesiagaan dan memperkuat kemampuan pertahanan bangsa dan angkatan bersenjata. Kesiagaan dan kekuatan ini memberikan wibawa yang besar kepada bangsa Iran dan tidak menyisakan kesempatan bagi musuh untuk berpikir menyerang negara ini.
Di awal upacara, Panglima Pasukan Garda Revolusi Mayor Jenderal Ja'fari menjelaskan kesiagaan dan kemampuan pertahanan angkatan bersenjata khusus Pasukan Garda Revolusi.
"Selain terus memantau semua ancaman yang ada, Pasukan Garda Revolusi membentuk angkatan darat dan pasukan basij yang handal dan terus meningkatkan daya jelajah sistem roket, serta kemampuan pertahanan lautnya," kata Ja'fari.
Di akhir upacara, satuan-satuan yang hadir melakukan parade militer di depan Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata, Ayatollah al-Udzma Khamenei.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari keempat kunjungan ke provinsi Khorasan Utara, hari Sabtu (13/10) mengunjungi kota Esfarayen. Di kota yang dikenal dengan sebutan Darul Qur'an ini dan di depan puluhan ribu warga yang memadati lapangan olahraga Takhti, beliau menjelaskan dua parameter utama bagi kemajuan yaitu ‘rasa percaya diri di tingkat nasional' dan ‘keadilan'.
Beliau mengatakan, "Bangsa Iran yang sudah merasakan kekuatan dan kemampuan diri hari ini berada di sebuah front perang ‘kehendak' melawan musuh-musuh yang menentang kemajuan bangsa ini. Yang menentukan dalam perang ini adalah kemampuan mempertahankan tekad dan kehendak yang kuat, kearifan dan ketercerahan, persatuan rakyat dan kekompakan para pejabat negara, rasa tanggung jawab semua elemen bangsa, serta tidak termakan kesombongan diri atau lalai terhadap tipu daya musuh."
Menyinggung gairah dan semangat bangsa sebagai salah satu faktor utama yang menopang kemajuan, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Modal besar ini harus dipertahankan. Jangan biarkan anasir apapun membuatnya lemah atau menghilangkannya sama sekali."
Seraya menjelaskan bahwa target utama imperium media milik Barat adalah menebar pesimisme dan keputusasaan di tengah masyarakat khususnya generasi muda, beliau menegaskan, "Musuh bangsa ini menyadari bahwa gairah dan semangat adalah motor penggerak bangsa untuk bekerja keras dan berusaha. Karena itu, mereka berusaha memadamkan gelora yang membara ini untuk digantikan dengan kelesuan yang pada akhirnya akan membuat negara ini terbelakang."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan kembali akan semangat besar yang dimiliki oleh para komandan dan pejuang di masa Perang Pertahanan Suci yang terjun ke medan tempur dalam kondisi yang sangat sulit. "Menjelaskan kisah perjuangan mereka akan melipatgandakan semangat para pemuda saat ini," kata beliau.
Rahbar juga menyinggung masalah obat-obatan terlarang dan narkotika seraya mengatakan, "Sindikat-sindikat internasional terselubung sengaja menyebarkan obat-obatan terlarang dan narkotika di negara ini dengan tujuan meracuni generasi muda. Selain instansi-instansi terkait yang memang bertanggung jawab, semangat dan gairah para pemuda adalah faktor paling dominan untuk melawan bahaya yang besar ini."
Lebih lanjut beliau mengangkat masalah kemajuan dan menegaskan, "Proses kemajuan tak mengenal batas akhir. Proses ini harus terus ditindaklanjuti sampai bangsa Iran menjadi teladan dalam banyak hal."
Seraya menekankan bahwa cita-cita itu bisa tercapai, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Musuh selalu berusaha mendiktekan kekerdilan jiwa pada diri kita supaya kita mengikuti Barat. Padahal sejarah membuktikan bahwa di masa lalu bangsa ini adalah bangsa yang menonjol di banyak bidang."
Beliau menambahkan, "Meraih kembali kedudukan itu sangat mungkin dicapai dengan tekad dan semangat generasi muda. Seperti yang sudah saya singgung dalam pertemuan dengan para mahasiswa dan elit teladan, dengan mengandalkan kerja keras para pemudanya, Iran harus bisa mencapai kedudukan yang memaksa siapa saja yang ingin memperoleh temuan-temuan ilmiah baru untuk belajar bahasa Persia."
Rahbar mengimbau para pemuda dan elit akademi, politik dan budaya untuk meyakini bahwa itulah yang akan terjadi di masa depan, dan untuk mewujudkannya diperlukan perencanaan dan kerja keras.
Usai menjelaskan kemajuan yang sejalan dengan ajaran Islam, beliau menyebutkan sejumlah parameter kemajuan. Parameter pertama adalah harga diri dan rasa percaya diri di tingkat nasional. "Melihat parameter ini, kemajuan sudah dicapai oleh bangsa Iran. Ketika para pejabat negara ini memiliki kepercayaan diri saat tampil di pentas internasional, itu terjadi karena bangsa ini punya rasa percaya diri," ungkap beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa kepercayaan diri ini didapatkan berkat Islam. Semakin bangsa ini melaksanakan ajaran Islam, rasa percaya diri akan semakin besar.
Parameter kedua menurut beliau adalah keadilan. Dalam logika Islam, kemajuan tanpa keadilan bukan kemajuan yang hakiki. Beliau mengatakan, "Kemajuan materi yang dicapai Barat termasuk Amerika Serikat (AS) hanyalah kemajuan lahiriyah, bukan hakiki. Kemajuan lahiriyah yang diwarnai dengan kesenjangan sosial menunjukkan bahwa pengelolaan negara didasarkan pada logika kapitalisme dan liberal demokrasi Barat."
Mengenai keadilan, Rahbar menyatakan bahwa negara ini sudah mencapai banyak kemajuan dalam hal pemerataan sarana dan fasilitas umum, pembangunan infrastruktur seperti pembuatan jalan dan jalan raya, kesempatan belajar, dan pengadaan kondisi yang adil bagi semua orang untuk mengaktualisasi potensi di seluruh penjuru negeri.
"Jika kondisi negara dinilai dengan parameter ini, maka kita sudah mencapai banyak kemajuan dibanding kondisi sebelum revolusi atau bahkan jika dibandingkan dengan banyak negara. Tapi jika dibandingkan dengan kondisi ideal yang dimaukan Islam, maka kemajuan ini masih jauh dari yang semestinya," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Bangsa Iran saat ini berada di medan yang besar dan perang kehendak. Meski menghadapi banyak kesulitan yang alamiah atau yang ditimpakan oleh pihak lain, di medan ini bangsa Iran sama sekali tak merasa lemah. Bangsa ini yakin bahwa ufuk kemajuan di masa depan nampak semakin besar, cerah, dan menarik."
Mengenai faktor penentu kemenangan dalam perang kehendak, beliau menjelaskan, "Tekad kuat, kegigihan, kearifan, ketercerahan, persatuan dan rasa tanggung jawab pada diri semua elemen bangsa, kekompakan para pejabat negara, dan kerjasama antar instansi adalah komponen-komponen yang bisa membawa bangsa Iran mencapai posisi kemajuan yang layak."
Menyinggung agenda luas musuh untuk mencegah kemajuan bangsa Iran, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Sebagaimana halnya konspirasi-konspirasi musuh sejak awal revolusi yang selalu gagal, kali inipun semua makar dan konspirasi mereka juga akan gagal."
Kegagalan lawan-lawan bangsa Iran dalam 33 tahun sejak kemenangan revolusi Islam, menunjukkan bahwa pemerintahan dan bangsa ini semakin kuat. "Namun masalah ini jangan sampai menimbulkan keangkuhan sehingga lalai akan tipu daya musuh," kata beliau mengingatkan.
Beliau menambahkan, "Jadilah kuat, tapi jangan menganggap musuh lemah. Sebab musuh akan menyusup dengan cara apapun. Untuk itu, kita harus arif."
Berbicara tentang warga Esfarayen yang menduduki peringkat teratas partisipasi dalam pemilihan umum, Rahbar mengatakan, "Kepedulian akan masa depan negeri dan rasa tanggung jawab atas pengelolaan negara seperti ini membuktikan kearifan warga di daerah ini dan semangat yang sangat berharga dan layak dipertahankan dan diperkuat di seluruh penjuru negeri."
Lebih lanjut beliau mengangkat masalah produksi dalam negeri dan menyatakan bahwa minat menggunakan produksi lokal harus dimasyarakatkan secara luas karena menjadi kebutuhan negara yang mendesak.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Mengutamakan merek dan produk asing dibanding produk lokal adalah hal yang salah. Sebab, mendukung produksi lokal sangat bergantung pada kesadaran menggunakan produk lokal."
Beliau menambahkan, jika produksi dalam negeri mendapat dukungan, maka banyak masalah ekonomi seperti pengangguran dan inflasi yang akan teratasi.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar mengaku sangat gembira dapat berkunjung ke kota bersejarah yang dikenal menonjol dalam keilmuan, kebudayaan dan sejarah ini. "Dengan masa lalu yang gemilang dan potensi besar alam dan sumber daya manusianya, Esfarayen bisa kembali menjadi tempat kelahiran para ilmuan dan manusia-manusia besar yang membanggakan bagi negara ini," kata beliau.
Di awal pertemuan, Imam Jum'at Esfarayen Hojjatul Islam wal Muslimin Mohammadiyan dalam kata sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam dan memberikan laporan tentang kondisi ekonomi dan budaya sekaligus menyampaikan berbagai kesulitan yang ada di kota ini.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (14/10) pagi dalam pertemuan dengan ribuan mahasiswa, pelajar dan pemuda Khorasan Utara menyebut gaya hidup sebagai bagian terpenting dan hakiki bagi sebuah kemajuan dan upaya membangun peradaban Islam yang baru.
Seraya mengajak para cendekiawan dan kaum pemikir untuk mengulas masalah ini dan membahas patologi bagi gaya hidup yang ada saat ini di Iran serta memikirkan cara penanganannya, beliau mengatakan, "Kemajuan di ranah ilmu, industri, ekonomi dan politik yang merupakan komponen penting bagi peradaban Islam adalah sarana untuk memperoleh gaya gaya dan budaya hidup yang benar sekaligus jalan untuk meraih kedamaian, keamanan, ketinggian dan kemajuan yang hakiki."
Kemajuan, kata Ayatollah al-Udzma Khamenei, mengandung makna gerakan, jalan dan perubahan. Beliau menambahkan, "Dalam kesimpulan apapun yang diambil dari kemajuan yang tak kenal kata henti (baik kesimpulan materi maupun spiritual) gaya hidup, perilaku sosial, dan metode kehidupan punya signifikansi yang besar."
Mengenai gaya hidup dan kaitannya dengan peradaban baru Islam, beliau menandaskan, "Jika kemajuan universal diartikan dengan membangun peradaban baru Islam, maka peradaban ini akan memiliki dua unsur, yaitu sarana dan hakikat. Dan masalah gaya hidup adalah unsurnya yang hakiki."
Seraya menyatakan bahwa kedua unsur itu harus diwujudkan dalam peradaban Islam, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Unsur sarana atau perangkat keras peradaban ini berhubungan dengan hal-hal yang dalam kondisi dunia saat ini disebut sebagai lambang kemajuan seperti sains, penemuan, ekonomi, politik, wibawa di pentas internasional, dan semisalnya."
Beliau menambahkan, "Dalam kaitan ini, kita sudah membukukan kemajuan yang cukup bagus. Tapi harus diingat bahwa semua prestasi itu terkait dengan unsur sarana untuk meraih unsur hakiki dan piranti lunak bagi peradaban Islam, yaitu gaya hidup."
Berbicara mengenai gaya dan budaya hidup, Rahbar menyinggung berbagai masalah seperti keluarga, pernikahan, model rumah, jenis pakaian, gaya konsumsi, hiburan, pekerjaan serta perilaku individu dan sosial di berbagai lingkungan. Beliau mengatakan, "Gaya hidup kembali kepada semua permasalahan yang membentuk kehidupan manusia."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan aturan Islam dalam masalah gaya hidup. "Dalam Islam ada istilah akal kehidupan yang maknanya sama dengan gaya dan budaya hidup, dan al-Qur'an dalam banyak ayat sucinya membahas masalah ini," kata beliau.
Menurut beliau, tanpa kemajuan pada unsur hakiki peradaban Islam yaitu gaya hidup, maka tujuan dari proses membangun peradaban yang besar ini tak akan bisa tercapai. "Sayangnya, dalam masalah ini kita tidak berhasil mengukir prestasi yang signifikan seperti yang kita raih di bagian pertama yang berhubungan dengan ranah keilmuan, industri dan semisalnya," imbuh beliau.
Rahbar menyebut patologi dan penelitian untuk mencari faktor penghalang kemajuan menyangkut gaya hidup sebagai satu keharusan. Beliau mengajak para cendekiawan, pemikir dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan untuk membahas masalah ini dan mencarikan jalan keluar terbaik.
Menyebut masalah gaya hidup sebagai topik pembahasan yang baru di Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam memberikan permisalan bahasan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan. Mengapa di Iran budaya kerja berkelompok lemah? Mengapa dalam hubungan sosial hak orang lain sering dilanggar? Mengapa angka perceraian di sejumlah daerah tinggi? Mengapa para pengemudi kendaraan tidak terlalu mengindahkan aturan lalu lintas? Apa saja aturan hidup di apartemen dan apakah aturan itu diindahkan? Apakah model yang ideal bagi hiburan yang sehat? Apakah dalam keseharian kita selalu berbicara jujur? Sejauh manakah masyarakat tercemari kebiasaan berbohong? Apakah yang memicu tindakan brutal dan ketidaksabaran dalam hubungan bermasyarakat? Selogis apakah model pakaian dan tatanan kota yang ada saat ini? Apakah hak-hak masyarakat dijaga di internet dan media massa? Apa penyebab munculnya penyakit berbahaya berupa kecenderungan melanggar hukum pada diri sebagian orang? Seberapa besar dedikasi kita dalam bekerja? Sejauh manakah kepedulian kepada kualitas produksi lokal? Mengapa masih banyak ide cemerlang yang hanya bertahan di tahap kata-kata dan impian? Berapa jamkah kerja manfaat yang dilakukan di kantor-kantor? Apa yang harus kita lakukan untuk memberantas riba'? Apakah hak-hak suami, istri, dan anak-anak diindahkan secara penuh dalam keluarga? Mengapa sebagian orang bangga dengan konsumerisme? Apa yang harus kita lakukan supaya perempuan bisa tetap menjaga kehormatan keluarganya dan di saat yang sama dapat melaksanakan tugas sosialnya dengan baik?
"Masih ada puluhan pertanyaan lagi yang menyentuh masalah utama kehidupan. Karena signifikansi masalah-masalah ini dalam kehidupan manusia maka penilaian akan suatu peradaban harus dilihat dari sisi kemajuan yang dicapai dalam masalah gaya hidup," kata beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lantas menjelaskan pandangan Islam dalam masalah ini seraya mengatakan, "Menurut Islam logika, akhlak dan hukum adalah dasar utama bagi kebudayaan yang benar. Kita harus serius menindaklanjutinya. Jika tidak, maka kemajuan Islam dan peradaban baru Islam tak akan pernah terwujud."
Beliau menambahkan, "Budaya hidup dipengaruhi oleh penafsiran kita akan kehidupan. Tujuan apapun yang kita tentukan untuk kehidupan, akan mendatangkan metode dan gayanya masing-masing."
Rahbar menjelaskan, dalam semua ideologi dan aliran politik, sosial dan ekonomi, untuk mewujudkan tujuan hidup yang sudah ditentukan, diperlukan keyakinan yang kuat akan tujuan tersebut. Tanpa itu, tidak akan ada usaha untuk mewujudkannya.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menolak pandangan sebagian kalangan yang menyatakan bahwa masyarakat tidak bisa dipimpin dengan dasar ideologi dan agama. "Tapi pengalaman membentuk peradaban membuktikan bahwa ideologilah yang mengarahkan gerakan sosial. Tanpa ideologi, agama, kepercayaan, kerja keras dan harga yang harus dibayarkan, peradaban apapun tak akan pernah terbentuk," tandas beliau.
Rahbar tidak menolak adanya sejumlah negara yang tanpa unsur ideologi dan kepercayaan kepada aliran tertentu berhasil meraih sejumlah kemajuan dengan mengikuti Barat. Tapi, kerugian berupa kehinaan yang tak berkesudahan akan menjadi petaka besar bagi mereka yang akan mencabut mereka hingga ke akar. Ketika badai bertiup mereka tak akan bisa bertahan.
Beliau menambahkan, "Sebaliknya, bangsa-bangsa yang menentang Barat dan memilih ideologi tauhid selain berhasil mencapai kemajuan hakiki dan universal juga mampu membangun peradaban yang berakar dalam dan kokoh."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengkritik pernyataan sebagian kalangan yang menakut-nakuti bangsa Iran dari slogan-slogan agama. Beliau menegaskan, "Mereka hendak memindahkan rasa takut dan kekhawatiran diri mereka ke tengah masyarakat. Karena itu, mereka terus menerus mengatakan bahwa slogan-slogan agama hanya membuat masalah, melahirkan sanksi dan memicu ancaman."
Jika mau berprasangka baik terhadap mereka, ungkap beliau, kita katakan bahwa mereka tidak tahu sejarah.
Seraya mengimbau untuk sepenuhnya menolak gaya hidup ala peradaban Barat, Rahbar menggarisbawahi, "Kami tidak menginginkan konfrontasi dengan Barat. Yang kami katakan adalah bahwa sesuai penelitian yang sudah dilakukan, mengikuti Barat tidak mendatangkan manfaat bagi bangsa manapun."
Beliau menjelaskan, pada dasarnya budaya Barat adalah budaya agresi. Jika menyebar di sebuah negara, dengan alasan apapun, maka budaya tersebut akan menghancurkan budaya dan jatidiri bangsa itu. Di negara-negara Barat dan masyarakat yang mengekornya, perilaku dosa besar seperti praktik homoseksual, fenomena kehancuran rumah tangga, dan berbagai problema besar lainnya dipandang sebagai hal yang biasa.
"Budaya Barat selalu diidentikkan dengan kemajuan lahiriyah. Padahal di dalamnya, budaya ini adalah gaya hidup materi yang bergelimang syahwat, berlumur dosa, penghancur identitas diri dan anti maknawiyah," kata beliau.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkap skenario Barat dalam mengenalkan dan menyebarkan budayanya di dunia khususnya di Dunia Islam dengan berbagai cara, yang salah satunya dan yang terpenting adalah seni sinema. Mereka melibatkan para pakar untuk membantu mengenal kelemahan bangsa-bangsa di dunia khususnya umat Islam, sebelum akhirnya membuat dan menyebarkan film-film yang mengenalkan budaya dan gaya hidup ala Barat.
Beliau menegaskan, "Dalam hal ini, para pejabat negara dan rakyat secara umum harus mempertahankan budaya bangsa dan negara ini."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyayangkan adanya sebagian kalangan yang meniru gaya hidup Barat di tengah masyarakat Iran. "Fenomena ini harus diperbaiki secara perlahan dengan cara sosialisasi," kata beliau.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menekankan untuk menghindari dua hal yaitu cara berpikir dangkal dan sekularisme, seraya mengingatkan bahwa terkadang ada pernyataan dan propaganda yang dibuat dengan kemasan luar yang agamis. Padahal di dalamnya, ada upaya untuk menyingkirkan agama dari kehidupan.
Di depan ribuan pemuda Khorasan Utara beliau menegaskan, "Revolusi Islam punya kapasitas, potensi dan energi sangat besar yang bisa menyingkirkan segala rintangan yang menghadangnya. Revolusi ini mampu membangun sebuah peradaban yang istimewa, menonjol dan megah dan mengenalkannya kepada dunia."
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (14/10) di depan ribuan Basij provinsi Khorasan Utara mengatakan, "Basij adalah kunci emas dan hadiah Ilahi kepada bangsa Iran. Jika selama ini Basij sudah berhasil mengurai banyak problem, ke depan pun Basij akan tampil menangani banyak permasalahan penting yang diperlukan oleh negara dan masyarakat."
Menyebut Basij sebagai pengalaman yang sukses dan penting bagi negara, beliau menekankan keharusan untuk menelaah dan terus menggali rahasia dari pengalaman ini seraya menandaskan, "Basij adalah fenomena yang tak ada tandingannya. Dalam satu makna, Basij muncul sebelum revolusi dalam bentuk pengorbanan rakyat dan partisipasi umum untuk sebuah revolusi besar yang membawa gerakan kebangkitan Islam ini mencapai kemenangannya."
Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam maknanya yang umum dipahami, Basij lahir berbarengan dengan kemenangan revolusi Islam.
"Memang, dalam dua revolusi besar yang terjadi dalam beberapa abad terakhir, yakni revolusi Perancis dan revolusi Oktober di bekas Uni Soviet, rakyat juga punya andil besar. Tapi Basij yang ada di tengah rakyat Iran punya keistimewaan yang khas," tandas beliau.
Salah satu keistimewaan itu, kata beliau, adalah gerakannya yang terorganisir. Hal itulah yang membantu Basij tidak kehilangan arah dan terjaga dari penyimpangan dan penyelewengan.
Keistimewaan lain adalah keimanan dan bergerak sesuai tugas dan kewajiban. Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan, "Partisipasi rakyat dalam revolusi-revolusi yang lain biasanya dipicu oleh emosi. Karena itu, dalam banyak kasus partisipasi itu berujung pada kesalahan langkah dan konfrontasi. Akan tetapi keimanan Basij yang mendalam membuat gerakan umum rakyat yang terorganisir ini tetap berada di jalan kebenaran yang lurus dengan tetap diwarnai oleh emosi dan perasaan yang manusiawi."
Keistimewaan berikutnya yang menonjol adalah keikutsertaan seluruh komponen masyarakat di dalam Basij. Rahbar mengatakan, "Warga kota maupun desa, remaja dan orang tua, wanita dan pria, terpelajar dan bukan terpelajar, dosen, mahasiswa, penulis, penyair, pakar, buruh, industriawan, dokter, penemu dan seluruh komponen masyarakat menjadi bagian yang menentukan dari gerakan rakyat yang agung, mengagumkan dan penuh misteri ini."
Keistimewaan lain Basij, menurut beliau, ada pada keuletan dan kegigihannya.
Menyinggung keterlibatan Basij di tengah medan dalam 33 tahun usia revolusi, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan, "Dengan berlalunya masa, generasi awal Basij memasuki usia lanjut. Tapi berkat kehadiran generasi-generasi baru yang datang susul menyusul Basij tetap nampak energik, segar, penuh semangat dan tampil sebagai penyelesai masalah untuk melanjutkan kehidupannya yang baik."
Untuk mengetahui lebih jauh peran Basij yang menentukan dalam perjalanan negara dan bangsa, beliau mengajak semua pihak untuk merenungkan masalah ini, "Mengapa mereka yang menyesuaikan kata-kata dan tindakannya dengan radio rezim Zionis Israel menjadikan Basij sebagai sasaran utama hujatan mereka?"
Beliau menambahkan, "Mereka yang tidak bisa menerima masa depan yang cerah bagi bangsa Iran dan Republik Islam sengaja meremehkan Basij yang memainkan peran kunci di mata rakyat Iran. Tapi berkat kearifan dan kecerdasan rakyat, langkah mereka itu tak akan membuahkan hasil."
Menurut Rahbar, menggali keistimewaan yang ada pada Basij dan berusaha menjadikannya sebagai asas pemikiran dan budaya di tengah masyarakat adalah hal yang harus dilakukan. Kepada para anggota Basij beliau mengatakan, "Menjadi bagian dari Basij adalah satu kebanggaan, dengan syarat kelayakan untuk berada di dalamnya harus terus dipertahankan dan diperkuat."
Beliau menegaskan bahwa salah satu hal yang dibutuhkan setiap anggota Basij adalah upaya untuk terus menerus membangun diri. "Taqwa, menjauhi dosa, dan khusyuk di hadapan Allah adalah bagian dari kriteria yang harus dimiliki Basij yang akan membuahkan peningkatan kekuatan jiwa, kebeningan luar dan dalam, meningkatkan kesabaran dan resistensi serta mengaktualkan kreativitas dan semangat yang muncul dari dalam," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut jiwa pengorbanan sebagai satu lagi kriteria Basij yang harus terus ditingkatkan.
Kriteria lain, kata beliau, adalah basirah atau ketercerahan dan kearifan yang sangat penting dan lazim dimiliki oleh Basij dan semua orang. "Basirah adalah kemampuan melihat langkah dan titik benturan dengan musuh. Sebagian orang salah dalam menentukan titik konfrontasi dengan musuh sehingga menembakkan meriam ke arah tempat kawan berada, bukan ke arah lawan," imbuh beliau.
Mengaitkan masalah ini dengan pemilihan umum, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengkritik sejumlah tindakan dan pernyataan yang ada, seraya mengatakan, "Sebagian orang memandang pesaingnya dalam pemilu layaknya setan besar, padahal setan besar adalah Amerika dan zioinis, bukan rival politik dalam pemilu."
Beliau menambahkan, "Ketika mereka yang terlibat dalam persaingan pemilu mengaku diri sebagai muslim dan mengabdi untuk Islam dan revolusi, mengapa dan atas dasar apa para pendukung mereka menganggap lawan politik sebagai setan?"
Meski demikian, Rahbar tak menafikan adanya orang yang secara lahiriyah bersikap seperti kawan tapi menyampaikan kata-katanya yang sama dengan musuh. Menurut beliau, orang seperti ini harus diberi nasehat terlebih dahulu. Jika nasehat tidak membekas, maka saatnya untuk membuat jarak dengannya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengimbau untuk tidak terjebak dalam tindakan salah dalam menentukan kawan dan lawan. Beliau mengatakan, "Sebagian orang melakukan kesalahan dari satu sisi dengan menjalin kerjasama dengan musuh, sementara sebagian lagi berbuat salah dari sisi yang lain karena memandang kawan layaknya lawan."
Untuk itu beliau menasehati untuk tidak tergesa-gesa menanggap kawan sebagai lawan, walaupun perbedaan pandangan yang ada sangat dalam dan besar.
Berbicara tentang pemilihan umum di bagian akhir pidatonya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menolak tindakan siapapun juga yang melakukan kampanye dini. Beliau menegaskan bahwa waktu pelaksanaan pemilu masih jauh. "Sayangnya, sebagian orang tergesa-gesa dan sudah mulai membicarakannya sejak dini. Saya sama sekali tidak mendukung cara-cara seperti ini. Sebab segala sesuatu ada masanya," kata beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa masalah terpenting dalam pemilu adalah partisipasi rakyat sebesar mungkin. Sebab, partisipasi rakyat yang besar ibarat imun yang melindungi keselamatan negara. Untuk itu, sejak saat ini mereka yang terkait harus memfokuskan langkah untuk memperbesar partisipasi rakyat dalam pemilu tahun depan.
Beliau menambahkan, masalah kedua yang penting terkait pemilu adalah kepentingan revolusi dan Islam. "Semua orang harus memohon kepada Allah seraya membuka mata supaya pemilu menghasilkan pilihan yang baik dan yang menguntungkan revolusi Islam dan negara," kata beliau.
Namun demikian, kata Rahbar, tidak berarti kita harus memperlakukan orang yang tidak kita maukan dengan perlakuan yang buruk.
Beliau mengimbau siapa saja yang merasa layak dan cakap untuk terjun mencalonkan diri, sementara rakyat bertugas memilih yang terbaik dan sesuai dengan parameter yang mereka tentukan.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menilai pemilu sebagai hal yang membanggakan bagi negara. Karena itu, semua pihak harus berhati-hati jangan sampai masalah ini justeru mencoreng wajah Republik Islam Iran.
Beliau mengingatkan resistensi rakyat Iran dalam fitnah pasca pemilu 2009, seraya menandaskan, "Sebagian orang berusaha mengubah pemilu menjadi ajang perselisihan dan panasnya suasana politik yang wajar terjadi di masa pemilu menjadi fitnah. Rakyat resisten melawannya. Dan jika ada kejadian serupa rakyat juga akan melawannya."
Menurut beliau, yang terpenting adalah pemilu terlaksana dengan baik. Rahbar mengatakan, "Kita memohon kepada Allah Swt supaya memberkati rakyat Iran dalam langkahnya melewati ujian ini."
Di awal pertemuan, Kepala Basij Brigadir Jenderal Naqdi, dalam kata sambutannya mengungkapkan, "Basij dengan gigih akan terus menindaklanjuti apa yang digariskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam terkait jihad keilmuan, jihad kebudayaan dan politik serta jihad ekonomi dan perang lunak."
Sementara itu, Brigadir Jenderal Yusuf Alizadeh, komandan Pasukan Garda Revolusi wilayah Khorasan Utara mengatakan, "Sebanyak 250 ribu anggota Basij ikut ambil bagian dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur Basij dengan mengikuti berbagai program pelatihan."
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (15/10) pagi di depan puluhan ribu warga kota Shirvan dan sekitarnya menyinggung kegagalan musuh-musuh bangsa Iran dalam 33 tahun terakhir mengatakan, "Dalam masalah ekonomi para pejabat negara hendaknya memperhatikan secara penuh tiga unsur ‘pandangan ilmiah, perencanaan yang bijak serta stabilitas dan keberlangsungan kebijakan', sehingga dengan inayah Allah dan berkat kecerdasan bangsa ini kaum arogan dunia kembali akan menelan kegagalan dalam perang ekonomi melawan Iran."
Seraya menyebut ‘kedamaian dan stabilitas politik' di Iran sebagai nikmat besar yang sangat berguna, beliau menandaskan, "Salah satu kebijakan langkah kubu arogansi adalah menciptakan instabilitas di berbagai negara. Tapi berkat kecerdasan, kematangan, dan kearifan bangsa ini yang benar-benar mengagumkan, dan berkat keterlibatan rakyat di tengah medan, Iran menikmati kedamaian dan stabilitas politik yang istimewa."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menilai keamanan dan stabilitas yang ada di Iran sebagai peluang untuk mengaktualisasi potensi dan mendorong rakyat untuk mengikuti perlombangan antar bangsa dalam meraih kemajuan sains, ekonomi dan politik. "Berkat stabilitas dan kedamaian inilah bangsa Iran bisa menunjukkan kemampuan dan kapasitasnya kepada dunia, meski terus menghadapi banyak ancaman, sanksi dan gangguan dari musuh-musuhnya," ungkap beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menjelaskan berbagai usaha kubu hegemoni dalam menciptakan instabilitas di Iran diantaranya menebar fitnah konflik antar suku dan etnis di awal kemenangan revolusi Islam, memaksakan perang selama delapan tahun lewat tangan Saddam Hossein yang bekerjasama dengan kelompok-kelompok pengkhianat, menyulut kerusuhan tahun 1999 dan terakhir menebar fitnah tahun 2009. "Tapi berkat kecerdasan bangsa ini, konflik antar etnis berubah menjadi persatuan, perang yang dipaksakan menjadi ajang pentas pengorbanan di jalan Islam, revolusi dan Iran, dan berkat pertolongan Allah konspirasi serta fitnah berujung gagal," kata beliau.
Rahbar mengkritik tindakan mereka yang tak tahu diri dengan berupaya mengacaukan kedamaian dan stabilitas umum di negara ini. Beliau mengatakan, "Rakyat Iran menyadari apa yang terjadi. Para pejabat di tiga lembaga tinggi negara harus sepenuhnya waspada dan jangan membiarkan orang-orang jahat merusak ketenangan yang menjadi bukti akan kekuatan negara ini."
Menyinggung pemilihan presiden yang akan berlangsung Juni tahun depan, beliau mengimbau para pejabat negara untuk menjaga ketenangan dan stabilitas umum dengan menghindari polemik politik yang bisa memanaskan suasana.
Seraya memuji sikap umum rakyat yang dengan cerdas menolak upaya yang hendak menebar perselisihan, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan, "Para pejabat, tokoh politik, dan mereka yang memiliki tribun dan media harus berhati-hati. Jangan sampai ada satupun kata atau tindakan dari mereka yang bisa membuat panas suasana politik di negara ini."
Beliau menyebut kerja keras para pejabat negara yang tak mengenal lelah sebagai hak rakyat Iran, seraya menambahkan, "Di seluruh penjuru negeri ini banyak pekerjaan besar yang sudah dilakukan, dan semua itu adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh para pejabat negara."
Rahbar mengapresiasi sambutan hangat warga Khorasan Utara dan semangat besar yang ditunjukkan para pemuda provinsi ini yang menurut beliau bisa menjadi modal untuk menyelesaikan banyak masalah yang ada. "Musuh yang berusaha menebar pesimisme di tengah rakyat dengan cara menjatuhkan berbagai macam sanksi harus menyaksikan dan mengambil pelajaran dari perkumpulan akbar seperti ini yang menunjukkan tekad dan kegigihan rakyat dalam membela pemerintahan Islam," tandas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Nampaknya, para petinggi Amerika dan lainnya yang selalu menyuarakan penentangan terhadap bangsa Iran dan pemerintahan Islam tidak menganggap bangsa Iran ini sebagai bagian dari rakyat Iran. Dalam bayangan, mereka menciptakan sendiri satu komunitas yang mereka sebut rakyat Iran. Padahal inilah rakyat Iran yang dalam beberapa hari belakangan ini menunjukkan tekad dan semangat mereka yang besar, dan membongkar kebohongan dan penilaian musuh yang tendensius."
Beliau memprotes tindakan sebagian orang pemilik media yang di dalam negeri mengulang pernyataan musuh. "Orang-orang seperti ini merasa diri mereka letih tapi menisbatkan keletihan itu kepada rakyat."
Ayatollah al-Udzma Khamenei dalam kesempatan itu mengapresiasi ungkapan kecintaan warga kota Shirvan dan sekitarnya yang penuh keimanan dan ketulusan. Beliau menyebut adanya ratusan syahid dan veteran cacat perang, ratusan ribu Basij, persatuan antar suku, maraknya aktivitas keagamaan dan keberadaan elit budaya dan olahraga di Shirvan dan sekitarnya sebagai kelebihan yang dimiliki daerah ini.
"Dengan inayah Allah, di masa depan masyarakat daerah ini dengan para pemudanya yang energik akan mengukir prestasi yang lebih gemilang untuk diri mereka dan untuk negara," kata beliau.
Mengenai berbagai problem yang ada di provinsi Khorasan Utara, termasuk Shirvan dan sekitarnya, Rahbar mengungkapkan, "Masalah pengangguran sangat penting dan para pejabat negara harus berusaha keras untuk mengatasinya."
Beliau menyerukan kepada para pemuda provinsi Khorasan Utara untuk serius dalam memerangi fenomena kecanduan narkotika seraya mengatakan, "Dengan tekad yang kuat, para pemuda yang pemberani dan berbudaya di daerah ini harus ikut membantu para pejabat negara dalam memerangi penyalahgunaan narkotika."
Di awal pertemuan yang berlangsung di lapangan olahraga Kargaran itu, Imam Jum'at Shirvan Hojjatul Islam wal Muslimin Kausari dalam kata sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Ayatollah al-Udzma Khamenei seraya mengatakan, "Sama seperti yang dilakukan dalam 33 tahun ini, warga kota Shirvan yang juga dikenal dengan nama Darul Musallin tetap siap berkorban untuk mewujudkan cita-cita luhur revolusi Islam."
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatolah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Selasa (16/10) pagi dalam pertemuan dengan perwakilan dari berbagai elemen masyarakat dan pejabat provinsi Khorasan Utara menilai pengabdian tanpa pamrih kepada masyarakat sebagai anugerah Ilahi yang didapat oleh para pejabat negara. Menyinggung tipuan propaganda dan politik yang dilakukan oleh media massa Barat terkait tekanan terhadap Iran, beliau mengatakan, "Berlawanan dengan kebohongan terus menerus yang dilakukan Barat, kita tak pernah meninggalkan meja perundingan dalam berbagai masalah termasuk dalam masalah nuklir sehingga harus kembali ke sana. Yang mereka maukan adalah bangsa Iran menyerah. Tapi mereka jauh lebih kecil dari itu."
Seraya menyebut pengabdian kepada rakyat sebagai kebanggaan yang sebenarnya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Para pembesar di dunia makrifat bukan hanya menekankan masalah dzikir, ibadah dan tawakkal, tapi juga terkadang mengutamakan pengabdian kepada masyarakat di atas ibadah yang lain."
Untuk itu beliau mengimbau para abdi masyarakat termasuk pejabat negara dan mereka yang secara tidak resmi melayani rakyat baik yang menyangkut urusan ekonomi, budaya maupun agama untuk mensyukuri anugerah Ilahi ini. "Dalam mengabdi, semua rakyat harus diperlakukan sama, dan jangan ada diskriminasi di antara mereka," kata beliau menasehati.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa kemauan yang besar dan tekad ganda dalam mengabdi akan mendatangkan berkah dari Allah Swt. "Tekad ganda memerlukan kerja ganda. Selain itu, kerja ganda bukan hanya berarti kerja keras, tapi lebih berarti kerja berkwalitas, cermat, terencana, ilmiah, berkesinambungan, gigih dan disertai dengan nasehat," kata beliau.
Menyinggung bahwa negara memerlukan keras keras dan usaha yang gigih, Rahbar mengatakan, "Setiap kali menyaksikan kelemahan di negara ini, musuh akan memperoleh semangat baru dan siap untuk kembali menyerang dan menekan. Dan setiap kali menyaksikan kerja keras serta gerakan yang berkesan dan besar, musuh akan merasa pesimis lalu berpikir untuk mengganggu. Karena itu, semua pihak terutama para pejabat negara harus memperkuat semangat, optimisme dan kesegaran di tengah masyarakat dengan kerja keras tanpa henti."
Beliau menambahkan, "Tak syak bahwa setiap gerakan yang menunjukkan keputusasaan, keletihan dan perselisihan merugikan kepentingan negara serta kemajuan dan martabat bangsa."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa meski menghadapi segala macam tekanan, ancaman dan konspirasi musuh, dalam 33 tahun terakhir, kemajuan dan perkembangan yang dicapai Iran puluhan kali lipat lebih besar dari apa yang dicapai di masa lalu. Fakta tersebut menandakan adanya kekuatan internal, konstruktif dan hakiki di negara ini.
"Realita yang terlihat dan tak bisa dipungkiri ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi musuh, kita punya potensi yang besar dan bisa mengalahkan mereka," tegas beliau.
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan bahwa salah satu medan konfrontasi melawan musuh adalah retorika dalam berbicara di tingkat global, dan dalam hal ini Iran sudah mengukir kemajuan yang besar. "Saat ini, di meja perundingan dan di berbagai forum dunia lainnya retorika berbicara para pejabat kita matang, komprehensif, menarik dan benar," ungkap beliau.
Seraya mengingatkan penguasaan kaum zionis atas media massa Barat dan Eropa, beliau mengatakan, "Pembuatan berita, pengarahan dan doktrin yang disampaikan oleh media-media ini sedemikian kuat sehingga para petinggi di dunia Barat pun ikut terpengaruh, dan ini adalah masalah yang penting."
Masih tentang modus propaganda media Barat dan Zionis, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan, "Dalam sebuan tipuan dan distorsi propaganda mereka terus menerus mengatakan bahwa tekanan terhadap Iran telah memaksa Republik Islam ini untuk kembali ke meja perundingan. Padahal, kita tidak pernah meninggalkan meja perundingan dalam berbagai masalah termasuk dalam isu nuklir untuk dikatakan kembali ke sana."
Beliau menambahkan, "Tujuan yang sebenarnya dari formula propaganda politik seperti ini adalah untuk memaksa bangsa Iran menyerah kalah di meja perundingan. Kita katakan kepada mereka, ‘kalian lebih kecil dari mimpi untuk bisa memaksa bangsa Iran yang pejuang, arif dan berwawasan ini tunduk terhadap kemauan kalian'."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Para petinggi Eropa masih berada dalam bayang-bayang kondisi di abad 19, zaman penjajahan dan arogansi mereka. Tapi mereka harus tahu bahwa keputusan bangsa dan para pejabat Iran untuk tidak tunduk kepada arogansi akan menyulitkan mereka sendiri."
Lebih lanjut beliau menekankan bahwa memperkuat diri dari dalam akan menguatkan sisi lahiriyah. "Dengan kekuatan itulah hari ini ide-ide baru Republik Islam diantaranya kerakyatan dan perlawanan terhadap arogansi sangat berpengaruh pada gerakan bangsa-bangsa lain. Masalah inilah yang mengejutkan kaum arogan dan hal ini berkat inayah Allah akan terus berlanjut," kata beliau.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar mengimbau para pejabat provinsi Khorasan Utara untuk membuat perencanaan dan bekerja keras dalam upaya meningkatkan kondisi umum di daerah ini.
Beliau mengatakan, "Kapasitas yang bagus baik sumber daya manusia, alam maupun kondisi geografis provinsi Khorasan Utara menunjukkan bahwa perencanaan, tekad kuat, dan kerja keras tanpa henti dari para pejabat lokal yang dibarengi dengan bantuan rakyat akan mendongkrak daerah ini masuk ke dalam kelompok sepuluh provinsi terbaik di Iran, selain juga akan membuat kehidupan rakyat yang beriman dan loyal ini semakin layak."