Haji, Momentum untuk Pencerahan Umat

Rate this item
(0 votes)
Haji, Momentum untuk Pencerahan Umat

Haji adalah ritual ibadah-politik yang sangat menakjubkan, di mana di dalamnya merupakan gerakan menuju tauhid dan rasa empati, serta inti dari semua ritual. Umat Islam yang tiba di Tanah Suci (Mekah) akan menjadi patuh dan tunduk serta bersatu meski mereka berbeda bahasa, ras, warna kulit dan negara.

Umat Islam melakukan Tawaf mengelilingi Kabah dengan penuh cinta, di mana Kabah merupakan monumen tauhid dan rahasia bara'ah (pemutusan hubungan dan berlepas tangan) serta kebencian terhadap syirik dan penyembahan berhala. Mereka memohon kepada Allah Swt supaya dapat meraih sisi batin dan inti dari manasik haji dan memanfaatkannya dalam kehidupan mereka dan kehidupan umat Islam.

Ibadah Haji penuh dengan spiritualitas, dan setiap Muslim akan mampu meneguk curahan makrifat dan tauhid dari sumbernya yang jernih. Selain itu, haji adalah ritual Islam yang paling menonjol dan memiliki aspek mendunia. Sebab, kepatuhan-kepatuhan individu yang ada di hati setiap Muslim kepada Tuhan-nya, akan memberikan pengaruh global.

Di musim haji, umat Islam memiliki peluang untuk saling berkomunikasi secara langsung dan memberikan informasi mengenai berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Muslim dunia. Kontak fisik dengan dunia Islam dan komunitas besar umat Muslim ini memiliki berkah besar, bahkan keinginan kolektif mereka mampu memindahkan gunung-gunung. Nilai-nilai Islam akan tersebar ke seluruh penjuru dunia berkat upaya, kerjasama dan konsultasi di antara Kaum Muslimin. Dengan persatuan dan konsistensi yang tak tertandingi, mereka akan dapat menyelesaikan persoalan yang melanda dunia Islam.    

Menurut pandangan para pemikir Islam, salah satu manfaat utama dari ibadah haji adalah pengenalan, pertukaran pandangan dan pengetahuan tentang permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam. Melalui pertukaran pemikiran dan pandangan itu, umat Islam akan mampu menemukan solusi yang tepat, dan tentunya dapat membantu pengokohan kekuatan mereka.

Selama ini, Kaum Muslimin selalu berada di bawah bayang-bayang konspirasi musuh-musuh bebuyutan Islam yang menginginkan tidak tercapainya persatuan dan kesatuan di antara mereka. Musuh-musuh Islam telah menghabiskan dana yang sangat besar untuk menyulut dan mengobarkan api perpecahan di antara Kaum Muslimin. Sejumlah tindakan konspiratif musuh untuk menciptakan perpecahan di antara umat Islam adalah menciptakan kelompok-kelompok ekstrim dan aliran-aliran menyimpang seperti Wahabi dan Bahai, membentuk berbagai kelompok teroris termasuk al-Qaeda, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Front al-Nusra.

ISIS yang merupakan produk dari konspirasi musuh, telah berubah menjadi sebuah kelompok Takfiri terbesar dan paling berbahaya di masa sekarang ini. Kelompok teroris yang memiliki bendera bertuliskan nama Allah Swt dan Rasulullah Saw itu telah mencoreng kehormatan umat Islam. Tindakan-tindakan tidak manusiawi mereka merupakan pukulan telak terhadap tubuh umat besar ini.

Aksi terorisme dan tindakan keras anasir-anasir ISIS telah menodai Islam yang dikenal sebagai agama yang penuh rahmat dan kasih sayang. Menurut para pakar dan analis Islam, Salafi Takfiri dan aksi keji mereka adalah persoalan terbesar bagi dunia Islam. Dengan demikian, para ulama harus menggunakan kesempatan yang ada di musim haji ini untuk menyelamatkan umat Islam dari perangkap dan tipu daya kelompok-kelompok Takfiri. Hal itu dapat mereka lakukan dengan cara memberikan informasi yang benar tentang hakikat dan sepak terjang ISIS, dan mengungkap semua kejahatan kelompok teroris tersebut.

Keselarasan pemahaman umat Islam tentang jati diri kelompok-kelompok radikal Takfiri akan mampu melenyapkan kelompok-kelompok ini dengan cepat. Di musim haji, para tokoh besar Islam dari berbagai negara datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Kesempatan tersebut dapat mereka gunakan untuk mengambil langkah efektif guna menyelesaikan permasalahan besar yang sedang dihadapi oleh dunia Islam saat ini.

Langkah itu dapat dilakukan dengan bersandar pada persamaan yang ada di antara mazhab-mazhab Islam khususnya mengenai keyakinan kepada Allah Swt, Nabi Muhammad Saw, al-Quran, Maad dan berbagai persamaan amalan dan keyakinan lainnya. Namun sayangnya, hingga kini persatuan yang diperlukan di antara aliran-aliran Islam belum dapat tercipta, sementara upaya musuh terus meningkat dan tak jarang memiliki dampak negatif terhadap proses persatuan umat Islam.

Salah satu penghalang persatuan umat Islam yang harus dievaluasi dan dianalisa dalam kesempatan ibadah haji dan pertemuan-pertemuan di Tanah Suci adalah perilaku dan kebijakan negarawan dari sejumlah negara Islam dan Arab yang selaras dengan kepentingan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Para pakar politik dunia Islam meyakini bahwa selama para pemimpin negara-negara itu melihat diri mereka lemah dan hina di hadapan AS dan Israel, dan bahkan mengikuti kebijakan Washington dan Tel Aviv, maka akan sulit untuk tercipta stabilitas dan persatuan di antara umat Islam.

AS, Barat dan sekutu Arab-nya adalah pihak-pihak yang menciptakan ISIS dan memberikan dukungan kepada kelompok teroris itu. Namun setelah aktivitas ISIS berkembang luas, negara-negara itu khawatir kelompok radikal tersebut akan menarget kepentingan-kepentingan mereka. Melihat perkembangan itu, Arab Saudi dan Qatar yang sebelumnya menjadi pendukung utama ISIS, segera membantu AS yang mengklaim ingin menghancurkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah.

Mufti-mufti besar Saudi yang sebelumnya mendorong masyarakat untuk bergabung dengan ISIS, juga berubah pikiran dan berbalik arah. Mereka mengeluarkan fatwa baru anti-kelompok radikal tersebut dan menyebut ISIS sebagai kelompok non-Islam yang harus dimusnahkan.   

Sebenarnya, kondisi tersebut telah diprediksikan oleh Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada awal bulan Juni 2014. Dalam sebuah pidato, Rahbar mengatakan, "Sejumlah negara regional yang memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok Takfiri, pada dasarnya sedang mendukung pembantaian dan kejahatan mereka di Suriah dan di sejumlah negara lainnya, namun dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kelompok-kelompok itu akan menjadi ancaman bagi negara-negara pendukungnya, dan pada akhirnya negara-negara itu akan terpaksa mengeluarkan biaya besar untuk memusnahkannya."

Islam mengajak manusia untuk melakukan perenungan mendalam. Di musim haji, umat Islam dapat menambah khasanah ilmu dan pengetahuannya dengan cara bertukar pandangan dan berdialog di antara mereka. Mungkin karena sensor berita, sebagian kaum Muslimin tidak mengetahui fakta yang sedang terjadi. Mereka tidak mengetahui tentang keterlibatan berbagai negara yang telah membentuk kelompok-kelompok Takfiri termasuk ISIS dan kejahatan serta tujuan-tujuannya.

Haji adalah kesempatan terbaik bagi umat Islam untuk saling memberikan informasi tentang plot-plot jahat musuh. Mereka harus berperan aktif untuk mengungkap kelompok-kelompok teroris dan para pendukung utamanya. Dukungan kepada Palestina, persoalan umat Islam di negara-negara Eropa dan pembatasan aktivitas mereka termasuk pelarangan hijab, persoalan yang dihadapi umat Muslim Myanmar, Afghanistan, Pakistan dan bahkan mengenai Kebangkitan Islam di negara-negara Muslim, adalah sederet isu yang dapat diangkat, dianalisa dan dievaluasi bersama di musim haji.

Salah satu amalan indah lainnya di musim haji adalah bara`ah dari kaum Musyrikin, di mana hal ini menunjukkan aspek politik dari ibadah haji. Dengan mengenal musuh-musuh utama Islam, haji menjadi peluang yang tepat untuk berlepas diri dari mereka. Dalam acara bara`ah dari kaum Musyrikin, para jamaah haji berkumpul dan menyatakan berlepas tangan dari semua orang yang berniat menghancurkan Islam.  

Acara bara`ah dari musuh-musuh utama dunia Islam khususnya AS dan Israel  telah menyulut kemarahan dan kekhawatiran mereka, bahkan pemerintah Arab Saudi yang berhutang budi kepada para arogan dunia, pada tahun 1987 menghujani para jamaah haji Iran dan negara-negara lainnya yang mengikuti acara tersebut dengan peluru. Akibatnya, banyak para jamaah haji yang gugur syahid di kota suci Mekah.

Haji memiliki semangat dan mobilitas, dan haji yang menyatakan bara`ah dari kaum Musyrikin adalah haji ibrahimi. Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran mengatakan, "Haji yang tidak memiliki ruh dan tanpa gerakan serta kebangkitan, haji yang tanpa bara`ah dan persatuan, serta haji yang tidak dimotivasi untuk menghancurkan kemusyrikan, maka bukan ibadah haji. "

Sebenarnya, ibadah haji adalah lembaga pendidikan ilahi, di mana isi kebijakan Islam harus ditelusuri di semua sudut kehidupan. Dengan kata lain, haji adalah institusi pendidikan Islam dan penerang dari kebijakan umum untuk mengatur kehidupan manusia.

Read 2765 times