
کمالوندی
Definisi Mantiq
Definisi dan Urgensi Mantiq (Logika)
Mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan dalam berpikir.
Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya sehingga ia tidak dapat berpikir jernih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan upaya agar seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru.
Sebelum kita pelajari masalah-masalah mantiq, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan "berpikir".
Berpikir adalah proses pengungkapan sesuatu yang misteri (majhul atau belum diketahui) dengan mengolah pengetahuan-pengetahuan yang telah ada dalam benak kita (dzihn) sehingga yang majhul itu menjadi ma'lûm (diketahui).
Faktor-Faktor Kesalahan Berpikir
- Hal-hal yang dijadikan dasar (premis) tidak benar.
- Susunan atau form yang menyusun premis tidak sesuai dengan kaidah mantiq yang benar.
Argumentasi (proses berpikir) dalam alam pikiran manusia bagaikan sebuah bangunan. Suatu bangunan akan terbentuk sempurna jika tersusun dari bahan-bahan dan konstruksi bangunan yang sesuai dengan teori-teori yang benar. Apabila salah satu dari dua unsur itu tidak terpenuhi, maka bangunan tersebut tidak akan terbentuk dengan baik dan sempurna.
Sebagai misal, "[1] Socrates adalah manusia; dan [2] setiap manusia bertindak zalim; maka [3] Socrates bertindak zalim". Argumentasi semacam ini benar dari segi susunan dan formnya. Tetapi, salah satu premisnya salah yaitu premis yang berbunyi "Setiap manusia bertindak zalim", maka konklusinya tidak tepat. Atau misal, "[1] Socrates adalah manusia; dan [2] Socrates adalah seorang ilmuwan", maka "[3] manusia adalah ilmuwan". Dua premis ini benar tetapi susunan atau formnya tidak benar, maka konklusinya tidak benar. (Dalam pembahasan qiyas nanti akan dijelaskan susunan argumentasi yang benar, pen).
Ilmu dan Idrak
Dua kata di atas, Ilmu dan Idrak, mempunyai makna yang sama (sinonim). Dalam ilmu mantiq, kedua kata ini menjadi bahasan yang paling penting karena membahas aspek terpenting dalam pikiran manusia, yakni ilmu. Oleh karena itu, makna ilmu sendiri perlu diperjelas. Para ahli mantiq (mantiqiyyin) mendefinisikan ilmu sebagai berikut:
Ilmu adalah gambaran tentang sesuatu yang ada dalam benak (akal).
Benak atau pikiran kita tidak lepas dari dua kondisi yang kontradiktif, yaitu ilmu dan jahil (ketidak tahuan). Pada saat keluar rumah, kita menyaksikan sebuah bangunan yang megah dan indah, dan pada saat yang sama pula tertanam dalam benak gambaran bangunan itu. Kondisi ini disebut "ilmu". Sebaliknya, sebelum menyaksikan bangunan tersebut, dalam benak kita tidak ada gambaran itu. Kondisi ini disebut "jahil".
Pada kondisi ilmu, benak atau akal kita terkadang hanya [1] menghimpun gambaran dari sesuatu saja (bangunan, dalam misal). Terkadang kita tidak hanya menghimpun tetapi juga [2] memberikan penilaian atau hukum (judgement). (Misalnya, bangunan itu indah dan megah). Kondisi ilmu yang pertama disebut tashawwur dan yang kedua disebut tashdiq.
Jadi tashawwur hanya gambaran akan sesuatu dalam benak. Sedangkan tashdiq adalah penilaian atau penetapan dengan dua ketetapan: "ya" atau "tidak/bukan". Misalnya, "air itu dingin", atau "air itu tidak dingin"; "manusia itu berakal", atau "manusia itu bukan binatang" dan lain sebagainya.
Kesimpulan, ilmu dibagi menjadi dua; tashawwuri dan tashdiqi.
Dharuri dan Nadzari
Ilmu tashawwuri dan ilmu tashdiqi mempunyai dua macam: dharuri dan nadzari. Dharuri adalah ilmu yang tidak membutuhkan pemikiran lagi (aksiomatis). Nadzari adalah ilmu yang membutuhkan pemikiran.
Lebih jelasnya, dharuri (sering juga disebut badihi) adalah ilmu dan pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain. Jadi Ilmu tashawwuri dharuri adalah gambaran dalam benak yang dipahami tanpa sebuah proses pemikiran. Contoh: 2 x 2 = 4; 15 x 15 = 225 atau berkumpulnya dua hal yang kontradiktif adalah mustahil (tidak mungkin terjadi) adalah hal yang dharuri. Sedangkan nadzari dapat diketahui melalui sebuah proses pemikiran atau melalui pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya. (Lihat kembali definisi berpikir). Jadi ilmu tashawwuri nadzari adalah gambaran yang ada dalam benak yang dipahami melalui proses pemikiran. Contoh: bumi itu bulat adalah hal yang nadzari.
Kulli dan Juz'i
Pembahasan tentang kulli (general) dan juz'i (parsial) secara esensial sangat erat kaitannya dengan tashawwur dan juga secara aksidental berkaitan dengan tashdiq.
Kulli adalah tashawwur (gambaran benak) yang dapat diterapkan (berlaku) pada beberapa benda di luar.
Misalnya: gambaran tentang manusia dapat diterapkan (berlaku) pada banyak orang; Budi, Novel, Yani dan lainnya.
Juz'i adalah tashawwur yang dapat diterapkan (berlaku) hanya pada satu benda saja.
Misalnya: gambaran tentang Budi hanya untuk seorang yang bernama Budi saja.
Manusia dalam berkomunikasi tentang kehidupan sehari-hari menggunakan tashawwur-thasawwur yang juz'i. Misalnya: Saya kemarin ke Jakarta; Adik saya sudah mulai masuk sekolah; Bapak saya sudah pensiun dan sebagainya. Namun, yang dipakai oleh manusia dalam kajian-kajian keilmuan adalah tashawwur-thasawwur kulli, yang sifatnya universal. Seperti: 2 x 2 = 4; Orang yang beriman adalah orang bertanggung jawab atas segala perbuatannya; Setiap akibat pasti mempunyai sebab dan lain sebagainya.
Dalam ilmu mantiq kita akan sering menggunakan kulli (gambaran-gambaran yang universal), dan jarang bersangkutan dengan juz'i.
Nisab Arba'ah
Dalam benak kita terdapat banyak tashawwur yang bersifat kulli dan setiap yang kulli mempunyai realita (afrad) lebih dari satu. (Lihat definisi kulli ). Kemudian antara tashawwur kulli yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan (relasi). Ahli mantiq menyebut bentuk hubungan itu sebagai "Nisab Arba'ah". Mereka menyebutkan bahwa ada empat kategori relasi: [1] Tabâyun (diferensi), [2] Tasâwi (ekuivalensi), [3] Umum wa khusus Mutlaq (implikasi) dan [4] Umum wa Khusus Minwajhin (asosiasi).
1. Tabâyunadalah dua tashawwur kulli yang masing-masing dari keduanya tidak bisa diterapkan pada seluruh afrad tashawwur kulli yang lain. Dengan kata lain, afrad kulli yang satu tidak mungkin sama dan bersatu dengan afrad kulli yang lain. Misal: tashawwur manusia dan tashawwur batu. Kedua tashawwur ini sangatlah berbeda dan afradnya tidak mungkin sama. Setiap manusia pasti bukan batu dan setiap batu pasti bukan manusia.
2. Tasâwi adalah dua tashawwur kulli yang keduanya bisa diterapkan pada seluruh afrad kulli yang lain. Misal: tashawwur manusia dan tashawwurt berpikir. Artinya setiap manusia dapat berpikir dan setiap yang berpikir adalah manusia.
3. Umum wa khusus mutlak adalah dua tashawwur kulli yang satu dapat diterapkan pada seluruh afrad kulli yang lain dan tidak sebaliknya. Misal: tashawwur hewan dan tashawwur manusia. Setiap manusia adalah hewan dan tidak setiap hewan adalah manusia. Afrad tashawwur hewan lebih umum dan lebih luas sehingga mencakup semua afrad tashawwur manusia.
4. Umum wa khusus min wajhin adalah dua tashawwur kulli yang masing-masing dari keduanya dapat diterapkan pada sebagian afrad kulli yang lain dan sebagian lagi tidak bisa diterapkan. Misal: tashawwur manusia dan tashawwur putih. Kedua tashawwur kulli ini bersatu pada seorang manusia yang putih, tetapi terkadang keduanya berpisah seperti pada orang yang hitam dan pada kapur tulis yang putih.
Ghadir Adalah Prinsip Utama Kelanjutan Risalah Islam
Ghadir sebagai salah satu hari raya besar umat Islam, merupakan salah satu program penting Rasulullah Saw, untuk kelanggengan, kemuliaan, kejayaan Islam dan al-Quran.
Pentingnya hari ini harus ditelusuri kembali pada hari Ghadirdi masa Rasulullah Saw. Peringatan eid ini telah dilakukan oleh Imam Sadiq as dan Imam Ridho as. Bahkan Imam Ali as sendiri juga memperingati eid tersebut.
Rahasia di balik pentingnya peringatan Ghadir, jelas terletak pada kesempunaan agama dan nikmat dari Allah Swt di bawah naungan berlanjutnya risalah Rasulullah yang emban oleh para imam maksum.
Rasulullah Saw mewajibkan umat Islam untuk megucapkan selamat kepada wali (Imam Ali as) dan berbaiat kepadanya. Rasulullah Saw berbahagia atas nikmat wilayah dan bersabda:
الحمدلله الذی فضلنا علی جمیع العالمین
Ayat al-Quran juga telah dengan jelas menyebutkan bahwa hari ini (Eid Ghadir) adalah hari disempurnakannya agama Islam dan nikmat Allah Swt.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Bahkan Tareq bin Syahab yang seorang Kristen dalam sebuah acara dengan khalifah Umat bin Khattab dalam hal ini mengatakan, "Jika ayat tersebut (al-Maidah, 2) diturunkan untuk kami, maka pada hari tersebut, kami akan memperingatinya sebagai eid."
Tidak ada orang yang keberatan mendengar ucapan Tareq bahkan khalifah Umat sendiri tidak mengatakan apapun. (IRIB Indonesia/MZ)
Ghadir Harus Menjadi Sumber Persatuan Islam
Ketua Dewan Tinggi Propinsi Iran, Mehdi Chamran menyatakan, "Eid Ghadir harus menjadi sumber persatuan, kesatuan dan kekompakan bagi seluruh umat Islam."
IRNA (3/11) melaporkan, Chamran mengatakan, "Islam pada hari ini telah sempurna dengan kepemimpinan Imam Ali as dan Allah Swt telah menyempurnakan risalah Rasulullah Saw pada hari ini."
Chamran di bagian lain pernyataannya, Chamran mengatakan, "Musuh, setelah tidak mampu menciptakan perpecahan geografis di Iran, mereka sekarang berusaha menciptakan perpecahan di sektor budaya banga Iran.
Chamran optimis, "Ghadir dapat menjadi titik persatuan dan solidaritas dalam masyarakat Muslim Iran dan di seluruh dunia.(IRIB Indonesia/MZ)
Syair Pertama Ghadir dan Nasib Penyairnya
Penyair pertama yang melantunkan syair tentang Ghadir adalah Hassan bin Tsabit. Di hadapan kerumunan umat Islam, Hassan melantunkan syairnya dan Rasulullah Saw menyetujui kandungan dan makna syair tersebut.
Hassan melantunkan syairnya di hadapan Muslimin Arab yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Di antara mereka juga terdapat para penyair ternama serta ahli sastra dan yang paling fasih adalah Rasulullah Saw.
يناديهم يوم الغدير نبيهم بخم و اسمع بالنبى مناديا
و قال فمن موليكم و نبيكم؟ فقالوا و لم يبدوا هناك التعاديا
الهك مولانا و انت نبينا و لم تلق منا فیالولایة عاصيا
فقال له قم يا على فاننى رضيتك من بعدى اماما و هاديا
فمن كنت مولاه فهذا وليه فكونوا له انصار صدق مواليا
هناك دعا اللهم و ال وليه و كن للذى عادى عليا معاديا
Setelah mendengar syair Hassan, Rasulullah Saw bersabda:
« لاتزال یا حسان مویدا بروح القدس ما نصرتنا بلسانک»
"Wahai Hassan selama kau membantu kami (Ahlul Bait as), kau akan diakui oleh Ruh al-Qudus."
Kitab pertama yang menukil syair tersebut adalah kitab milik Sulaim bin Qeis Hilali. Dia termasuk dari para Tabiin dan sosok yang jujur serta diakui oleh para ulama Syiah dan Sunni. Banyak ulama Islam yang tidak dapat disebutkan jumlahnya menukill hadis tersebut.
Akan tetapi sebab mengapa Rasulullah Saw menyebutkan kata "selama" dalam hadisnya adalah karena berdasarkan pengetahuan ghaibnya, Nabi Muhammad Saw mengetahui bahwa Hassan di akhir hayatnya menyimpang dari wilayah Imam Ali as. Oleh karena itu, Rasulullah Saw mendoakan bahwa selama Hassan membantu Ahlul Bait, maka selama itu pula dia akan diberkahi.(IRB Indonesia/MZ)
Seri Kisah Al-Quran: Harta yang Melahirkan Kesombongan Mampu Mengubur Qarun
Ia senang karena memiliki hubungan kerabat dengan Musa as. Wajahnya tampan dan percaya kepada Taurat. Namun ia adalah seorang yang sangat ambisius dan kikir. Ketika kaum Bani Israel bertahun-tahun terlantar, ia akhirnya menjauh dan membuka usaha. Tidak berapa lama ia berhasil mengumpulkan harta kekayaan yang berlimpah. Di mana-mana terdengar pembicaraan tentang Qarun dan harta kekayaannya.
Di salah satu pinggir jalan ada sekelompok orang duduk-duduk. Salah seorang dari mereka berkata, "Betapa bahagianya Qarun. Ia memiliki kehidupan yang tenang dan menyenangkan."
Yang lain dengan rasa menyesal berkata, "Aduhai, seandainya kita seperti Qarun memiliki harta kekayaan semacam ini. Allah telah melimpahkan banyak kekayaan kepadanya."
Orang yang lebih mengetahui karakter Qarun berkata, "Sebaiknya jangan menyesal melihat sisi lahiriah kehidupan Qarun yang menipu ini. Karena pahala Allah untuk orang-orang yang beriman lebih mahal dan lebih tinggi."
Orang yang usinya lebih muda di antara mereka menjawab, "Bagaimana kita tidak menyesalinya? Tidakkah kau melihat kunci-kunci gudangnya yang berat sehingga membuat para pengangkutnya yang kuat pun merasa lelah."
Waktu itu Qarun berlalu di depan mereka dengan sikap penuh kesombongan dan memandang mereka dengan pandangan menghinakan.
Para sahabat dan kerabat Qarun setelah melakukan musyawarah mendatanginya dan berkata, "Qarun! Tahukah kamu bahwa tidak seharusnya kamu bangga dengan perhiasan dunia ini. Allah sama sekali tidak menyukai orang-orang yang sombong dan bangga. Oleh karena itu, carilah pahala akhirat melalui apa yang diberikan Allah kepadamu dan gunakan untuk kehidupan di dunia. Berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Tanpa memperhatikan ucapan mereka, Qarun berkata, "Aku raih harta kekayaan ini karena kemampuan yang aku miliki. Allah mengetahui bahwa aku layak untuk memiliki nikmat ini."
Suatu hari para pembantu Qarun datang kepadanya dan berkata, "Nabi Musa as telah datang menjengukmu. Qarun menyambut Nabi Musa as dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Kemudian dengan senyuman menghina dan mengejek ia berkata, "Apa maumu?
Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang Nabi Musa as menjawab, "Mengapa kau tidak ikut hadir dalam perkumpulan Bani Israil yang mereka adakan untuk melakukan taubat dan permohonan kepada Allah?"
Qarun menjawab, "Aku tidak ada urusan dengan doa kalian. aku telah menemukan jalan hidupku sendiri."
Musa memahami bahwa kecintaan Qarun kepada harta kekayaan telah mencapai derajat ekstrim dan berlebihan sehingga membuatnya menjadi pribadi yang egois. Ia tidak mau membagikan hartanya sedikitpun kepada orang lain. Nabi Musa as keluar dari istana Qarun dalam keadaan sedih. Namun pada saat itu juga Qarun memerintahkan untuk mengguyur wajah dan kepala Nabi Musa as dengan air kotor. Dengan perbuatannya ini, Qarun telah membuktikan puncak penghinaan dan kezalimannya.
Orang-orang merasa takjub dan ketakutan. Mereka keluar dan tidak tahu apa yang terjadi. Seseorang ketakutan dan dengan suara keras berkata, "Qarun dan harta kekayaannya tidak ada lagi. Allah telah menyerahkan bumi kepada nabi-Nya dan Musa memerintahkan bumi untuk menelan Qarun dan para pendukungnya. Ia telah menghadapi siksa dan pada saat yang sama tidak ada penolong baginya.
Mereka yang kemarin menyesali harta kekayaan dan kedudukan Qarun berkata, "Sungguh kami telah beranggapan salah. Segala puji bagi Allah karena kami tidak seperti Qarun. Sesungguhnya Allah akan melapangkan atau menyempitkan rezeki setiap hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya bila Allah tidak melimpahkan kasih sayangnya kepada kami, nisaya kami pasti tenggelam juga ke dalam bumi.
Terkait masalah ini, dalam al-Quran ayat 78 surat Qashas Allah berfirman, "... apakah ia tidak mengetahui, bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat darinya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?..."
Kemudian kitab ilahi ini menyimpulkan dalam ayatnya, "Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Qashas: 83) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Ritual Haji dan Persatuan Umat
Kongres haji tahun ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya juga digelar dengan penuh keagungan di Tanah Suci Mekkah. Haji adalah manifestasi aktual dari persatuan dan kesatuan umat Islam. Ritual ini membuktikan bahwa dimensi persamaan mereka jauh lebih banyak dari sisi perbedaan. Jika Muslim memelihara persatuan dan kesatuan itu sepanjang tahun di berbagai sektor, maka musuh-musuh Islam tidak akan punya keberanian untuk menginvasi negara-negara Muslim dan menghina sakralitas agama agung ini.
Sepanjang sejarah, Muslim menelan kemunduran terbesar akibat melupakan dimensi persamaan dan menaruh perhatian pada sisi-sisi perbedaan. Kebijakan pecah belah antara sesama Muslim telah menjadi kebijakan strategis musuh-musuh Islam untuk menancapkan pengaruh di tengah mereka. Oleh karena itu, ritual berlepas tangan dari orang-orang musyrik dalam beberapa tahun terakhir terasa sangat penting untuk didengungkan dan dilestarikan.
Filosofi baraah dari orang-orang musyrik mengandung pesan bahwa kongres haji bukan hanya sebuah ritual ibadah, tapi manasik yang mencakup dimensi sosial dan politik. Ritual baraah dari orang-orang musyrik adalah bukti dari dimensi sosial dan politik ibadah haji. Dalam ritual itu, Muslim berlepas tangan dari orang-orang musyrik sekaligus menegaskan persatuan dan kesatuan umat Islam. Tahun ini, acara tersebut juga digelar dengan penuh semangat dan megah.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pesan haji 1433 Hijriyah, kembali mengingatkan umat Islam untuk mewaspadai kebijakan pecah belah musuh di negara-negara Muslim. Rahbar mengatakan, "Musim haji yang penuh dengan rahmat dan berkah telah tiba dan kembali menyinari mereka yang beruntung hadir di tempat-tempat nurani itu dengan pancaran anugerah Ilahi. Di sini, semua orang mendapat kesempatan berlatih persaudaraan, kesamaan dan ketaqwaan."
Ayatullah Khamenei menambahkan, "Di sinilah kamp pendidikan dan pengajaran; ajang pentas persatuan, keagungan dan keanekaan umat Islam; kancah bergumulan melawan syaitan dan thaghut. Inilah lokasi yang ditetapkan Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Kuasa sebagai tempat bagi kaum mukminin untuk bisa menyaksikan kepentingan dan kebaikan mereka. Sesaat ketika membuka mata akal dan ibrah, kita saksikan bahwa janji samawi ini meliputi seluruh sisi kehidupan individual dan sosial kita."
Menyinggung peristiwa-peristiwa penting di dunia Islam, Ayatullah Khamenei menandaskan, "Salah satu masalah terpenting Dunia Islam yang berhubungan langsung dengan nasib umat Islam adalah revolusi yang terjadi di wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah. Sampai sekarang, transformasi ini sudah menggulingkan beberapa rezim bejat yang tunduk kepada Amerika Serikat dan bersekutu dengan Zionisme, dan tengah mengguncang kekuasaan beberapa rezim yang lain. Rugi besar jika kaum muslimin tidak memanfaatkan kesempatan agung ini untuk memperbaiki nasib umat Islam. Sekarang, kubu agresor yang suka intervensi tengah menguras tenaga untuk mendistorsi gerakan agung umat Islam ini."
Dalam gerakan-gerakan yang besar ini, Muslim dan Muslimah bangkit untuk melawan kediktatoran para penguasa dan menentang hegemoni AS yang berujung pada pelecehan dan penistaan bangsa-bangsa lain serta kedekatan dengan rezim Zionis Israel yang haus kejahatan. Dalam perjuangan hidup dan mati ini, faktor penyelamat bagi mereka adalah Islam serta ajaran dan syiar-syiarnya. Dan, inilah yang mereka nyatakan dengan suara lantang. Pembelaan kepada bangsa Palestina yang tertindas dan perjuangan melawan rezim Zionis menjadi tuntutan utama mereka. Mereka mengulurkan tangan persahabatan kepada bangsa-bangsa Muslim dan menuntut persatuan umat Islam.
Seperti biasanya sebelum dimulainya manasik haji, Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah telah menggelar beberapa seminar dan pertemuan yang menghadirkan tokoh dan jemaah haji dari berbagai negara Islam. Semua pertemuan itu memfokuskan pada isu persatuan dunia Islam dan pertukaran pemikiran di antara berbagai kelompok mazhab dalam Islam. Salah satu tema seminar internasional itu adalah "Rasulullah Saw dan Kemuliaan Muslim dalam Ajaran Ahlul Bait as." Pertemuan ini digelar untuk membahas pelecehan terhadap Rasul Saw dan Islam dalam beberapa dekade terakhir di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Para peserta seminar memaparkan pandangan-pandangan mereka tentang kebijakan musuh-musuh Islam dan cara-cara untuk mempererat persatuan di tengah Muslim. Seorang cendekiawan Pakistan, Sayid Shahed Reza dalam ulasannya, menyinggung gelombang kebangkitan di tengah umat Islam menyusul pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw. Dikatakannya, hasil dari Kebangkitan Islam itu akan lebih tampak dan lebih terasa di tengah generasi-generasi mendatang Muslim dunia. Menurut Shahed Reza, kajian terhadap problema-problema umat Islam di sela-sela pelaksanaan ibadah haji akan meminimalisir tantangan yang dihadapi oleh seluruh dunia Islam.
Dia berharap umat Islam dunia bisa mencapai kesamaan visi dalam merespon penistaan terhadap Rasul Saw. Ditambahkannya, "Meskipun tidak adanya koordinasi, Muslim dunia telah mencapai sebuah persatuan dan Kebangkitan Islam dalam menyikapi pelecehan terhadap Nabi Saw."
Seminar lain yang digelar oleh Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah, mengangkat tema "Tanggung Jawab Kita dalam Membela Rasulullah Saw." Syeikh Ali Najafi, putra dari Ayatullah Syeikh Bashir Najafi, dalam pemaparannya menyinggung orang-orang yang merusak citra Islam sepanjang sejarah yaitu, orang kafir dan individu yang berlagak sebagai Muslim. Dikatakannya, kitab suci al-Quran telah berbicara tentang keberadaan orang-orang seperti itu dan menganggap mereka lebih buruk dari kafir.
Menurut Syeikh Ali, "Salah satu tantangan kita adalah sikap-sikap yang secara lahiriyah tampak Islami, namun sepenuhnya bertentangan dengan semangat Islam." Syeikh Ali mengatakan, "Kita harus bertindak selaras dan terkoordinir dalam menghadapi Barat dan mengaktualisasikan sirah Imam Ali as dalam menyikapi musuh."
Sementara itu, anggota parlemen Lebanon dari kubu Hizbullah, Nawar al-Saheli mengatakan, "Pelecehan terhadap Rasul Saw merupakan sebuah konspirasi global terencana. Analisa kami menunjukkan bahwa Zionisme dan arogan dunia terlibat langsung dalam tindakan itu. Meski demikian, reaksi Muslim harus dilakukan dengan bentuk yang tidak sampai disalahgunakan oleh pihak lain. Para pemikir dan cendekiawan harus bertindak dan menetapkan cara yang berperadaban dalam mereaksi masalah tersebut."
Sepanjang musim haji tahun ini, Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah juga menggelar seminar lain dengan tema "Pendekatan Mazhab-mazhab Islam." Dalam pertemuan itu, seorang anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Khalil Rizk seraya mengapresiasi langkah-langkah pemersatu yang diadopsi oleh Republik Islam Iran selama musim haji, mengatakan jika Nabi Muhammad Saw bukan sebagai penghulu para nabi, suci, sakral dan mulia bagi kaum Muslim, maka tidak tersisa lagi sesuatu yang dapat mempersatukan umat Islam.
Menurut Khalil Rizk, perpecahan di tengah kaum Muslim dikarenakan perbedaan pandangan mereka setelah wafatnya Rasul Saw dan bukan karena agama Islam itu sendiri. Ditambahkannya, "Islam sebagai sebuah syariat menyeru seluruh Muslim untuk berpegang pada al-Quran yang satu dan semua juga harus menyeru Tuhan Yang Esa." Menurutnya, Rasul Saw menentang pengelompokan di tengah masyarakat dan semua Muslim diperintahkan untuk bersatu.
Membaca Perubahan Strategi Turki di Suriah
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan sikap baru pemerintahannya menyangkut krisis di Suriah. Dia dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (31/10) di Jerman, mengatakan terserah kepada Dewan Keamanan PBB untuk memutuskan apakah zona larangan terbang harus diberlakukan di Suriah atau mewujudkan zona aman untuk warga sipil di negara itu.
Erdogan seusai bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, menandaskan bahwa jika Dewan Keamanan tidak membuat keputusan seperti itu, maka tidak ada negara yang berhak memberlakukan zona larangan terbang di utara Suriah. Ditambahkannya, "Pengalaman memberlakukan zona larangan terbang di Irak membuktikan bahwa itu sangat berat bagi kami."
Menurut para pengamat politik, kebijakan baru Erdogan mengindikasikan adanya pergeseran dalam kebijakan pemerintah Ankara terkait krisis Suriah. Sebab sebelum ini, Ankara dengan harapan menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, telah bekerja keras untuk meyakinkan Dewan Keamanan guna menegakkan zona larangan terbang dan menyeru masyarakat internasional untuk menghentikan kekerasan di Suriah, namun upaya-upaya itu gagal karena berbagai alasan.
Di tingkat dunia, memperhatikan veto Rusia dan Cina terhadap setiap intervensi militer di Suriah dan keengganan masyarakat internasional untuk aksi militer di negara itu, maka langkah mundur Turki di Suriah sudah diprediksi sebelumnya.
Di Turki sendiri, opini publik, media massa, dan para politikus partai penguasa juga berbeda pandangan tentang cara menyikapi pergolakan di Suriah, terutama soal penegakan zona larangan terbang.
Sekarang, krisis Suriah sudah menjadi tantangan utama bagi Turki dan setiap hari ikut menambah beban politik dan ekonomi Ankara. Opini publik dan kebanyakan politikus di Ankara percaya bahwa campur tangan Turki dalam urusan internal Suriah secara serius akan merusak citra dan kredibilitas politik negara itu di tingkat regional. Belum lagi, pemerintah Erdogan di awal kepemimpinannya berjanji akan menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan negara-negara tetangga.
Beberapa pengamat politik lainnya di Turki meyakini bahwa pandangan para pemimpin negara itu tentang intervensi di Suriah telah berubah, khususnya setelah aksi-aksi terbaru Partai Pekerja Kurdi (PKK) di utara Suriah dan meningkatnya kekuatan para pendukung partai itu.
Beberapa pihak juga percaya bahwa jika Turki bersikeras ingin menegakkan zona larangan terbang di Suriah, maka hubungan negara itu dengan tetangga-tetangganya, terutama Cina dan Rusia akan semakin rumit.
Moskow sebelumnya mengumumkan bahwa teknis penegakan zona larangan terbang di Suriah harus transparan dan terbuka. Menurut Rusia, penentangan terhadap keputusan itu adalah untuk mencegah terulangnya skenario Libya, yang berujung pada intervensi militer asing. (IRIB Indonesia/RM/NA)
Negara Jiran Myanmar Diminta Membuka Perbatasan
Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) meminta negara-negara tetangga Myanmar untuk menerima Muslim Rohingya yang mengungsi karena menghindari serangan brutal para warga Buddhist.
Permintaan itu dikemukakan setelah puluhan Muslim tewas dalam gelombang baru serangan oleh ekstrimis Budha di Myanmar di Propinsi Rakhine.
"Kami meminta negara-negara tetangga untuk membuka perbatasan mereka dan menyediakan jalur aman dan juga bantuan apa pun yang dapat mereka berikan," demikian dilaporkan AFP mengutip Vivian Tan, juru bicara Asia-Pasifik untuk Komisaris Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR).
UNHCR mengemukakan permintaan tersebut sehari setelah sedikitnya 130 pengungsi Muslim Myanmar hilang setelah kapal mereka tenggelam di perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh.
Gelombang baru kekerasan komunal meletus pekan lalu setelah ekstremis Budha menyerang warga Muslim Rohingya dan membakar rumah-rumah mereka di beberapa desa di kawasan konflik.
Militer dan aparat Myanmar diduga menyediakan bensin kepada para penyerang untuk membakar rumah-rumah penduduk desa Muslim dan memaksa mereka mengungsi.
UNHCR menyatakan sekitar 3.000 pengungsi Rohingya mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsi di pinggiran Sittwe, ibukota Propinsi Rakhine.
Kamp-kamp PBB sudah kesulitan menampung 75.000 pengungsi yang terlantar akibat kekerasan sejak bulan Juni lalu.(IRIB Indonesia/MZ)
Listrik Padam, 50 Juta Warga AS Kedinginan
Badai Sandy yang tiga hari lalu menghempas wilayah pesisir timur Amerika Serikat, telah menimbulkan berbagai masalah bagi sekitar 50 juta warga di kawasan tersebut. Dampak dari badai ganas itu masih dirasa warga Amerika Serikat meski tiga hari telah berlalu.
Fars News (1/11) mengutip CNN melaporkan, meski tiga hari berlalu sejak Badai Sandy menerpa, hingga kini saluran listrik untuk 4.8 juta warga Amerika Serikat belum tersambung. Hal ini semakin menyulitkan warga mengingat cuaca dingin di Amerika Serikat saat ini.
Menurut sumber yang sama, padam listrik terjadi di 15 negara bagian Amerika Serikat.
Belum ada data resmi mengenai tingkat kerugian akibat Badai Sandy, namun diperkirakan melebihi 50 juta USD.
Terpaan Badai Sandy sudah lama diperkirakan, akan tetapi pemerintah Amerika menyatakan tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghadapi badai tersebut. Badai Sandy termasuk badai yang paling mematikan di Amerika Serikat. Berdasarkan data terbaru badai tersebut merenggut nyawa 74 warga Amerika.
Kereta bawah tanah dan jasa transportasi di New York, masih belum aktif. Secara keseluruhan aktivitas di ‘Big Apple' belum pulih. (IRIB Indonesia/MZ)
Wapres Buron Irak Divonis Mati untuk Kedua Kali
Wakil Presiden Irak, Tareq al-Hashemi, yang sedang diburu pemerintah, dijatuhi vonis mati kedua atas tuduhan mencoba meneror para pejabat tinggi pemerintah.
Juru Bicara Mahkamah Agung Irak, Abdul Sattar al-Birqdar, Kamis (1/11) menyatakan, "Pengadilan pusat telah mengeluarkan vonis mati terhadap Tareq al-Hashemi dan menantunya Ahmad Qahtan, atas dorongan untuk memasang bom di mobil seorang pejabat kementerian dalam negeri."
Vonis tersebut merupakan yang kedua untuk Hashemi, yang dikeluarkan secara in absentia sejak dia melarikan diri dan berlindung ke Turki.
Pada 9 September lalu, pengadilan pidana Baghdad menjatuhi hukuman mati kepada wakil presiden buron Irak itu atas keterlibatannya dalam berbagai aksi teror dan koordinasinya atas sebuah tim teror.
Hashemi melarikan diri ke wilayah Kurdistan pada Desember 2011 ketika pasukan Amerika Serikat ditarik mundur dari Irak. Baghdad telah berulangkali mendesak pemerintah otonomi Kurdistan untuk menyerahkan Hahsemi, akan tetapi permintaan itu ditolak.
Hashemi berada di balik berbagai serangan bom yang menarget para pejabat pemerintah dan keamanan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk sebuah bom mobil di Baghdad pada November 2011, yang tujuannya meneror Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki.
Pada 19 Desember 2011, sebuah komite investigasi di Kementerian Dalam Negeri Irak, mengeluarkan surat penangkapan terhadap Hashemi setelah tiga pengawal pribadinya mengaku mereka mendapat perintah dari Hashemi untuk melancarkan serangan teror. (IRIB Indonesia/MZ)