Larangan dalam Al-Quran: Melupakan Musuh

Rate this item
(1 Vote)
Larangan dalam Al-Quran: Melupakan Musuh

Melupakan Musuh

Allah Swt berfirman, "... Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus..." (QS. an-Nisa: 102)

Satu masalah penting yang senantiasa mengancam sebuah sistem atau pemerintahan adalah bahaya yang sengaja diciptakan oleh musuh-musuhnya. Masalah ini juga terjadi pada pemerintahan Islam sepanjang sejarah. Nabi Muhammad Saw selama memerintah 10 tahun di Madinah, lebih dari 70 perang besar maupun kecil yang dipaksakan oleh penentang Islam dan Musyrikin terhadap pemerintahan Islam. Begitu juga ketika Imam Ali as berusaha menciptakan sebuah pemerintahan adil berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Beliau menghadapi banyak penentangan, bahkan tiga perang besar dipaksakan kepadanya. Sekalipun demikian, apa yang nampak dari sejarah kehidupan beliau adalah tidak pernah lalai dari musuh dan konspirasi yang mereka lakukan. Imam Ali as mampu mendapatkan informasi tentang pergerakan musuh dari pelbagai sumber dan tidak membiarkan pemerintahan Islam terancam bahaya.[1]

Allah Swt dalam al-Quran telah mengingatkan umat Islam untuk senantiasa waspada terhadap musuh dan memperingatkan mereka untuk tidak lalai akan musuhnya. Dalam ayat-ayat surat al-Anfal yang menyebutkan tentang perang, jihad dan bagaimana melaksanakan salat di medan perang, di ayat yang lain tidak lupa juga memperingatkan umat Islam untuk tidak lupa dengan mempersenjatai diri dan tidak lupa akan serangan tiba-tiba dari pihak musuh.

Allah berfirman, "... Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus..."[2]

Sesuai dengan ayat ini dan peringatan yang bersifat universal dan tidak terbatas hanya di medan perang dapat dipahami bahwa umat Islam dalam segala kondisi harus mengetahui akan pergerakan musuh dan mempersenjatai dirinya dengan baik. Jangan sampai mereka lalai akan musuhnya yang berujung kejatuhan dalam bahaya besar.

Allah Swt dalam ayat lain dengan ungkapan yang berbeda secara tidak langsung memperingatkan umat Islam untuk tidak boleh menghadapi musuh tanpa pasukan dan persenjataan, apalagi lalai terhadap musuh. Mereka harus mempersiapkan dirinya dari sisi sumber daya manusia dan kemampuan militer, sehingga musuh takut menyerang.

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu..." (QS. al-Anfal: 60)

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

 

 

[1] . Sebagai contoh, Nabi Saw sebelum terjadi Perang Khandaq telah mendapat informasi dari para informan beliau bahwa musuh telah menyiapkan perang ini dan dengan bermusyawarah dengan para sahabatnya, akhirnya pasukan Islam menggali parit demi melindungi Madinah dari bahaya musuh-musuh Islam. (Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyah, Qom, Entesharat Iran, 1363 Hs, jilid 3, hal 235)
[2] . QS. an-Nisa: 102.

Read 3542 times