Menlu Iran Surati Sekjen PBB Soal Islamphobia

Rate this item
(0 votes)
Menlu Iran Surati Sekjen PBB Soal Islamphobia

Menteri Luar Negeri Iran dalam sebuah surat yang ditujukan untuk Sekretaris Jenderal PBB mendesak lembaga dunia itu untuk memperhatikan simbol-simbol universal dan mengganggu terkait Islamphobia yang semakin gencar pasca aksi-aksi teror terakhir.

Kantor Diplomasi Media Kementerian Luar Negeri Iran (7/2) melaporkan, Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran melayangkan sebuah surat kepada Ban Ki-moon, Sekjen PBB. Zarif menjelaskan, ÔÇ£Pembunuhan manusia yang tidak bisa dibenarkan dan dilakukan oleh anggota sebuah kelompok teroris telah membangkitkan kemarahan dan kebencian seluruh umat Islam dunia. Aksi-aksi teror itu dikecam secara tegas dan tanpa keraguan oleh Muslimin dunia.ÔÇØ

Zarif menegaskan, kekhawatiran Iran dan Dunia Islam adalah berlanjutnya kebijakan ganda dalam membela kebebasan berpendapat yang dihormati secara universal.

Zarif menuturkan, ÔÇ£Pada tahun 2008, redaktur Charlie Hebdo diperintahkan untuk menulis surat permintaan maaf atas tulisan anti-Yahudi di majalah itu, dan karena ia menolaknya, iapun langsung diberhentikan.ÔÇØ

Menurut Zarif, langkah semacam ini dan ambisi memuat karikatur menghina yang menjelek-jelekkan Muslimin serta menodai nilai-nilai Islam terus dilakukan oleh Charlie Hebdo dan media-media sejenis di Eropa. Langkah ini telah meningkatkan ketegangan di antara masyarakat Muslim Perancis dan Dunia Islam. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Menlu Iran menegaskan, serangan tegas atas nilai-nilai keagamaan Muslim, baik terkait pribadi Nabi Muhammad Saw, Al Quran atau ajaran Islam di masyarakat Barat, baik yang dilakukan lembaga atau tokoh-tokoh politik, media dan dunia maya, sangat disayangkan telah berubah menjadi hal yang biasa.  

Zarif mengatakan, ÔÇ£Saat ini Barat khususnya Eropa, harus lebih dari sekedar melakukan langkah segera mengecam aksi-aksi kekerasan lewat lisan dan praktek. Mereka harus bangkit menemukan akar masalah, pasalnya sejumlah orang dan kelompok pendukung ideologi ekstrem serta terlibat dalam aksi kekerasan di Eropa, lebih besar di Irak dan Suriah, adalah generasi kedua masyarakat Eropa.ÔÇØ

Menlu Iran menyampaikan kekhawatiran Tehran soal meningkatnya terorisme di generasi kedua dan orang-orang terdidik di masyarakat Barat.

Ia menandaskan, ÔÇ£Berlanjutnya analisa-analisa terbaru, yang lebih besar dikarenakan tingginya perekrutan para teroris di Eropa dan Amerika Utara, mengindikasikan ketidakmampuan sistematis lapisan masyarakat ini, yaitu generasi kedua Eropa yang merasa tersingkirkan.ÔÇØ

Read 1130 times