Skenario Separatisme AS di Irak

Rate this item
(0 votes)
Skenario Separatisme AS di Irak

Mantan Sekjen PBB mengkhawatirkan berlanjutnya kejahatan yag dilakukan kelompok teroris ISIS di Irak. Kofi Annan menilai kehadiran ISIS akibat pendudukan Irak oleh AS. Mantan wakil khusus PBB urusan Suriah dalam wawancara dengan Russia Today menyatakan bahwa penumpasan teroris ISIS yang disuarakan Barat hanya sekedar propaganda belaka. Menurut Annan, masalah instabilitas Irak saat ini akibat agresi militer AS terhadap negara Arab itu sejak tahun 2003 lalu. Serangan AS ke Irak menyebabkan militer negeri kisah 1001 malam itu porak-poranda, struktur dan institusi pemerintah hancur, dan sarana kemunculan kelompok teroris ISIS terbentang.Selama menjabat sebagai Sekjen PBB, Kofi Annan menegaskan tidak pernah mendukung agresi militer AS di Irak.

Senada dengan pernyataan Kofi Annan mengenai dampak destruktif agresi militer AS terhadap Irak, mantan wakil khusus PBB urusan Suriah, Lakhdar Brahimi hari Kamis (30/4) mengungkapkan bahwa lahirnya kelompok teroris semacam ISIS di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, sebagai buah getir dari agresi militer AS di Irak tahun 2003 silam.

Serangan militer yang dilancarkan AS di Irak dengan menggunakan dalih memusnahkan senjata pembunuh massal di negara ini telah menewaskan 100.000 warga sipil, dan menghancurkan infrastrukktur negara Arab itu. Hingga kini AS tetap tidak melepaskan intervensinya terhadap urusan internal Irak, bahkan belakangan ini semakin meningkat dengan dalih menumpas teroris ISIS. Padahal, rakyat dan pemerintah Irak sendiri bersama publik regional dan internasional selama ini mengecam keras campur tangan Washington dalam urusan internal Irak.

Intervensi terbaru kembali dilakukan AS. Pasalanya, Kongres AS melemparkan RUU mengenai prakarsa untuk mempersenjatai Kurdi dan Sunni Irak tanpa izin dari pemerintah Baghdad. Kebijakan tersebut merupakan bentuk terang-terangan intervensi Washington dalam urusan dalam negeri Irak. Pemimpin masyarakat, pejabat tinggi dan politisi Irak menilai penerapan kebijakan tersebut akan memecah belah negara Arab itu. Hingga kini, AS melancarkan berbagai manuver untuk melemahkan persatuan nasional Irak dan menciptakan kawasan Timur Tengah senantiasa tidak stabil.

Tujuan Washington tidak lain untuk mewujudkan prakarsa "Timur Tengah Baru". Salah satu variabel dari prakarsa ini adalah separatisme di Irak dan menjadikan negara Arab kaya minyak itu terbagi menjadi beberapa negara yang tercerai-berai.

Skenario ini sudah diterapkan di Sudan dengan membaginya menjadi dua negara.Skenario yang sama juga sedang dijalankan di Suriah dengan menggunakan antek-anteknya di kawasan.   

Sejatinya, menghadapi situasi dan kondisi demikian, para pejabat dan pemimpin agama Irak menyerukan untuk memperkokoh persatuan nasional serta kewaspadaan bangsa menghadapi segala bentuk konspirasi musuh dan melanjutkan operasi menumpas teroris takfiri ISIS.

Read 1194 times